BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2)

BAB II LANDASAN TEORI

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Dian Kemala Putri Bahan Ajar : Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi Teknik Industri Universitas Gunadarma

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

ANTROPOMETRI. B. Input dan Output Input 1. Data antropometri dimensi tubuh pekerja Output 1. Desain produk 2. Gambar AUTOCAD Stasiun Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANTHROPOMETRI NURJANNAH

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

ANTROPOMETRI DAN APLIKASINYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

Abstrak. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II STUDI LITERATUR

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

BAB 6 HASIL PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

TINJAUAN PUSTAKA A. GEBOT (PAPAN PERONTOK PADI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

ANALISIS ERGONOMI TERHADAP RUANG KENDALI PADA TRAKTOR RODA EMPAT KINTA SB55

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

KAJIAN ANTROPOMETRI: EVALUASI DESAIN PERABOT RUANG BACA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

ANTROPOMETRI. Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

ANTROPOMETRI. Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia ANTROPOMETRI

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

04/03/2013. Kebutuhan rancangan tempat kerja yang dapat mengakomodasi perbedaan dimensi tubuh manusia

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

LAPORAN PENELITIAN RANCANG BANGUN ALAT UKUR ANTROPOMETRI UNTUK PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI STATIS DIMENSI TANGAN DAN KAKI

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN PRODUK KURSI DENGAN EVALUASI ERGONOMI ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

MODUL I DESAIN ERGONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

RANCANGAN KURSI OPERATOR SPBU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Perancangan Ulang Alat Perajangan Daun Tembakau Untuk Mengurangi Keluhan Pada Pekerja

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya suatu pekerjaan. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan manusiawi, tetapi karena apabila tidak diperhatikan akan dapat menimbulkan berbagai kerugian, sebaliknya apabila diperhatikan dan diatur dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen penyusun dari sistem kerja tersebut. Untuk itu dalam perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu sendiri baik dari segi fisik maupun psikologisnya. Kelebihan dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah diperlukan suatu pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri merupakan pengukuran yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu sistem diperlukan pengetahuan tentang ergonomi dan antropometri untuk dapat menghasilkan suatu rancangan yang tepat dan optimal dengan memanfaatkan datadata pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan berinteraksi dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut. Diharapkan nantinya dengan adanya pengetahuan tentang antropometri fasilitas dan tempat kerja dapat membuat keadaan kerja lebih produktif dan nyaman.

Data antropometri yang diperoleh nantinya akan menentukan bentuk, ukuran, dimensi, yang tepat yang berkaitan dengan produk yang akan dirancang sehingga manusia yang akan menggunakan atau mengoperasikan produk tersebut akan merasa nyaman dan aman. Dalam kaitannya dengan praktikum yang dilakukan dilakukan, stasiun kerja X akan diredesign dengan mempertimbangkan data-data antropometri yang diperoleh dari populasi praktikan laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi sehingga stasiun kerja X akan terasa lebih ergonomis. 1.2. Tujuan Praktikum 1.2.1. Tujuan Umum Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia dari sisi antropometri serta mampu menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mampu mengukur data antropometri 2. Mampu menentukan ukuran tubuh yang dibutuhkan dalam merancang tempat kerja.. Mampu menggunakan data antropometri dalam perancangan tempat kerja. BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja, dll) dan perangkat lunak/software (metode kerja, sistem, dll). Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan, peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal. Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.

Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi, yaitu: 1. Perancangan produk. 2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.. Meningkatkan produktivitas kerja. Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu: 1. Display. Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang. Display terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display statis dan display dinamis. Display statis adalah display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya peta, papan pengumuman. Sedangkan display dinamis adalah display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya speedometer yang memberikan informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap kondisi. 2. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi). Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas tersebut. Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik.. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri). Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri. 4. Lingkungan fisik. Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan getaran pada suatu fasilitas kerja.

2.2. Antropometri Istilah anthropometry berasal dari kata anthropos (man) yang berarti manusia dan metron (measure) yang berarti ukuran (Bridger 200). Berikut adalah beberapa definisi antropometri dari berbagai sumber: a. Antropometri menurut (Nurmianto 1996) adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia seperti ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. b. Antropometri terutama berkaitan dengan dimensi stasiun kerja dan pengaturan alat, peralatan, serta material (Pulat 1997). c. Antropometri tidak hanya fokus pada kesesuaian ketinggian tempat kerja, tetapi juga bagaimana operator dapat dengan mudah mengakses kontrol dan perangkat input(helander 2006). d. Antropometri merupakan studi dan pengukuran dimensi tubuh manusia (Wickens et al. 1998). Ada filosofi dasar untuk desain yang digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data antropometri untuk diaplikasikan (Niebel & Freivalds 2002). a. Desain untuk Ekstrim, yang berarti bahwa untuk desain tempat atau lingkungan kerja tertentu seharusnya menggunakan data antropometri individu ekstrim. Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat. b. Desain untuk penyesuaian, desainer seharusnya merancang dimensi peralatan atau fasilitas tertentu yang bisa disesuaikan dengan pengguna (users). Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannya pun bisa diubah. c. Desain untuk rata-rata, desainer dapat menggunakan nilai antropometri ratarata dalam mendesain dimensi fasilitas tertentu. Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum, kursi tunggu, dan lain- lain.

Untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang dan fasilitas, maka faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam posisi statis maupun dinamis harus diperhatikan. Hal lain yang perlu diamati adalah berat dan pusat massa (centre of gravity) dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan dan kaki, dan sebagainya. Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada data perseorangan. Namun, semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya, maka semakin terlihat besar variasi antara satu tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmennya (Nurmianto, 1996). Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas dalam hal : 1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dll.). 2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll.).. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll.). 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. Ada beberapa prinsip dalam perancangan area kerja, yaitu: a. Menentukan ketinggian permukaan area kerja dengan tinggi siku b. Menyesuaikan ketinggian berdasarkan pekerjaan yang dilakukan c. Menyediakan kursi yang nyaman untuk operator duduk d. Menyediakan kursi yang dapat disesuaikan e. Mendorong fleksibilitas postural f. Menyediakan tikar anti lelah (antifatigue mats) untuk operator yang berdiri g. Meletakkan semua alat dan bahan dalam jangkauan kerja yang normal h. Menetapkan lokasi alat dan bahan untuk mendapatkan posisi terbaik i. Menggunakan alat pengiriman untuk mengurangi jangkauan dan perpindahan berulang j. Mengatur alat, kontrol, dan komponen lain secara optimal untuk meminimalkan gerakan.

Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu: 1. Antropometri statis, di mana pengukuran dilakukan pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam. Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh harus dalam keadaan diam. 2. Antropometri dinamis, di mana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak, sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur. Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu: a. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang dilakukan dengan berdiri atau duduk. c. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer. Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi dimensi tubuh manusia, diantaranya (Wieckens et al, 2004): a) Usia Ukuran tubuh manusia (stature) akan berkembang dari saat lahir sampai kirakira berumur 20-25 tahun (Roche & Davila, 1972; VanCott & Kinkade, 1972) dan mulai menurun setelah usia 5-40 tahun. Bahkan, untuk wanita

kemungkinan penyusutannya lebih besar. Sementara untuk berat dan circumference chest akan berkembang sampai usia 60 tahun. b) Jenis Kelamin Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul. c) Suku Bangsa (Etnis) dan Ras Ukuran tubuh dan proporsi manusia yang berbeda etnis dan ras mempunyai perbedaan yang signifikan. Orang kulit hitam cenderung mempunyai lengan dan kaki yang lebih panjang dibandingkan orang kulit putih. d) Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia. Pemain basket professional biasanya lebih t inggi dari orang biasa. Pemain balet biasanya lebih kurus disbanding rata-rata orang. Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu mendapat perhatian, seperti: a. Cacat tubuh. Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orangorang cacat. b. Faktor iklim Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain. c. Kehamilan (pregnancy) Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti itu. 2.. Pengujian Statistik

1. Uji Kenormalan data Uji kenormalan data dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis merupakan data empirik yang memenuhi hakikat naturalistik. Hakikat naturalistik menganut faham bahwa penomena (gejala) yang terjadi di alam ini berlangsung secara wajar dan dengan kecenderungan berpola. 2. Uji Keseragaman data Batas Kontrol Atas/Batas Kontrol Bawah (BKA/BKB) Batas kontrol atas (BKA) ( xi x) N 1 = x bar + 2.σx 2 Batas kontrol bawah (BKB) = x bar - 2.σx Standar deviasi x n Standar deviasi rata-rata. Uji Kecukupan data N' < N : berarti jumlah data cukup 4. Perhitungan Nilai Persentil Percentile adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di bawah atau pada nilai tersebut (Tayyari & Smith 1997). Sebagai contoh, 95th percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil. Untuk penetapan data antropometri digunakan distribusi normal di mana

distribusi ini dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang diperoleh. Dari nilai yang ada tersebut, dapat ditentukan nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal yang ada. BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

.1. Rekapitulasi Data Antropometri Pengambilan data antropometri dilakukan di Lab. LPSKE dengan hasil pengambilan data sebagai berikut, rekapitulasi data dapat dilihat pada lampiran sedangkan data yang diolah adalah TDN (tinggi duduk normal), TMD (tinggi mata duduk), dan TSD (tinggi siku duduk). Tabel.1.1 Data Antropometri yang diolah.2. Pengujian Statistika.2.1. Uji Kenormalan data

Gambar.2.1.1 Kurva uji kenormalan data TDN Gambar.2.1.2 Kurva uji kenormalan data TMD Gambar.2.1. Kurva uji kenormalan data TSD.2.2. Uji Keseragaman data Tabel.2.2.1 Uji keseragaman data TDN

Xi Sub Grup 1 2 1 8 86 2 88 xi x sub grup (xix)2 92 261 87.0 42.0 87 84 259 86. 8.7 86 84 86 256 85. 2.7 4 85 80 87 252 84.0 26.0 5 8 8 85 251 1279.0 8.7 426. 2.7 82.0 Total Total BK B x bar BK A 8. 1 8. 1 8. 1 8. 1 8. 1 85. 85. 85. 85. 85. 87. 4 87. 4 87. 4 87. 4 87. 4 88.0 87.0 86.0 x sub grup 85.0 BKB 84.0 x bar 8.0 BKA 82.0 81.0 80.0 1 2 4 5 Gambar.2.2.1 Grafik uji keseragaman data TDN Tabel.2.2.2 Uji keseragaman data TMD

Sub Grup 1 2 4 5 xi Total 1 2 75 75 82 77 72 75 71 75 72 67 7 75 74 78 75 Total xi 22 227 218 220 219 1116.0 x sub grup (xix)2 77. 75.7 72.7 7. 7.0 72.0 2.7 2.7 2.7 64.7 8.0 110.7 BKB x bar BKA 71.9 71.9 71.9 71.9 71.9 74.4 74.4 74.4 74.4 74.4 76.9 76.9 76.9 76.9 76.9 78.0 77.0 76.0 75.0 x sub grup 74.0 BKB 7.0 x bar 72.0 BKA 71.0 70.0 69.0 1 2 4 Gambar.2.2.2 Grafik uji keseragaman data TMD Tabel.2.2. Uji keseragaman data TSD

xi Sub Grup 1 2 1 0 29 2 24 xi x sub grup (xix)2 92 0.7 8.7 27 25 76 25. 4.7 2 26 20 69 2.0 18.0 4 24 24 2 80 26.7 42.7 5 26 25 28 79 96.0 26. 12.0 4.7 78.7 Total Total BK B x bar BK A 24. 24. 24. 24. 24. 26. 4 26. 4 26. 4 26. 4 26. 4 28. 5 28. 5 28. 5 28. 5 28. 5 5.0 0.0 25.0 x sub grup 20.0 BKB 15.0 x bar BKA 10.0 5.0 0.0 1 2 4 Gambar.2.2. Grafik uji keseragaman data TSD

.2.. Uji Kecukupan data Tabel.2..1 Uji kecukupan data TDN Tabel.2..2 Uji kecukupan data TMD Tabel.2.. Uji kecukupan data TSD

.. Perhitungan Nilai Persentil Tabel..1 Perhitungan nilai persentil masing-masing data Persentil ke 5 10 50 90 95 TDN 82.1 8.0 85.0 87.6 89.2 TMD 69.8 71.4 75.0 77.6 79.2 TSD 22.1 2.4 26.0 1.2 2.

BAB IV ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN 4.1. Analisis Data Antropometri Dari hasil rekapitulasi data antropometri yang diperoleh dari hasil pengukuran, dapat dinyatakan bahwa setiap manusia memiliki ukuran dimensi tubuh yang berbeda. Setelah dilakukan analisis dapat diambil kesimpulan bahwa data yang diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda. Dan setelah dianalisa dengan menggunakan berbagai sofware, dapat disimpulkan bahwa data yang didapat bisa mengalami kesalahan dari pengukuran dimensi ukuran tubuh yang sebenarnya. 4.2. Analisis Statistika 4.2.1. Analisis Kenormalan data a. Uji Kenormalan data TDN Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TDN tersebut hampir mendekati normal dengan standar deviasi 2.764, ratarata (mean) 85.27 dan jumlah data 15. Data dikatakan mendekati normal karna gambar kurva pada histogram hampir membentuk gambar lonceng yang sempurna. b. Uji Kenormalan data TMD Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TMD tersebut normal dengan standar deviasi.76, rata-rata (mean) 74.4 dan jumlah data 15. Data dikatakan normal karna gambar kurva pada histogram membentuk gambar lonceng yang sempurna. c. Uji Kenormalan data TSD Dari kurva histogram, maka dapat diambil analisis bahwa data TSD tersebut hampir mendekati normal dengan standar deviasi.501, rata-

rata (mean) 26.4 dan jumlah data 15. Data dikatakan mendekati normal karna gambar kurva pada histogram hampir membentuk gambar lonceng yang sempurna. 4.2.2. Analisis Keseragaman data a. Uji Keseragaman data TDN Dari hasil uji keseragaman data TDN yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa data TDN yang diuji seragam. Karena rata-rata sub grup tidak keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah. b. Uji Keseragaman data TMD Dari hasil uji keseragaman data TMD yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa data TMD yang diuji tidak seragam. Karena ratarata sub grup ada yang keluar dari batas kontrol atas. Yaitu pada ratarata subgrup yang pertama. c. Uji Keseragaman data TSD Dari hasil uji keseragaman data TSD yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa data TSD yang diuji tidak seragam. Karena beberapa rata-rata sub grup ada yang keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah. Yaitu pada rata-rata subgrup pertama dan ketiga. 4.2.. Analisis Kecukupan data 1. Uji Kecukupan data TDN Dari pengujian kecukupan data TDN yang dilakukan, maka data TDN yang diujikan dinyatakan cukup. Karena N <N dengan N =2 dan N=15. 2. Uji Kecukupan data TMD Dari pengujian kecukupan data TMD yang dilakukan, maka data TMD yang diujikan dinyatakan cukup. Karena N <N dengan N = dan N=15.. Uji Kecukupan data TSD

Dari pengujian kecukupan data TSD yang dilakukan, maka data TSD yang diujikan dinyatakan tidak cukup. Karena N >N dengan N =26 dan N=15. 4.. Analisis Nilai Persentil Dari data-data dimensi tubuh yang telah dikumpulkan dan dilakukan pengolahan data menggunakan ms excel, nilai persentil dari data dimensi tubuh TDN, TMD, dan TSD masing-masingnya dapat dilihat pada tabel..1. Nilai persentil yang dicari adalah persentil 5, 10, 50, 90, dan 95. Nilai persentil yang didapatkan dari masing-masing data berbeda tiap tahun persentilnya. Dan nilai persentil yang digunakan adalah nilai persentil 5, 50, dan 95 karena nilai persentil tersebut merupakan nilai persentil yang bisa mewakili ukuran tubuh populasi untuk suatu produk. 4.4. Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomik Dari hasil data pengukuran antropometri yang telah dilakukan, maka produk yang kami rancang yaitu kursi kerja untuk digunakan pada mesin jahit. 4.4.1. Deskripsi Produk Rincian produk yang dirancang: - Produk kursi ini dirancang berguna untuk tempat sandaran pekerja saat - melakukan pekerjaan. Kursi dirancang untuk tempat duduk pekerja. Kursi dirancang agar pekerja tidak sulit melakukan pekerjaan. Kursi tersebut berfungsi untuk memberikan kenyamanan pekerja saat melakukan pekerjaan. 4.4.2. Analisis dan Perancangan Dimensi Produk Produk yang kami rancang tidak berdasarkan pengolahan data yang kami olah, namun data tersebut ada hubungannya dengan produk yang kami rancang. Data yang kami olah untuk merancang desain produk adalah sebagai berikut:

- TSP (Tinggi sandaran punggung) TSD (Tinggi siku duduk) PPo (Pantat popliteal) TPo (Tinggi popliteal/lipat lutut) STK (Sudut telapak kaki) Untuk ukuran sandaran duduk kami menggunakan data TSP dengan percentile 50 atau rata-rata, karna jika kami menggunakan persentil tertinggi maka orang yang memiliki dimensi tubuh yang kecil tidak bisa menyandarkan punggungnya pada kursi. Dan begitu juga sebaliknya kami tidak menggunakan persentil terendah, karna jika kami menggunakan persentil terendah maka orang yang memiliki dimensi tubuh rendah tidak bisa menyandarkan punggungnya pada kursi. Untuk ukuran tinggi kursi kami menggunakan data TPO dengan persentil 50 atau rata-rata, jika kami menggunakan persentil terbesar maka orang yang memiliki dimensi tubuh kecil akan sulit menyesuaikan posisi kaki pada saat duduk begitupun sebaliknya. Untuk ukuran lebar dudukan kursi kami menggunakan data PPo dengan persentil 95, karna jika kami menggunakan persentil terkecil maka orang yang memiliki dimensi tubuh yang kecil akan sulit menyesuaikan posisi duduknya. Untuk ukuran pijakan kaki pada mesin jahit kami menggunakan data STK dengan persentil 50 atau rata-rata. Dan untuk tinggi meja kami menggunakan data TSD dengan percentile 50 atau rata-rata. 1. Analisis produk berdasarkan bentuk dan bahan yang digunakan - Sandaran kursi 15 derajat - Bahan kursi dari stainless steel - Bantalan kursi dari busa - Bahan meja dari kayu 2. Analisis berdasarkan ukuran - Tinggi sandaran kursi diambil dari data TSP dengan persentil - 50 dengan ukuran 47 cm. Tinggi kursi diambil dari data TPo dengan persentil 50 dengan ukuran 4 cm.

- Lebar dudukan kursi diambil dari data PPo dengan persentil 95 - dengan ukuran 49 cm. Pijakan meja pada meja mesin jahit diambil dari data STK - dengan persentil 50 dengan ukuran kemiringan 55 derajat. Dan tinggi meja mesin jahit diambil dari data TSD dengan persentil 50 dengan ukuran 69 cm. Dari hasil produk yang dirancang, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menentukan/merancang suatu produk. Kita harus menyesuaikan dengan ukuran dimensi tubuh manusia yang akan menggunakan produk tersebut, agar terciptanya ENASE (Enak, nyaman, aman, sehat, dan efektif). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari data dimensi tubuh yang kami olah, dapat diambil kesimpulan bahwa: - Data yang diperoleh terkadang memiliki jarak yang berbeda-beda. Data-data tersebut telah teruji keseragaman, kenormalan, dan kecukupan data. Data yang tidak seragam terdapat pada data TMD dan TSD. Data yang tidak cukup terdapat pada data TSD Data-data tersebut dapat dipakai untuk mewakili dimensi tubuh manusia di - Indonesia. Produk yang dirancang dari hasil pengukuran dimensi tubuh yaitu kursi kerja - yang digunakan pada mesin jahit. Dan data-data tersebut juga bisa dipakai untuk membuat produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

5.2. Saran Dari uji keseragaman, uji kecukupan, dan uji kenormalan data. Semua data kami telah teruji, namun pada uji keseragaman data TMD dan TSD data yang kami ujikan belum seragam, karena ada beberapa yang keluar dari batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Dan pada data uji kecukupan data TSD, data kami pun tidak cukup. Agar tidak terjadi kesalahan yang sama pada percobaan selanjutnya, maka kami akan lebih berhati-hati lagi dalam melakukan pengukuran. DAFTAR PUSTAKA McCormick, Ernest J. and Sanders, Mark S. 1987. Human Factors in Engineering and Desig. New York: MacGraw Hill Book Company. Nurmianto, Eko. 1995. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Pulat, Mustafa B. 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomic. Oklahoma: Waveland Press Inc. Sutalaksana, Iftikar, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri. ITB-Bandung. Wickens, Christopher D. 1998. AnIntroduction to Human Factors Engineering. New York: Longman. Wignosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Penerbit Guna Widya.

DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN LEMBARAN ASISTENSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi 2.2 Antropometri 2. Pengujian Statistik BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.1 Rekapitulasi Data Antropometri

.2 Pengujian Statistikal.2.1 Uji Kenormalan Data.2.2 Uji Keseragaman Data.2. Uji Kecukupan Data. Perhitungan Nilai Persentil BAB IV. ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN 4.1 Analisis Data Antropometri 4.2 Analisis Statistikal 4.2.1 Analisis Kenormalan data 4.2.2 Analisis Keseragaman data 4.2. Analisis Kecukupan data 4. Analisis Nilai Persentil 4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomik 4.4.1 Deskripsi Produk 4.4.1.Analisis dan Perancangan Dimensi Produk BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI Modul 1 : Antropometri Oleh : Kelompok II-1

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui di Padang, 9 Oktober 2014 Tertanda Asisten Dosen Lonny Afrizalmi Syamsul Anwar NBP. 1211096 NIP 198109262005021001 LEMBARAN ASISTENSI Kelas : SPI-2A Shift/Klp. : II /1 Anggota : 1. Arhamna Arisya 2. Febrio Diwaratama. Ibnu Ilham Akbar 4. Nadia Erdi Deandra Asisten : Lonny Afrizalmi Modul : 1 (satu) Hari/ Tanggal Catatan Perbaikan Paraf Asisten

1. 2.. LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI ANTROPOMETRI

Oleh : Kelompok II-1 Arhamna Arisya (111005) Febrio Diwaratama (111008) Ibnu Ilham Akbar (111011) Nadia Erdi Deandra (11100) (SPI-2A) SISTEM PRODUKSI INDUSTRI AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ergonomi ini sebatas kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Syamsul Anwar, ST, M.Se selaku dosen mata kuliah Ergonomi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap Laporan Praktikum ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Antropometri dengan menggunakan program Ms. Excel, SPSS, dan ManneQuin. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Padang, 9 Oktober 2014 Penyusun LAMPIRAN - Tampak samping

Keterangan gambar: TSP TSD TPo PPo STK : persentil 50 : persentil 50 : persentil 50 : persentil 95 : persentil 50 - Tampak Belakang