Drainase Lapangan Olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

BAB III METODOLOGI. Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, sambungan kata

BAB II TELAAH TEORI Kajian Teoritis

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

Drainase P e r kotaa n

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BATORO KATONG KABUPATEN PONOROGO

TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih dahulu tanah di halaman 1. Jenisnya, 2. Permukaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih Fungsi tanah di halaman Aestetica 1. Jenisnya, Teknik 2. Permukaannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STABILISASI TANAH HIDROLIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

embankment (preloading) Drainasi vertikal Sand blanket 0,5 1 M

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus

Bendungan Urugan II. Dr. Eng Indradi W. Sunday, May 19, 13

BAB I PENDAHULUAN. kembang susut yang relatif tinggi dan mempunyai penurunan yang besar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

DRAINASE PERKOTAAN SUMUR RESAPAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

BAB III LANDASAN TEORI

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Pengendalian Air Hujan di bangunan

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

TEKNOLOGI KONSERVASI AIR TANAH DENGAN SUMUR RESAPAN

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN DI KECAMATAN CILINCING, JAKARTA UTARA

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERESAPAN AIR PADA LAPANGAN SEPAK BOLA JEMBER SPORT CENTRE (JSC)

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

Air Hujan. Siklus hidrologi

PERANCANGAN BANGUNAN PELENGKAP DRAINASE GORONG-GORONG. Disusun untuk Memenuhi. Tugas Mata Kuliah Drainase. Disusun Oleh:

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

METODE PELAKSANAAN D.I. BONDUKUH.

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

RC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BKM IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter dan Kurva Infiltrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

1 Membangun Rumah 2 Lantai. Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii\ Tugas Struktur Utilitas II PSDIII-Desain Arsitektur Undip

5- PEKERJAAN DEWATERING

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. dan juga benda-benda bersejarah yang tidak ternilai harganya sehingga harus

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

KONSEP DRAINASE DI LAHAN RAWA Oleh: Rusdi HA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

Perencanaan Sistem Drainase Jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

Drainase Lapangan Olahraga Pendahuluan Sistem drainase untuk lapangan olah raga bertujuan untuk mengeringkan lapangan agar tidak terjadi genangan air bila terjadi hujan, karena bila timbul genangan air maka akan mengganggu dan membahayakan pemakai lapangan. Oleh karena itu diusahakan agar air dapat cepat meresap ke dalam tanah secara infiltrasi. Stadion olah raga atau stadion utama umumnya digunakan untuk kepentingan olah raga sepak bola dan atletik. Lapangan sepak bola terletak di tengah yang juga digunakan untuk perlombaan atletik, dikelilingi oleh jalur lari (running track). Lapangan sepak bola berupa lapangan rumput, sedangkan jalur lari berupa tanah campuran dengan syarat-syarat tertentu. Guna mencegah air dari luar masuk ke stadion, maka di sekeliling stadion harus dibuat selokan terbuka di luar stadion, sedangkan di dalam stadion pada tepi lapangan dibuat selokan keliling untuk mendrain air hujan ke luar stadion. Dalam perencanaan sistem drainase lapangan olah raga perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya : Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan cepat, namun tidak mengganggu pertumbuhan rumput. Daerah yang akan ditangani cukup luas dan tidak memungkinkan untuk dibuat suatu lobang masukan (inlet). Daya resap tanah harus baik sehingga infiltrasi dapat berlangsung dengan baik dan tidak terjadi genangan-genangan air. Tanah tidak boleh tererosi, limpasan (run off) dan kemiringan lapangan kecil dengan i 0,007. Pada sekeliling lapangan sepak bola yang berbatasan dengan jalur lari dibuat collector drain berupa pipa berlubang untuk menampung air yang meresap ke dalam tanah pada daerah tersebut. Pembebanan air dari luar direduksi dengan membuat saluran di sekeliling lapangan.

Sekarang ini lapangan olahraga adalah suatu hal yang sangat penting karena tingkat penggunaan yang begitu tinggidi berbagai kota besar.perkembangan teknologi lapangan olahraga telah berkembang begitu pesat sehingga teknologi yang lama tidak dapat lagi diaplikasikan secara efektif, dimana tingkat penggunaan lapangan olahraga begitu tinggi. Hingga oleh beberapa kota lapangan olah raga dijadikan ikon kota mereka, seperti santiago bernebue di madrid. Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya lapangan olahraga yang ada adalah kemampuan sistem drainasenya. Bahkan, jika melihat lebih jauh tentang konstruksi lapangan olahraga, maka sistem drainaselah yang telah dikembangkan selama bertahun tahun dan terus di cari metode baru yang paling efisien. Karena dalam esensi dasar lapangan olahraga air harus secepat mungkin dialairkan agar tidak tergenang. Karena akan menjadi suatu hal yang aneh dan merugikan banyak pihak apabila pertandingan sepakbola digelar di lapangan yang becek bahkan seperti kolam ikan. drainase, bahkan dalam kasus terakhir ini, merupakan komponen integral dari sistem konstruksi. Dalam kasus lapangan olahraga, air pada dasarnya memiliki tiga cara untuk dipindahkan. Yang pertama adalah bergerak vertikal melalui permukaan tanah. Yang kedua adalah dapat bergerak secara laetral menggunakan infrastruktur drainase, atau dapat berpindah melalui permukaan sebagai limpasan air. Cara lain yang mungkin adalah menggunakan pengupan tapi cara ini bukan lah cara yang paling efektif.

Dasar Teori Dalam perencanan drainase terutama di lapangan olahraga, hal yang sangat perlu di perhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya dijumpai di alam berkisar pada kecepatan 430 s.d 860 mm/hari, sedang persentasi pori di sekitar berkisar antara 10 s.d 50 % dengan daya resap 43 s.d 430 mm/hari. Namun hasil penelitian di laboratorium umumnya berbeda dengan keadaan di alam karena tanah yang tidak homogen, terdapat retak bekas akar dan sebagainya. Selain itu daya resap air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap air, muka air tanah yang terletak dekat dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar pori tanah, besar butiran dan jenis tanah. Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan: t = S/Vsinα sinα = H/S = H/(¼L 2 + H 2 ) 0,5 q I = I/t = 1/m.H.P = 1/m.(H/V).q Dimana : I = Volume air tanah pada bagian yang diarsir V = Kecepatan infiltrasi 1/m= faktor koreksi, karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir dan besarnya 4/5.

Contoh Soal Suatu lapangan olah raga mempunyai luas 6 Ha dengan dimensi 200 x 300 m 2. Mempunyai persentasi pori p = 3, kecepatan V = 650 mm/hari. Untuk mengeringkan lapangan tersebut digunakan 20 pipa dengan kedalaman H = 1,95 m dan kemiringan i = 0,004. Hitunglah : Kemampuan tanah untuk mendrain! Kemampuan sistem untuk mendrain! Diameter pipa yang digunakan! Penyelesaian a. q = 30 %.650 mm/hari = 195 mm/hari = 195/8,64 lt/det/ha = 22,6 lt/det/ha Q(6 Ha) = 6.22,6 = 135,6 liter/detik Kemampuan untuk mendrain adalah 22,6 lt/det/ha Sinα = 1,95/(1,95 2 + 5 2 ) 0,5 = 0,36 S = 5,37 m t = 5,37/(0,65.0,36) = 22,8 hari I 1,95 = 4/5(1,95/0,65)195 = 468 mm Kemampuan sistem untuk mendrain q = 468/22,8 = 20,5 mm/hari = 20,5/8,64 = 2,37 (I/det/ha) Q(6 Ha) = 6.2,37 = 14,24 I/det Jumlah pipa = 20 buah Kapasitas pengeringan tiap pipa adalah 14,24/20 = 0,71 lt/det, i = 0,004, n = 0,1 Diameter pipa Q = V.A = 1/n x (0,004)0,5 x (0,25D)(2/3) 0,71 = (1/0,1) x (0,004)0,5 x (0,25D)(2/3) D = dapat dihitung

Sketsa saluran dan arah aliran air Gambar di atas adalah contoh rencana aliran air yang akan dikeringakan pada lapangan sepakbola. Air hujan sebagian besar meresap masuk ke saluran drainase bawah permukaan dan sebagian ke saluran drainase permukaan Kemiringan i = 0,007 Pipa Pengumpul (Collector Drain) Diperbatasan lapangan sepakbola dan lintasan atletik ditempatkan pipa kolektor untuk mengumpulakan air yang berasal baik dari lintasan atletik ataupun lapangan sepakbola.

Sketsa lapisan lapangan sepakbola Kerikil Ø 10 20 mm Lapisan penutup terdiri dari campuran antara pasir urug dan pupuk kandang (2 s.d. 4) : 1 Pasir urug = 50% pasir (sand) + 25% lumpur (silt) + 25% lempung (clay) Sketsa lapisan lintasan atletik 20-25

Alternatif lapisan penyusun jalur atletik dan lapangan bola menurut buku drainase perkotaan yang diterbitkan universitas Gunadarma Penampang melintang: Lapisan penutup : campuran antara pasir urug dan pupuk kandang (2 s.d 4) : 1. Pasir urug = 50 % pasir (sand), 25 % lumpur (silt), 25 % lempung (clay). Kerikil atas : ø 2 10 mm. Kerikil bawah : ø 10 20 mm.

Gradasi campuran khusus Diameter 5 mm = 100 % 20-26% Diameter 4 mm = 75 % 47-52% Diameter 0,05 mm= 20 % 15-20% Diameter 0,02 mm 4-6% Campuran khusus terdiri dari : Pecahan genting halus diameter kurang dari 5 mm Pasir urug Kapur Manfaat dari pecahan genting halus disini adalah untuk memperbaiki daya resap dan membuat tanah menjadi kasat, sedangkan fungsi dari penggunaan kapur adalah untuk menstabilkan campuran dan mengikat lempung agar tidak menjadi lunak karena kekurangan air namun jangan pula terlalu banyak karena akan terlalu keras.

CONTOH APLIKASI 1 Perencanaan Pembuatan Lapangan Sepak Bola Pekerjaan proyek lapangan sepak bola adalah jenis pekerjaan yang perlu memperhatikan kalkulasi kteknik yang matang, hal ini beralasan karena dalam pembuatan lapangan sepak bola diperlukan data data yang jelas dari lokasi pembuatan lapangan sepak bola tersebut, adapun data tersebut diantaranya: Sumber air yang harus diketahui kandungannya Tanah atau beton sebagai area utama pembuatan lapangan sepak bola Curah hujan di daerah yang akan dibangun lapangan sepak bola tersebut Ketersediaan material pembuatan lapangan sepak bola juga perlu dianalisa Setelah adanya analisa awal, untuk memulai pekerjaan proyek lapangan sepak bola adalah proses pembuatan lapangan sepak bola itu sendiri Dapat digambarkan disini sebagai berikut:

A. Persiapan lahan untuk lapangan sepak bola Berbeda dengan pembuatan lapanga sepak bola kampung yang tidak rumit, hanya diperlukan tanah yang datar dalam ukuran luas, tetapi dalam pembuatan lapangan sepak bola standar lahan harus dipersiapkan agar air siraman dan air hujan dapat diserap dengan baik dan tidak ada genangan, persiapan lahan menjadi faktor penentu yang penting dalam hal ini, dan dengan persiapan lahan yang baik maka akan menjadikan lapangan sepak bola dapat berfungsi dengan baik B.Pebuatan drainase lapangan sepak bola

Pembuatan drainase lapangan sepak bola adalah hal utam yang menentukan apakah lapangan sepak bola tersebut dapat mengalirkan air dengan baik atau sebaliknya, drainase memerlukan teknik dan perhitungan yang matang. C.Media rumput lapangan sepak bola yang rata Lapangan sepak bola yang rata dan tidak menggenang juga ditentukan oleh adanya media tanam yang benar, media tanam yang benar adalah dengan menggunakan pasir khusus, dengan menggunakan pasir khusus lapangan sepak bola dapat dibuat serata mungkin bahkan tanpa bergelombang sama sekali, D.Pemasangan rumput lapangan sepak bola Pemasangan rumput lapangan sepak bola memiliki aneka cara dengan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan yang berbeda juga, ada yang dengan lempengan, sebar bibit, atau bisa juga dengan geblokan E.Pengairan

Pengairan lapangan sepak bola yang bertujuan untuk penyiraman menggunakan sistim irigasi, diperlukan cadangan air yang memadai dengn memperhitungkan secara benar, perhitungan berdasarkan kepada luasan dan ketebalan penyiraman serta kemapuan instalasi pengairan seperti ground tank, pompa, pipa instalasi, springkle, valve Pengairan tersebut tidak akan berfungsi dengan baik apabila tidak diperhitungkan secara benar, dan hanya akan menjadi permasalahan apabila lapangan sudah jadi, karena pengairan adalah faktor utama penentu keberhasilan perawatan lapangan sepak bola Pekerjaan proyek lapangan sepak bolasebaiknya dirjakan oleh tenaga yang ahli dibidang tersebut, hal ini apabila bertujuan untuk membuat lapangan sepak bola yang standar sehingga dapat mengarah kepada penciptaan bibit bibit pemain sepak bola yang berkualitas

CONTOH APLIKASI 2 Cara Praktis Pembuatan Lapangan Rumput 1. Tahap I. a. Mengetahui ukuran luas lapangan yang akan dibuat. b. Lakukan pengukuran dengan selang Waterpass untuk mengetahui tingkat kerataan tanah yang akan dijadikan lapangan. c. Tentukan sisi sebelah mana yang akan dijadikan pembuangan air dari drainase lapangan. 2. Tahap II. a. Merencanakan model saluran drainase lapangan, disarankan untuk menggunakan model SIRIP IKAN.

b. Merencakan jarak antara pipa induk satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan luas lapangan. c. Disarankan jarak antar pipa induk adalah 10 m. 3. Tahap III. a. Menyiapkan pipa paralon kemudian membuat lubang-lubang di setengah bagian permukaan paralon.

b. Menggali tanah sebagai drainase yang nantinya akan diletakkan pipa yang telah dilubangi. (gambar 1) c. Dalam penggalian parit harus diperkirakan kedalamannya agar air dapat mengalir dengan lancar. d. penyambungan pipa sirip dengan pipa induk dilakukan di lapangan dengan menggunakan pisau gerinda listrik.

e. Diatas paralon yang telah diletakkan di parit, ditimbun ijuk sampai rata dengan tanah. Tahap IV. a. Menyiapkan penimbunan di atas permukaan tanah setebal 15 cm dengan rincian : 10 cm diisi dengan sisa ayakan (brangkal) ; 5 cm diisi dengan dengan hasil ayakan pasir. Ayakan dibuat dari kawat ram berukuran 1 cm.

b. Disarankan menggunakan pasir dari pasir limbah batubara sebagai timbunan agar air tidak menggenang. 5. Tahap V. a. Menanam rumput. b. Disarankan menggunakan rumput Golf, karena rumput jenis ini mudah cara penanamannya dan cocok tumbuh di atas pasir. c. Cara penanaman rumputnya cukup ditabur/dihampar merata diatas pasir / pasir batubara, kemudian diatasnya ditaburi pasir ayakan halus yang diayak menggunakan kawat ram 0,5 cm.

d. Beri pupuk dan siram rumput secara teratur, pagi, siang dan sore. e. Rumput akan mulai terlihat hijau dalam beberapa hari.

SUMBER Buku drainase Perkotaan terbitan universitas Gunadarma http://kujang2.blogspot.com/2011/06/cara-praktis-pembuatanlapangan-rumput.html http://www.turfandrec.com/index.php? option=com_content&task=view&id=2579 http://midwestdrainage.com/md/natural_grass_drainage.html http://gardenmaterial.blogspot.com/2012/09/proses-membangunlapangan-sepak-bola.html