MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis. Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel

dokumen-dokumen yang mirip
PERSATUAN DAN KERUKUNAN

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

SKB GAFATAR & SKB AHMADIYAH (TINJUAN TEOLOGIS ) Oleh: Prof. H. Abd. Rahman Mas ud, Ph.D Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

Politik. Lolytasari, M.Hum

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Щ6

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

BAB IV ANALISIS TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM AL-QURAN TELAAH PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN AQIDAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Survei Nasional: Dukungan dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 16 Maret 2005

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA SE-INDONESIA TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

KEBIJAKAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN ISU KEBEBASAN BERAGAMA

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

ASAS-ASAS ISLAM. Agama Islam Iman & Taat Kenabian Pentafsiran Iman Ibadat-ibadat Agama & Syariah Hukum Syariah

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

KONDISI DAN TANTANGAN UTK LAHIR MUHAMMADIYAH

Jelas tidak layaklah. Ini tidak apple to apple, atau orang pesantren bilang, baina as-sama' wa qa'r al-bi'r (antara langit dan dasar sumur).

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN:

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB V PENUTUP. Al-Quran yang ditelaah melalui konsep Pendidikan Islam, penulis menemukan

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Mam MAKALAH ISLAM. Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan

Deklarasi Penghapusan Semua Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama...

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

Islam: pemikiran kenegaraan & pemerintahan. Sinopsis:

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Miraj Nasional, Jakarta, 7 Juni 2013 Jumat, 07 Juni 2013

SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

FUNDAMENTALISME ISLAM. 1. Ikfan Febriyana Ulul Azmi Najitama Indah Septia D.N

KARAKTERISTIK HUKUM ISLAM DALAM MENGHADAPI PERKEMBAGAN ZAMAN. Pendahuluan

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

AL QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Pancasila Modul ke: Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara (Politik, ekonomi, sosialbudaya,

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

NASKAH SOSIALISASI PERAT A URAN A B ERSAM A A

SOSIALISASI SKB 3 MENTERI DAN SEB TERKAIT JAI DAN GAFATAR

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA DI INDONESIA DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Islam dan Sekularisme

Mengelola Konflik Keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

BAB III LATAR BELAKANG DIKELUARKANNYA SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG DAN MENTERI DALAM NEGERI

KONSEP KEKELUARGAAN DAN KEMASYARAKATAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. keberagamaan, cita-cita, perspektif, orientasi hidup. Tingginya pluralisme bangsa Indonesia membuat potensi konflik bangsa

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PANDUAN AGAMA DALAM MENDOAKAN TERHADAP PENGANUT AGAMA LAIN

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

OLEH : Dr. M. ADI TOEGARISMAN JAKSA AGUNG MUDA BIDANG INTELIJEN.

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

I. PENDAHULUAN. mayoritas dengan penganut minoritas. Penganut atau golongan agama saling

Menangani Garis Keras : Strategi dan Metode Penanganan Kelompok dan Faham Radikal

Secara bahasa, kata AGAMA berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti TIDAK PERGI, tetap di tempat.

Toto Suryana Konsep dan Aktualisasi Kerukunan Antar Umat Beragama dan terorisme menjadi masalah besar bangsa dan harus dicarikan penyelesaian secara t

BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

11MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara. .Drs. Sugeng Baskoro, M.M.

BAB III SANKSI HUKUM TERHADAP PELAKU PENODAAN AGAMA DALAM KETENTUAN HUKUM DI INDONESIA

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Rule of Law. Negara Absolut. Doktrin Egalitarian

Transkripsi:

MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel

Dasar Filosofis Rukun: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan kerukunan dalam kehidupannya. Harmoni: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan keseimbangan antara mikro kosmos dan makro kosmos Selamet: Orang Indonesia (khususnya orang Jawa) sangat menjaga keselamatan baik dengan sesama manusia, alam dan Tuhan

KERUKUNAN BERAGAMA Konsepsi Alamsyah Prawiranegara, yaitu: Kerukunan antar umat beragama Kerukunan intern umat beragama Kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah

HAK BERAGAMA bahwa hak beragama adalah hak asasi manusia yg tdk dpt dikurangi dlm keadaan apapun; bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk utk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu; bahwa Pemerintah berkewajiban melindungi setiap usaha penduduk melaksanakan ajaran agama & ibadat pemeluk-pemeluknya,

PERAN PEMERINTAH Pemerintah mempunyai tugas utk memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dlm melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dgn rukun, lancar, dan tertib; Arah kebijakan Pemerintah dalam pembangunan nasional di bidang agama antara lain peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, kehidupan beragama, serta peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama; Kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan bangsa dan negara

MAKNA KERUKUNAN BERAGAMA 1. Kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama dan Pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan umat beragama.

TANTANGAN KE DEPAN 1. Globalisasi (borderless world, borderless society) 2. Perubahan Sosial yang sangat cepat (semakin melemahnya moralitas, kekeluargaan, kekerabatan, solidaritas sosial dan primordialitas, sebaliknya semakin menguat individualisme, konsumerisme dan kapitalisme) 3. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi (semakin mudahnya mengakses informasi dan melakukan komunikasi melalui interaksi dalam dunia maya)

SIKAP MASYARAKAT 1. Mengikuti arus perubahan tanpa melakukan perlawanan sedikitpun (seluruh kehidupannya merupakan replika kehidupan modern/posmodern) 2. Melawan dengan segenap kemampuan (menimbulkan gerakan-gerakan keagamaan yang bercorak fundamental, seperti gerakan anti Amerika oleh Imam Samodra cs) 3. Mengikuti dengan kritis (melakukan adaptasi secara kritis teradap perubahan-perubahan tersebut, mengambil yang bermanfaat dan membuang yang madharat)

TANTANGAN UMUM KEBERAGAMAAN Liberalisme yaitu penafsiran teks yang sangat bebas dan bahkan tanpa mengindahkan terhadap kaidah-kaidah penafsiran teks. Sangat melebih-lebihkan konteks Radikalisme, yaitu penafsiran teks yang sangat ketat tanpa melakukan verifikasi empirik. Sangat melebihkan-lebihkan teks.

TANTANGAN BERAGAMA DI INDONESIA Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh lembagalembaga terpercaya, maka didapati kecenderungan masyarakat untuk melakukan kekerasan atas nama agama. Berikut adalah hasilnya. Survey LSI: 16,9% setuju radikalisme FPI, 11% setuju radikalisme MMI, 3,3% setuju agenda HTI dan 59,1% setuju agenda MUI (Maret 2005). Survey PPIM: 67,2% setuju ajaran Islam yang membolehkan pemukulan terhadap anak usia 10th yang tidak salat, 61,4% setuju untuk memerangi orang non muslim, 53,1% setuju hukuman untuk tafsir al- Qur.an secara liberal dipenjara, 49% setuju membela perang dengan non muslim, 47% setuju pelarangan Ahmadiyah, 20% setuju dengan bom Bali, 18% setuju perusakan gereja, 37,2% setuju larangan mengucapkan selamat hari natal. (Juni 2006).

LANJUTAN Survey PPIM: 14,7% bersedia merusak gereja, 28,7% bersedia mengusir Ahmadiyah, 34,5% memukul pencuri, 26,6% merajam pezina, 43,5% perang thad non muslim yang mengancam, 37,9% merusak pelacuran, 38,4% merusak tempat minuman keras, 38,4% mengancam orang yang menghina agama, 24% bersedia bentrok dengan polisi untuk menegakkan agama, 23,1% bersedia membela Afghanistan dan 25,2% bersedian membela Poso ( Mei 2006).

TANTANGAN LOKALISASI AGAMA Pertama, lemahnya agama-agama formal untuk menyapa terhadap kelompok-kelompok pinggiran. Agama-agama formal lebih banyak menyentuh terhadap orang-orang yang sudah Islam. Kedua, mereka belum merasakan kepuasan dengan agama formal. Munculnya aliran-aliran kepercayaan dalam banyak hal karena agama formal tidak memberikan ruang ekspressi dahaga spiritualitas. Mereka tidak hanya membutuhkan ritual-ritual formal tetapi pemenuhan hasrat spiritualitas yang lebih esoterik. Ketiga, keinginan identifikasi diri dan aktualisasi diri.

KRITERIA SESAT MUI 1) Mengingkari salah satu dari rukun iman yang ke enam, dan rukun Islam yang ke lima, 2) Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan dalil syar i (al-qur an dan sunnah). 3) Meyakini turunnya wahyu setelah al-qur an. 4) Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al- Qur an. 5) Melakukan penafsiran al-qur an yang tidak berdasarkan atas kaidah-kaidah tafsir, 6) Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam.

LANJUTAN 6) Mengingkari kedudukan hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam. 7) Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul. 8) Mengingkari Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir. 9) Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokokpokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah 10) Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya

MENGEDEPANKAN KERUKUNAN pertama, menampilkan ajaran Islam yang memiliki moralitas universal. Yang diusung di dalam universalitas adalah moralitas agamanya. Agama apapun akan mengajarkan kemanusiaan, cinta dan kasih sayang, keadilan, kesetaraan, keselamatan dan perdamaian. Persoalan kemanusiaan adalah persoalan universal, sehingga harus diusung oleh semua pemeluk agama

LANJUTAN Kedua, menggalang pemahaman agama yang tidak sempit dengan klaim kebenaran yang eksklusif. Kesadaran itu bersumber dari pemahaman bahwa ada perbedaan teologis dan ritual yang tidak terbantahkan, tetapi juga ada dimensi humanitas yang dapat dipertemukan. Faham agama yang eksklusif akan berimplikasi terhadap penyangkalan diversitas kepemelukan agama yang memang menjadi keniscayaan di dunia ini

LANJUTAN Ketiga, mengembangkan sikap keberagaman yang moderat. Moderatisme adalah sikap keberagamaan yang cenderung memberikan ruang bagi yang lain untuk hidup. Melalui sikap moderat, maka orang lain dengan keyakinan berbeda, pandangan hidup berbeda dan gaya hidup berbeda adalah suatu kewajaran dan kemungkinan di dalam kehidupan

AKHIRUL KALAM Matur nuwun Terima kasih Syukran katsiran Thanks