STERILISASI ALAT 1. Definisi Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari semua bentuk kehidupan (Mulyanti dan Putri, 2011). Proses sterilisasi merupakan suatu proses untuk menyiapkan suatu ruangan atau klinik gigi yang Higienis, yang terjaga kebersihannya. Sterilisasi diperlukan karena fasilitas dan perawatan peralatan berpengaruh terhadap pelaksana pemeriksaan dan pengobatan pasien. Fungsi utama dari proses sterilisasi antara lain : 1.Memberikan rasa aman pada pasien 2.melancarkan pekerjaan petugas klinik dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan 3.Menghindarkan infeksi silang dan kontaminasi bakteri 4.menjaga kebersihan lingkungan yang optimal 5.pemeliharaan alat-alat supaya awet dalam pemakaian 2. Tahap dan Proses sterilisasi Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu : A.Pembersihan sebelum Sterilisasi Sebelum disterilkan, alat-alat harus dibersihkan terlebih dahulu dari debris organik, darah dan saliva. Dalam kedokteran gigi, pembersihan dapat dilakukan dengan cara pembersihan manual atau pembersihan dengan ultarsonik. Pembersihan dengan memakai alat ultrasonik dengan larutan deterjen lebih aman, efisien dan efektif dibandingkan dengan penyikatan. Gunakan alat ultrasonik yang ditutup selama 10 menit. Setelah dibersihkan, instrumen tersebut dicuci dibawah aliran air dan dikeringkan dengan baik sebelum disterilkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil sterilisasi yang sempurna dan untuk mencegah terjadinya karat.
B. Pembungkusan Setelah dibersihkan, instrumen harus dibungkus untuk memenuhi prosedur klinik yang baik. Instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi harus dibungkus untuk sterilisasi dengan menggunakan nampan terbuka yang ditutup dengan kantung sterilisasi yang tembus pandang, nampan yang berlubang dengan penutup yang dibungkus dengan kertas sterilisasi, atau dibungkus secara individu dengan bungkus untuk sterilisasi yang dapat dibeli. C. Proses Sterilisasi Ada 3 macam proses sterilisasi yang digunakan di kedokteran gigi yaitu : 1. Sterilisasi panas, contohnya autoklaf, pemanasan kering, chemiclave. 2. Sterilisasi gas, contohnya gas oksida etilen. 3. Sterilisasi dengan cairan kimia, contohnya larutan glutaraldehid 2%.6 Cara kerja autoclave sama dengan Pressure cooker. Uap jenuh lebih efisien membunuh mikroorganisme dibandingkan dengan maupun pemanasan kering. Instrumen tersebut dapat dibungkus dengan kain muslin, kertas, nilon, aluminium foil, atau plastik yang dapat menyalurkan uap. Pada pemanasan kering, penetrasi kurang baik dan kurang efektif dibandingkan dengan pemanasan basah dengan tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi 160 0 C atau 170 0 C dan waktu yang lebih lama (2 atau 1 jam) untuk proses sterilisasi. Menurut Nisengard dan Newman suhu yang dipakai adalah 170. Kombinasi dari formaldehid, alkohol, aseton, keton, dan uap pada 138 kpa merupakan cara sterilisasi yang efektif. Kerusakan mikroorganisme diperoleh dari bahan yang toksik dan suhu tinggi. Sterilisasi dengan uap bahan kimia bekerja lebih lambat dari autoclave yaitu 138-176 kpa selama 30 menit setelah tercapai suhu yang dikehendaki. Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk bahan yang dapat dirusak oleh bahan kimia tersebut maupun oleh suhu yang tinggi. Umumnya tidak terjadi karatan apabila instrumen telah benar-benar kering sebelum disterilkan karena kelembaban
yang rendah pada proses ini sekitar 7-8%. Keuntungan sterilisasi dengan uap bahan kimia adalah lebih cepat dibandingkan dengan pemanasan kering, tidak menyebabkan karat pada instrumen atau bur dan setelah sterilisasi diperoleh instrumen yang kering. Namun instrumen harus diangin-anginkan untuk mengeluarkan uap sisa bahan kimia. d. Penyimpanan yang Aseptik Setelah sterilisasi, instrumen harus tetap steril hingga saat dipakai. Penyimpanan yang baik sama penting dengan proses sterilisasi itu sendiri, karena penyimpanan yang kurang baik akan menyebabkan instrumen tersebut tidak steril lagi. Lamanya sterilitas tergantung pada tempat dimana instrumen itu disimpan dan bahan yang dipakai untuk membungkus. Daerah yang tertutup dan terlindung dengan aliran udara yang minimal seperti lemari atau laci merupakan tempat penyimpanan 0C, selama 60 menit, untuk alat yang dapat menyalutkan panas adalah 1900 C, sedangkan untuk instrumen yang tidak dibungkus 6 menit. yang baik. Pembungkus instrumen hanya boleh dibuka segera sebelum digunakan, apabila dalam waktu satu bulan tidak digunakan harus disterilkan ulang. 3. Penanganan Instrumen dan Alat Pelayanan Kedokteran Gigi Instrumen dengan engsel seperti forceps untuk ekstraksi harus terbuka sebelum diletakkan dalam alat sterilisasi. Instrumen harus diletakkan sehingga uap dapat berputar mengelilinginya. Apabila menggunakan panci tekan, instrumen diletakkan pada wadah dipermukaan air. Pertahankan temperatur sampai 121 C (250 F) dengan tekanan 15 pound selama 20 menit untuk instrumen yang tidak dibungkus dan 30 menit untuk instrumen yang dibungkus. Mulai penghitungan waktu ketika uap nampak terlihat dan turunkan panas sampai batas temperatur tetap menghasilkan uap panas. Pada akhir proses sterilisasi, biarkan uap keluar Ialu buka tutup panci tekan untuk membiarkan instrumen mendingin secara perlahan. Bila menggunakan autoklaf digunakan temperature 121 C, tekanan 15 psi (pressure per square inch) selama 30 menit. Metode sterilisasi panas kering dilakukan dengan menggunakan oven dengan panas yang tinggi, adapun temperatur dan waktunya adalah sesuai petunjuk pabrik.
Gambar 1. Sterilisasi menggunakan autoklaf Gambar 2. Sterilisasi menggunakan panci tekan Setelah melewati seluruh proses sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi, instrumen yang tidak dibungkus dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah yang juga telah disterilisasi atau didisinfeksi yang telah diberi tanda yang mengindikasikan bahwa instrumen didalamnya telah disterilkan. Instrumen harus disimpan dalam tempat tertutup (lemari, laci atau kontainer ) dan harus digunakan lagi dalam waktu kurang dari satu minggu.
Penyimpanan adalah hal yang penting. Sterilitas alat yang dibungkus dapat bertahan lebih lama kecuali apabila pembungkus sobek atau basah, yang dapat mengakibatkan kontaminasi. Instrumen dalam pembungkus yang rusak harus dibersihkan, dibungkus dan disterilkan kembali. Gambar 3. Pembungkusan alat setelah dilakukan sterilisasi
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Kesehatan RI. Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jendral Bina Upaya Kesehatan. 2012 Setiawan, P.I. Tingkat Kepatuhan Mahasiswa COASS Terhadap Standar Operasional Prosedur Dalam Pengendalian Infeksi silang.skripsi tidak diterbitkan, Universitas Hasanudin Makasar. 2012 Mulyanti S, Putri, H.M. Pengendalian Infeksi Silang di Klinik Gigi. Jakarta. EGC. 2011