APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI MIKROKONTROLER AT89C51 SEBAGAI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA UNTUK MENGENDALIKAN PUTARAN MOTOR SINKRON

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

KENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA PADA V/F KONSTAN DENGAN INVERTER SPWM BERBASIS FPGA ALTERA ACEX1K

MEMORI TERPROGRAM BERBASIS V/Hz UNTUK PENGENDALIAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Studi Pengaruh Pemilihan Frekuensi Carrier dan Komponen Filter Terhadap Bentuk Gelombang Keluaran pada Inverter Satu Fasa

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

PEMANFAATAN MIKROKONTROLER AT89S52 UNTUK MENGENDALIKAN MULTILEVEL INVERTER TUJUH LEVEL

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

APLIKASI PEMBANGKIT PWM UNTUK MENGENDALIKAN KIPAS PADA DESKTOP KOMPUTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA

RANCANG BANGUN SWITCHING EMULATOR PSIM UNTUK AKTUALISASI SOFTWARE KE HARDWARE MENGGUNAKAN JAVA UNTUK APLIKASI INVERTER 1 FASA SKRIPSI.

Alexander et al., Perancangan Simulasi Unjuk Kerja Motor Induksi Tiga Fase... 1

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SINUSOIDA. BERBASIS dspic 30F4012

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

PENGENDALI MOTOR INDUKSI 1 FASA DENGAN METODE PWM SINUSOIDA BERBASIS MIKROKONTROLER 68HC11

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA DENGAN INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SERAGAM BERBASIS FPGA ACEX1K

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

INVERTER SATU FASA GELOMBANG PENUH SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN KENDALI DIGITAL

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

peralatan-peralatan industri maupun rumah tangga seperti pada fan, blower, pumps,

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Analisis Kinerja Motor Arus Searah Dengan Menggunakan Sistem Kendali Modulasi Lebar Pulsa. Sudirman S.*

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp :

Pemodelan Konverter AC DC Tiga Fasa Dua Arah Pada Sepeda Listrik Menggunakan Metode SPWM

VOLT / HERTZ CONTROL

KONVERTER TEGANGAN JALA-JALA SATU FASA KE TIGA FASA (Aplikasi Untuk Alat Pengajaran SMK di Rural Area)

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

Elektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

INVERTER TIPE VOLT/HERTZ TIGA FASA DENGAN INJEKSI HARMONISA ORDE KE TIGA

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER TYPE KONSTAN TEGANGAN FREKUENSI BERUBAH UNTUK SISTEM 3 FASA

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp :

KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 127 Vol. 4, No. 2 : , Agustus 2017

Perancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer

PERANCANGAN MODULATOR QPSK DENGAN METODA DDS (DIRECT DIGITAL SYNTHESIS) BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PROTOTIPE KENDALI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Frekuensi identik dengan banyaknya jumlah gelombang per satu perioda waktu.

BAB III PERANCANGAN ALAT

PEMANFAATAN IC MEMORI TERPROGRAM UNTUK MENGENDALIKAN INVERTER 3 FASA

Perancangan dan Realisasi Alat Untuk Mengubah Sinyal Pada Gitar Bass Menjadi Chord yang Ditampilkan Pada LCD. INDRA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

Kendali Motor Induksi Tiga Fasa Tipe Volt/Hertz. Dengan Modulasi Vektor Ruang Berbasis Mikrokontrol. Atmega32

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

ELIMINASI HARMONIK GUNA PERBAIKAN BENTUK GELOMBANG KELUARAN TEGANGAN INVERTER

PERBAIKAN FAKTOR KERJA PADA PENYEARAH SCR PWM (PULSEWIDTH MODULATION) TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE PEMADAMAN AKTIF

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

PEMANFAATAN INVERTER SATU FASA SEBAGAI PENGINJEKSI DAYA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535

PEMBUATAN MODUL INVERTER 3 FASA SINUSOIDAL PULSE WIDTH MODULATION SEBAGAI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA TERHUBUNG SEGITIGA 220 VOLT

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Pradesa, et al., Pengendalian Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Inverter menggunakan JST

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENYEARAH MODULASI LEBAR PULSA DENGAN MODULASI DELTA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI POLA SWITCHING BERBASIS SPACE VECTOR MODULATION (SVM) PADA INVERTER TIGA FASA MENGGUNAKAN dspic LAPORAN TUGAS AKHIR

OPERASI PWM INVERTER SEBAGAI CURRENT. INJECTOR DENGAN KENDALI dspic33fj16gs502

BAB III PERANCANGAN ALAT

Kata Kunci: Mikrokontroler ATmega128, Inverter 3 Phase, Frekuensi. Keyword :Microcontroller Atmega128, Inverter 3 Phase, Frequency

PEMANFAATAN MIKROKONTROL ATMEGA 8535 SEBAGAI PENGENDALI INVERTER SATU FASA JEMBATAN PENUH TERPROGRAM ¼ λ

PEMODELAN DINAMIS PENGATURAN FREKUENSI MOTOR AC BERBEBAN MENGGUNAKAN PID

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

PERCOBAAN I KARAKTERISTIK SINYAL AC

BAB III PERANCANGAN ALAT

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Transkripsi:

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI Budi Santoso 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Teknik Elektro UGM, Yogyakarta 2 Dosen Pembimbing I, Staff Pengajar pada Jurusan Teknik Elektro UGM, Yogyakarta ABSTRACT Single phase pulse width modulation inverter is a circuit which convert DC voltage to AC voltage for one phase. Generating SPWM signal digitally give good performance because their immune from noisy. Designing a SPWM signal generator using microcontroller has several advantages, such as easy to programmed and network inverter become modestly. The aim of this thesis is designing generating of SPWM signal one phase by using microcontroller ATMega8535. By using this inverter, hence operation of speed of motor AC can be controlled with more carefully. This network inverter is designed so that summarize, therefore a minimum system of microcontroler only rely on the single chip mode. Observation shows that the design of SPWM generator work well. The SPWM signal which produced has 64 pulse each periode and frequency interval between 16 8 Hz with the increase and degradation of each every 1 Hz. ABSTRAKSI Pulse Width Modulation Inverter satu fase adalah rangkaian pengubah tegangan searah menjadi tegangan bolak balik untuk satu fase. Pembangkitan sinyal SPWM secara digital dapat memberikan unjuk kerja sistem yang bagus karena lebih kebal terhadap gangguan/derau. Perancangan sebuah pembangkit sinyal SPWM menggunakan mikrokontroler memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah diprogram dan rangkaian inverter menjadi sederhana. Tujuan tugas akhir ini adalah merancang pembangkit sinyal SPWM satu fase dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535. Dengan menggunakan inverter ini, maka pengendalian kecepatan motor AC dapat dilakukan dengan lebih teliti. Rangkaian inverter ini dirancang supaya ringkas, oleh karena itu pada sistem minimal mikrokontroler hanya mengandalkan ragam chip tunggal. Hasil pengamatan menunjukan bahwa rancangan pembangkit SPWM telah berfungsi dengan baik. Sinyal SPWM yang dibangkitkan memiliki 64 pulsa setiap periode dan rentang frekuensi antara 16 8 Hz dengan kenaikan dan penurunan setiap 1 Hz. Keyword: Inverter SPWM Satu Fase, ATMega8535 1.Pendahuluan Motor DC mempunyai kelemahan, yaitu disebabkan karena penggunaan sikat karbon. Sikat karbon bisa terkikis dan cepat habis karena bergesekan dengan konektor pada rotor. Selain itu sikat karbon membutuhkan perawatan yang teratur. Kelemahan motor DC ini menyebabkan pemakai mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan motor. Sedangkan Motor AC memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan dan murahnya biaya perawatan sehingga jenis motor ini banyak dipakai di lingkungan industri maupun rumah tangga. Pengendalian kecepatan putaran motor AC dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan kendali tegangan dan frekuensi. Inverter adalah konverter tegangan DC ke tegangan AC dengan besar tegangan dan frekuensi keluaran yang dapat diatur. Tegangan DC diubah menjadi tegangan AC 1

dengan melakukan penyaklaran. Penyaklaran biasanya dilakukan dengan menggunakan saklar elektronis. Prinsip kerja inverter SPWM adalah mengatur lebar pulsa mengikuti pola gelombang sinusoida. Keuntungan operasi inverter SPWM sebagai teknik konversi dibanding dengan jenisjenis inverter lainnya adalah rendahnya distorsi harmonik pada tegangan keluaran dibanding dengan jenis inverter lainnya 2. Tinjauan Pustaka Perancangan dengan FPGA dapat dilakukan dengan cepat, mudah dimodifikasi dan sesuai untuk prototyping, tetapi akan relatif mahal dan tidak ekonomis untuk produksi yang besar (Sutopo, 2). Penggunaan dengan ASIC (Application Specific Integrated Circuit) akan lebih sesuai untuk produksi besar, tetapi perancangan dengan ASIC akan lebih kompleks dan memerlukan waktu yang lebih lama. Menurut Agus Bejo (23), pembangkitan sinyal dengan menggunakan FPGA, di satu sisi dapat memenuhi tuntutan akan kecepatan tetapi disisi lain kurang fleksibel dalam pengoperasian kendalinya. Frekuensi sinyal PWM yang dihasilkan memiliki rentang antara 3 11 Hz dengan kenaikan terkecil 1 Hz. Penggunaan mikrokontroler dalam pembangkitan sinyal PWM di satu sisi memiliki kelebihan berupa fleksibilitas dan realibilitas namun disisi lain memiliki kekurangan dalam hal beban komputasi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara agar komputasi PWM tidak membebani mikrokontroler. 3. Dasar Teori Inverter SPWM menghasilkan tegangan AC efektif yang besarnya tergantung dari lebar pulsa yang dibangkitkan. Nilai tegangan efektifnya dirumuskan sebagai berikut : V rms = T 1 T v 2 dt (1) dengan V rms = tegangan efektif v = fungsi tegangan T = perioda Oleh karena pada inverter SPWM nilai tegangan masukan DC adalah konstan maka tegangan rms dapat juga dirumuskan V rms = tegangan efektif V DC = tegangan searah inverter t = lebar pulsa tinggi dalam 1 periode T = perioda Prinsip kerja SPWM adalah mengatur lebar pulsa mengikuti pola gelombang sinusoida. Sinyal sinus dengan frekuensi f m dan amplitudo maksimum A m sebagai referensi digunakan untuk memodulasi sinyal pembawa yaitu sinyal segitiga dengan frekuensi f c dan amplitudo maksimum A c. Sebagai gelombang pembawa, frekuensi sinyal segitiga harus lebih tinggi dari pada gelombang pemodulasi (sinyal sinus). Untuk menghasilkan sinyal PWM tersebut dapat menggunakan 2 buah sinyal sinus dan 1 sinyal segitiga atau dengan menggunakan 1 buah sinyal sinus dan 2 buah sinyal segitiga. Pembangkitan pulsa SPWM oleh mikrokontroler dilakukan Dengan mencari terlebih dahulu waktu untuk setiap pulsa masing-masing sinyal penggerak, untuk dijadikan data dalam proses pembangkitan sinyal penggerak secara look up table. Agar tidak membebani mikrokontroler, maka penghitungan lebar pulsa pada masingmasing penggerak dilakukan dengan menggunakan program bantu yang disusun dengan menggunakan bahasa C. Program ini berfungsi juga untuk menentukan nilai pengisi timer dan prescaler yang harus digunakan oleh mikrokontroler. dengan V rms = V DC t P (2) T 2

Sistem mempunyai beberapa bagian penting yaitu terdiri dari Atmega8535 sebagai pembangkit sinyal PWM, LCD sebagai penampil, IGBT yang digunakan sebagai inverter dan penggerak IGBT. Berikut ini merupkan gambar diagram blok sistem yang digunakan dalam tugas akhir ini. Gambar 2. Diagram blok sistem Gambar 1 (a) Proses pembandingan antara sinyal pembawa dengan sinyal referensi, (b) Sinyal penggerak AN, (c) Sinyal penggerak BN, (d) Sinyal SPWM 4. Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Studi literatur mengenai Inverter SPWM satu fase dan Mikrokontroler ATMega8535. b. Merancang dan mensimulasi SPWM Satu Fase secara software dengan menggunakan bahasa C c. Merancang perangkat lunak pembangkit sinyal penggerak dengan menggunakan bahasa Assembly. d. Menguji dan mengambil data dari perancangan. e. Menganalisa hasil dan membuat kesimpulan. 5.2 Perancangan angan Perangkat Lunak Penghitung Lebar Pulsa Sinyal PWM sinusoida dibangkitkan dengan cara mengukur lebar pulsa yang akan dibangkitkan. Hasil pengukuran lebar pulsa digunakan untuk menentukan nilai pengisi timer pada mikrokontroler agar dapat memberikan pengukuran lebar pulsa yang sama pula. Untuk meringankan beban komputasi mikrokontroler ATMEGA8535 maka, pengukuran lebar pulsa dilakukan dengan menggunakan program yang dibuat dengan menggunakan bahasa C. Program dalam bahasa C ini dibuat dengan mengacu pada proses pembangkitan sinyal PWM sinusoida sebagaimana telah ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 3 menunjukkan diagram alir dari program tersebut. 5. Hasil Implementasi dan Pembahasan 5.1 Perancangan Sistem Hardware sitem yang digunakan dalam tugas akhir ini merupakan sistem yang sudah jadi. Dalam tugas akhir ini penulis hanya melkukan pengembangan dari sisi perangkat lunaknya saja dan tidak melakukan perancangan hardware. 3

milidetik dan nilai pengisi timer dan timer1, serta menentukan iprescaler yang harus digunakan oleh timer. Program juga melakukan perhitungan besar tegangan efektif keluaran yang dihasilkan. Hal ini diperlihatkan dalam gambar 5 Gambar 4. Tampilan awal program pengukur lebar pulsa Gambar 3. Diagram Alir program penghitung lebar pulsa Ketika program dijalankan, program akan meminta masukan berupa jumlah pulsa yang diinginkan dalam ¼ periode, frekuensi keluaran yang diharapkan, indeks modulasi, frekuensi kristal yang digunakan pada mikrokontroler, dan tingkat ketelitian yang diinginkan.. Hal ini ditunjukkan pada gambar 4. Program akan menampilkan hasil perhitungan berupa lebar pulsa dalam satuan Gambar 5. 5 Hasil pengukuran yang telah dilaksanakan program 5.3 Perancangan Program Pembangkit Sinyal Penggerak Perancangan perangkat lunak dilaksanakan dengan menggunakan bahasa assembly. Program dibuat untuk menghasilkan secara langsung keempat sinyal penggerak PWM dengan frekuensi dan indeks modulasi tertentu sesuai dengan masukan frekuensi yang dimasukkan melalui keypad. Metode yang digunakan 4

untuk membangkitkan pulsa adalah look up table berdasarkan data pengisi timer yang telah diperoleh dari program simulasi dalam bahasa C. 5.3.1 Metode Pembangkitan Pulsa Pembangkitan pulsa PWM sinusoida pada terminal motor dapat dilakukan dengan cara mengirimkan sinyal PWM sinusoida ke IGBT tanpa menerapkan strategi apapun. Cara ini memberikan hasil yang baik untuk pulsa dengan lebar yang tidak terlalu sempit. Namun cara ini memberikan hasil yang tidak sesuai ketika membangkitkan pulsa dengan lebar yang sempit. Hal ini dikarenakan lebar pulsa yang sempit tidak memberikan cukup waktu bagi mikrokontroler untuk menjalankan subrutin program yang berungsi memperbaharui isi timer agar dapat membangkitkan pulsa berikutnya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan strategi pembangkitan pulsa yang memanfaatkan irisan gelombang yang dibangkitkan pada penggerak A dan B, serta penggerak C dan D. Pada penggerak A, pulsa high dibangkitkan pada awal periode pulsa sampai batas atas lebar pulsa yang diharapkan. Sedangkan pada penggerak B, pulsa high dibangkitakan mulai batas bawah lebar pulsa dan berakhir pada akhir periode pulsa. Gambar 6 memperlihatkan proses tersebut. Gambar 6. Strategi pembangkitan pulsa 5.3.2 Program Utama Program utama dirancang agar dapat berjalan dalam 2 pilihan. Pilihan pertama adalah mode autorun. Mikrokontroler kan membangkitkan pulsa yang menyebabkan motor bergerak perlahan kemudian dipercepat secara teratur. Pilihan kedua adalah mode yang memungkinkan pengguna memberikan masukan berupa frekuensi sinus yang diinginkan untuk menggerakkan motor induksi. Gambar 7. 7 Diagram alir program utama Pembangkitan pulsa PWM sinusoida dilakukan sepenuhnya oleh timer dan timer1 melalui subrutin interupsi timer. Timer bertanggung jawab membangkitkan sinyal pada penggerak B dan D serta melakukan pengukuran periode pulsa. Sedangkan timer1 bertanggung jawab membangkit sinyal pada sisi penggerak A dan C. Pembangkitan sinyal PWM sinusoida pada penggerak dilakukan secara bergantian. Setengah periode pertama sinyal dibangkitkan pada penggerak A dan B sebanyak 32 pulsa, kemudian setengah periode berikutnya 32 pulsa dibangkitkan pada penggerak C dan D. 5.4 Hasil Pengamatan Pengujian rangkaian penggerak dilakukan dengan masukan berupa sinyal penggerak pada masing-masing penggerak. Pengujian dilakukan untuk frekuensi sinus sebesar frekuensi 5 Hz. Hasil pengujian ini diperlihatkan dalam gambar 8. 5

kecepatan (rpm) 16 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 4 5 6 Gambar 8 sinyal penggerak A pada frekuensi input 5 Hz Pengujian juga dilakukan untuk mengamati karakteristik motor induksi yang digunakan dalam tugas akhir. Newton atau Ampere 1.8.6 16 26 36 46 56 66 76.4.2 Frekuensi (Hz) Gaya Arus Gambar 9. Grafik pengukuran arus dan torsi motor Dari hasil pengujian di atas, terlihat dengan menaikan frekuensi berpengaruh kemampuan putar motor. Grafik di atas menunjukan bahwa untuk frekuensi dibawah 62 Hz, semakin besar frekuensi yang diberikan maka semakin besar pula gaya dan torsi yang dihasilkan. Sedangkan untuk pemberian frekuensi yang lebih tinggi dari 62 Hz akan mangakibatkan penurunan torsi. Pengujian kecepatan motor dilakukan dengan cara memberikan frekuensi tertentu kepada motor, kemudian kecepatan putar motor diukur dengan meggunakan tachometer yang dilengkapi dengan sensor putar sehingga tidak akan membebani putaran motor.. Berikut ini adalah grafik hasil pengukuran kecepatan motor terhadap perubahan frekuensi dan perubahan tegangan. rpm 25 2 15 1 5 (a) 15 25 35 45 55 65 75 (b) Gambar 1. (a)hubungan frekuensi dan kecepatan motor(tegangan tetap) (b) Hubungan frekuensi dan kecepatan motor (frekuensi tetap) 6. Kesimpulan Tegangan (volt) frekuensi (hz) Setelah dilakukan perancangan, pembuatan alat dan pengujian alat serta pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. a. Pengaturan kecepatan motor induksi tidak dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan tegangan. Pengaturan kecepatan motor dapat dilakukan dengan melakukan pengaturan frekuensi. b. Mikrokontroler ATMEGA8535 dengan clock sebesar 8 MHz dapat membangkitkan sinyal PWM sinusoida sebanyak 64 pulsa tiap 6

periode dengan dengan rentang frekuensi 15 Hz sampai 8 Hz. c. Fasilitas pembangkit PWM pada ATMEGA8535 tidak dapat digunakan untuk membangkitkan sinyal PWM sinusoida 4 saluran. d. Pembangkitan sinyal PWM sinusoida oleh mikrokontroler sangat terbantu oleh penggunaan program simulasi dalam bahasa C. e. Penggunaan metode look up table membantu mengurangi beban komputasi, namun membutuhkan penggunaan ruang memori yang lebih banyak. 7. Daftar Pustaka [1] Atmel, 25. 8 Bit AVR Microcontroller ATMEGA8535 http://www.atmel.com, USA. [2] Rashid, H.M., 1999, Power Electronics Circuits,Devices, and Applications, Prentice Hall, New Delhi [3] Wahyu, H dan Sutopo, B. Aplikasi Mikrokontroler At89c51 Sebagai Pembangkit Pwm Sinusoida 1 Fasa Untuk Mengendalikan Putaran Motor Sinkron http://www.te.ugm.ac.id/~bsutopo/har i.pdf13 [4] Salam, Z, 22 SPWM http://www.encon.fke.utm.my/ courses/notes/spwm.pdf [5] ----------, 24, Timers http://avrbeginners.net/ [6] ----------, 23. AVR Architecture http://www.avrbeginners.net [7] ----------, 24 Connecting a HD4478 compatible LCD to an AVR http://www.avrbeginners.net/interfacin g/4478_lcd/8bit_1.html [8] ----------, 24 Interrupts http://www.avrbeginners.net [9] ----------, 24, Lookup Tables http://www.avrbeginners.net 7