Politik Lingkungan Global dan Sumber daya Alam Danil Akbar Taqwadin, BIAM, M.Sc. MK: Politik Lingkungan Global dan SDA. (FISIP UNSYIAH)
Pendahuluan Lingkungan dan Sumber Daya Alam merupakan ranah baru dalam politik. Politik sendiri baru berdiri secara sistematis pada akhir abad ke 19. Untuk memahami Politik Lingkungan Global dan Sumber Daya Alam, maka pengetahuan akan lingkungan dan SDA harus dijelaskan terlebih dahulu.
Lingkungan Lingkungan: kombinasi antara kondisi fisik (SDA, flora dan fauna, tanah, air, sinar matahari, etc.) dan kondisi non-fisik (kelembagaan yang diciptakan manusia, i.e. teknologi, ekonomi, sosial, etc.) yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Ilmu lingkungan juga disebut ekologi.
Sumber Daya Alam Sumber daya: Segala hal yang memiliki kegunaan dan nilai. Sumber daya alam: segala hal yang memiliki kegunaan dan nilai yang berasal dari alam, yang exist secara independen dengan atau tanpa campur tangan manusia. SDA adalah neutral stuff (Zimmerman, 1951)
Sumber daya tidak dapat dikatakan sebagai sumber daya apabila tidak digunakan. Sumber daya pada dasarnya Humancentered. Kesadaran akan nilai Sumber daya adalah proses mental dalam menilai lingkungan di sekitar kita. Proses ini menciptakan pola, pandangan dan sikap dalam melihat lingkungan dan bagian2nya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai-nilai lingkungan dan sumber daya alam: 1. Latar belakang budaya/kultur Terdapat berbagai budaya dengan berbagai sistem nilai di dalamnya. Sesuatu yang memiliki nilai dalam suatu budaya dan sistem nilai, belum berarti akan sama dengan budaya dan sistem nilai lainnya. Ex. Eksploitasi lautan (ikan tuna dan paus) antara pandangan ecosentrisme dan islam.
2. Pandangan terhadap alam Umumnya, terdapat berbagai pandangan pada individu dan masyarakat terhadap alam. Pandangan yang takut kepada alam vs. pandangan yang berusaha mendominasi alam. Pandangan untuk menghargai dan hidup bersama alam vs. pandangan untuk mengontrol alam. Ex. Masyarakat adat vs. investor asing yang ingin mengeksploitasi hutan.
3. Perubahan Sosial Perubahan sosial pada individu dan masyarakat juga mempengaruhi nilai dan utilitas lingkungan dan SDA. Komposisi dalam masyarakat cenderung selalu berubah. Ex. Etnis, gender, sex, pendidikan, pemasukan, status sosial, mempengaruhi manusia dalam melihat lingkungan dan SDA. Ex. Batu cincin: dulu, kini, dan nanti; Lobster pada era sebelum 1960an dibandingkan setelah era 1960an.
4. Kelangkaan Ketika SDA mengalami kelangkaan maka nilai-nya juga akan meningkat. - Absolute scarcity: Kelangkaan terjadi ketika supply tidak mencukupi demand saat ini dan nanti. Ex. Diamond. - Relative Scarcity: Kelangkaan terjadi karena ketidakseimbangan antara supply dan demand terhadap sumber daya yang ada, bukan karena insufficiency SDA. Hal ini dapat bersifat short dan long-term. Ex. Ketersediaan pangan.
5. Faktor Teknologi dan Ekonomi a. Teknologi: terkait dengan pengetahuan dan skill dalam mengeksploitasi SDA. Ex. Air tanah bukanlah sumber daya ketika masih berada di dalam tanah, setelah di eksploitasi dengan menggunakan teknologi pemompaan maka air tanah menjadi sumber daya yang memiliki nilai dan kegunaan.
b. Ekonomi: Terkait dengan pricing system di pasaran. Nilai atau harga SDA ditentukan oleh karakter fisik ditambah kemampuan dan keinginan untuk mengeksploitasi SDA tersebut. Dalam sistem ekonomi kapitalis, potensi sumber daya alam hanya akan dieksploitasi apabila memberikan keuntungan. Ex. Tambang yang berada di daerah terpencil dan jauh dari pasaran.
Jarang sekali nilai SDA hanya terkait dengan salah satu faktor (teknologi saja, atau kognitif atau ekonomi saja). Lazimnya, ia merupakan kombinasi dari semua faktor yang telah disebutkan.
Jenis-jenis SDA 1. Perpetual resources (SDA abadi), ex: Sinar matahari, air, tanah. 2. Renewable resources (SDA yang dapat diperbaharui), ex: tumbuhan dan hewan. 3. Non-renewable resources (SDA yang tidak dapat diperbaharui), ex: minyak dan mineral. 4. Potential resources (SDA yang masih belum memiliki kegunaan dan nilai, namun berpotensi menjadi sumber daya apabila faktor teknologi, kognitif, dan ekonomi dipadukan), ex. Shale gas, sampah sebagai bahan bakar alternative, etc.
Walaupun jenis-jenis ini tersusun secara jelas, namun banyak dari jenis-jenis masih menjadi topik perdebatan. Hal ini sesungguhnya bergantung pada rentang waktu kapan kita melihat dan bagaimana kita menggunakan dan menilai SDA yang ada. Ex. Walaupun hujan selalu menjadi fenomena alam yang lazim, namun atmosfer yang telah tercemar dengan polusi udara akan menciptakan hujan asam yang berbahaya bagi manusia. Ianya tidak lagi dianggap sebagai perpetual resources, namun sudah membahayakan. Ex. Lain: perubahan zat dalam tanah akibat limbah industri, atau air sebagai SDA abadi di wilayah gurun.
Eksploitasi, Konservasi dan Perlindungan SDA Eksploitasi, konservasi, dan perlindungan merupakan kata-kata yang lazim saat membicarakan tentang lingkungan dan SDA. Ekspolitasi: pengambilan dan penggunaan SDA untuk keuntungan individu atau masyarakat. Konservasi: Pengambilan dan penggunaan SDA secara efisien dan bijak sehingga menciptakan pola, pandangan dan pemikiran untuk melindungi ketersediaan lingkungan dan SDA di masa yang akan datang. Perlindungan (preservation): Tidak mengambil dan menggunakan SDA sama sekali demi menjaga kelangsungannya untuk anak cucu di masa yang akan datang.
Alam, Sosial, Ekonomi dan Politik dalam kajian Lingkungan dan SDA Kombinasi alam, ekonomi, politik dan sosial menentukan pandangan dan penggunaan terhadap lingkungan dan SDA. Oleh karena itu, studi tentang Politik Lingkungan Global dan SDA harus melihat dari sudut interdisciplinary dan integrative. Integrative berarti kita harus mampu mempertimbangkan permasalahanpermasalahan yang terkait dengan lingkungan dan SDA baik secara spesifik dan menyeluruh.
General system theory (von Bertalanffy, 1950) seringkali digunakan dalam analisa ketersediaan dan pemanfaatan lingkungan dan SDA. Theory ini berasal dari petuah Aristoteles, the whole is greater than the sum of its parts. Yang bukan hanya melihat pada tiap-tiap bagian dalam sebuah sistem, namun juga melihat tiap-tiap bagian tersebut berinteraksi satu sama lain. Hal ini berguna dalam melihat keterikatan sistem manusia dan alam.
Contoh kasus: tambang logam