Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

dokumen-dokumen yang mirip
Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

DESAIN BUSANA MUSLIMAH YANG TRENDI DAN MODIS

BAB V TEKNIK PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

LAMPIRAN 1 Silabus R P P Hand Out

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja UMKM juga berperan

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

BAB III SURVEY LAPANGAN

Mengenal Pensil sebagai Media Gambar

Disampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Konsentrasi Tata Busana

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Putri. Mahasiswa dapat :

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

BAB III Membuat Sketsa

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan, dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

MENGGAMBAR DESAIN HIASAN BUSANA

Briefing , 18 July 2016 Day 1-3, July 2016 Day 4, 23 July 2016

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (PENGANTIN INDONESIA II) 1.Kompetensi: Rias Pengantin Gaya Solo Basahan.

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB VII USAHA BUTIK BUSANA INOVASI

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

KIAT CANTIK DI HARI RAYA

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

PERATURAN PK2 MAHASISWA BARU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017

HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145

Atribut PKKMABA Raja Brawijaya 2016

PERATURAN PK2-MABA JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

PERATURAN KRIDA MAHASISWA BARU FAKULTAS TEKNIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

III. METODE PENCIPTAAN

4. WAJIB, tidak memakai aksesoris apapun kecuali penunjuk waktu yang digunakan dipergelangan tangan.

KATA PENGANTAR. Bandung, Agustus Penulis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP Merias Wajah Disco

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB VIII TATA RIAS KOREKTIF

MODUL III BU 461*) Adibusana

TATA RIAS KOREKSI A. Tata Rias Koreksi Bentuk Wajah

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

MODUL VI BU 461*) Adibusana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

DASAR DESAIN MODE BUS 132

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

JILID 3. Tata Busana

Aulia 1*, Onggal Sihite 2*

Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk MM

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016

KODE MODUL: BUS-210C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

WALI KOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT

Hasil Belajar Desain Bahan Tembus Pandang Teknik Penyelesaian Basah Melalui Model STAD

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

BAB III METODE PENCIPTAAN

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU 2017 P K 2 M A B A JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

15 Kegunaan Lain Dari Pasta Gigi

K R I D A FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 PERATURAN KEGIATAN KRIDA MAHASISWA BARU FAKULTAS TEKNIK

JILID 3. Tata Busana

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

ALAMAN SAMPUL DASAR DESAIN I

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto NIP

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

USANA SMK JILID 1. Ernawati Izwerni Weni Nelmira

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Tips Memilah Busana Sesuai Sama Body

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

Tip's Makeup dg La Tulipe

BAB III ELABORASI TEMA

HALAMAN SAMPUL DASAR DESAIN I

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2001 Direktur Pendidikan Menegah Kejuruan, Merias Wajah Panggung

Transkripsi:

1 Menggambar Busana Penyelesaian Pembuatan Gambar I Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana Oleh : ANIEQ BARIROH PKK-FT-UNESA NAMA SISWA :... KELAS :... SMK JAWAHIRUL ULUM BESUKI-JABON SIDOARJO

2 HAND OUT SISWA MENGGAMBAR BUSANA PENYELESAIAN PEMBUATAN GAMBAR DENGAN BAHAN LACE Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi sipemakai. Secara garis besar busana meliputi: a. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju, rok, kebaya, blus, bebe dan lain-lain, termasuk pakaian dalam seperti singlet, bra, celana dalam dan lain sebagainya. b. Milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana mutlak, serta mempunyai nilai guna di samping juga untuk keindahan seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam tangan dan lain-lain. c. Aksesoris yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah keindahan sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, bross dan lain sebagainya. Dalam pewarnaan sketsa busana ini ada 5 (lima) faktor yang harus Anda perhatikan, yaitu: a. Tekstur Kain Yang dimaksud dengan tekstur kain adalah sifat permukaan kain seperti tebal, tipis, kasar, halus dan licin. Untuk pewarnaan sketsa busana, Anda harus memperhatikan jenis tekstur apa yang Anda gunakan karena pewarnaan masing-masing bahan tekstur berbeda. Bahan halus berbeda pewarnaannya dengan bahan yang kasar. Demikian juga bahan yang tebal akan bebeda pewarnaan dengan bahan yang tipis. b. Motif Kain Motif kain adalah hiasan yang terdapat pada kain seperti: garis, kotak, bunga, binatang dan sebagainya. Untuk membuat motif pada busana Anda harus memperhatikan bentuk dan besar motif. Bentuk motif bergaris tidak selalu digambar lurus tetapi, Anda harus memperhatikan lekukan tubuh dan lekukan busana. Pada bagian-bagian yang patah motif juga dibuat patah, sehingga motif

3 kelihatan tidak kaku. Untuk membuat motif pada rancangan, Anda juga harus memperhatikan perbandingan antara besarnya motif di kain dengan motif yang ada pada sketsa, sehingga besarnya motif yang ada pada rancangan sesuai dengan besar motif aslinya. c. Lekuk Tubuh Kalau Anda perhatikan, tubuh Anda terdapat lekukan yang menonjol, datar dan cekung. Pada bagian-bagian tubuh yang menonjol dalam pewarnaan sketsa busana Anda buat warna lebih terang. Untuk bagian yang cekung Anda buat warna lebih gelap. Sedangkan yang datar Anda buat warna yang sebenarnya. Sehingga rancangan Anda kelihatan berdimensi. d. Jatuhnya Busana Menurut jatuhnya busana Anda bisa mengelompokkan m enjadi dua, yaitu bahan yang melangsai dan yang kaku. Dalam pewarnaan sketsa busana, untuk bahan yang melangsai Anda harus banyak membuat gradasi warna. Karena bahan yang melangsai banyak terdapat gelombang bila dipakai, sehingga apabila Anda membuat rancangan dengan menggunakan bahan yang belangsai banyak terdapat lekukan-lekukan dan gelombang. Berbeda dengan Anda menggunakan bahan kaku yang sedikit terdapat gelombang. e. Cahaya Setiap benda yang terkena cahaya pasti kelihatan terang, sedangkan yang tidak terkena cahaya akan kelihatan gelap. Demikian juga dalam pewarnaan sketsa busana. Bagian-bagian yang terkena cahaya Anda buat warna terang, sedangkan yang tidak terkena cahaya Anda buat warna lebih gelap. Sistem pencahayaan yang digunakan dalam pewarnaan sketsa busana tergantung keinginan masing-masing. 1. Pengertian Busana Pesta Busana pesta adalah busana yang dipakai untuk menghadiri suatu pesta. Dalam memilih busana pesta hendaklah dipertimbangkan kapan pesta itu diadakan, apakah pestanya pagi, siang, sore ataupun malam, karena perbedaan waktu juga mempengaruhi model, bahan dan warna yang akan ditampilkan. Selain itu juga perlu diperhatikan jenis pestanya, apakah pesta

4 perkawinan, pesta dansa, pesta perpisahan atau pesta lainnya. Hai ini juga menuntut kita untuk memakai busana sesuai dengan jenis pesta tersebut. Misalnya pesta adat, maka busana yang kita pakai adalah busana adat yang telah ditentukan masyarakat setempat. Jika pestanya bukan pesta adat, kita boleh bebas memilih busana yang dipakai. Walaupun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: a. Pilihlah desain yang menarik dan mewah supaya mencerminkan suasana pesta. b. Pilihlah bahan busana yang memberikan kesan mewah dan pantas untuk dipakai kepesta, misalnya: sutra, taf, beludru, dan sejenisnya. Tetapi kita harus menyesuaikan dengan jenis pestanya, apakah pesta ulang tahun, pesta perkawinan dan sebagainya. Di samping itu juga disesuaikan dengan tempat pesta dan waktu pestanya. 2. Karakteristik Busana Pesta Busana pesta penampilannya lebih sempurna dan lebih rapi dibandingkan dengan busana sehari-hari. Adapun karakteristik dan kesempatan busana pesta menurut Riyanto dan Zulbahri (2009) adalah: a. Pesta siang dapat dipilih model yang berpita, memakai frilled, renda, leher tidak terbuka lebar. Untuk pemilihan warna, pilihlah warna yang cerah tetapi tidak mencolok dan gemerlap, tekstur tidak mengkilap. Untuk aksesoris, sepatu dan tas tidak yang gemerlapan (warna emas atau perak). b. Pesta sore dapat dipilih model leher yang agak terbuka, model berpita, frilled, renda, draperi. Warna bahan atau corak dapat dipilih yang terang sampai mencolok atau gelap dengan hiasan yang agak menonjol, serta bahan yang lebih baik dari untuk pesta siang, untuk milineris dan aksesoris sama dengan untuk pesta siang. c. Pesta malam lebih bebas dari pada pesta siang hari, hampir setiap jenis model yang dapat dipilih seperti rok, blus, bebe, tunik dan celana longgar ataupun busana muslimah, bebe atau rok dan blus dengan stola, bebe dengan blazer, dan sebagainya. Model busana yang dapat dipilih seperti leher terbuka, blus/bebe dengan kerah, hiasan pada dada, rok dengan lipit, draperi dengan bahan yang berkualitas tinggi dan warna

5 mencolok, emas atau perak. Untuk aksesoris dan milineris dapat dipilih yang gemerlapan atau warna emas dan perak. 3. Macam-macam Teknik Mewarnai Gambar Desain yang sudah dibuat dilakukan penyempurnaan yang disebut dengan finishing. Mewarnai merupakan salah satu teknik penyempurnaan desain, sehingga desain terlihat lebih menarik. Adapun macam-macam teknik mewarnai gambar yaitu: a. Penyelesaian dengan pensil biasa Mewarnai dengan pensil biasa disebut dengan teknik mengarsir. Dalam mengarsir kita perlu memperhatikan daerah gelap atau terang dari gambar atau area yang banyak terkena cahaya dengan yang kurang terkena cahaya. Daerah yang banyak terkena cahaya terlihat lebih terang dan arsirannya lebih lembut, sedangkan yang kurang terkena cahaya akan diarsir lebih tebal. Agar diperoleh gambar dengan arsiran yang bagus, perlu juga diperhatikan jenis pensil yang digunakan. Pensil untuk mengarsir berbeda dengan pensil yang digunakan untuk membuat sketsa. Untuk mengarsir gunakan pensil yang lebih lunak atau khusus untuk arsiran seperti 2B, 3B, dll. b. Penyelesaian dengan pensil warna Teknik mewarnai dengan pensil warna tidak jauh berbeda dengan mewarnai dengan pensil biasa. Teknik mewarnai ini biasanya disebut dengan teknik pewarnaan kering, yang dimaksud pewarnaan kering adalah suatu teknik pewarnaan sketsa busana tanpa menggunakan air, tetapi menggunakan pensil biasa, pensil warna, pastel, krayon, konte, spidol, marker, dan sebagainya tergantung keinginan. Dalam mewarnai dengan pensil warna, kita perlu memahami warna-warna dan kombinasi warna yang akan digunakan. Apabila desain pakaian dibuat dengan corak bahan tertentu, kita juga perlu menyesuaikan motif dan warnanya dengan letak jatuh pakaian di badan. Hal ini perlu dilatih secara berulang-ulang agar diperoleh sebuah desain dengan teknik mewarnai yang baik dan benar.

6 c. Penyelesaian dengan cat air dan cat minyak Mewarnai dengan cat minyak atau cat air butuh keterampillan khusus. Warnawarna yang digunakan terlebih dahulu dicampur atau diaduk untuk mendapat warna yang diinginkan. Dalam mewarnai desain kita juga perlu memperhatikan gelap terang dari desain busana yang diwarnai. Kertas gambar yang sudah diwarnai dengan cat minyak atau cat air terlebih dahulu dikeringkan agar warna tidak rusak. (Ernawati, dkk 2008) 4. Alat dan Bahan Menggambar Busana Untuk menghasilkan suatu rancangan yang baik perlu ditunjang dengan pengadaan alat dan bahan yang menunjang. Peralatan gambar adalah bagian penting yang harus disediakan untuk kelancaran kerja. Alat dan bahan yang digunakan untuk mendesain, yaitu: a. Pensil Pensil untuk menggambar sketsa busana sebaiknya menggunakan pensil yang lunak agar saat mengarsir atau memberikan bayangan pada desain hasilnya. Gambar: Pensil b. Rautan Rautan untuk meruncingkan pensil atau pensil warna. Gambar: Rautan

7 c. Penghapus (eraser) Penghapus perlu disediakan sewaktu mendesain karena goresan awal belum tentu langsung bagus dan memuaskan, terutama bagi pemula. Gambar: Penghapus d. Penggaris Rol berguna untuk memberi bingkai dari kertas gambar atau membuat bidang-bidang bergaris lurus. Gambar: Macam-macam penggaris e. Pensil warna (colored pencil) Pensil warna digunakan untuk menyempurnakan desain agar terlihat lebih menarik. Pensil ini juga dapat diruncingkan sehingga bisa menyempurnakan bagian-bagian yang rumit dan kecil seperti kantong, kerah motif tekstil, dan lain-lain. Gambar: Pensil warna

8 f. Kertas Kertas tersedia dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Pakailah kertas yang sesuai dengan kebutuhan. 5. Langkah-langkah Menggambar Busana dari Bahan Lace Langkah awal dalam menggambar suatu mode busana yaitu membuat suatu bentuk anatomi tubuh manusia yang digunakan sebagai alat atau gambar perwujudan bentuk dan model pakaian yang mempunyai arti dari penciptanya. Langkah awal dalam menggambar busana terlebih dahulu menggambar bentuk badan sebagai tuntunan perbandingan busananya, dan nantinya gambar figur tersebut memang akan dihapus setelah selesai digambar busananya. Untuk mempercepat sketsa kita dapat mencontoh (menjiplak) sebuah figur mode yang bagus perbandingannya. a. Desain - Desain dengan bahan lace disesuaikan dengan karakter bahan lace yang melekat ditubuh dan membentuk siluet yang indah jika dipakai - Bahan lace memiliki ciri-ciri yang transparan, bahan dasarnya menyerupai jala-jala dan terdapat motif diatasnya, baik motif serak maupun motif pinggiran - Bahan lace berkesan feminine dan mewah sesuai untuk busana pesta dan kebaya - Desain dengan bahan lace selalu ada bahan lain sebagai underlining, karena sifatnya yang transparan

9 b. Langkah-langkah kerja sebagai berikut: 1) Buatlah desain yang sesuai dengan contoh bahan lace Contoh Desain 2) Copy desain tersebut diatas kertas HVS 80 gram

10 3) Warnai rambut dengan goresan pensil warna yang dingin (tidak terlalu menekan), kemudian berikan helaian rambut dengan pensil warna yang lebih runcing dengan warna sdikit lebih tua atau gunakan warna tetap tetapi beri tekanan yang tajam agar helaian rambut terlihat 4) Warnai kulit wajah, bagian tubuh, tangan, dan kaki sesuai kebutuhan dengan pensil warna, bedakan antara kulit yang tertutupi bahan lace dengan yang tidak tertutupi (yang tertutupi bahan lace lebih terang). Beri penggelapan pada kulit cekung atau tidak terkena cahaya atau anda buat warna lebih gelap, sedangkan yang menonjol atau yang terkena cahaya anda buat warna terang.

11 5) Warnai busana yang paling bawah (polos) dengan pensil warna sesuai warna bahan dan berikan high light dengan pensil warna. Pada bagianbagian yang cekung, lipatan dan yang tidak terkena cahaya Anda buat warna lebih gelap dengan warna lebih tua atau jika menggunakan pensil warna yang tetap berikan tekanan lebih tajam. Pada bagianbagian yang menonjol atau terkena cahaya Anda berwarna (putih). biarkan tidak

12 6) Lanjutkan dengan mewarnai motif lace terlebih dahulu dengan pensil warna yang runcing, kemudian warnai bagian dasar bahan lace dengan warna yang sama seperti bahan polos, tetapi dengan goresan yang tipis. Beda

13 7) Gambarlah tekstur bahan lace berupa jala-jala (dengan goresan pensil warna arah serong) dengan pensil warna yang sewarna dari dasar bahan dengan pensil warna lebih runcing.

14 8) Penyempurnaan desain, berikan isi wajah misalnya: alis, mata, kelopat mata, bulu mata, hidung yang digambar dengan bolpoint ukuran kecil (pilot, hitech) dengan tekanan dingin, berikan eyeshadow pada kelopak mata dan warnai bibir dengan gelap terang dengan pensil warna. Warnai asessoris misalnya anting-anting, kalung, gelang (jika ada), sepatu model serta berikan penyempurnaan value. Dan hapus bagian-bagian sisi yang kotor. Pertegas bagian yang kurang jelas dengan pena.

15 Sumber Pustaka: Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 1 Untuk Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah, Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan, Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 2 Untuk Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah, Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan, Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Riyanto, Arifah A. & Zulbahri, Liunir. 2009. Modul Dasar Busana. Program Studi Pendidikan Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Soekarno & Basuki, Lanawati. 2004. Panduan Membuat Desain Ilustrasi Busana. Jakarta; PT. Kawan Pustaka Tim Fakultas Teknik UNESA. 2001. Menggambar Sketsa Busana Secara Kering. (Online). (http://118.98.163.253/.../view_php?..busana/menggambar- sketsa-busana-secara-kering. diakses 17 Mei 2010)