BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi di Indonesia yang semakin pesat membuat para pelaku bisnis semakin ketat dalam bersaing. Persaingan tersebut dapat menimbulkan dampak positif dan negatif yang mana mengacu pada perekonomian di Indonesia. Dalam hal ini para pelaku bisnis harus mempunyai kemampuan, pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai cara untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui perkembangan bisnis perusahaan yang telah dijalankan. Laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi keuangan, yang pada umumnya menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum. Laporan keuangan juga harus memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, laba, perubahaan kekayaan dan kewajiban maupun informasi lainnya yang relevan. Dari laporan keuangan tersebut salah satu parameter yang yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. IAI dalam PSAK No.25 (2009:2) menyatakan manfaat dari informasi laba yaitu untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang 1
2 ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Salah satu bentuk dari tindakan ini adalah praktik perataan laba ( income smoothing ) yang pada dasarnya merupakan tindakan yang dinilai bertentangan dengan tujuan perusahaan ( Widyaningdyah, 2001 ). Laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan kompensasi manajemen dan merupakan sumber informasi yang penting untuk melakukan praktik perataan laba. Income smoothing merupakan bagian dari manajemen laba dan merupakan bagian dari creative accounting yaitu setiap dan semua langkah yang digunakan untuk memainkan angka-angka keuangan, termasuk memilih dan melakukan prinsip-prinsip akuntansi secara agresif atau berani baik yang patuh maupun yang melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ( Hidayat, 2007 ). Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Perataan laba tidak excess return akan terjadi apabila laba yang dihasilkan sesuai dengan laba yang diharapkan. Perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, akan mampu mengendalikan ketika perusahaan mengumumkan laba. Jika informasi laba yang diumumkan merupakan good news bagi investor, maka harga saham akan meningkat dan memberikan excess return yang besar bagi investor sehingga hal tersebut menarik perhatian investor lain untuk berinvestasi diperusahaan tersebut. Dengan menampilkan laba yang relatif stabil diharapkan
3 dapat meningkatkan persepsi pihak eksternal mengenai kinerja manajemen perusahaan. Perusahaan yang ukurannya lebih besar diperkirakan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin banyak mendapatkan perhatian baik dari para analisis, investor maupun pemerintah. Dalam teori akuntansi dikemukakan bahwa perusahaan besar cenderung untuk melakukan pengelolaan atas laba di antaranya melakukan income decreasing (penurunan laba) saat memperoleh laba tinggi untuk menghindari munculnya peraturan baru dari pemerintah. Dalam hal ini kinerja manajemen dinilai berdasarkan besar kecilnya perusahaan yang dilihat berdasarkan total modal yang digunakan, total aset perusahaan atau berdasarkan total penjualan yang diperoleh. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Untuk menarik minat investor dalam berinvestasi, manajemen akan berusaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laba pada setiap periodenya. Akan tetapi jika laba yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan akan memicu tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen agar laba yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. Hal inilah yang memicu timbulnya peraatan laba, fluktuasi profitabilitas yang rendah atau menurun memiliki kecenderungan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan tindakan perataan laba.
4 Tingkat hutang ( financial leverage ) merupakan rasio antara total kewajiban dengan total aset. Semakin besar tingkat leverage berarti semakin tinggi nilai hutang perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi akibat besarnya jumlah hutang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba (Widyaningdyah, 2001). Manajemen diduga akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan aktiva, mengurangi utang dan meningkatkan pendapatan dengan tujuan untuk menghindari pelanggaran kontrak hutang jangka panjang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian pada sejumlah perusahaan manufaktur di Indonesia dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1 Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara positif terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.2.2 Apakah profitabilitas berpengaruh secara positif terhadap tindakan perataan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5 1.2.3 Apakah tingkat hutang ( financial leverage ) berpengaruh secara positif terhadap tindakan perataan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini terhadap perusahaan adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3.2 Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap tindakan perataan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3.3 Untuk menguji pengaruh tingkat hutang ( financial leverage ) terhadap tindakan perataan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.4 Manfaat Penelitian 1. Konstribusi Praktis a) Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah yang akan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan, serta menjadi bahan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih efektif dan efisien.
6 b) Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan, wawasan dan menerapkan ilmu akuntansi khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba dan cara mengaplikasikannya di perusahaan 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini merupakan pembahasan mengenai analisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan dibatasi pada karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset perusahaan, profitabilitas didasarkan pada Return on Asset ( ROA ), tingkat hutang ( financial leverage ) berdasarkan pada Debt to Asset Ratio ( DAR ) dan tindakan perataan laba sepanjang tahun amatan yaitu tahun 2010 sampai dengan 2012.