BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dari penelitian ini

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Koramil 02 Penjaringan sebagai bagian dari Muspika Kecamatan Penjaringan berperan penting dalam setiap pentahapan/siklus manajemen penanggulangan bencana banjir. Posisi peran pembantu dan peran pendamping didalam kegiatan kordinasi pengamanan, pengungsian, evakuasi dan pembersihan setelah pasca-banjir pada saat bencana banjir di masa lalu menunjukan bahwa peran Koramil 02 belum optimal. Di masa mendatang diharapkan Koramil 02 Penjaringan dapat berperan optimal sebagai dinamisator, fasilitator dan eksekutor dalam setiap tahapan dari manajemen penanggulangan banjir. Koramil 02 Penjaringan dapat diberikan berbagai peran pada setiap tahapan siklus manajemen bencana.pada Tahap persiapan dapat diberikan peran sebagai tenaga ahli kepada BPBD dalam proses perencanaan penanggulangan Banjir pada saat menyusun Rencana Kontinjensi, Rencana Operasi Taktis, Prosedur Operasi Standart/ SOP, Rencana Pendidikan dan Pelatihan, Dll. Pada tahap Mitigasi Koramil dapat berperan Sebagai satuan tugas keamanan fasilitas pencegah banjir, Sebagai satuan tugas deteksi dini,sebagai satuan tugas bantuan hubungan masyarakat dan Sebagai satuan koordinasi dalam 90

2 91 pelaksanaan pengendalian banjir. Pada tahap tanggap darurat Koramil 02 Penjaringan dapat diberikan peran sebagai Incident Commander on Scene untuk menghindari duplikasi komando dan kendali operasional di lapangan sehingga tidak terjadi penumpukan kekuatan yang tidak diperlukan dan pemborosan anggaran. Pada tahap pemulihan ( Pasca Bencana ) Koramil dapat diberikan peran sebagai satuan tugas bantuan dalam kegiatan pembersihan, pemulihan kejiwaan pasca bencana serta kegiatan perbaikan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi. Selain itu dapat juga berperan untuk memberikan bantuan pelayanan komunikasi, transportasi, medis dan bantuan keamanan serta penguburan korban bencana. Jika Koramil 02 Penjaringan dapat berperan sebagai dinamisator, fasilitator dan eksekutor dapat dipastikan ketahanan wilayah di wilayah penjaringan dapat mendukung ketahanan nasional. 2. Berbagai kendala yang dihadapi baik berupa kendala administrasi, kendala operasional evakuasi, dan kendala internal Koramil 02 Penjaringan serta kendala-kendala yang dihadapi oleh BPBD DKI dan Kota Administrasi Jakarta Utara dalam menghadapi bahaya banjir di wilayah penjaringan sedapat mungkin diupayakan untuk dieliminir melalui program pembangunan dan anggaran yang berkelanjutan. 3. Konsep strategi optimalisasi peran Koramil 02 Penjaringan untuk mendukung ketahanan wilayah harus memenuhi ketiga elemen dari suatu strategi yaitu melalui berbagai cara yang harus ditempuh terutama melalui restruktur

3 92 organisasi dan susunan personil Koramil disertai pemberdayaan kemampuan melalui pembekalan pengetahuan proses perencanaan dan pelatihan mengenai manajemen penanggulangan bencana banjir serta Incident Command System. Pemberdayaan kemampuan ini memerlukan berbagai sarana dan prasarana. Agar Koramil 02 Penjaringan dapat berperan optimal sebagai dinamisator, fasilitator dan eksekutor (Incident Commander on Scene) dalam setiap tahapan manajemen penanggulangan banjir. Terwujudnya konsep strategi ini Koramil 02 Penjaringan akan dapat berperan pada tiga tahapan bencana. Koramil 02 Penjaringan dapat diberikan peran sebagai tenaga ahli kepada BPBD atau Satlak Penanggulangan Bencana dalam proses perencanaan pada tahap persiapan. Selain itu juga dapat diberikan peran sebagai satuan tugas keamanan, satuan tugas deteksi dini, satuan tugas hubungan kemasyarakatan dalam sosialisasi kebencanaan pada tahap mitigasi. 5.2 Saran Dalam rangka mencapai optimalisasi peran Koramil 02 Penjaringan guna mendukung ketahanan wilayah disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Perlu segera dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Administrasi Jakarta Utara dan pengorganisasian tugas yang operasional bukan merupakan susunan pejabat, disertai dengan perumusan uraian tugas (Job Description).Pengorganisasian tugas harus berdasarkan analisa

4 93 ancaman bencana yang di hadapi, analisa tugas-tugas, analisa kendala dan hambatan yang dihadapi serta analisa bantuan yang diperlukan. 2. Khusus untuk mengatasi kendala yang bersifat administrasi bantuan materiil perlu segera disusun Protap yang mengatur pendistribusian logistik/materiil untuk menghindari adanya tindakan yang bersifat Koruptif. 3. Untuk mengatasi kendala operasionalisasi evakuasi perlu segera dilakukan pembagian peta rawan banjir wilayah I (kedalaman banjir sampai dengan 2 meter keatas),wilayah II (Kedalaman banjir sampai dengan 1,5 meter), dan wilayah III ( kedalaman banjir sampai dengan 1 meter) dan peta evakuasi untuk memudahkan prioritas operasionalisasi evakuasi penduduk ke wilayah evakuasi. Selain itu perlu ditetapkan sedikitnya 10 (sepuluh) wilayah evakuasi. Tempat-tempat evakuasi banjir perlu dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara permanen. Pembangunan tempat evakuasi dilakukan dengan cara penyediaan lahan yang dijadikan sebagai tempat evakuasi. Luas lahan ini harus diperhitungkan untuk posko kesehatan, dapur umum, tenda dan toilet yang sehat dan bersih. Bila sudah tersedia tempat evakuasi ini, maka Kecamatan Penjaringan dibantu dengan Koramil 02 Penjaringan dan Polsek Penjaringan akan lebih mudah untuk memberikan peneranganpenerangan mengenai evakuasi banjir. Sebaliknya, tanpa terlebih dahulu

5 94 menyediakan tempat evakuasi yang pernamen, upaya penerangan dan penjelasan mengenai evakuasi tidak akan bermakna. 4. Untuk mengatasi kendala internal satuan Koramil, perlu segera dilakukan restrukturisasi organisasi dan tugas Koramil 02 Penjaringan sebagai satuan kewilayahan terdepan di wilayah Ibukota khususnya di wilayah Penjaringan termasuk kepangkatan yang setara dengan satuan setingkat dipimpim oleh personel berpangkat Mayor lulusan Kursus Lanjutan Perwira seperti Polsek oleh Perwira berpangkat Kompol untuk memudahkan komando, kendali dan koordinasi operasional. Dengan demikian diharapkan Koramil 02 Penjaringan dapat berperan sebagai Komandan Tanggap Darurat di daerah bencana (Incident Commander On Scene) khususnya di wilayah Penjaringan pada saat terjadi bencana banjir. 5. Konsep strategi optimalisasi peran Koramil 02 Penjaringan dalam penanggulangan banjir untuk mendukung ketahanan wilayah perlu segera direalisasikan, agar Koramil 02 Penjaringan akan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengembangkan peranannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan kebencanaan sesuai dengan Sistem Komando Kedaruratan (Incident Command System) di masa mendatang. 6. Perlu diselenggarakan latihan gabungan terpadu secara bertahap, bertingkat dan berlanjut yang melibatkan TNI beserta seluruh instansi terkait (Satlak/Satgas) yang termasuk di dalam organisasi tugas BPBD

6 95 DKI Jakarta dan Kota Adminstrasi Jakarta Utara untuk menghadapi kontinjensi banjir yang dapat terjadi setiap saat. 7. Perlu diprogramkan di dalam Rencana Anggaran Pembangunan Daerah untuk mendukung pemberdayaan kekuatan dan kemampuan BPBD Kota Administrasi Jakarta Utara termasuk seluruh instansi yang terlibat dalam komando penanggulangan bencana banjir di wilayah Penjaringan. 8. Perlu dibentuk tim pelatih di BPBD DKI Jakarta untuk mentransfer pengetahuan dan keahlian di bidang manajemen penanggulangan bencana, Sistem Komando Kedaruratan (Incident Command System), proses perencanaan penanggulangan bencana (perencanaan kontinjensi, perencanaan operasi, perencanaan latihan, dan penyusunan SOP). 9. Perlu pengadaan berbagai referensi/ Soft ware dan hard ware yang terkait dengan manajemen penanggulangan banjir.