KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2017 PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN A. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2016 PUSKESMAS WONODADI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN CALON JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN WALIKOTA PALEMBANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BAGI CALON JAMA AH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Istit{a ah Kesehatan Jemaah Haji merupakan kemampuan Jemaah Haji

PROSEDUR TETAP (PROTAP) PEMERIKSAAN AKHIR KESEHATAN CALON JAMAAH HAJI I. PROSEDUR TETAP PENERIMAAN CJH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tamba

SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU BIDANG KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyuluhan Kesehatan Haji. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH

2016, No Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 3, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. di arab Saudi yang dirilis Kantor Urusan Haji Indonesia. juga agar jamaah tidak menjadi carrier (pembawa) kuman meningokokus

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL

ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba berubah. Matra adalah

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

6. Keputusan Menteri Agama Nomor 224 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh;

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN DAN BENTUK SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 442/MENKES/SK/VI/2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kasus Diabetes Mellitus (DM) (Depkes RI, 2008). International Diabetes

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KARAWANG Alamat Jalan Ahmad Yani No. 67 Karawang Tlp. ( 0267 ) Kode Pos 41312

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN DAN PELAYANAN HAJI DI DAERAH

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN JAMAAH HAJI KABUPATEN BANTUL

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI KEPALA PUSAT KESEHATAN HAJI

KERANGKA ACUAN TES KEBUGARAN JAMAAH CALON HAJI

MUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN IBADAH HAJI

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Proses Pemberangkatan Jamaah Haji Tahun 1428 H MES dalam Foto

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

PEDOMAN TEKNIS PEMERIKSAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan rekam medis dalam memberikan. penerimaan pasien, yang diteruskan dengan kegiatan pengeluaran berkas

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya membentuk manusia Indonesia seutuhkan tidak hanya dapat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN ISTITHA AH KESEHATAN HAJI

Panduan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN SISTEM SURVEILANS KESEHATAN HAJI DI DINAS KESEHATANKOTA SURABAYA

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

PENDAFTARAN UMROH 1. LANGKAH LANGKAH PENDAFTARAN UMROH

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 1 PENDAHULUAN. lbapelkes Lemahabang Laporan EPP PKJH 2010 P a g e 1

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

PENCATATAN DAN PELAPORAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Sememi dr. Lolita Riamawati NIP

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KARAWANG Alamat Jalan Ahmad Yani No. 67 Karawang Tlp. ( 0267 ) Kode Pos 41312

PERSYARATAN REKRUTMEN PETUGAS KESEHATAN HAJI 1431 H / 2010 M

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN. TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB IV METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMBEBASAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MATERI INTI 3 PENGENDALIAN KEJADIAN PENYAKIT DI KLOTER DESKRIPSI SINGKAT

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUMAS, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN YANG TERKAIT DENGAN RM

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR : D/ 78 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA

Materi Inti 3 Pengendalian Kejadian Penyakit di Kloter DESKRIPSI SINGKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI DAERAH

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KURUN KECAMATAN KURUN Jl. TAMANGGUNG PANJI No. 18 (0537) 31026, KUALA KURUN 74511

Buku Panduan Asuransi Jiwa Jemaah Haji Khusus Indonesia Tahun 1437 H / 2016 M

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012)

2016, No Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN SERTIFIKAT VAKSINASI INTERNASIONAL

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Transkripsi:

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM HAJI TAHUN 2017 PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN A. PENDAHULUAN Amanat UU nomor 13tahun 2008, pasal 3 tentang Penyelenggaraan Ibdah haji bahwa Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga jemaah haji dapat menunaikkan ibadahnya sesuai ketentuan ajaran agaman islam. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 442/MENKES/SK/VI/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikkan ibadah, sampai tiba kembali di tanah air dan mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/masuk oleh jemaah haji. Pemeriksaan kesehatan Tahap Pertama merupakan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh jemaah haji di Puskesmas untuk mendapatkan data kesehatan bagi upaya-upaya perawatan dan pemeliharaan, serta pembinaan dan perlindungan. Pelaksanaannya dilakukan oleh tim Pemeriksa. B. LATAR BELAKANG Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji, Pemerintah wajib menyelengarakan Pelayanan Kesehatan Haji agar jemaah haji dapat menunaikkan ibadah dengan baik sesuai ketentuan ajaran Islam. Kementerian Kesehatan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan haji sejak sebelum keberangkatan kearab Saudi dan setelah kembali di Indonesia. Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji pada bidang kesehatan, sehingga jemaah haji dapat menunaikkan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran islam. Tujuan tersebut dicapai melalui upaya-upaya peningkatan kondisi kesehatan sebelum keberangkatan, menjaga kondisi sehat selama menunaikkan ibadah sampai tiba kembali di Indonesia, serta mencegah transmisipenyakit menular yang memungkinkan terbawa keluar /masuk oleh jemaah haji. Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi kesehatan yang memadai, niscaya proses ritual peribadatan menjai tidak maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan diriagar memiliki status kesehatan optimal dan mempertahankannya. Untuk itu, upaya pertama yang perlu ditempuh adalah pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status kesehatan sebagai landasan karakterisasi, prediksi dan dan penentuan cara eliminasi faktor resiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis-jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistik. C TUJUAN Tujuan Umum Terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemeliharaan kesehatan jemaah ibadah haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan etika, moral, keilmuan, dan profesionalisme dengan menghasilkan kualifikasi data yang tepat dan lengkap sebagai dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan jemaah haji di Indonesia dan pengelolaan kesehatan jemaah haji di Arab Saudi. Tujuan Khusus 1. tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas. 2. Tersedianya data kesehatan sebaai dasar upaya perawatan dan pemeliharaan, serta upayaupaya pembinaan dan perlindungan jemaah haji. 3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor resiko jemaah haji secara benar daan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia atau print out entry data kesehatan calon jemaah di Siskohatkes 4. Terwujudnya fungsi BKJH/print outdata kesehatan calon jemaah haji di Siskohatkes sebagai sumber informasi medik jemaah haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan Haji. 5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan layak kesehatan (istitho ah) jemaah haji. 6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/Indonesia. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN a. Kegiatan Pokok - Pemeriksaan Calon Jemaah Haji - Pelaksanaan tes kebugaran - Imunisasi Calon Jemaah Haji - Pembinaan Kesehatan - Kunjungan Rumah Pada Cjh ( bila 1 minggu setelah kedatangan jamaah haji belum datang ke pusk ) - Pencatatan dan pelaporan b. Rincian Kegiatan 1. Pelayanan pemeriksaan tahap 1 bagi ( CJH ) di puskesmas semawung daleman di buka setiap hari senin s/d sabtu pukul 07.30 s/d 11.30 2. Kunjungan rumah dilakukan seminggu setelah jamaah haji pulang dari Makkah maksimal 2 minggu.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 1. Calon jemaah haji ( CJH ) datang ke loket pendaftaran 2. Petugas melakukan pemeriksaan medis dasar, antara lain : ananesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kejiwaan, pemeriksaan penunjang, memeriksa kemandirian dan kebugaran, penetapan diagnosis serta menentukan faktor resiko calon jemaah haji. 3. Petugas Merujuk calon jemaah haji yang mempunyai factor resiko yang diperkirakan dapat mempengaruhi kesehatan jemaah haji selama menunaikan ibadah haji. 4. Merekam hasil pemeriksaan kesehatan dasar dalam catatan Medik dan Buku Kesehatan Jemaah Haji ( BKJH ) atau entry data kesehatan calon jemaah di Siskohatkes 5. Melaporkan dan mengumpulkan BKJH atau entry data hasil pemeriksaan kesehatan awal siskohatkes ke Dinas Kesehatan. F. SASARAN CJH ( Calon Jemaah Haji yang sudahmempunyai nomor porsi ) Semua CJH mendapat penilaian kesehatan yang baik dan benar. G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN NO JENIS KEGIATAN BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pemeriksaan kesehatan awal CJH X 2 Tes kebugaran X 3 Pembinaan kesehatan CJH X X X 4 Pemeriksaan Kesehatan Lanjutan X 5 Imunisasi / Vaksinasi Meningitis X 6 7 Entry data hasil Pemeriksaan lanjutan Dan vaksinasi Kunjungan rumah jemaah haji setelah dari tanah suci 8 Evaluasi dan Pelaporan X X X 1 1 1 0 1 2 KET

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Pemeriksaan kesehatan berjalan sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan Pelaporan dilaksanakan sebelum dan sesudah jemaah haji berangkat I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGITAN - Mengisi buku bantu CJH melalui E BKJH atau entry data kesehatan di siskohatkes - Membuat laporan ke dinas kesehatan tentang pelaksanaan program haji di puskesmas dari awal sampai kunjungan rumah paska kepulangan jemaah dari tanah suci

PEMERIKSAAN JEMAAH HAJI No. Dokumen : SOP No. Revisi : - TanggalTerbit: Halaman: 1 / 2 Upt puskesmas semawung daleman dr. Cynthiawati Wijono NIP.19610821 198901001 1. Pengertian Prosedur ini berisi tahap tahap pemeriksaan calon jemaah haji 2. Tujuan Pemeriksaan kondisi jemaah haji sebelum berangkat dan sebagai syarat untuk menunaikan haji 3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Semawung Daleman Nomor. Tanggal 4. Referensi Pedoman teknis pemeriksaan jemaah haji, depkes 2011 5. Prosedur Prosedur pemeriksaan adalah tata cara pelaksanaan pemeriksaan kesehatan bagi jemaah haji. 1. Jemaah haji mengajukan permintaan Pemeriksaan Kesehatan untuk mendapatkan Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan bagi kelengkapan pendaftaran haji. 2. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas sesuai tempat tinggal/ domisilinya 3. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sesuai protocol standar profesi kedokteran meliputi pemeriksaan medis dasar sebagai berikut : Anannesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Penilaian kemandirian Tes kebugaran 4. Hasil pemeriksaan dan kesimpulannya dicatat dalam Catatan Medik dan disimpan di sarana pemeriksaan. 5. Catatan Medik merupakan sumber data dan dasar pengisian Buku Kesehatan Jemah Haji ( BKJH ) setelah buku tersebut tersedia 6. Hasil pemeriksaan kesehatan menjadi dasar penerbitan Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan oleh dokter pemeriksa. 7. Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan diserahkan oleh Jemaah sebagai kelengkapan dokumen perjalanan ibadah haji di Kantor Kementerian Agama 8. Jemaah Haji yang memenuhi syarat dapat segera diberikan Meningitis Meningokokus ( MM ) 9. Dokter mengeluarkan Surat Keterangan Vaksinasi atau Profilaksis sebagai dasar penerbitan Internasional Certivicate of Vaccination ( ICV ) oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan ( KKP ). Profilaksis terlampir 10. Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota 11. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota selanjutnya melaporkan rekapitulasi hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama kepada Kepala Daerah dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 12. Pembiayaan Pemeriksaan Kesehatan diatur menurut kebijakan darah setempat.

Unit Terkait Dokumen Terkait