BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. SARI... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiv

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN SOFTWARE ROCSCIENCE SLIDE

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

Kornelis Bria 1, Ag. Isjudarto 2. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jogjakarta

EVALUASI KESTABILAN LERENG PADA TAMBANG TERBUKA DI TAMBANG BATUBARA ABSTRAK

BAB II RUANG LINGKUP PENELITIAN

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

Analisa Kestabilan Lereng Metode Spencer

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN GEOSLOPE/W Tri Handayani 1 Sri Wulandari 2 Asri Wulan 3

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

BAB IV KRITERIA DESAIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI Persiapan Metode Pengumpulan Data Data Primer

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BENDUNGAN TITAB

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran material tersebut yang bergerak ke

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

Gambar 1 Hubungan antara Tegangan Utama Mayor dan Minor pada Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown dan Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb (Wyllie & Mah, 2005)

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

HARIANTI WIRA PRATAMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

lanau (ML) yang tebabiya 6 meter, atau tanah longsor yang terjadi di Sidangbarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE MORGENSTERN-PRICE (STUDI KASUS : DIAMOND HILL CITRALAND)

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

mm). Tanah berbutir kasar terbagi atas kerikil (G) dan pasir (S). Kerikil dan pasir

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI 3.2. Metode Pengumpulan Data Data Primer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERHITUNGAN DAN VALIDASI SERTA ANALISIS HASIL SIMULASI

KAJIAN TEKNIK STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI CV. KUSUMA ARGA MUKTI NGAWEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

INVESTIGASI GEOLOGI POTENSI LONGSOR BERDASARKAN ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

I. PENDAHULUAN. stabilitas lereng. Analisis ini sering dijumpai pada perancangan-perancangan

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

BAB III DATA PERENCANAAN

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS KINEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dan Stabilitas Lereng Dengan Struktur Counter Weight Menggunakan program

ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT)

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA STABILITAS LERENG DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA (STUDI KASUS : JALAN TOL SEMARANG SEKSI A KM-5)

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

DAFTAR ISI. SARI... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGGI MUKA AIR PADA PERKUATAN TANAH DAS NIMANGA

BAB I PENDAHULUAN. pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

ANALISIS KESTABILAN LERENG GALIAN DALAM SEGMEN C PADA PROYEK JALAN SOROWAKO BAHODOPI SULAWESI Andri Hermawan NRP:

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cara Analisis Kestabilan Lereng Cara analisis kestabilan lereng banyak dikenal, tetapi secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: cara pengamatan visual, cara komputasi dan cara grafik (Pangular, 1985). Cara pengamatan visual Cara pengamatan visual adalah cara dengan mengamati langsung di lapangan dengan membandingkan kondisi lereng yang bergerak atau diperkirakan bergerak dan yang yang tidak, cara ini memperkirakan lereng labil maupun stabil dengan memanfaatkan pengalaman di lapangan (Pangular, 1985). Cara ini kurang teliti, tergantung dari pengalaman seseorang. Cara ini dipakai bila tidak ada resiko longsor terjadi saat pengamatan. Cara ini mirip dengan memetakan indikasi gerakan tanah dalam suatu peta lereng. Cara komputasi Cara komputasi adalah dengan melakukan hitungan berdasarkan rumus (Fellenius, Bishop, Janbu, Sarma, Bishop modified dan lain-lain). Cara Fellenius dan Bishop menghitung Faktor Keamanan lereng dan dianalisis kekuatannya. Menurut Bowles (1989), pada dasarnya kunci utama gerakan tanah adalah kuat geser tanah yang dapat terjadi : (a) Tidak terdrainase, (b) Efektif untuk beberapa kasus pembebanan, (c) Meningkat sejalan peningkatan konsolidasi (sejalan dengan waktu) atau dengan kedalaman, (d) Berkurang dengan meningkatnya kejenuhan air (sejalan dengan waktu) atau terbentuknya tekanan pori yang berlebih atau terjadi peningkatan air tanah. Dalam menghitung besar faktor keamanan lereng dalam analisis lereng tanah melalui metoda sayatan, hanya longsoran yang mempunyai bidang gelincir saja yang dapat dihitung. 3

4 Cara grafik Cara grafik adalah dengan menggunakan grafik yang sudah standar (Taylor, Hoek & Bray, Janbu, Cousins dan Morganstren). Cara ini dilakukan untuk material homogen dengan struktur sederhana. Material yang heterogen (terdiri atas berbagai lapisan) dapat didekati dengan penggunaan rumus (cara komputasi). Stereonet, misalnya diagram jaring Schmidt (Schmidt Net Diagram) dapat menjelaskan arah longsoran atau runtuhan batuan dengan cara mengukur strike/dip kekar-kekar (joints) dan strike/dip lapisan batuan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan dan studi-studi yang menyeluruh tentang keruntuhan lereng, maka dibagi 3 kelompok rentang Faktor Keamanan (F) ditinjau dari intensitas kelongsorannya (Bowles, 1989), seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 1 Kelompok Rentang Faktor Keamanan Berdasarkan Intensitas longsorannya 2.2 Metode Perhitungan 2.2.1 Cara Perhitungan Sederhana dengan Metode Sayatan Cara Sederhana Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Faktor Keamanan (F) lereng tanah dapat dihitung dengan berbagai metode. Longsoran dengan bidang gelincir (slip surface), F dapat dihitung dengan metoda sayatan (slice method) menurut Fellenius atau Bishop. Untuk suatu lereng dengan penampang yang sama, cara Fellenius dapat dibandingkan nilai faktor keamanannya dengan cara Bishop. Dalam mengantisipasi lereng longsor, sebaiknya nilai F yang diambil adalah nilai F yang terkecil, dengan demikian antisipasi akan diupayakan maksimal. Data yang diperlukan dalam suatu perhitungan sederhana untuk mencari nilai F (faktor keamanan lereng) adalah sebagai berikut : a. Data lereng (terutama diperlukan untuk membuat penampang lereng) meliputi: sudut lereng, tinggi lereng, atau panjang lereng dari kaki lereng ke puncak lereng.

5 b. Data mekanika tanah sudut geser dalam (f; derajat) Terdiri dari: - bobot satuan isi tanah basah (gwet; g/cm3 atau kn/m3 atau ton/m3) - kohesi (c; kg/cm2 atau kn/m2 atau ton/m2) - kadar air tanah (w; %) Data mekanika tanah yang diambil sebaiknya dari sampel tanah tak terganggu. Kadar air tanah ( w ) diperlukan terutama dalam perhitungan yang menggunakan komputer (terutama bila memerlukan data gdry atau bobot satuan isi tanah kering, yaitu : gdry = g wet / ( 1 + w ). Pada lereng yang dipengaruhi oleh muka air tanah nilai F (dengan metoda sayatan, Fellenius) adalah sbb.: Dimana: c = kohesi (kn/m2) f = sudut geser dalam (derajat) a = sudut bidang gelincir pada tiap sayatan (derajat) m = tekanan air pori (kn/m2) l = panjang bidang gelincir pada tiap sayatan (m); L = jumlah panjang bidang gelincir mi x li = tekanan pori di setiap sayatan (kn/m) W = luas tiap bidang sayatan (M2) X bobot satuan isi tanah (g, kn/m3) Pada lereng yang tidak dipengaruhi oleh muka air tanah, nilai F adalah sbb.: Berikut ini adalah contoh perhitungan faktor keamanan cara Fellenius pada lereng tanpa pengaruh muka air tanah, namun sebelumnya ada beberapa langkah yang perlu diikut:

6 - Langkah pertama adalah membuat sketsa lereng berdasarkan data penampang lereng, - Dibuat sayatan-sayatan vertikal sampai batas bidang gelincir, - Langkah berikutnya adalah membuat tabel untuk mempermudah perhitungan. a. Metode Biasa (Fellenius atau Swedia) Metode biasa adalah metode yang paling sederhana dari metode irisan karena mempunyai prosedur dimana hasilnya adalah suatu persamaan faktor keamanan linier. Menurut Fellenius (1936), gaya antar irisan dapat diabaikan karena gaya- gaya ini paralel dengan dasar tiap irisan. Pada metode ini prinsip Newton tentang aksi reaksi antar irisan tidak dapat dipenuhi. Perhitungan faktor keamanan yang tidak membedakan perubahan gaya resultan antar irisan dari satu irisan ke irisan yang lain akan mempunyai kesalahan sampai 60 % (Whitman dan Bailey, 1967). Gaya normal pada dasar tiap irisan ditentukan baik dari penjumlahan gaya- gaya lurus terhadap dasar atau dari penjumlahan dan pada arah vertikal dan horizontal. b. Metode Bishop Metode ini pada dasarnya sama dengan metode swedia, tetapi dengan memperhitungkan gaya-gaya antar irisan yang ada. Metode Bishop mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur lingkaran. Bishop mengasumsikan bidang longsor berbentuk busur lingkaran dibagi menjadi beberapa segment. Semakin banyak segmen yang dihitung maka semakin tinggi tingkat ketelitiannya. Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur lingkaran bidang luncur, serta letak rekahan. Untuk menentukan titik pusat busur lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada longsoran busur dipergunakan grafik Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode sangat populer dalam analisis kestabilan lereng dikarenakan perhitungannya yang sederhana, cepat dan memberikan hasil perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Kesalahan metode ini apabila dibandingkan dengan metode lainnya yang memenuhi semua kondisi kesetimbangan seperti Metode Spencer atau Metode Kesetimbangan Batas Umum, jarang lebih besar dari 5%. Metode ini sangat

7 cocok digunakan untuk pencarian secara otomatis bidang runtuh kritis yang berbentuk busur lingkaran untuk mencari faktor keamanan minimum. Dalam perhitungannya menggunakan nilai iterasi dengan cara memasukan nilai FK di sebelah kiri hasilnya harus sama dengan nilai FK sebelah kanan, dimana jika nilai FK > 1.0 berarti lereng mantap, FK = 1.0 lereng setimbang dan FK < 1.0 lereng tidak mantap. 2.2.2 Metode Hoek and Brown Metode generalized Hoek &Brown, dalam kriteria Generalized Hoek & Brown dibutuhkan parameter GSI sebagai penentuan nilai Faktor keamanan Lereng Tambang. Kriteria General Hoek-Brown merupakan kriteria kegagalan empiris yang menetapkan kekuatan batuan dengan tekanan mayor dan minor, serta memprediksi kekuatan batuan dari data laboratorium tes triaksial dan data struktur kekar pada masa batuan dengan rumus : GSI (Geological Strength Index) adalah kriteria penilaian dari observasi geologi di lapangan. Tabel 2 Parameter Geological Strength Index Tipe Umum (General) (Hoek & Brown, 1980)

8 2.2.3 Metode Janbu Metode Janbu dipakai untuk menganalisa lereng yang bidang longsornya tidak berbentuk busur lingkaran. Bidang longsor pada analisis metode Janbu ditentukan berdasarkan zona lemah yang terdapat pada massa batuan atau tanah atau dengan cara lain yaitu dengan mengasumsikan suatu faktor keamanan tertentu yang tidak terlalu rendah. Kemudian melakukan perhitungan beberapa kali untuk mendapatkan bidang longsor yang memiliki faktor keamanan terendah. 2.3 Software Geoteknik 2.3.1 IES QuickRWall QuickRWall mungkin adalah alat yang terbaik untuk desain penahan dinding. Desain dinding yang dihasilkan berkualitas tinggi dalam waktu singkat. Pelaporan yang sangat baik dengan persamaan penuh dan intermediate data tersedia. QuickRWall sangat grafis, sangat mudah digunakan, cepat, dan kuat. 2.3.2 Geostudio Dengan GeoStudio dapat menganalisis hampir semua masalah yang Anda temui dalam geoteknik Anda, geo-lingkungan, sipil, dan proyek-proyek pertambangan rekayasa, termasuk: Masalah stabilitas lereng lerengnyang melibatkan bumi dan batu, termasuk penggalian miring, tanggul, jangkar, paku tanah dan geofabric Rembesan yang dipengaruhi oleh infiltrasi, saluran air, dan sumur injeksi. Deformasi akibat pembebanan bertahap, penggalian, dan mengisi penempatan atau penghapusan. Tanah jenuh perilaku. 2.3.3 VisualLab Visual Lab adalah satu set 3 modul untuk menghitung dan melaporkan hasil laboratorium geoteknik pengujian yang paling penting dan untuk menghasilkan laporan yang berkualitas tinggi. 3 Modul tersebut meliputi Pemadatan, Konsolidasi, dan ukuran Grain. Modul ini berbasis Windows dan sangat mudah digunakan dan belajar. 2.3.4 Rocscience Slide Rocscience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya

9 Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan geoteknik Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase2, RocPlane, Unwedge, dan RocData. Secara umum langkah analisis kestabilan lereng dengan Rocscience Slide adalah pemodelan, identifikasi metode dan parameter perhitungan, identifikasi material, penetuan bidang gelincir, running/kalkulasi, dan interpretasi nilai FoS dengan software komplemen Slide bernama Slide Interpret. Analisis kestabilan lereng mempunyai tingkat kerumitan yang cukup tinggi dan mempunyai banyak variabel. Selain itu akurasi kestabilan lereng juga sangat dipengaruhi oleh akurasi parameter yang dimasukkan terkait kondisi sebenarnya. Perhitungan detail dan unsur ketdakpastiannya cukup besar (diwakili oleh parameterprobaility) sehingga jika perhitungan dilakukan manual akan memakan waktu yang cukup lama dan akurasinya pun tidak maksimal. Oleh karena itu analisis kestabilan lereng semakin banyak digunakan di dunia industri maupun pendidikan. 2.3.5 Rockscience Phase2 Sama seperti Rockscience Slide hanya mempunyai perbedaan pemakaian dari jenis material dimana pada Slide lebih cocok digunakan untuk material yang lunak atau bersifat homogen. Sedangkan Phase2 lebih cocok digunakan untuk material yang keras, ada kekar dan berlapis. 2.3.6 GkamSOIL Merupakan software yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi ilmu yang bergerak di bidang geoteknik. Software ini dibuat untuk melakukan pengolahan data Pengujian Laboratorium Tanah serta Lapangan. Dengan Software ini dapat dilakukan pengolahan data Pengujian Laboratorium yang terdiri dari Cone Penetration Test (Sondir), Boring Log and SPT, Grain Size and Hidrometer Analysis, Direct Shear Test, Unconfined Compression Test, Consolidation Test, Compaction Test, Atterberg Limit, Specific Grafity. 2.3.7 CESAR-LCPC Aplikasi utama untuk Cesar-LCPC dalam geoteknik adalah: - Desain struktru bawah tanah: terowongan, tambang, fasilitas penyimpanan, penggalian yang dalam. - Desain pondasi dalam dan dangkal (pemukiman dan analisis tanah)

10 - Desain struktur perkerasan dan tanggul - Analisis kestabilan lereng: memotong atau mengisi untuk jalan raya, lereng diperkuat, struktur bumi. - Rembesan, dewatering dan analisis konsolidasi.