1.1 Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah 1.1.1 Ilmu Pengetahuan Pengetahuan merupakan pendekatan persepsi subjek (manusia) atas objek (riil atau maya) atau fakta. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan system dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya. Berikut merupakan pengertian ilmu pengetahuan menurut para ahli : a. Mohammad Hatta, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam b. Harsojo, ilmu pengetahuan adalah akumulasi pengetahuan yang disistemasikan. Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia. Sejak abad ke-18, pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih yang berperan dalam kehidupan manusia. Perkembangan pengetahuan telah merubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern. Para ilmuan berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur, dan disiplin. Mereka mengembangkan suatu keterampilan yang mereka miliki. Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan menggunakan dan melatih keterampilan yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam. 1.1.2 Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapat dengan metode ilmiah. Menurut checklan (1993), berdasarkan perkembangan sejarah ilmu, didapatkan tiga karakteristik utama dari pendekatan ilmiah, yaitu :
a. Redustionism Pendekatan yang mereduksi kompleksitas permasalah menjadi bagian-bagian kecil sehingga dapat mudah diamati dan diteliti. Pendekatan analitikal adalah nama lain dari pendekatan reduksionisme, yaitu mencoba mencari unsure-unsur yang menjelaskan fenomena tersebut dengan hukum sebab akibat. b. Repeatability Suatu pengetahuan disebut dengan ilmu, bila pengetahuan tersebut dapat diverifikasi dengan mengulang eksperimen atau penelitian oleh orang lain di tempat dan waktu yang berbeda. Sifat ini akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang subjektif dan bebas, emosi, dan kepentingan. Sehingga setiap orang yang ingin mencari kebenarannya dapat melakukan sendiri observasinya tersebut c. Refutation Suatu ilmu pengetahuan harus memuat informasi yang dapat ditolak kebenarannya oleh orang lain. Suatu pernyataan bahwa besok mungkin hujan, memuat informasi yang tidak layak disebut dengan ilmu, karena tidak dapat ditolak. Ilmu pengetahuan memiliki resiko untuk ditolak, sehingga ilmu pengetahuan dapat berkembang, sebagai contoh Teori Newton ditolak oleh Einstein sehingga menghasilkan teori baru mengenai relativitas. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu : 1. Sistematik Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks. 2. Logis Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu : a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain) b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat). 4. Obyektif,artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis. 5. Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti. Metode ilmiah merupakan wujud dari pendekatan ilmiah. Metode ilmiah adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penemuan-penemuan ilmiah. Hasil penemuan ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah disebut ilmu. Ada tiga karateristik utama dari pendekatan ilmiah, yaitu: Reductionism, Repeatability, Refutation. Kerangka berfikir dalam metode ilmiah pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perumusan masalah 2. Penyusunan kerangka berfikir dalam penyususnan hipotesis 3. Perumusan hipotesis 4. Pengujian hipotesis 5. Penarikan kesimpulan.
1.2 Pendekatan non-ilmiah Ada beberapa pendekaran non-ilmiah yang banyak di gunakan,yaitu (a)akal sehat,(b) persangka (c) intuisi,(d),penemuan kebetulan dan cona-coba,dan (e) pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis. A. AKAL SEHAT (common sense) Akal sehat dan ilmu adalah dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu keduanya mengandung persamaan.menurut conant yang di kutip kerlinger (1986,h.4) akal sehat adalah serangakain konsep (concepts) dan bagan konseptual (conceptual schemes) yang memuaskan untuk pengguna peraktis bagi kemanusiaan. Bagan konsep adalah seprangkat konsep yang di rangkain dengan dalil-dalil hoptotis dan teoretis. B. PERSANGKA Pencapaian pengetahuan secara akal sehat di warnai oleh kepentingan orang yang melakukannya.hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi persangka.oranial0g sering cenderung melihat hubungan antara dua hal sebagai hubungan sebabakibat yang lagsung dan sederhana.padahal sesunggunya gejala yang di mati itu merupakan akibat dari berbagai hal.dengan akal sehat orang cenderung ke arah pembuatan generlisasi yang terlalu luas,yang lalu merupakan persangka. C. PENDEKATAN INTUITIF Dalam pendekatan intutif orang menentukan pendapat mengenai sesuatu berdasar atas pengetahuan yang langsung atau di dapat dengan cepat melalui peroses yang tak di sadari atau yang tidak di pikirkan lebih dahulu.metode yang demikian itu biasa disebut metode a priori.dalil dalil seseorang yang a priori cocok dengan penelaran belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empris.
D. PENEMUAN KEBETULAN DAN COBA-COBA Sepanjang sejarah manusia penemuan secara kebetulan itu bnyak terjadi,dan bnyak di antarannya yang sangat berguna.misalnya,penemuan seorang penderita malaria pada kolam berisi air pahit yang bersal kulit pohon. Penemuan coba-coba (trial and error) di peroleh tanpa kepastian akan di perolehnya sesuatu kondisi tertentu atau pemecahan sesuatu masalah. Usaha coba-coba pada umumnya merupakan serangkaian percobaan tanpa kesadaraan akan pemecahan tertentu yaitu lebih maju,dari pada mendahuluinya.penemuan secara kebetulan pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol. E. PENDAPAT OTORITAS ILMIAH DAN PIKIRAN KRITIS Otoritas ilmiah adalah dan pikiran kritis. Otortitas ilmih adalah orang-orang yang biasannya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang cukup banyak.pendapatpendapat mereka sering di terima orang tanpa diuji,karena dipandang benar.namun,pendapat otomatis ilmiah tidak selamannya benar.ada kalannya,atau bhkan sering,pendapat merka itu kemudian ternyata tidak benar,karena pendapat tersebut tidak di hasilkan dari penelitian,melainkan hanya di dasarkan atas pemikiran logis.