: Pengujian Campuran Beton No. Uji : 10. Materi : Perancangan Campuran Beton Mutu Tinggi Metode BW Shacklock Halaman :

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL. SNI By Yuyun Tajunnisa

CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB III METODE PENELITIAN

Viscocrete Kadar 0 %

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

MIX DESIGN Agregat Halus

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal

PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DENGAN SUMBER LOKASI BERBEDA UNTUK CAMPURAN BETON

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB III METODE PENELITIAN

PENJELASAN PENGISIAN DAFTAR ISIAN ( FORMULIR )

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V HASIL PEMBAHASAN

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN MATERIAL DAN KUAT TEKAN BETON

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB III LANDASAN TEORI

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Berat Tertahan (gram)

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

LABORATORIUM BAHAN STRUKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL P0LITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar 90245

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI DENGAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB III LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

STUDI PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND POZOLAN (PPC) UNTUK PERENCANAAN BETON STRUKTURAL DENGAN f c = 25 MPa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERSEMBAHAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

MIX DESIGN BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Mix Design Metode (ACI,SNI,PCA,DOE)

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.2. Tujuan Penelitian 4

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. %, maka diperoleh penurunan kuat tekan beton sebesar : 34,52 % untuk benda uji Kubus,

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

Transkripsi:

I. REFERENSI 1. Modul Perancangan Campuran Beton tinggi Metode BW Shacklock II. III. TUJUAN Menentukan komposisi masing-masing campuran bahan yang diperlukan dalam merancang beton mutu tinggi fc-45 menggunakan metode BW Shacklock. DASAR TEORI Merancang suatu campuran beton merupakan suatu proses pemilihan bahan-bahan pembentuk (pengisi, perekat) beton dan menentukan masing-masing kadar/jumlahnya dengan tujuan untuk menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan minimum, kekuatan, sifat tahan lama dan ekonomis. Pertimbangan yang mendasar dari pembuatan suatu beton adalah harga yang ekonomis tetapi dapat memenuhi persyaratan pemakaian. Syarat-syarat minimum untuk beton umumnya mengenai hal-hal sebagai berikut : 1. Kuat tekan minimum yang diperlukan untuk suatu struktur bangunan beton. 2. Faktor air semen (f.a.s) maksimum atau kadar semen minimum atau untuk keadaan cuaca tertentu disyaratkan kadar udara dalam beton minimum agar betonnya memiliki sifat tahan lama. 3. Jumlah semen maksimum untuk menghindar terjadinya retak susut dalam keadaan cuaca terbuka yang kelembabannya relatif rendah. 4. Jumlah semen maksimum untuk menghindar terjadinya retakan akibat pengaruh suhu tinggi. 5. Berat volume beton minimum yang biasanya disyaratkan untuk jenis bangunan beton tertentu. 89

Ada Beberapa Metode metode di dalam menentukan atau menghitung komposisi bahan campuran beton. 1. Beton Mutu Tinggi Dengan metode Shacklock Cara menurut metode Shacklock dalam merancang beton mutu tinggi dengan menggunakan pertolongan tabel dan grafik yang disusun berdasarkan data empiris hasil penelitian. Pada cara yang telah diuraikan sebelumnya terdapat hubungan antara kuat tekan dengan f.a.s, maka dalam cara ini terdapat hubungan antara kuat tekan dengan nomor petunjuk (nomor referensi). Kuat tekan beton umumnya dipengaruhi oleh umur, bahan, dan perawatannya.kuat tekan beton biasanya dicamtumkan berdasarkan syarat kuat tekan rata-rata atau sering juga disebut kuat tekan karateristik, yang dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : σbk =σ bm ( 1,64 x Sr ) σbk σbm : Kuat tekan karateristik : Kuat tekan rata-rata 1,64 : Konstanta ( Tetapan statistik untuk 5 % kegagalan ) Sr : Standard deviasi (Dengan jumlah benda uji minimum 20 buah) Beberapa hal yang membedakan antara metode ACI mutu tinggi dengan metode Shacklock diantaranya : a. Untuk Metode ACI mutu tinggi: 1. Sampel Berbentuk sililnder dengan Ø = 15 cm dan t = 30 cm. 2. Agregat dalam kondisi kering oven. 3. Volume padat beton + udara b. Untuk metode Shacklock: 1. Sampel berbentuk kubus dengan ukuran (15x15x15) cm. 2. Agregat dalam kondisi SSD. 90

IV. 3. Volume padat dan tanpa udara. 4. Bj Agregat tidak boleh < 2,6 gr/cm 3 5. Nominal Agregat Kasar 20 mm PROSEDUR PERANCANGAN Prosedur pelaksanaan campuran beton mutu tinggi dengan menggunakan metode Shacklock, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Tentukan Kekuatan Tekan Beton (Kekuatan Spesifik) Umumnya didapatkan dari data perencanaan struktur beton dengan umur 28 hari. Maka pada perencanaan ini didapatkan f c = 45 Mpa. b. Mengestimasi Kekuatan Tekan Rata-Rata yang akan Dicap Digunakan persamaan : f cr = f c + 1.64 Sd c. Tentukan Jenis Agregat Yang Digunakan Pada perancangan dengan metode ini, agregat kasar yang digunakan yaitu batu pecah biasa (agregat irregular). d. Tentukan Jenis Semen Portland Yang Digunakan Pada perancangan dengan metode ini, jenis semen Portland yang digunakan yaitu semen PCC Tiga Roda. e. Tentukan Ukuran Agregat Maksimum Pada perancangan dengan metode ini, agregat kasar maksimum disarankan sebesar 20 mm. f. Estimasi Faktor Air Semen (W/C atau F.A.S) Menentukan nomor referensi Berdasarkan kekuatan tekan rata-rata, jenis agregat (batu pecah biasa), umur beton (28 hari), serta type semen Portland yang digunakan (semen portland type I) berdasarkan gambar 1a. 91

Gambar 1a.Hubungan antara kuat tekan beton dan nomor referensi untuk beton yang menggunakan semen Portland type I dan agregat batu pecah biasa Perkiraan Estimasi FAS atau W/C Berdasarkan nomor referensi yang didapat, maka faktor air semennya (fas) atau W/C (menggunakan tabel 3b). Gambat 3b. Hubungan antara fas (W/C) dan nomor referensi untuk beton yang menggunakan maksimum butir agregat 20mm dengan berbagai derajat kelecakan (workability) g. Tentukan Perbandingan Agregat terhadap semen (A/C) 92

Tabel 1.a. Perbandingan agregat terhadap semen (A/C) yang diperlukan untuk mendapatkan derajat kelecakan (workability) dengan fas yang berbeda-beda,untuk beton yang menggunakan semen portland type I. h. Tentukan berat Semen Portland,Agregat dan Air. berdasarkan perbandingan bahan padat untuk 1 m 3 beton W BjAir C BjSemen A BjAgregat 1000 Catatan : Hitung BJ Agregat Gabungan = %Agregat Halus x BJ SSD Agregat Halus + %Agregat Kasar x BJ SSD Agregat Kasar i. Hitung Berat Bahan Setelah Dikoreksi Kadar Air Agregat di Lapangan Koreksi Kadar Air Catatan : Bila ingin diperoleh kelecakan (workability) yang baik, maka dalam rancangan beton dapat menggunakan admixture jenis plasticizer atau superplasticizer. 93

V. Data Dan Perhitungan 5.1 Data 1. Mutu Beton f c = 45 Mpa 2. Standar Deviasi = 60 kg/cm 2 = 6 MPa 3. Semen PCC dengan berat jenis = 2,98 4. Data Agregat Kasar : Nominal Butir : 20 mm, Maksimal Butir = 20mm BJ SSD = 2,5 gr/cm 3 Penyerapan air = 4,57% Kadar Air Lapangan = 4,905 % 5. Data Agregat Kasar : Ukuran Butir < 5,00 mm BJ SSD = 2,5 gr/cm 3 Penyerapan air = 5,59% Kadar Air Lapangan = 3,145 % 5.2 Perhitungan 1) Tentukan Kekuatan Tekan Karakteristik fc = 45 Mpa 2) Mengestimasi Kekuatan Tekan Rata-Rata yang akan Dicapai f cr = 45 + (1.64 x 6) =54.84 55 3) Tentukan Jenis Agregat Yang Digunakan Agregat jenis batu pecah biasa 4) Tentukan Jenis Semen yang Digunakan Semen PCC Tiga Roda 5) Tentukan Ukuran Agregat Maksimum Ukuran Maksimum Agregat 20 mm 94

6) Estimasi Faktor Air Semen (W/C atau F.A.S) Menentukan nomor referensi Berdasarkan gambar 1a, untuk seman Portland type I dan umur beton 28 hari dengan kekuatan tekan 55 Mpa diperoleh nomor referensi 25 Perkiraan Estimasi FAS atau W/C Dengan no referensi 25, maka faktor air semennya (fas) atau W/C sebesar 0.37 (menggunakan tabel 3b). Sedangkan tingkat kelecakannya adalah sangat rendah (Very Low). 7) Tentukan Perbandingan Agregat terhadap Semen (A/C) W/C = 0,36 maka A/C = 3,5 W/C = 0,38 maka A/C = 4,0 Maka jika W/C = 0,37 0,37 0,36 Maka A/C = 3,5 + (4,0 3,5) 3, 75 0,38 0,36 A= 3.75 C 95

8) Tentukan berat Semen Portland, Agregat, dan Air. Tentukan perbandingan bahan untuk 1 m 3 beton Diketahui : Bj air= 1 kg/cm 3, Bj semen = 2.98 kg/cm 3 Bj Agregat gabungan = (30% x 2,5) + (70% x 2,5) = 2,5 gr/cm 3 W BjAir 0.37C 1 + C BjSemen C 2.98 C = 454,545 kg + Sehingga didapat: W (air) A(Agregat) Agregat Halus Agregat Kasar A BjAgregat 3.75C 2.5 = 1000 1000 = 0.37 x C = 0.37 x 454,545 = 168,2 kg = 3.75 x C = 3.75 x 531.91 = 1704,54 kg = 30% x A = 30% x 1704,54 = 511,362 kg = 70% x A = 70% x 1704,54 = 1193,2 kg Menghitung Berat Bahan Setelah Dikoreksi Kadar Air Lapangan Koreksi Kadar Air Agregat Koreksi Air(%) Penyerapan Lapangan(%) Selisih(%) Agregat halus 5,59 4,905 0,685 Agregat kasar 4,57 3,145 1,425 Berat Bahan Setelah Dikoreksi Terhadap Kadar Air Proporsi bahan beton untuk 1 m 3 beton dengan fc 45 Semen = 454,545 kg Air = 168,2 + [(0,685%) x 511,362] + [(1,425%) x 1193,2 ]= 188,706 kg Agregat halus = 511,362- [(0,685%) x 511,362] = 507,859 kg 96

Agregat kasar = 1193,2 - [(1,425%) x 1193,2] = 1176, 197 kg V. Kesimpulan Proporsi bahan-bahan beton untuk pembuatan beton dengan mutu f c-45 untuk 1m 3 beton Berat bahan bahan beton (kg) Jenis bahan Agregat dalam kondisi SSD untuk 1 M 3 Agregat setelah dikoreksi kadar air lapangan untuk 1M 3 Air 168,2 188,706 Semen 454,545 454,545 Agregat halus 511,362 507,859 Agregat kasar 1193,2 1176, 197 97

98