PEMERIKSAAN KADAR TOTAL PROTEIN

dokumen-dokumen yang mirip
Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

PROTEIN. Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Maret 2010

PROTEIN. Yosfi Rahmi Ilmu Bahan Makanan

Manfaat Protein untuk Mendukung Aktifitas Olahraga, Pertumbuhan, dan Perkembangan Anak Usia Dini

PROTEIN. Rizqie Auliana

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

BIOMOLEKUL II PROTEIN

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN IV PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN UJI BIURET

PROTEIN A. Pengertian Protein B. Terbentuknya Protein (Ikatan Peptida) C. Pemutusan Ikatan Peptida D. Macam-Macam Protein

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN PROTEIN I UJI NINHYDRIN

Gb STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

PROTEIN. Sulistyani, M.Si

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

Asam Amino dan Protein

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROTEIN. SITI MUJDALIPAH, S.TP, M.Si

Protein. Kuliah Biokimia ke-3 PROTEIN

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS KLINIK PRAKTIKUM V PENETAPAN KADAR PROTEIN.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

Asam Amino dan Protein. Tri Rini Nuringtyas

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB I. Prinsip dan Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

LAPORAN PRAKTIKUM II.3 BIOKIMIA (AKKC 223) DENATURASI PROTEIN

UJI PROTEIN. Muh. Junaidi Fitriawan T. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

B. Struktur Kulit Ikan

R E A K S I U J I P R O T E I N

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

MAKALAH BIOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN DISUSUN OLEH: : Devi Andriani NPM : : Pendidikan Biologi

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA REAKSI UJI PROTEIN

Protein. Struktur Protein. Sifat-sifat Protein. Reaksi-reaksi Khas Protein. Penggolongan Protein. Pengertian

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

Terdiri dari : senyawa organik C H O dan N

LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Meutia Atika Faradilla ( )

2. Asam Amino, Peptida dan Protein

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

PROTEIN PROTEIN DEFINISI. Protein : suatu poliamida 20/05/2014

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

PROTEIN. Makalah Metabolisme Zat Gizi Makro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

REAKSI REAKSI SPESIFIK ASAM AMINO DAN PROTEIN : JULIAR NUR NIM : H HARI/ TGL PERC. : RABU/ 26 OKTOBER 2011

Tingkat Kelangsungan Hidup

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

PEMERIKSAAN KALSIUM DARAH (Metode CPC Photometric)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

I. Tujuan Menentukan kadar protein dalam sampel putih telur ayam ras dengan metoda Lowry.

MAKALAH PROTEIN. Oleh : Galih Widi Astuti. Fahmi Nur Hidayat ( ) Iga Nur Azizah ( ) Linda Anggi Febri Yani.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Asam Amino dan Protein. (Tugas Makalah Biokimia) Oleh. Andri Tri Nugroho NPM

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.

BIOKIMIA adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perubahan molekul atau perubahan struktur kimia

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bertingkat dengan empat dosis tidak didapatkan kematian pada

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

BAB IV. HASIL PENELITIAN

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM 04 METABOLISME & SPEKTROFOTOMETRI

J3L PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relatif besar dan sebagai non protein nitrogen (NPN) dalam jumlah relatif kecil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

TUGAS ANALISIS PANGAN. Fluorometri, radiometri dan imonologi. Oleh : : Rizka Resmi NRP :

Transkripsi:

PEMERIKSAAN KADAR TOTAL PROTEIN Oleh: Nama : Nitami Sugiyati NIM : B1J014034 Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Suci Indah Rahmadani LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOBIOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2016

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama ) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen, albumin, dan 60 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin. Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler. Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen. Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma. Cara yang paling sederhana dalam penetapan protein adalah dengan refraktometer (dipegang dengan tangan) yang menghitung protein dalam larutan berdasarkan perubahan indeks refraksi yang disebabkan oleh molekul-molekul protein dalam larutan. Indeks refraksi mudah dilakukan dan tidak memerlukan reagen lain, tetapi dapat terganggu oleh adanya hiperlipidemia, peningkatan bilirubin, atau hemolisis. Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis. Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna. Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan dipantau secara spektrofotometri pada λ 545 nm. Albumin sering dikuantifikasi sendiri. Sedangkan globulin dihitung dari selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur. Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum dapat menyebabkan cairan berpindah dari dalam pembuluh darah menuju jaringan

sehingga terjadi edema. Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang lebih akurat dan sudah menggantikan cara perhitungan rasio A/G. Protein Total dan Albumin secara khusus dapat dievaluasi menggunakan bermacam-macam teknik, seperti : Teknik Radio Immuno Diffusion, Ultra Violet Spektrofotometri, Nephelometri, Turbidimetri, Elektroforesis, Immunofixation, dan lain-lain. Metode pemeriksaan kadar protein total yang umum digunakan adalah metode Biuret, sedangkan untuk albumin yang digunakan adalah metode warna (BCG/BCP). Rasio kadar Albumin dengan Globulin (A/G ratio) digunakan sebagai petunjuk adanya perubahan protein serum selama terjadinya gangguan atau penyakit dalam tubuh. Mencit merupakan hewan yang paling banyak digunakan sebagai hewan model laboratorium dengan kisaran penggunaan antara 40-80%. Mencit banyak digunakan sebagai hewan laboratorium (khususnya digunakan dalam penelitian biologi), karena memiliki keunggulan-keunggulan seperti siklus hidup relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, serta sifat produksi dan karakteristik reproduksinya mirip hewan lain, seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Menurut Mencit dapat hidup mencapai umur 1-3 tahun tetapi terdapat perbedaan usia dari berbagai galur terutama berdasarkan kepekaan terhadap lingkungan dan penyakit (Malole & Pramono, 1989). 1.2 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah 1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kadar total protein dengan menggunakan metode biuret 2. Mahasiswa dapat menentukan status imunitas mencit melalui pemeriksaan kadar albumin dan total protein

2.1 Materi BAB II. MATERI DAN METODE Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet berukuran 60μl dan 1000μl, dan spektrofotometer.bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah reagen biuret, reagen standar protein, dan serum atau plasma. 2.2. Metode 1. Disiapkan 3 buah tabung reaksi, masing-masing diberi label untuk reagen Blanko (RB), Reagen Standard (STD) dan Sampel (SPL) berupa serum darah. 2. Tabung blanko diberi 3.000μl Reagen biuret. 3. Tabung standard diberi 40μl Reagen Standard Protein dan ditambah dengan 3.000μl Reagen Biuret, dicampur supaya homogen. 4. Tabung sampel diberi 60μl Sampel (serum) dan 3.000μl Reagen Biuret, dicampur supaya homogen. 5. Selanjutnya masing-masing diinkubasi selama 10 menit pada temperature kamar. 6. Diukur absorbs ( A) dari standar dan sampel terhadap blangko dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. 7. dilakukan perhitungan dengan rumus: Kadar Total Protein (g/dl)= A SPL x 8 g/dl A STD 3.1. Hasil BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2. Pembahasan Molekul protein adalah rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam- asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling bertemu dengan ikatan peptida tersebut Struktur umum asam amino terdiri atas beberapa bagian: 1. Gugusan amino

2. Gugusan karboksil 3. Gugusan sisa molekul (molecular rest) Perbedaan asam amino yang satu dengan yang lainnya terletak pada struktur sisa molekul R. Asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh disebut asam amino esensial. Untuk orang dewasa terdapat 8 jenis asam amino esensial, yaitu lisin, leusin, isoleusin, valin, treonin, fenilalanin, metionin, triptofan, sedangkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi, ialah histidin dan arginin. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur protein adalah : a. Suhu Pada protein suhu sangatlah dijaga, hal ini di kerenakan kenaikan suhu menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya struktur protein dikarenakan yang menyebabkan protein kehilangan satu hingga sebagian fungsi biologiknya. Contohnya adalah telur yang digoreng akan menyebabkan ovalbumin mengalami denaturasi. Atau penambahan detergen pada kebanyakan protein dalam larutan menyebabkan pengrusakan interaksi hidrofobik pada bagian dalam dari molekul protein dan dengan demikian menyebabkan perubahan dalam struktur keseluruhan protein. b. ph Pada umumnya struktur ion protein tergantung pada ph lingkungannya. Struktur protein terdiri dari beberapa asam amino, dimana asam amino ini dapat bertindak sebagai ion positif, ion negatif atau berdwikutub (zwitterion). Bentuk ion dwikutub bentuk tak berdisosiasi Disamping itu, ph yang rendah dan tinggi dapat menyebabkan terjadinya denaturasi dan merubah strukktur dari protein. c. Radiasi Radiasi merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi struktur dari suatu protein. Banyak orang mungkin tidak mengetahui bahwa radiasi sangatlah berpengaruh terhadap struktur protein. Hal ini disebabkan karena dalam struktur protein terdapat ikatan-ikatan yang bila terkena sinar radiasi akan berpengaruh. Contoh yang umum adalah mengenai rambut yang merupakan protein, dimana akan rusak strukturnya bila terus menerus disinari sinar matahari (salah satu bentuk radiasi). Berdasarkan bentuknya protein dapat dibedakan menjadi 3, Yaitu. Protein fibriler, globuler, dan konjungsi. Protein fibriler (skleroprotein)merupakan protein yang bentuknya serabut. Protein ini tidak bisa

larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol. Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, keratin pada rambut, miosin pada otot, dan fibrin pada gumpalan darah. Contoh protein serabut : Kolagen, elastin, keratin, miosin. Protein globuler (steroprotein) merupakan protein yang berbentuk mirip dengan bola. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, untuk protein jenis ini lebih mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini sangat mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekul dapat berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologik seperti yang dialami oleh enzim dan hormon. Contoh : Albumin, globumin, histon, protamin. Protein konjungsi merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino (gugus prostetik). Contoh : Nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein. Protein dari sudut fungsi fisiologik yaitu berhubungan dengan daya dukung untuk pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan tubuh, protein ini dapat dibedakan menjadi protein sempurna dan tidak sempurna. Protein sempurna, apabila protein bisa mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Protein sempurna sangat diperlukan untuk anak-anak karena mempengaruhi masa pertumbuhan dan perkembangan. Protein setengah sempurna, apabila protein sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan badan. Protein yang memelihara jaringan yang rusak. Protein tidak sempurna, apabila sama sekali tidak sanggup membantu pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara lain: 1. Transportasi dan penyimpanan Molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Contohnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin. 2. Proteksi imun Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan sensitif dapat mengenal kemudian bergabung dengan benda asing seperti: virus, bakteri, dan sel dari organisma lain. 3. Koordinasi gerak

Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Misalnya pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela. 4. Penunjang mekanis Ketegangan dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa. 5. Katalisis enzimatik Sebagaian besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim yang berperan adalah protein. 6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf Rangsang spesifik direspon oleh selespon sel saraf diperantarai oleh protein reseptor. Contohnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis. 7. Pengendali pertumbuhan dan diferensiasi Protein mengatur pertumbuhan dan diferensiasi organism tingkat tinggi. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008).

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 saran