PENDAHULUAN. 4sidis.blogspot.com

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA DIANA MA RIFAH

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

Ekonomi Bisnis dan Financial

Seri Pengembangan Bahan Ajar Pendekatan Saintifik

Mekanisme Penyusunan APBN dan APBD

1/8/2014 Biro Analisa APBN 1

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut membuat pemerintah

PROSES PENYUSUNAN APBN

Istilah-istilah dalam Undang-undang tentang Keuangan Negara

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

PENGERTIAN ANGGARAN FUNGSI ANGGARAN. Anggaran berfungsi sebagai berikut:

Perkembangan Perekonomian dan Arah Kebijakan APBN 2014

SISTEM PENGANGGARAN NEGARA

PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyalahgunaan Dana APBN yang Bertentangan dengan Sila ke 5 Pancasila

Contoh Soal APBN Dan APBD Beserta Jawabannya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

PEREKONOMIAN INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008

PEREKONOMIAN INDONESIA APBN dan Peran Pemerintah Materi 5

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E R A T U R A N D A E R A H

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi daerah, sebagaimana halnya di bidang-bidang lainnya. Usaha untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

Mandatory Spending, SAL dan Kelebihan Pembiayaan (overfinancing) APBN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

SURVEI PERSEPSI PASAR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2003 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2004

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2010 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2006

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2013 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2014 T E N T A N G

Perekonomian Indonesia

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN-P 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan transaksi. Pasar modal (capital market) merupakan sarana pendanaan

DATA POKOK APBN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TEORI PENGELUARAN NEGARA. Dwi Mirani, S.IP

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 10 TAHUN 2017 T E N T A N G

UU No.19 Tahun 2001 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara TA 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA INDONESIA DALAM APBN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai perekonomian Indonesia sehingga beberapa sektor ekonomi yang. menjadi indikator PDB mengalami pertumbuhan negatif.

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

TARGET 20 % ANGGARAN UNTUK PENDIDIKAN:

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 T E N T A N G

Transkripsi:

PENDAHULUAN Anggaran pendapatan dan belanja Negara, bila kita simak secara seksama bukanlah sekedar instrument untuk mencapai stabilitasi suatu pemerintahan dalam jangka waktu yang relatif pendek, namun pada esensinya sebuah APBN sebagaimana fungsinya yakni 1 Sebagai mobilisasi dana investasi yang merupakan instrument untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan Negara dalam rangka menbiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan berupa pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Dalam konteks yang lebih spesifik anggaran suatu Negara secara sederhana bisa pula kita ibaratkan dengan Anggaran Rumah Tangga ataupun Anggaran Perusahaan yang memiliki 2(dua) sisi, yakni: sisi penerimaan/pemasukan dan pengeluaran/pemakaian. 2 Penyusunan anggaran senantiasa dihadapkan pada ketidakpastian antara kedua sisi tersebut, misalnya: sisi penerimaan Anggaran Rumah Tangga akan sangat tergantung pada ada/tidaknya perubahan upah/gaji. Demikian pula sisi pengeluaran Anggaran Rumah Tangga banyak dipengaruhi perubahan harga barang dan jasa yang di konsumsi. Jadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam suatu pemerintahan merupakan salah satu structural yang berperan sebagai tulang punggung dalam menopang kehidupan Negara baik itu dalam hal kemakmuran, kesejahteraan, bahkan berlangsungnya perkembangan suatu Negara untuk mencapai sebuah kemajuan. Selain itu persoalan APBN sangatlah penting tatkala Negara tersebut sedang mengalami kondisi dimana pengeluaran jauh lebih banyak daripada pemasukannya. Jangankan sebuah Negara, sebagimana yang kita singgung diatas sebuah rumah tangga saja harus dianggarkan berapa pengeluaran dan berapa pula pemasukannya. Pengeluarannya untuk apa saja dan pemasukannya darimana saja.!!!. mungkin tidak terlalu jadi masalah manakala disuatu Negara pengeluaran lebih sedikit dari pendapatannya tapi akan jadi masalah yang cukup besar apabila pengeluaran jauh lebih banyak daripada pendapatannya. STIS SBI SURABAYA 1

Namun apabila kita bertanya-tanya Apakah Negara Indonesia ini sudah mampu untuk merealisasikan fungsi dan peran dari APBN itu sendiri?. bila ditinjau dari segi tertentu maka belumlah bisa dikatakan negara ini stabil dalam penerapan APBN sebagaimana-mestinya. Sebab pada dasarnya APBN yang telah ditetapkan Indonesia masih mengantungkan pendapatan yang bersumber dari Pajak dan Utang Luar Negeri yang berujung ujung pada inflasi dan bertambahnya beban hutang dari tahun ke tahun.bahkan hingga saat ini bunganya saja dari nilai hutang Negara Indonesia sudah mencapai tingkat yang relative tinggi( ). Lalu hal semacam apakah yang harus kita ambil dalam meminimalisir persoalan tersebut? Kemudian, Apakah islam memiliki cara untuk memecahkan persoalan ini?. Maka dari itu pada pembahasan kali ini kami mencoba memaparkan uraian seputar APBN yang merupakan komponen pemerintahan yang menjadi tolak ukur suatu Negara. STIS SBI SURABAYA 2

SEKILAS TENTANG APBN Struktur APBN Struktur Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara saat ini adalah: Belanja negara Belanja terdiri atas dua jenis : 1. Belanja pemerintah pusat, adalah Belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah. Belanja pemerintah pusat dapat di kelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Social(termasuk penangulangan bencana), dan Belanja lainnya. 2. Belanja daerah, adalah Belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD Daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi: 1. Dana bagi Hasil 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus 4. Dana Otonomi Khusus Pembiayaan Pembiayaan disini meliputi: 1. Pembiayaan dalam Negeri, meliputi pembiayaan perbankan, privatisasi, surat utang Negara, serta penyertaan modal Negara. 2. Pembiayaan Luar Negeri, meliputi: 1. Penarikan pinjaman luar negeri, terdiri atas pinjaman program dan pinjaman proyek. 2. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri, terdiri atas jatuh tempo dan monatorium. Penyusunan APBN tahap, yaitu: Proses Penyusunan dan Penetapan APBN dapat dikelompokkan dalam dua STIS SBI SURABAYA 3

1. Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR, dari bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Agustus dan 2. Pengajuan, Pembahasan dan Penetapan APBN, dari pertengahan bulan Agustus sampai dengan bulan Desember. Berikut ini diuraikan secara singkat kedua tahapan dalam proses penyusunan APBN tersebut. 1. Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahap ini diawali dengan beberapa kali pembahasan antara pemerintah dan DPR untuk menentukan mekanisme dan jadwal pembahasan APBN. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan rancangan APBN oleh pemerintah, antara lain meliputi penentuan asumsi dasar APBN, perkiraan penerimaan dan pengeluaran, skala 17 prioritas dan penyusunan budget exercise untuk dibahas lebih lanjut dalam rapat antara Panitia Anggaran dengan Menteri Keuangan dengan atau tanpa Bappenas. 2. Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai dengan Pidato Presiden sebagai pengantar RUU APBN dan Nota Keuangan. Selanjutnya akan dilakukan pembahasan baik antara Menteri Keuangan dengan Panitia Anggaran, maupun antara komisi-komisi dengan departemeen/lembaga teknis terkait. Hasil dari pembahasan ini adalah Undang-undang APBN yang disahkan oleh DPR. UU APBN kemudian dirinci ke dalam satuan 3. Satuan 3 yang merupakan bagian tak terpisahkan dari undang-undang tersebut adalah dokumen anggaran yang menetapkan alokasi dana per departemen/lembaga, Sektor, Sub Sektor, Program dan Proyek/Kegiatan. Apabila DPR menolak RAPBN yang diajukan pemerintah tersebut, maka pemerintah menggunakan APBN tahun sebelumnya. Hal itu berarti pengeluaran maksimum yang dapat dilakukan pemerintah harus sama dengan pengeluaran tahun lalu. Fungsi APBN STIS SBI SURABAYA 4

APBN adalah sebagai alat mobilisasi dana investasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi keajiban negar dalam suatu tahun. Anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan Negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara tahun anggaran berikutnya. Oleh karena itu apbn mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut: 1. Fungsi otorisasi,mengandungarti bahwa anggaran Negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, dengan demikian pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat. 2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran Negara dapat menjadi pedoman bagi Negara untuk merencanakan kegiatan padatahun tersebut. Bila suatupenbelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka Negara dapat membuat rencana-rencana untuk mendukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bias berjalan dengan baik dan lancer. 3. Fungsi pengawasan, berartianggaran Negara harus menjadi pedoman untuk menilaiapakah kegiatan penyelengaraan pemerintah Negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi masyarakat untuk menilai apakah tindakan pemerintah mengunakan uang Negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak. 4. Fungsi alokasi, berartibahwa anggaran Negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian. 5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran Negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. 6. Fungsi stabilitasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. STIS SBI SURABAYA 5

STIS SBI SURABAYA 6