Definisi Berbagai Istilah Latihan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana DEFINISI BERBAGAI ISTILAH LATIHAN KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1

dokumen-dokumen yang mirip
RAHASIA 1 TEHNIK PENYELENGARAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN

TEKNIK PENYELENGARAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 N

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1949/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS GELADI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Kesiapan Masyarakat untuk Kedaruratan dan Bencana

PENGANTAR LOKAKARYA MANAJEMEN KEDARURATAN DAN PERENCANAAN KONTINJENSI. Painan, 29 November 3 Desember 2005 BAKORNAS PBP KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1949/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS GELADI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Staf 2 / Operasi. Fungsi Umum. digariskan oleh Komandan. oleh Komandan. Kapten Kav Budiman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

No.1119, 2014 KEMENHAN. Krisis Kesehatan. Penanganan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dari penelitian ini

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PROSEDUR TETAP KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

Kuliah 11. Manajemen Bencana

Hasil yang diharapkan Hasil yang dicapai Peserta. Rekomendasi Dokumentasi

PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

Disaster Management. Transkrip Minggu 2: Manajemen Bencana, Tanggap Darurat dan Business Continuity Management

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

No. 1411, 2014 BNPB. Logistik. Peralatan. Penanggulangan Bencana. Manajemen. Pedoman.

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

: Unit ini meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam mengelola tanggap darurat search and rescue (SAR)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Rencana. Operasi Darurat Bencana. Penyusunan. Pedoman.

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

2015, No Tenaga Nuklir tentang Penatalaksanaan Tanggap Darurat Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 te

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

EVALUASI PENANGANAN DARURAT BENCANA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

HASIL RUMUSAN KOMISI A BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENANGGULANGAN BENCANA NON ALAM MENGHADAPI PENINGKATAN ANCAMAN EMERGING INFECTIOUS DISEASE

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan UU No.24/2007, International Federation Red Cross (IFRC) dan

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

2016, No menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana tentang Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana; Mengingat

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PEMETAAN SISTEM KONFIGURASI JARINGAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI TANGGAP DARURAT BENCANA DI INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

BNPB. Logistik. Inventarisasi. Pedoman.

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA

Isi Perjanjian DCA RI Singapura

1. Melibatkan masyarakat 1.1 Pengenalan karakter umum dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 21 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR)

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2013

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Kertas Kerja DEFINISI BERBAGAI ISTILAH LATIHAN KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA 1 Oleh Tanty S Reinhart Thamrin 2 Latar Belakang Kertas kerja ini disusun sebagai bahan panduan pelatihan fasilitator Pengurangan Risiko Bencana. Tujuannya adalah agar fasilitator Pengurangan Risiko Bencana dapat membedakan istilah jenis-jenis latihan yang digunakan dalam pelatihan dan latihan untuk membangun kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Disadari bahwa dalam konteks latihan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana, peran militer sangat besar baik sebagai pelatih, mentor, maupun sebagai pelaku. Penggunaan strategy, taktik, dan istilah militer untuk tanggap darurat bencana alam juga kerap ditemui dalam pelatihan kesiapsiagan, tanggap darurat dan penanggulangan bencana secara umum. Olehnya, penting bagi fasilitator Pengurangan Risiko Bencana untuk mengetahui definisi dari istilah latihan kesiapsiagaan yang kerap digunakan, baik oleh sipil maupun militer, tatacara pelaksanaannya serta perbedaannya. Diharapkan, dengan memahami definisi dari istilah-istilah latihan kesiapsiagaan yang kerap digunakan dapat mengurangi dan menghilangkan kerancuan serta kebingungan penggunaan istilah tersebut. Pelatihan (training) dan Latihan (exercise) merupakan suatu elemen yang berperan sangat penting dalam meningkatkan upaya kesiapsiagaan secara sistematis. Dalam tahap pelatihan, para pemangku kepentingan yang terkait dari unsur institusi pemerintah, non pemerintah, maupun masyarakat, dibekali dengan berbagai 1 Kertas kerja sebagai bahan panduan pelatihan fasilitator Pengurangan Risiko Bencana. 2 Tanty S Reinhart Thamrin adalah praktisi Conflict and Disaster Risk Reduction/Management. Contact : Page 1

pengetahuan yang dibutuhkan sehingga mereka memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik. Selain pengetahuan, peningkatan keterampilan juga harus diberikan melalui berbagai bentuk latihan yang menggunakan simulasi dengan penekanan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan para pemangku kepentingan yang terkait sehingga mencapai sasaran yang diharapkan. Untuk memastikan pengetahuan dan keterampilan tersebut apakah sudah sesuai dengan sasaran yang diharapkan, maka perlu dilakukan latihan yang bersifat menguji sebuah sistem, di mana fungsi komando, kendali dan komunikasi antar pemangku kepentingan yang terkait diperankan, serta seluruh sumberdaya yang tersedia disinergikan, sebagaimana bila situasi kedaruratan yang sebenarnya terjadi. Latihan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana diselenggarakan dalam 3 (tiga) tingkatan, yaitu Tingkat Pelatihan, Tingkat Simulasi, dan Tingkat Uji Sistem. Penyelenggaraan latihan yang komprehensif dilaksanakan dalam prinsip bertahap, bertingkat dan berlanjut. Latihan adalah suatu kegiatan terfokus yang menempatkan pelakunya dalam situasi yang disimulasikan guna menjalankan fungsi yang diharapkan darinya pada saat kejadian sesungguhnya. Tahapan Latihan adalah langkah-langkah yang dilalui untuk penyelenggaraan latihan, yang meliputi Tahap Perencanaan, Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Tingkat Latihan adalah pengelompokan metode latihan berdasarkan tujuan dan sasaran latihan menjadi Tingkat Pelatihan, Simulasi, dan Uji Sistem. Secara umum, dapat dikatakan bahwa Tingkat Pelatihan lebih ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan pelaku; Tingkat Simulasi untuk meningkatkan keterampilan pelaku; dan Tingkat Uji Sistem untuk menguji pengetahuan dan keterampilan pelaku dalam menjalankan fungsi yang diharapkan dari pelaku saat terjadinya situasi darurat 3. 3 Pedoman Penyelenggaraan Latihan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kota Mataram BNPB, 2015 Page 2

Definisi Latihan Kesiapsiagaan berdasarkan definisi TNI dan BNPB Bagian ini menjelaskan secara detail definisi dari masing-masing istilah latihan kesiapsiagaan yang kerap digunakan, berdasarkan sumber dokumen Teknik Penyelenggaraan Latihan TNI AD (2011), dokumen BNPB Panduan Fasilitator MM Direx (2014), dan dokumen Pedoman Penyelenggaraan Latihan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kota Mataram BNPB (2015), definisi FEMA dan definisi Emergency Preparedness. Pelatihan (training) adalah tindakan mengajar pengetahuan atau ketrampilan atau jenis perilaku tertentu. Latihan (exercise) adalah melakukan gerakan tertentu atau serangkaian gerakan yang dilakukan untuk menjadi lebih baik. Sesuatu yang dilakukan atau dipraktikkan untuk mengembangkan keterampilan tertentu. Kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Sebuah tugas yang ditetapkan untuk berlatih atau menguji keterampilan tertentu. Simulasi adalah tindakan atau proses meniru penampilan tertentu atau bentuk; pemodelan dari serangkaian masalah atau peristiwa yang dapat digunakan untuk mengajarkan seseorang bagaimana melakukan sesuatu. Seminar: Sebuah seminar adalah diskusi informal, yang dirancang untuk peserta orientasi rencana, kebijakan, atau prosedur (misalnya, seminar untuk meninjau Standard Operating Procedure untuk Evakuasi) yang baru atau diperbarui 4. Workshop: Lokakarya menyerupai sebuah seminar, tetapi digunakan untuk membangun produk tertentu, seperti draft rencana atau kebijakan (misalnya, Workshop/Lokakarya Penyusunan Rencana Startegis) 5. Tabletop Exercise (TTX): Latihan meja atau gladi ruang, melibatkan personil kunci membahas skenario simulasi dalam suasana informal. TTX dapat digunakan untuk 4 Definisi Emergency Preparedness http://www.calhospitalprepare.org/post/what-difference-between-tabletopexercise-drill-functional-exercise-and-full-scale-exercise 5 idem Page 3

menilai rencana, kebijakan, dan prosedur 6. Kegiatan di mana personil kunci ditugaskan peran manajemen darurat dan tanggung jawab yang berkumpul untuk membahas berbagai situasi darurat, proses dilakukan di lingkungan yang aman, dan tidak berbahaya. Games: Sebuah permainan adalah simulasi dari operasi yang sering melibatkan dua atau lebih tim, biasanya dalam lingkungan yang kompetitif, menggunakan aturan, data, dan prosedur yang dirancang untuk menggambarkan situasi kehidupan nyata yang sebenarnya atau diasumsikan. Latihan berbasis Operasi (Operations Based Exercise): merupakan latihan yang dilakukan berbasis untuk memvalidasi rencana, kebijakan, perjanjian dan prosedur, memperjelas peran dan tanggung jawab, dan mengidentifikasi kesenjangan sumber daya di lingkungan operasional. Jenis Latihan berbasis operasi meliputi: 1. Drill: adalah terkoordinasi, aktivitas diawasi biasanya digunakan untuk menguji satu, operasi atau fungsi tertentu dalam satu kesatuan (misalnya, pemadam kebakaran melakukan drill dekontaminasi, petugas 1 st Responder melakukan drill CPR). Drill merupakan kegiatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu: untuk berlatih sesuatu, atau untuk membuat seseorang melakukan hal ini, termasuk memberitahu seseorang sesuatu berulang kali untuk membuat mereka mengingatnya. Sebuah tugas yang ditetapkan untuk berlatih atau menguji keterampilan secara akurat. : untuk memperbaiki kebiasaan, pola, ketrampilan melakukan suatu kegiatan dengan instruksi berulang. Kegiatan yang mempraktekkan keahlian tertentu dan sering melibatkan mengulangi hal yang sama beberapa kali. Functional Exercise (FE): Latihan yang dilakukan untuk meneliti fungsi dan/atau memvalidasi koordinasi, komando, dan kontrol antara berbagai pusat koordinasi multilembaga (misalnya, pusat operasi darurat, bersama lapangan kantor, dll). Sebuah 6 idem Page 4

latihan fungsional tidak melibatkan "pergerakan di lapangan" (yaitu, responden pertama atau pejabat darurat menanggapi insiden secara real time) 7. Full Scale Exercise (FSE): Sebuah latihan skala penuh adalah multi-lembaga, multiyurisdiksi, olahraga multi-disiplin yang melibatkan fungsional (misalnya, kantor pusat lapangan bersama, operasi darurat, dll) dan "pergerakan di lapangan" respon (misalnya, petugas pemadam kebakaran, petugas 1 st Responder, petugas SAR). Geladi adalah berlatih; pelatihan umum yang terakhir kali sebelum pelaksanaan atau pementasan pada kegiatan sesungguhnya kegiatan yang dilakukan menyerupai pelaksanaan yang sesungguhnya, bertujuan untuk menguji sistem. Istilah TNI Jenis Penjelasan Latihan Sumber : Dokumen Teknik Penyelenggaraan Latihan TNI AD, 2011 Gladi Peta Gladi Model Suatu gladi taktis dimana diberikan serangkaian situasi dalam bentuk saling berkaitan dan mengandung berbagai kegiatan taktis yang harus dipecahkan baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam gladi ini peta merupakan salah satu petunjuk tentang medan. Penggunaan foto udara dalam pelatihan ini sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang sudut dimensi medan. Suatu gladi taktis dimana berupa model pasir atau kain sebagai petunjuk tentang medan atau petunjuk pelengkap disamping peta. digambarkan dengan tanda gambar atau miniatur. Gladi ini berguna untuk memberikan instruksi tentang berbagai prinsip-prinsip dasar tindakan dan gerakan pasukan. 7 Emergency Preparedness http://www.calhospitalprepare.org/post/what-difference-between-tabletop-exercisedrill-functional-exercise-and-full-scale-exercise Page 5

Gladi Medan Manuver Peta Gladi Posko 1 Suatu metoda gladi taktis dalam mengaplikasikan doktrin dan taktik dimana disposisi serta gerakan pasukan yang direpumpakan, direncanakan, didiskusikan dengan menggunakan medan tertentu. Suatu gladi taktis dimana situasi operasi disajikan dengan menggambarkan peta serta diberikan persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan, perintah dan tindakan dari perilaku yang berperan sebagai komandan dan staff. Manuver peta dapat dilaksanakan secara terus menerus atau bertahap sesuai dengan persoalan yang ingin dikembangkan. Gladi ini dapat memberikan gambaran yang realistis. Suatu metoda gladi taktis dimana pelaku diberikan serangkaian keadaan dan kejadian yang sambung menyambung. Pada setiap keadaan dan kejadian mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta keputusan, rencana, perintah dan tindakan dari pelaku yang berperan sebagai Komandan dan Perwira Staff dari Markas Komando Satuan yang dilatih. Dengan tujuan untuk melatih para Komandan dan staff dalam melaksanakan teknik, prosedur dan tata kerja yang berlakuk di suatu Pos Komando. Situasi dikembangkan melalui para pengendali yang meneruskan semua persoalan secara bagian demi bagian, dalam hubungan komando di atas, di bawah dan di samping akan diisi oleh pengendali, sedangkan wasit dibutuhkan untuk menciptakan realise dan memeriksa efisiensi kerja posko. Selama latihan berlangsung posko berada tetap ditempat dan bekerja dengan alat komunikasi tiruan. Page 6

Gladi Posko 2 Geladi Posko II merupakan salah satu metoda latihan taktis tanpa pasukan untuk melatih Komandan dan Staf serta unsur Pelayan Markas satuan dalam melaksanakan teknik, prosedur dan tata cara kerja yang berlaku disuatu Markas Komando serta menguji efektifitas fasilitas di Markas Komando satuan. Suatu metoda gladi taktis dimana pelaku diberikan serangkaian keadaan dan kejadian yang sambung menyambung. Pada setiap keadaan dan kejadian mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta keputusan, rencana, perintah dan tindakan dari pelaku yang berperan sebagai Komandan dan Perwira Staff dari Markas Komando Satuan yang dilatih. Dengan tujuan untuk melatih para Komandan dan staff dalam melaksanakan teknik, prosedur dan tata kerja yang berlaku di suatu Markas Komando satuan. Situasi diciptakan melalui para pengendali yang dilaksanakan oleh penimbul situasi terhadap instalasi posko yang bersangkutan dalam hubungan komando di atas, di bawah dan di samping akan diisi oleh pengendali, sedangkan wasit dibutuhkan untuk menciptakan realisme dan memeriksaefisiensi posko. Selama latihan berlangsung posko berpindah-pindah sesuai keadaan taktis dan digelar secara real di lapangan sedangkan alat komunikasi dalam Gladi Posko II sesuai TOP dan digelar sesuai dengan keadaan taktis. Gladi Mako (Markas Komando) Gladi taktis yang bertujuan untuk melatih kemampuan menyusun suatu rencana bagi komando yang bersifat administratif dan pembinaan, dikerjakan dalam bentuk Gladi Posko I dan Gladi Peta. Gladi ini dimaksudkan untuk melatih semua pejabat Mako dalam berbagai situasi yang berubah- Page 7

ubah dalam menempa suatu rencana. Pelaksanaanya lebih bersifat perencanaan dan pembinaan, dinamika yang terjadi merupakan dinamika dalam proses perencanaan. Drill Teknis Dengan Suatu metoda latihan untuk membiasakan dan mempermahir kemampuan teknis perorangan dalam satuan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu atau dalam hal menggunakan, melayani dan mengerahkan alat peralatan atau perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk melakukan tugas. Drill Taktis Dengan Suatu metoda latihan yang dilakukan oleh satuan untuk membiasakan dan mempermahir suatu kegiatan menurut urutan tertentu yang sudah ditetapkan secara baku dilakukan pada medan simulasi /medan yang mempunyai nilai taktis. Drill taktis dilaksanakan secara tahap demi tahap dan dapat diulangi sampai pelaku mahir melaksanakan kegiatan sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan tujuan melatih kemampuan satuan dalam melaksanakan tugastugas yang berkaitan dengan aspek taktis di medan yang disimulasikan/mempunyai nilai taktis sehingga memiliki kemampuan dalam melaksanakannya. Drill Tempur Dengan Suatu metoda latihan untuk membiasakan dan mempermahir kemampuan tempur satuan baik aspek taktis maupun aspek teknisnya, dilakukan di medan sebenarnya/lapangan. Drill tempur dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan yang utuh, perbaikan terhadap kegiatan yang salah dilaksanakan dengan cara menghentikan gerakan pada bagian tersebut selanjutnya diadakan koreksi Page 8

langsung pada waktu itu juga dan dilaksanakan pengulangan. Secara fisiko drill tempur akan nampak mirip dengan gladi lapangan, bedanya terletak pada sistem pengendalian dan tujuan latihan. Apa yang dilaksanakan pada gladi lapangan, dapat dilaksanakan juga pada gladi tempur. Geladi Lapangan Manuver Lapangan Dengan Dengan Suatu metoda latihan taktis dengan pasukan dilakukan dalam situasi pertempuran yang disimulasikan dan realis untuk menghadapi situasi operasi di medan yang mendekati sebenarnya. Dengan tujuan untuk menguji kemampuan/efektifitas satuan dalam melaksanakan kodal. taktik dan teknik (Dan, Staff dan ) dalam rangka menghadapi situasi operasi di medan yang mendekati sebenarnya. Gladi lapangan merupakan metoda latihan pada puncak dari siklus latihan satuan dan merupakan penyelenggaraan program uji siap tempur satuan. Suatu metoda latihan taktis di luar siklus latihan untuk melaksanakan latihan dalam suatu operasi militer lengkap. dan persenjataan kedua belah pihak dikerahkan seluruhnya dan sebagian, kondisi pertempuran disimulasikan. Manuver lapangan mencakup ruang lingkup, waktu, dan daerah yang luas sampai digaris batas belakang mandala operasi atau lebih serta berbagai masalah taktis dan operasi yang bertahap, biasanya melibatkan pasukan lebih dari satu brigade yang membutuhkan banyak gerakan pemindahan pasukan dalam wilayah yang luas. Manuver lapangan dapat pula dipergunakan untuk pengujian terhadap satu atau lebih pasukan dan suatu doktrin atau prosedur operasi. Page 9

Istilah Jenis Penjelasan BNPB Latihan Sumber : 1. Panduan Fasilitator MM Direx 2014, BNPB. 2. Pedoman Penyelenggaraan Latihan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kota Mataram BNPB, 2015 Geladi Ruang (Table-Top Exercise/TTX) adalah suatu latihan dalam bentuk diskusi pada level pengambil keputusan dari tiap-tiap instansi yang berfungsi membahas kasus atau permasalahan dalam operasi penanganan bencana berdasarkan Skenario Latihan guna meningkatkan pemahaman tentang SOP, buku petunjuk, serta tugas dan tanggung jawab masing-masing. Gladi ruang merupakan kegiatan latihan yang melibatkan personil kunci membahas skenario ancaman yang disimulasikan. Table Top Exercise (TTX) Gladi Ruang Tujuan Gladi Ruang (TTX/Table Top Exercise: 1. Untuk menilai dan mereview rencana, kebijakan, prosedur, pembagian tugas dan tanggungjawab (misalnya EWS, Renkon, SKTDB, ICS secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, tergantung dari besar-kecil atau simple/kompleks skenarionya) 2. Memfasilitasi pemahaman konsep terhadap prosedur yang disimulasikan; 3. Mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan rencana, kebijakan, prosedur, pembagian tugas dan tanggungjawab yang sedang diujikan; 4. Menilai sistem yang sudah tersedia untuk memandu pencegahan, respon, dan pemulihan. 5. Pengambilan keputusan spontan yang cepat yang Page 10

terjadi dalam kondisi darurat yang sebenarnya atau yang disimulasikan; 6. Mencapai perubahan sikap pengambilan keputusan spontan yang cepat yang terjadi dalam kondisi darurat yang sebenarnya atau simulasi. Keuntungan TTX: 1. Peserta didorong untuk membahas masalah secara mendalam dan mengembangkan keputusan melalui masalah yang diberikan oleh seorang fasilitator. 2. TTX melibatkan personil kunci membahas skenario simulasi dalam suasana informal. 3. Dapat menguji situasi hipotetis tanpa menyebabkan gangguan di masyarakat. Gladi ruang (TTX/Table Top Exercise), dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara statis maupun dinamis. Tata cara Gladi Ruang : 1. Para peserta mungkin dari satu kelompok atau lembaga, atau mereka mungkin berbagai kelompok orang, dengan kerjasama pengujian latihan di samping kesiapan untuk merespon; 2. 1 instansi/lembaga/kelompok didampingi oleh 1 orang fasilitator pendamping yang bertugas untuk mengawasi semua tanggapan/reaksi atas masalah yang diberikan, dan akan memberikan evaluasi; 3. Fasilitator utama menjabarkan ketentuan scenario yang akan digunakan berdasarkan jenis ancaman; Page 11

4. Fasilitator utama memberikan masalah atas ancaman yang dimainkan berdasarkan pembagian waktu. 5. "pemain" (lembaga/instansi/kelompok) memberikan tanggapan mereka terhadap masalah yang diberikan dan memberikan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut; 6. Setelah seluruh scenario selesai dimainkan, fasilitator utama akan memberikan kesempatan setiap instansi dan fasilitatornya untuk menjelaskan apasaja tanggapan/reaksi mereka terhadap masalah yang diberikan; 7. Pengawas bertanggungjawab memastikan SOP yang sudah disepakati digunakan dalam uji sistem tersebut. 8. Setelah scenario selesai dimainkan maka Wasit Pengawas dan Fasiltator mengumpulkan hasil monitoring selama TTX; 9. Fasilitator utama menyampaikan review atas uji sistem yang sudah dilakukan; 10. Diskusi atas hasil review tsb; 11. Fasilitator utama menyimpulkan hasil uji kesiapsiagan yang dilakukan dalam TTX dan memfasilitasi RTL. Gladi Posko Tim Lapangan Geladi Posko merupakan suatu kegiatan latihan yang melibatkan satu atau multi-pihak atau lembaga/instansi untuk menguji kapasitas dan berbagai fungsi yang dimiliki oleh lembaga/instansi yang terlibat berdasarkan suatu Skenario Latihan; Latihan posko dimana tim disimulasikan dengan melibatkan Pengambil kebijakan, staf, dan komunikasi dalam dan di antara kantor pusat Page 12

Merupakan latihan yang bersifat interaktif seperti kejadian sesungguhnya tanpa pengerahan peralatan. Disimulasikan sebuah kejadian serealistis mungkin untuk dapat menggerakkan seluruh sumber daya yang sebenarnya. Secara garis besar, Gladi Posko : 1. Mengarahkan kebijakan, koordinasi, dan operasional pelaku untuk merespon secara realistis terhadap pengiriman pesan yang bertahap oleh Bulsi dan kurir. Pesan merupakan masalah berlanjut yang benar-benar mungkin terjadi dalam keadaan darurat bencana. 2. Latihan bersifat menekan pelaku untuk merespon secara real time dalam mengambil keputusan dan tindakan. Semua keputusan dan tindakan yang diambil akan membutuhkan tanggapan dan tindakan dari pelaku lain. 3. Latihan bersifat kompleks karena menyebabkan pelaku untuk membuat keputusan dan bertindak berdasarkan persoalan yang diberikan. 4. Pelaku Geladi Posko adalah personil atau individu yang berasal dari level manajerial dari satu atau beberapa instansi/lembaga terkait; 5. Geladi Posko mensimulasikan kegiatan operasi tanggap darurat yang sebenarnya dengan memberikan berbagai permasalahan yang rumit tetapi realistis dan membutuhkan tanggapan/aksi yang cepat dan efektif dari para pelakunya sehingga diperlukan konsentrasi penuh dari semua pihak yang terlibat dan pengendalian waktu yang baik; 6. Pada pelaksanaannya, Pelaku diberikan serangkaian Page 13

keadaan dan kejadian yang sambung menyambung, mengandung persoalan yang harus dipecahkan dan meminta keputusan, rencana, perintah, dan tindakan dari Pelaku dalam SKTD; 7. Situasi dikembangkan melalui para Pengendali yang meneruskan semua persoalan secara bagian dalam hubungan Komando ke atas, bawah, dan samping guna mensimulasikan kejadian sesungguhnya; 8. Pengendali Atas, Pengendali Samping, dan Pengendali Bawah akan memberikan kasus kepada para pelaku berdasarkan Skenario Latihan; 9. Selama latihan berlangsung Posko, tetap berada di tempat dan bekerja dengan alat komunikasi tiruan atau yang disiapkan. Drill dengan tim lapangan Drill dilakukan dengan terkoordinasi, aktivitas diawasi, digunakan untuk menguji satu keahlian, operasi atau fungsi tertentu dalam satu kesatuan (misalnya, uji pelaksanaan CPR dalam respon tanggap darurat). Selama proses drill, bisa diulang sampai pelaku mahir melakukannya sesuai dengan prosedur atau SOP keahlian tersebut. FTX (Field Test Exercise) Gladi Lapangan dengan tim lapangan Sebuah latihan skala penuh adalah menggunakan scenario rencana operasi, multi-lembaga, multi-yurisdiksi, multidisiplin yang melibatkan tim fungsional dan tim lapangan. Dilakukan untuk menguji dan melakukan validasi koordinasi, komando, dan kontrol antara berbagai pusat koordinasi multi-lembaga. Jakarta, Mei 2015. Page 14