ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sendi yang menyerang sendi sendi penopang berat. (American Academy of Orthopedic Surgeons, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

BAB III METODE PENELITIAN. group quasi experimental. Rancangan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan sesuai kebutuhan masing-masing, dimana retardasi mental itu adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

MANFAAT AKUPUNKTUR PADA PENDERITA STROKE HEMORRAGIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa kelas 2 dengan jumlah siswa 157. Pada saat pre-test 8 siswa tidak

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB I PENDAHULUAN. fisik, mental dan sosial yang terlepas dari penyakit. Kualitas hidup dalam

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari orang meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang, dan

Transkripsi:

ANALISIS JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ANALISIS JURNAL PENELITIAN PENGARUH LATIHAN LINGKUP GERAK SENDI (ROM) TERHADAP KEMANDIRIAN PASIEN HEMIPARISE PASCA STROKE NON HEMORAGIK DI RS DR. KARIADI SEMARANG Oleh : Waginah Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponogoro. Latar Belakang : Stroke merupakan problem penyakit saraf yang dapat menyebabkan kematian, stroke ulang dan kecacatan. Banyak parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan kemajuan defisit neurology diantaranya dengan cara mengukur fungsi motorik dan disabilitas dengan skala Indeks Barthel dan latihan lingkup gerak sendi (ROM). Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh latihan lingkup gerak sendi (ROM) terhadap kemandirian pasien dengan perbaikan aktifitas kehidupan sehari-hari pada pasien pasca stroke non hemoragi. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan quasi eksperimen dengan subyek penelitian adalah 33 pasien stroke hemoragi yang dirawat inap di bangsal syaraf dan unit stroke RS Dr. Kariadi Semarang selama bulan Desember 2009 sampai dengan Mei 2010. Pelatihan lingkup Gerak Sendi (ROM) dilakukan pada awal pasien masuk atau hari pertama dan dilakukan pemantauan perkembangan kemandirian dengan Indeks Barthel sampai dengan hari ke-empat rawat inap. Batas kemaknaan dalam penelitian ini adalah p<0.05. Hasil Penelitian : Subyek penelitian dengan latihan lingkup gerak sendi kurang aktif sebanyak 14 (42.4%), aktif 10 (30.3%), sangat aktif 9 (27.3%), sedangkan untuk kemandirian ketidakmampuan menengah (skor 10-14) sebanyak 3 (9.1%), kemandirian ketidakmampuan ringan (skor 15-19) sebanyak 25 (75.8%), mandiri dalam ADL skor 20 sebanyak 5 (15.2%), batas kemaknaan dalam penelitian ini adalah berbeda bermakna (p = 0.001).

ANALISIS : A. Latar belakang penelitian Dari latar belakang yang dikemukakan peneliti ada beberapa hal yang kami analisa antara lain : 1. Permasalahan terkait stroke yang dibahas kejadiannya masih relevan sampai saat ini karena stroke merupakan kesehatan utama, khususnya di Negara berkembang termasuk Indonesia, Peningkatan jumlah penderita stroke ini identik dengan perubahan gaya hidup yaitu pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Menurut SKRT 2005 penderita stroke di Indonesia mencapai Di Indonesia sebanyak 25,8 % orang lanjut usia terkena serangan stroke dan 10,9 % pada usia lebih muda sedangkan menurut SKTR tahun 2010 sebanyak 37,5 % orang lanjut usia terkena serangan stroke dan 20,5 % pada usia lebih muda, diperkirakan setiap tahun diperkirakan 500.000 penduduk Indonesia terkena serangan stroke dimana sekitar 25 meninggal dunia sisanya mengalami cacat ringan maupun cacat berat. Dari angka kejadian tersebut

stroke merupakan penyebab kecacatan no.1 dan penyebab kematian no.3 setelah penyakit jantung koroner dan penyakit kanker. 2. Dampak stroke merupakan potensi besar terhadap produktifitas karena Banyak penderita yang menjadi cacat, menjadi invalid, tidak mampu lagi mencari nafkah seperti sediakala, menjadi tergantung pada orang lain, dan tidak jarang yang menjadi beban keluarganya, stroke bukan saja menimbulkan permasalahan dari segi kesehatan tetapi juga ekonomi dan sosial sehingga membutuhkan penanganan yang komprehensif. 3. Upaya perawatan pasien pasca Stroke Non Hemoragik menjadi masalah yang sangat komplek karena untuk pemulihan memerlukan waktu dan pengelolaan yang tepat. Aspek-aspek perawatan untuk memandirikan pasien seperti ROM perlu di teliti lebih lanjut pengaruhnya terhadap peningkatan kemandirian pasien pasca Stroke, melihat kompleksitas permasalahan yang dapat diakibatkan karena stroke hendaknya dapat dikembangkan beberapa penelitian terkait dengan stroke antara lain : a. Proses pemulihan atau penyembuhan yang sempurna atau mendekati sempurna terjadi apabila stroke nendapat penanganan atau perawatan dimulai sejak masuk rumah sakit sampai pulang, namun salah satu faktor yang mendukung proses pemulihan ini tergantung dari ketaatan pasien dalam menjalani proses pemulihan, ketekunan, dan semangat penderita untuk sembuh. Karena tanpa itu semua, dapat mengakibatkan hambatan dalam melakukan rehabilitasi sehingga perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien pasca stroke dalam melakukan rehabilitasi. b. Aspek psikologis pada pasien pasca stroke tidak dapat diabaikan begitu saja karena setelah serangan stroke pasien bisa mengalami perubahan kepribadian dan emosi karena pasien dengan stroke akan mengalami perubahan produktivitas dan berisiko kehilangan peran yang biasa dilakukan, sehingga pasien pasca stroke akan lebih sensitif, menjadi frustasi, marah, kehilangan harga diri, emosi pasien menjadi labil, dan berakhir menjadi depresi. Pada stroke, depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering ditemukan. Gangguan depresi dapat menurunkan kualitas hidup penderita dan dapat memperlambat penyembuhan atau memperberat penyakit fisik serta dapat meningkatkan risiko kematian dan bunuh diri hingga dua kali lipat karena setelah serangan stroke karena penderita menjadi tergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti aktivitas dasar makan, mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat, dan makan dan berjalan. Berdasarkan hal tersebut diatas perlu kirannya dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat Activity Daily Living (ADL) dengan tingkat depresi pada pasien stroke atau tentang hubungan dukungan social keluarga dengan tinggkat depresi pada pasien stroke B. Metode penelitian Metode penelitian observasional dengan pendekatan quasi eksperimen dengan subyek penelitian adalah 33 pasien stroke hemoragi merupakan penellitian dengan sampel pasien (orang) merupakan metode yang sangat riskan terhadap etika penelitian terutama terkait dengan prinsip-prinsip etika penelitian ilmiah antara lain : 1. Prinsip berbuat baik (Beneficence)

Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk melakukan dengan baik, yaitu, mengimplementasikan tindakan yang menguntungkan pasien. Beneficence merupakan kewajiban untuk melakukan hal yang baik bagi responden. Peneliti hendaknya berusaha melakukan penelitian yang memberikan manfaat bagi pasien. Menurut Kozier, Berman, & Snyder (2004) menjelaskan bahwa prinsip ini memaksa kita untuk memberikan keuntungan dengan cara mencegah, menjauhkan bahaya dan menyeimbangkan antara keuntungan dengan bahaya melalui analisa penampilan risiko dan keuntungan, seperti memperkirakan efek samping intervensi terhadap efek terapinya. Latihan gerak lingkup sendi (ROM) dalam penelitian ini bermanfaat untuk kemandirian pasien dengan perbaikan aktifitas kehidupan sehari-hari pada pasien pasca stroke non hemoragi. Ketepatan melakukan latihan gerak lingkup sendi (ROM) hendaknya harus dilakukan dalam penelitian ini sehingga peneliti meyakinkan diri bahwa responden mendapatkan latihan dan nantinya dapat melakukan latihan dengan dengan benar. Keyakinan peneliti hendaknya diasumsikan atas dasar evaluasi dari latihan ROM yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Prinsip tidak merugikan (Nonmaleficence) NonMaleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak mengandung unsur yang membahayakan, merugikan, rasa cemas, rasa takut. Prinsip nonmaleficence menekankan peneliti untuk tidak melakukan tindakan yang menimbulkan bahaya bagi responden. Tindakan nonmaleficence meliputi upaya untuk mencegah dan membuang unsur bahaya. Kenyataannya upaya untuk tidak membahayakan orang lain lebih berat dibandingkan upaya untuk memberi manfaat bagi orang lain. Latihan gerak lingkup sendi (ROM) dalam penelitian ini bermanfaat untuk kemandirian pasien dengan perbaikan aktifitas kehidupan sehari-hari pada pasien pasca stroke non hemoragi dalam pelaksanaaan hendaknya peneliti mencegah bahaya yang bisa disebabkan karena latihan yang dilakukan seperti pasien terjatuh atau memaksakan latihan yang tidak sesuai dengan kondisi pasien sehingga akan memperberat kondisi pasien. 3. Prinsip Kebenaran/kejujuran (Veracity) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Pasien memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya. Veracity atau kejujuran merupakan upaya untuk menyampaikan kebenaran informasi yang diberikan, tidak melakukan kebohongan ( Kozier, Berman, & Snyder, 2004 ). Saat melakukan

penelitian, peneliti hendaknya memberikan informasi benar kepada responden. Dalam penelitian ini hendaknya peneliti mengajarkan latihan ROM kepada responden berdasarkan sumber dan literature yang sesuai dengan teori, konsep serta metode yang dianjurkan para ahli. Sehingga peneliti menyampaikan informasi benar adanya. 4. Prinsip keadilan (Justice) Justice atau keadilan adalah suatu kewajiban untuk bersikap adil dalam distribusi beban dan keuntungan ( Kozier, Berman, & Snyder, 2004 ). Prinsip keadilan menuntut peneliti untuk bersikap adil pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada penelitian dengan rancangan quasy ekpserimen hendaknya ini hendaknya peneliti memperhatikan prinsip keadilan karena dalam rancangan ini ada kelompok sampel yang diberikan perlakuan berupa latihan ROM (kelompok eksperimen) dan tidak diberikan latihan ROM (kelompok control) untuk meminimalisasi kesan tak adil maka kelompok control harus diberikan perlakuan yang sama yaitu latihan ROM setelah selesai proses pengumpulan data atau setelah dilakukan post test Disamping etika penelitian penentuan jumlah sampel yang cukup juga memegang peranan penting agar hasil dapat digeneralisasi karena sampel merupakan faktor penting dalam penelitian karena sangat diminimalkan untuk menghasilkan sampel yang tingkat akurasi, validitas dan reliabilitasnya tinggi. Pemenuhan kriteria sampel sangat dipengaruhi oleh pilihan teknik penentuan sampel yang prosedurnya merujuk pada sampling frame, ukuran, dan tipe sampel penelitian. Penentuan sampel bisa menjadi masalah bila peneliti tidak tepat dalam memahami aspek-aspek penting yang terkait dengan penentuan sampel, yaitu tingkat kompleksitas permasalahan dan keragaman populasi penelitian sehingga kontrol by sampel melalui kriteria inklusi dan eklusi perlu diperketat. Dalam penelitian ini untuk menghasilkan data yang homogen hendaknya pemilihan sampel disesuaikan dengan kondisi atau derajat keparahan serangan contohnya pasien stroke dengan kekuatan yang berbeda bila dijadikan sampel tentu kondisinya akan berbeda pula setelah dilakukan perlakuan yang sama. Kontrol by statistik melalui penggunaan metode analisis yang tepat, kompleksitas alat uji perlu dipertimbangkan.penggunaan multi uji untuk meminimalkan hasil yang bias dan hasil yang bisa digenarlisasi perlu dilakukan. Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara sistematis terhadap data yang talah dikumpulkan dengan tujuan supaya trend dan relationship bisa dideteksi (Nursalam dan Pariani, 2001). Mengingat sampel pada penelitian terdiri dari kelompok perlakuan (data pre test dan post test) dan kelompok kontrol (data pre test dan post test) merupakan sampel kelompok berpasangan dan sampel kelompok tidak berpasangan, maka untuk memperoleh hasil yang signifikan dalam penelitian ini seharusnya mengunakan 2 tehnik analisa data yakni jika data berdistribusi normal dan varian data

homogen menggunakan Paired t test dan t test dan jika data tidak berdistribusi normal dan varian data tidak homogen menggunakan Wilcoxon Sign Rank Test dan Mann Whitney Test. C. Hasil penelitian Hasil penelitian diatas menyimpulkan bahwa dengan ROM yang sangat aktif mempunyai peluang perbaikan ADL atau kemandirian lebih baik pada pasien stroke. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terapi latihan berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan fungsional penderita stroke khususnya jika dilakukan secara intensif dalam 6 bulan pertama, hal ini sesesuai dengan teori dari Bruno Petrina (2007) dalam buku yang berjudul Motor Recovery instroke teori ini diakses di http://emedicine medscape.com, Bruno Petrina mengatakan penderita stroke yang diberikan terapi latihan secara intensif dalam 6 bulan pertama akan menyebabkan perbaikan kemampuan motorik penderita stoke semakin baik apalagi bila dilakukan makin sering atau intensitas waktu latihan diberikan semakin banyak, hal menguatkan teori bahwa aktivasi jaringan saraf bersifat usedependent, semakin sering digunakan, semakin kuat dan semakin meningkatkan jumlah sinaps yang terbentuk. Disamping itu pemulihan fungsi neurologis setelah stroke terjadi dalam 3-6 bulan pertama melalui mekanisme natural dengan cara resolusi edema local, resopsi toksin-toksin local, pemulihan sirkulasi local dan pemulihan neuron yang mengalami iskemia. Dari penelitian diatas maka memberikan lingkup gerak sendi (ROM) sangat perlu diberikan terutama dalam 6 bulan pertama untuk memaksimalkan perbaikan kemampuan motorik sehingga dengan kemmapuan motorik yang meningkat akan menyebabkan pasien mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebuttuhan ADL secara mandiri.