SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT CACINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

bio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

xvii Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN 2. JENIS PENYAKIT CACINGAN

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. A. Infeksi cacing Enterobius vermicularis (Enterobiasis)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

JUMLAH tahun tahun tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daerah di Indonesia. Prevalensi yang lebih tinggi ditemukan di daerah perkebunan

BAB II HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH PENYAKIT CACINGAN. merugikan, manusia merupakan hospes (inang) beberapa nematoda

PENGANTAR KBM MATA KULIAH BIOMEDIK I. (Bagian Parasitologi) didik.dosen.unimus.ac.id

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichuria), dan

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

CACING TAMBANG. Editor oleh : Nanda Amalia safitry (G1C015006)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cacing. Dimana dapat terjadi infestasi ringan maupun infestasi berat. 16 Infeksi

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

GAMBARAN KEBERSIHAN TANGAN DAN KUKU DENGAN INFEKSI ENTEROBIASIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

Laporan Pendahuluan Typhoid

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi Trichuris trichiura adalah salah satu penyakit cacingan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB 1 PENDAHULUAN. dari kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nematoda disebut juga Eelworms (cacing seperti akar berkulit

2. Strongyloides stercoralis

BAB I PENDAHULUAN. panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesadaran (Rampengan, 2007). Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penduduk di dunia. Biasanya bersifat symtomatis. Prevalensi terbesar pada daerah

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

1. BAB I PENDAHULUAN

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tingkat konsumsi ayam dan telur penduduk Indonesia tinggi. Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

SATUAN ACARA PENYULUHAN NUTRISI UNTUK KANKER PARU DAN MENCUCI TANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYAKIT CACINGAN Oleh : Kelompok 7 Program Profesi PSIK Reguler A Prilly Priskylia 115070200111004 Youshian Elmy 115070200111032 Defi Destyaweny 115070200111042 Fenti Diah Hariyanti 115070201111002 Erwina Rusmawati 115070201111018 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Penyakit Cacingan Sasaran : Pengunjung POSYANDU Tempat : POSYANDU Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2015 Waktu : 30 menit Pengajar : Mahasiswa Program Profesi Departemen Pediatrik A Tujuan Instruksional 1 Tujun Umum Pada akhir penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui dan memahami pengertian, penyebab, cara penularan, dampak, serta cara pencegahan penyakit cacingan pada anak balita. 2 Tujuan Khusus Pada akhir penyuluhan, diharapkan sasaran dapat : a. Mengulang kembali perawatan pada balita mengenai penyakit cacingan b. Menjelaskan penyebab penyakit cacingan pada balita. c. Mengulang kembali cara penularan penyakit cacingan pada balita. d. Menyebutkan minimal empat gejala penyakit cacingan pada balita dari sembilan gejala yang ada. e. Menyebutkan minimal empat dampak yang ditimbulkan jika balita terkena penyakit cacingan f. Menyebutkan minimal enam cara pencegahan penyakit cacingan pada anak. B C D Materi 1. Pengertian penyakit cacingan pada anak balita 2. Penyebab penyakit cacingan pada balita 3. Cara penularan penyakit cacingan pada balita 4. Gejala penyakit cacingan pada balita 5. Dampak penyakit cacingan pada balita 6. Cara pencegahan penyakit cacingan khususnya pada balita. Sasaran Sasaran penyuluhan adalah kader dan pengunjung POSYANDU.. Metode 1 Ceramah

2 Tanya jawab 3 Diskusi E F Media Media yang digunakan adalah leaflet.. Kegiatan Penyuluhan Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode media Pembukaan 7 menit 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri 2. Menggali pengetahuan sasaran mengenai Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Menjawab pertanyaan pre test Ceramah, Tanya jawab - penyakit cacingan. 3. Menyampaikan tujuan penyuluhan 4. Menyepakati metode dan waktu penyuluhan 5. Merangsang sasaran untuk memulai belajar dengan menyatakan pentingnya mengetahui penyakit cacingan Penyajian 15 pada balita 1. Memberikan Mendengarkan Ceramah, Leaflet menit ceramah dan tanya jawab mengenai: a. Pengertian penyakit cacingan pada anak balita b. Penyebab penyakit cacingan pada balita dan memperhatikan Memberikan tanggapan dan pertanyaan mengenai hal yang kurang dimengerti Tanya jawab

c. Cara penularan penyakit cacingan pada balita d. Gejala penyakit cacingan pada balita e. Dampak penyakit cacingan pada balita f. Cara pencegahan Penutup 8 penyakit cacingan 1 Merangkum materi Menjawab Ceramah, - menit yang sudah diberikan dalam penyuluhan 2 Melakukan evaluasi secara pertanyaan post test Memberikan tanggapan balik Tanya jawab lisan dengan mengajukan pertanyaan 3 Menanggapi jawaban sasaran dan memberi pujian untuk jawaban yang bagus dan jawaban yang kurang dilengkapi 4 Menanyakan kesanggupan sasaran untuk mencegah penyakit cacingan pada anak balita serta menyarankan sasaran untuk membaca leaflet 5 Menyampaikan ucapan terima

kasih dan salam penutup G H Kriteria Evaluasi 1 Evaluasi Struktur a b c d Melakukan perizinan kepada Kepala Puskesmas, petugas kesehatan Puskesmas (bidan), dan peserta mengenai kegiatan penyuluhan sebelum acara dilakukan. Persiapan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa Kegiatan berlangsung sesuai waktu yang ditentukan. Penyuluh dapat menyediakan media atau alat alat sesuai yang diperlukan. 2 Evaluasi Proses a b c d e f g Jumlah peserta penyuluhan minimal 10 peserta. Media yang digunakan adalah leaflet. Waktu penyuluhan adalah ±30 menit. Peserta penyuluhan antusias terhadap materi dan memperhatikan saat pemberian materi. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan penyuluh. Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas. Selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan. 3 Evaluasi Hasil a Peserta penyuluhan dapat mengetahui dan menjelaskan kembali pengertian, penyebab, cara penularan, tanda dan gejala, dampak dan cara pencegahan penyakit cacingan khususnya pada balita. b Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan tentang pengertian, penyebab, cara penularan, tanda dan gejala, dampak dan cara pencegahan penyakit cacingan khususnya pada balita.pengertian penyakit cacingan pada anak balita Lampiran-lampiran Lampiran I Lampiran 2 : Materi Penyuluhan : Soal pre-post test

Lampiran 1 Materi Penyuluhan Penyakit Cacingan pada Balita A. Pengertian Cacingan merupakan salah satu jenis penyakit yang rentan menyerang balita, karena masa ini mereka sudah mengenal lingkungan dan senang bermain di luar rumah serta belum mengetahui dengan benar menjaga kebersihan mereka. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara tropis, termasuk Indonesia. Helminth(cacing) adalah metazoan, organisme besar yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang pada bentuk dewasanya. Multiseluler, mengadakan reproduksi seksual, umumnya dalam tubuh hospes, tetapi mempunyai stadium pradewasa(telur,larva) yang dapat hidup internal(di dalam tubuh hospes) atau eksternal(di luar hospes) yaitu di dalam tanah. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditempatinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus atau saluran pencernaan. Kecacingan, atau cacingan dalam istilah sehari-hari, adalah kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh. Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri baik di luar atau di dalam tubuh dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, maka cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan. Jadi, dapat disimpilkan, penyakit cacingan pada balita merupakan suatu gangguan kesehatan akibat adanya cacing di dalam tubuh balita tersebut sehingga menimbulkan dampakdampak yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita. B. Penyebab Penyakit Cacingan pada Balita Penyakit cacingan sering kali terjadi pada anak, hal ini disebabkan karena masa balita merupakan masa bermain dimana pada usia ini anak lebih senang bermain dengan lingkungannya seperti bermain dengan tanah, pasir atau hal-hal yang dianggapnya baru dalam kehidupan mereka. Selain itu,kurangnya pengetahuan dari orang tua atau orang dewasa mengenai manfaat keberhasihan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan yang menjadi salah satu penyebab timbulnya cacingan pada anak khususnya balita. Dengan kurangnya pengetahuan ini, mereka tidak bisa

mengajarkan hal-hal penting yang berkaitan dengan kebersihan kepada anak mereka sehingga anak-anak terutama balita mudah terkena penyakit cacingan. C. Cara Penularan Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Penularan penyakit cacingan ini dapat melalui berbagai cara dan telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia dan pada akhirnya akan menginfeksi manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak. Pada anak khususnya balita, cacingan menyebar dengan mudah dari satu anak ke anak yang lainnya dengan perpindahan telur. Cacing dewasa, yang tinggal dalam anus, meletakkan telur-telurnya pada kulit sekitar anus dan bokong. Tangan anak yang cacingan akan terkontaminasi telur kecil-kecil saat dia menggaruk atau membersihkan daerah anus setelah buang air besar, atau telur-telur tersebut akan tertinggal di tempat duduk toilet, dan menempel pada orang berikutnya yang menggunakan toilet tersebut. Jika anak tidak mencuci tangannya yang mengandung telur, dia akan memindahkannya ke mulut atau ke benda lain yang disentuhnya, termasuk tangan atau mulut orang lain. Setelah telur tertelan, telur tetap berada dalam usus halus sampai menetas, dan cacing kecil tersebut akan berjalan ke ujung usus halus, di sana cacing menjadi dewasa dan berkembang biak. Cacing yang betina kemudian mengeluarkan telurnya di sekitar anus dan siklus hidup tiga puluh lima hari siap untuk diulangi. Selain itu, anak yang senang bermain di tanah, tidak menggunakan alas kaki saat bermain dan tidak mencuci tangan sebelum makan akan terinfeksi oleh cacing karena telur cacing akan menempel pada tangan, kaki serta bagian tubuh dari anak tersebut. Siklus telur cacing yang masuk ke dalam tubuh sama dengan yang terjadi bila anak menggaruk anusnya.

D. Gejala Penyakit Cacingan Gejala penyakit cacingan akan sulit dideteksi jika jumlah cacing yang bersarang dalam tubuh masih sedikit. Pada kasus infeksi cacing ringan, biasanya infeksi ditemui dalam keadaan tanpa gejala atau kadang tidak menimbulkan gejala yang nyata. Gejala yang harus dikenali adalah 1. Lesu dan lemas akibat kurang darah (anemia) Disebabkan oleh cacing tambang, membuat tubuh menjadi lemas kekurangan darah karena dihisap cacing. 2. Berat badan rendah karena kekurangan gizi Nutrisi yang seharusnya diserap oleh tubuh juga menjadi makanan cacing. 3. Batuk tak sembuh-sembuh Cacing yang dapat hidup di paru-paru sehingga menyebabkan batuk yang tak sembuh-sembuh. 4. Nyeri di perut 5. Mengeluh gatal pada duburnya 6. Wajah anak tampak pucat 7. Sering mengantuk 8. Badan kurus meski porsi makan melimpah 9. Ditemukan ada cacing pada feses balita. E. Dampak yang Ditimbulkan Gangguan yang ditimbulkan mulai dari yang ringan tanpa gejala hingga sampai yang berat bahkan sampai mengancam jiwa. Adapaun dampak yang dapat ditimbulkan oleh cacing ini pada balita diantara lainnya adalah: 1. Anemia pada balita yang bisa menyebabkan suplai oksigen ke otak terganggu. Kondisi ini bisa mempengaruhi tingkat kecerdasan balita. Anemia juga bisa mengganggu daya tahan tubuh balita, sehingga berisiko terserang penyakit lain.

2. Menurunnya berat badan sampai dengan gangguan gizi yang berat karena kehilangan protein akibat cacing sehingga pertumbuhan balita jadi terhambat akibat kurang gizi. 3. Pneumonia yang ditimbulkan akibat larva cacing memasuki paru-paru 4. Penyumbatan saluran pencernaan akibat kumpulan cacing 5. Gangguan kecerdasan pada anak balita. 6. Cacing dapat bermigrasi ke organ lain yang menyebabkan peritonitis, akibat perforasi usus dan ileus obstruksi akibat bolus yang dapat berakhir dengan kematian. 7. Daya tahan tubuh menurun, sehingga memudahkan terjadinya infeksi penyakit lain. F. Pencegahan Penyakit Cacingan pada Balita Untuk dapat mengatasi infeksi cacing secara tuntas, maka upaya pencegahan dan terapi merupakan usaha yang sangat bijaksana dalam memutus siklus penyebaran infeksinya. Berikut merupakan cara-cara pencegahan penyakit cacingan pada anak: 1. Mencuci tangan sebelum makan. Budayakan kebiasaan dan perilaku pada diri sendiri, anak dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan akan terpupuk dengan baik apabila orangtua yang memberikan pendidikan kepada mereka. Dengan mencuci tangan sebelum makan akan meminimalisasi masuknya telur cacing ke mulut sebagai jalan masuk pertama ke tempat berkembang biak cacing di perut anak. 2. Mengajarkan anak untuk memakai alas kaki jika menginjak tanah. Cacing terdiri atas berbagai macam, salah satunya adalah cacing tambang (Necator americanus ataupun Ankylostoma duodenale). Kedua jenis cacing ini masuk melalui larva cacing yang menembus kulit di kaki, yang kemudian sampai ke usus melalui saluran getah bening. Kejadian ini sering disebut sebagai Cutaneus Larva Migran. Setelah larva cacing sampai ke usus, larva ini tumbuh dewasa dan terus berkembang biak dan menghisap darah manusia. Oleh sebab itu anak akan menderita anemia. 3. Gunting dan bersihkan kuku anak secara teratur. Telur cacing yang terselip di antara kuku anak akan masuk ke usus anak dan setelah dewasa akan semakin banyak berkembang biak. 4. Mengajarkan anak untuk tidak membuang air besar sembarangan dan cuci tangan saat membasuh. Setiap kotoran baiknya dikelola dengan baik, termasuk kotoran manusia. Di negara kita masih banyak warga yang memanfaatkan sungai untuk buang hajat. Dengan perilaku ini akan mencemari lingkungan. Jika lingkungan sudah tercemar, penularan akan terjadi kepada siapapun termasuk anak balita karena masa ini

mereka sudah mengenal lingkungan sebagai tempat bermainnya dan anak pada masa ini mulai senang bermain di pasir atau tanah. 5. Mengajarkan anak bertanam atau berkebun dengan baik. Ambillah air yang masih baik untuk menyiram tanaman. Agar air ini senantiasa baik, maka usahakan lingkungan juga harus terjaga dengan baik. Hal ini merupakan suatu contoh yang baik yang nantinya bisa ditiru oleh anak khusunya balita yang senag bermain di tanah sambil mengajarkannya untuk berkebun yang baik Selain itu, agar tidak ada telur cacing yang menempel pada hasil tanaman yang didapatkan dari berkebun. Menjaga alam ini termasuk bagian dalam merawat kesehatan. 6. Peduli dengan lingkungan, Peduli dengan lingkungan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya tidak menggunakan air yang tidak terkontaminasi dengan tinja manusia, karena jika menggunakan air yang sudah tercemar, telur cacing akan bertahan pada air tersebut dan pada kelopak-kelopak tanaman yang ditanam dan terbawa ke dalam tubuh manusia jika tanaman tersebut diolah dan dikonsumsi. Selain itu, agar air yang digunakan untuk keperluan hidup masyarakat sehari-hari juga terbebas dari ancaman penyakit terutama cacingan. 7. Tidak memberikan anak balita untuk memakan makanan mentah atau setengah matang, karena bisa mengandung terlur dan larva cacing. 8. Membuang kotoran hewan pada tempat pembuangan khusus agar anak terhindar dari penyakit cacingan karena bisa saja dipakai sebagai ajang permainan karena tidak tahu. 9. Pencegahan dengan rutin memeriksakan tinja anak ke laboratorium setiap 6 bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit cacingan menyerang anak dan jika sudah terkena diharapkan akan diberikan pengobatan yang tepat oleh dokter sehingga tubuh anak tidak terserang cacingan lagi. 10. Ajari anak untuk tidak terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulutnya 11. Cuci bahan makanan dengan air bersih yang mengalir dan tutup makanan di atas meja agar tak dihinggapi lalat karena lalat juga bisa membawa telur-telur cacing. 12. Tidak jajan atau membeli makanan di tempat sembarangan karena tidak terjamin kebersihan dan higienisnya makanan atau minuman yang dijajakan, dan apakah peralatan yang dipakai dicuci dengan bersih. 13. Menjaga kebersihan sanitasi lingkungan, misalnya dengan rajin membersihkan kakus atau septictank

DAFTAR PUSTAKA P Shelov,Steven. 2005. Perawatan untuk Bayi dan Balita. Jakarta: Arcan. Dokter Sehat. 2012. Bahaya cacingan. [Internet] 12 Januari, Available from: http://doktersehat.com/bahaya-cacingan-untuk-anak-dan-dewasa. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015. Regina,Mytha. 2012. Penyuluhan Balita. [Internet] 7 Juli, Available from: http://www.scribd.com/doc/88707066/2/lampiran-2-satuan-penyuluhan-tentang- Balita-Sehat. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015. Rhomianty,Enny. 2011. Balita Cacingan. [Internet] 27 Mei, Available from: http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/09/21/15-kilogram-cacingbersarang-diperut-seorang-balita. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015. Ayah Bunda. 2012. Kesehatan Balita. [Internet] 1 Januari, Available from: http://www.ayahbunda.co.id/balita Gizi dan Kesehatan Balita. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2015.

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Pre-Post test 1. Apa yang dimaksud dengan penyakit cacingan khususnya pada anak balita? 2. Apakah yang menyebabkan penyakit cacingan lebih sering terjadi pada balita? 3. Jelaskan cara penularan penyakit cacingan pada balita! 4. Sebutkan gejala penyakit cacingan pada balita! 5. Sebutkan dampak penyakit cacingan pada balita! 6. Bagaimana cara mencegahan penyakit cacingan?