KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa saja yang menjadi dasar-dasar dalam menciptakan sebuah desain.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi Ada Daftar Pustakanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB V PENUTUP. pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Media CD interaktif berpengaruh signifikan positif terhadap minat belajar

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sukma Putri Cahyawening, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

PERAN MULTI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 5 CILAWU KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN

LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm.54. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk

PEMETAAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 KOTA MOJOKERTO

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

ARTIKEL ILMIAH. Oleh : MAYA SARI LIDYAWATI NPM:

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ludruk sebagai ikon kesenian kota Surabaya sudah tidak memiliki daya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN ADOBE FLASH PLAYER DAN INFOKUS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP PGRI 11 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara seseorang dengan lingkungannya. Maka dari itu, belajar dapat terjadi kapan

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN PKn SD DI PROGRAM STUDI S1 PGSD

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, menyebabkan semakin derasnya arus informasi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

Transkripsi:

KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo) sigitciovi@gmail.com Abstrak One picture is worth a thousand word ( satu gambar sama nilainya dengan seribu kata) kalimat ini sangat tepat di tujukan pada media komik. Keberadaan komik yang semakin pesat ini harus menjadi pusat perhatian bagi para pendidik khususnya pendidik yang berada di tingkat sekolah dasar dalam hal ini adalah MI/SD. Adegan adegan yang ditampilkan di buku-buku komik seringkali menampilkan perilaku yang tidak sepatutnya ditiru oleh anak-anak dan terkadang orang tua maupun guru kurang memberikan perhatian yang lebih. Permasalahan seperti ini jika dibiarkan begitu saja dapat menjadikan generasi penerus bangsa memiliki perilaku yang tidak terpuji. Melihat dari permasalahan tersebut dunia pendidikan mulai meilrik media komik tersebut. Media komik mulai dikembangkan dalam dunia pendidikan, sebenarnya komik dalam dunia pendidikan bukan merupakan hal yang baru, seorang ahli psikologi yang terkenal teori behavioristik Edward Lee Thorndike pernah melakukan penelitian tentang komik bahwa anak yang membaca komik lebih banyak misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik, maka sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak dari siswa yang tidak menyukai komik. Komik pendidikan berbeda dengan komik-komik yang ada dimana alur cerita dalam komik dibuat semenarik mungkin dengan mengangkat tema-tema atau materi pelajaran yang ada di sekolah dasar. Adanya media komik pendidikan ini diharapkan menjadi media yang inovatif yang dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk mengatasi anak yang kesulitan belajar terutama dalam hal minat dan pemahaman materi. Kata Kunci : Komik Pendidikan, Media Inofatif PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dari sebuah kegiatan pendidikan. Proses pembelajaran adalah suatu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang ada di suatu lembaga pendidikan. Guru dan siswa (peserta didik) merupakan 2 unsur penting dari sebauh kegiatan pembelajaran. Seorang guru haruslah memiliki kompetensi-kompetensi yang berkualitas guna untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah pedagogik artinya guru harus menguasai semua pelajaran yang diajarkan di tingkat MI/SD. Ada beberapa faktor yang penghambat guru untuk mencapai kompetensi tersebut yaitu kurangnya minat guru untuk mengkombinasikan dengan berbagai metode yang ada, kurangnya penguasaan materi pelajaran sehingga guru menjadi kurang siap, an kurang kreatifnya guru dalam mendesain proses pembelajaran yang ada di dalam kelas. Dampak dari faktor tersebut sangat banyak dirasakan oleh peserta didik yaitu dampak psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan,

intelegensi, pengetahuan. Dari permasalahan tersebut dikhawatirkan pesan (materi) yang disampaikan tidak dapat tersalurkan dengan maksimal kepada siswa. (Arief S. Sadiman,2009: 28). Hal ini merupakan tanggung jawab dari seorang guru. Seorang guru yang baik harus bisa menjadi mediator dan fasilitator. Maksudnya, seorang guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifitaskan proses belajar mengajar, dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Akhyak, 2005: 13). Agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan mudah untuk dipahami oleh siswa, maka guru dapat menggunakan media pembelajaran. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah untuk memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran, mengatasi sikap aktif siswa dan mengatasi keterbatasan ruang sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Jika penggunaan media pembelajaran mampu mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya dalam hal penyampaian pesan (materi), maka siswa yang akan merasakan dampak positifnya dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS. Media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru agar siswa bisa menerima informasi atau pesan dengan baik, karena media mempunyai arti penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan formal di sekolah, guru sebagai pengajar dan pendidik yang terjun langsung dalam dunia pendidikan formal sekolah, tidak meragukan lagi tentang keampuhan suatu media pembelajaran utamanya dalam menanamkan sikap dan mengharapkan perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan, yaitu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran terdiri dari media visual, media audio visual, media grafis dll. Media komik merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa. Dalam berbagai hal komik dapat diterapkan untuk menyampaikan pesan di berbagai ilmu pengetahuan, dan karena penampilannya yang menarik, fomat dalam komik seringkali diberikan pada penjelasan yang sungguh-sungguh dari pada sifat hiburan semata. Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana peserta didik membaca tanpa harus dibujuk, melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat membaca (Ahmad Rohani, 1997: 79). Alasan lain dipilihnya media komik, karena media ini sangat menarik dalam kehidupan siswa dan banyak terdapat di toko-toko bacaan serta merupakan suatu realita bahwa sebagian dari siswa dapat mengenal dan mengingat karakter tokoh dan komik yang mereka lihat. KONSEP ILMIAH/GAGASAN 1. Media Komik Pendidikan Kata Media Komik Pendidikan berasal dari tiga suku kata yaitu Media, Komik, dan Pendidikan. Yang pertama yaitu media, kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief S. Sadiman, 1989:

6). Media merupakan sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa materi pembelajaran dari guru peserta didik. menurut Ahmad Rohani ( 1997: 3) media adalah segala sesuatu yang dapat di Indra yang berfungsi sebagai perantara / sarana / alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Arti dari perantara disini adalah proses transfer knowledge yang berlangsung antara guru dan peserta didik yang membutuhkan sebuah alat yang mampu menjembatani peserta didik agar apa yang disampaikan guru dapat diterima baik oleh peserta didik. Macam dari media itu sendiri sangat banyak sekali, Wina Sanjaya ( 2009: 211) mengelompokan media pembelajaran Di lihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam tiga yaitu media auditif, media visual, dan media audio visual. Media auditif adalah yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat. Dari berbagai macam jenis media di atas seorang guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi. Maka hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mempertimbangkan media dari segi ketepatan dan keefektivitasan. Apakah media yang kita gunakan sudah tepat atau belum, jadi dasar pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang di inginkan atau tidak. MC, Connel mengatakan dalam buku media pendidikan karya Arief S Sadiman (1989: 84), bila media itu sesuai pakailah, If the medium fits, use it!. Manfaat dari pemilihan media yang tepat, secara umum. Manfaatnya dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa (peserta didik) sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Menurut Kemp dan Dayton yang di kutip oleh Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 23-25) mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam proses pembelajaran sebagai berikut : (1) menyampaikan materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga, (5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, (7) Media dapat menumbuhkan sikap positif peserta didik, (8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Yang kedua yaitu komik, komik merupakan bagian dari macam media pembelajaran. Media komik tergolong kedalam media grafis, seperti yang dijelaskan oleh Suwarno (2006:134) bahwa media grafis adalah jenis media yang menuangkan pesan dalam bentuk simbol simbol komunikasi verbal. Bentuk bentuk media grafis antara lain adalah gambar foto, sketsa, komik, dll. Komik merupakan jenis bacaan yang paling digemari dan diminati, tidak hanya oleh anakanak, tetapi para remaja dan orang dewasapun sangat menyukai jenis bacaan ini, karena dari segi tampilan, cerita, maupun karakter dari tokoh yang ditampilkan di komik sangat menarik. Ada beberapa jenis komik yang beredar di pasaran, dalam dunia pendidikan juga terdapat komik yang

biasa disebut sebagai komik pendidikan, komik ini berisi tentang penjelasan materi yang dituangkan dalam bentuk cerita bergambar (komik). Menurut Daryanto ( 2010: 27) komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan memberikan hiburan kepada para pembaca. Secara garis besar menurut Trimo (1997:37) media komik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu komik strip (comic strip) dan buku komik (comic book). Komik strip adalah suatu bentuk komik yang terdiri dari beberapa lembar bingkai kolom yang dimuat dalam suatu harian atau majalah, biasanya disambung ceritanya, sedangkan yang dimaksud buku komik adalah komik yang berbentuk buku. Penelitian ini menggunakan bentuk komik strip karena lebih simpel, waktu yang digunakan lebih efektif dan akan lebih cepat dipahami siswa. Yang ketiga yaitu Pendidikan, Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam mencerdaskan anak bangsa, dengan pendidikan anak memperoleh pengetahuan secara langsung di lingkungan formal, informal, maupun nonformal. Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan dan Bimbingan. Istilah pendidikan dalam islam disebutka tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidika. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16). Pendidikan juga dapat diartikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1). Esensi pendidikan (usaha sadar) mengandung makna suatu proses transaksional yang intensional, terjadi dilingkungan berstruktur yang disebut sekolah atau sejenisnya. Pendidikan sebagai salah satu bagian penting dari proses pembangunan nasional merupakan salah satu sumber penentu dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negara dikatakan memiliki pertumbuhan ekonomi yang maju jika di negara tersebut memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. 2. Komik Pendidikan Memudahkan Anak Belajar Guru merupakan unsur penting dalam proses belajar, tugas guru adalah untuk menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Guru harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan media komik pendidikan. Sebagai media pembelajaran, komik pendidikan merupakan salah satu jenis media yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran.

Komik pendidikan sangat berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran, dalam konteks ini pembelajaran merujuk sebuah proses komunikasi antara pembelajaran dan sumber belajar (komik). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut dan menarik. Banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa komik pendidikan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran, terutama bagi anak yang memiliki minat membaca kurang. penelitian yang dilakukan oleh Thorndike, diketahui bahwa anak yang membaca komik lebih banyak misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik, maka sama dengan membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak dari siswa yang tidak menyukai komik (Daryanto, 2010: 128). Disamping itu media komik juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media lain, menurut Trimo (1997:22), diantaranya yaitu : a. Komik menambah pembendaharaan katakata pembacanya; b. Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak; c. Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain; d. Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain. 3. Komik Pendidikan Sebagai Media Inofatif MI/SD Tuntutan agar komik harus dimasukkan kedalam pergaulan dengan teksnya di sekolah, sementara itu telah menjadi kebiasaan. Pembelajaran perlu berorientasi pada kenyataan, dan memang sudah menjadi kenyataan bahwa lebih dari 90% dari para pelajar adalah pembaca komik (Kurt Franz dan Bernhard Meier, 1992: 67). Komik merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh media komik antara lain adalah komik untuk informasi pendidikan. Komik

untuk informasi pendidikan, baik cerita maupun desainnya dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan. Inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya hindari pemecahan masalah dengan cara kekerasan. Namun komik ini juga harus memiliki alur cerita yang menarik bagi pembaca. Jika tidak, komik akan terasa menggurui dan membosankan. Nilai edukatif media komik dalam proses belajar mengajar tidak diragukan lagi. Menurut Sudjana dan Rivai (2002: 68) jadi sangatlah tetap jika media komik menjadi media alternatif yang dapat digunakan oleh guru/pendidik sebagai media inovatif. Pengembangan inovasi media komik telah banyak dilakukan dan memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan kognitif. Komik Pendidikan yang dikembangkan juga disesuaikan dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan. Gambar yang disajikan dalam komik pendidikan berbentuk kartun, hal ini dikarenakan gambar-gambar kartun disukai oleh siswa. Fungsi gambar tersebut hanya sebagai ilustrasi dari cerita yang disajikan yang sesuai dengan materi yang dibahas. Sedangkan materi disajikan melalui percakapan dari tokoh-tokoh dalam komik. Cerita dalam komik tidak disajikan secara utuh, melainkan per sub konsep bagian. Meskipun demikian tokoh yang digunakan tetap sama sesuai dengan materi yang disajikan nanti. KESIMPULAN Proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang di inginkan jika guru berhasil membuat peserta didik faham terhadap materi tersebut. Salah satu cara yang dapat digunankan agar tujuan yang diinginkan tercapai yaitu menggunakan alat bantu pembelajaran dalam hal ini adlah media komik, komik yang digunakan disini adalah jenis komik pendidikan, dimana subtansi dari komik diganti dengan materi-materi yang terdapat dalam mata pelajaran. Media komik pendidikan memberikan banyak sekali manfaat terutama bagi anak yang malas membaca dan anak yang sulit memahami materi pelajaran terutama mata pelajaran yang dianggap sulit. Ada sebuah ungkapan mengatakan One picture is worth a thousand word ( satu gambar sama nilainya dengan seribu kata). Dengan adanya media komik pendidikan ini dapat menjadi inovasi dalam dunia pendidikan khususnya bagi siswa yang berada di tingkat MI/SD.

DAFTAR PUSTAKA Akhyak, 2005. Profil Pendidik Sukses, Surabaya: elkaf Daryanto, 2010. Media Pembelajaran, Yogyakarta : Gava Media. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Rohani, Ahmad, 1997. Media Instruksional Edukatif, Jakarta : Rineka cipta Sadiman, Arief S, dkk, 2009. Media Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina, 2009. Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Solihatin, Etin dan Raharjo, 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta : Bumi Aksara. Suwarno, dkk, 2006. Pengajaran Mikro, Yogyakarta : Tiara Wacana. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1. Trimo, 1997. Media Pendidikan, Jakarta: Depdikbud. Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad, 2002. Media Pengajaran, Bandung: