Volume 5, Nomor 1 Juli 2017, 25-32

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN STATUS IMUNISASI POLIO BAYI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA INDARWATI MRANGGEN JATINOM KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT 1 DENGAN KECEMASAN IBU SEBELUM IMUNISASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOROH 1 KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis

UPAYA IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK PASCA IMUNISASI DPT/HB COMBO STUDI KASUS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI BCG PADA BAYI DI DESA TARAMAN KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN

Perbedaan Penurunan Suhu Tubuh Anak Bronchopneumonia yang diberikan Kompres Hangat di Axilla dan Frontal

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB I PENDAHULUAN. dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM MENANGANI HIPERTERMI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD MELATI DUSUN SLEKER DESA KOPENG KEC. GETASAN KAB.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU KOMPRES DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Skripsi

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

PENGARUH MANDI RENDAM PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP KEJADIAN HIPOTERMI DI RS DR. R SOEDJATI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

Putri Kusumawati Priyono

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) CAMPAK DENGAN KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

DEWI SUSANTI ( S)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 1-3 TAHUN DI SMC RS TELOGOREJO SEMARANG

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Efektifitas Kompres Hangat Dalam Menurunkan Demam Pada Pasien Thypoid Abdominalis Di Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo,

Volume 3, Nomor 2 Desember 2015, 58-70

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DI AXILLA DAN DI FEMORAL TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAM USIA PRASEKOLAH DI RSUD AMBARAWA

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

PENGARUH PENYULUHAN LINGKUNGAN SEHAT TERHADAP PERUBAHAN POLA HIDUP DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DI DESA SAMBIGEDE RT. 18 RW.

TEKNIK KOMPRES DENGAN HOTPACK UNTUK MENURUNKAN DEMAM PADA KLIEN DHF DI RUANG ACACIA RUMAH SAKIT EKA BSD TANGERANG

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Kompres Air Hangat pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah Kutoarjo

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Puskesmas Oebobo Tahun 2016

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF BBL PADA BY I DENGAN BBLR HARI KE-2 DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Dini Novia Sari**

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Ali Ahmad Keliobas J

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

GAMBARAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI BPS BAHAGIA SURAKARTA. Anna Uswatun Qoyyimah 1,Soetarmi 2

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

sangat berlebihan dan juga tidak realistik, seperti selalu memanggil petugas kesehatan walaupun demamnya tidak tinggi (Youssef et al, 2002).

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

GAMBARAN TENTANG KETEPATAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT COMBO 2 DAN 3 PADA BALITA DI DESA MANUNGGAL KECAMATAN NGUSIKAN KABUPATEN JOMBANG

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

Oleh Nofemi Puspaningrum 1) dan 2) Catur Setyorini Mahasiswa, Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013).

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN BULI-BULI HANGAT PADA DAERAH AKSILA DAN LIPATAN PAHA TERHADAP PENURUNAN DEMAM PASCA IMUNISASI DPT HARI KE-3 PADA BAYI USIA 2-6 BULAN DI DESA WAJAK KABUPATEN MALANG Endah Kusumawati, drh. Awang Teja Satria Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang kusumawatiendah@yahoo.com, suntec111263@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tahun 2016 di Desa Wajak Kabupaten Malang Selatan, dari 7 ibu yang nyamendapatkanimunisasi DPT ada 5 ibu yang kembali memeriksakan nya 1 hari setelah imunisasi DPT karena nya mengalami demam / panas, dan biasanya untuk menurunkan demam hanya diberi oba tanti piretik (paracetamol). Penelitian yang digunakan Dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pedekatan true experimental designdengan rancangan pretest and posttest two group before after (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dilakukan di Desa Wajak Kabupaten Malang Selatan. Waktu penelitian padabulan Januari sampai April 2017. Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang mendapatkan imunisasi, yaitu sebanyak 33. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 usia 2-6 bulan yang mengalami demam pasca imunisasi DPT. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan uji t berpasangan. Hasil uji t-tes berpasangan, nilai t hitung sebelum dan sesudah perlakuan lebih besar dari nilai t tabel yaitu (8,048 > 12.475). Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar sebelum dan sesudah diberi perlakuan serta mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT pada usia 2-6 bulan, yang didukung dengan nilai korelasi (r) 0,6 yang artinya mempunyai pengaruh yang kuat. Kata kunci: Buli-buli Hangat pada Daerah Aksila, Lipatan paha, Demam Pasca Imunisasi DPT PENDAHULUAN Imunisasi dalam kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama. Dengan melakukan imunisasi pada seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak pada anak lainnyakarena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh, dkk, 2008). Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus (Hidayat, 2008). Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan kepada agar dapat mencegah penyakit dan kematian serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Marimbi, 2010). Berdasarkan data terakhir WHO sampai saat ini, angka kematian balita akibat infeksi yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi masih terbilang tinggi. Terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun, yang antara lain disebabkan oleh batuk rejan 294.000 (20 %), tetanus 198.000 (14 %), dan campak 540.000 (38 %) (WHO, 2012). Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel terkadang muncul setelah imunisasi. Hal tersebut merupakan 25

reaksi yang biasanya terjadi. Gejala tersebut akan hilang antara 3-4 hari, meskipun begitu ada yang lebih dari angka tersebut. Penanganan dapat dilakukan dengan pemberian obat penurun panas setiap 4 jam, pemberian kompres air hangat, menggunakan pakaian tipis, jangan diselimuti, pemberian ASI lebih sering, jus buah atau susu. Apabila belum ada perbaikan, atau gejala tersebut bertambah berat maka harus periksa ke dokter (Ranuh, dkk, 2008). Pemberian imunisasi DPT akan memberikan efek samping, umumnya menderita demam atau panas. Akan tetapi hal itu wajar, sehingga anda tidak perlu cemas atau khawatir. Selain itu juga terjadi pembengkakan atau nyeri pada tempat penyuntikan. Jika badan panas /demam (suhu tubuh > 37,5 C), biasanya rewel atau menangis terus karena tidak nyaman. Pada saat seperti ini, tidak sedikit para orang tua yang ingin segera memberikan obat pereda/ penurun panas. Pemberian obat pereda/ penurun panas sebaiknya dijadikan pilihan terakhir. Cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan panas yakni dengan memeluk (skin to skin), meningkatkan pemberian ASI dan memberikan kompres hangat. Ketiga cara ini selain ampuh mengatasi demam setelah imunisasi DPT juga aman karena tanpa obat (Ranuh, dkk, 2008). Biasanya suhu tubuh manusia menetap pada derajat tertentu yakni kira-kira 37 C, baik di cuaca panas atau dingin, kering atau basah. Alat pengatur temperatur yang ajaib ini terletak pada dasar otak. Selama seseorang dalam kondisi sehat, alat itu bekerja dengan lancar dan efisien siang malam. Perubahan teperatur sedikit saja tidak berarti. Seorang mungkin mempunyai suhu 37 C atau 36 C dan hal ini masih normal (Supriyanto, 2010). Secara devenitif terdapat 2 tindakan untuk menurunkan suhu tubuh pada anak dengan febris, yaitu dengan terapi farmakologis dan terapi fisik. Terapi yang dapat diberikan ketika anak demam salah satunya adalah kompres. Pemberian kompres merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk menurunkan suhu tubuh dan dilakukan secara mandiri. Kompres yang benar adalah dengan menggunakan air hangat. Karena air hangat membantu pembuluh darah tepi di kulit melebar hingga pori-pori jadi terbuka yang selanjutnya memudahkan pengeluaran panas dari dalam tubuh. Kompres hangat juga bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh. Turunnya suhu diharapkan terjadi lewat panas tubuh yang digunakan untuk menguap air pada kain kompres (Perry, Potter, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 10 maret 2016 di Desa Wajak Kabupaten Malang Selatan, dari 7 ibu yang nya mendapatkan imunisasi DPT ada 5 ibu yang kembali memeriksakan nya 1 hari setelah imunisasi DPT karena nya mengalami demam/panas, dan biasanya untuk menurunkan demam hanya diberi obat antipiretik (paracetamol). Dengan demikian penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Aksila Danlipatan paha Terhadap Penurunan Demam Pasca Imunisasi DPT Hari Ke-3 Pada Bayi Usia 2-6 Bulan Di Desa Wajak Kabupaten Malang Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan Dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pedekatan true experimental designdengan rancangan pretest and posttest two group before after (Sugiyono, 2012. Penelitian ini dilakukan di Desa Wajak Kabupaten Malang Selatan. Waktu penelitian padabulan Maret sampai Mei 2016. Variabel independen dalam penelitian ini, sebagai perlakuan (X) adalah yang dikompres hangat, Variabel dependen dalam penelitian ini, variabel yang diamati (Y) adalah Penurunan Demam. Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang mendapatkan imunisasi, yaitu sebanyak 33. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan uji t berpasangan yang diujikan Pengaruh Pemberian Buli-buli Hangat pada Daerah Aksila dan Lipatan Paha terhadap Penurunan Demam 26

Pasca Imunisasi DPT hari ke-3 pada Bayi Usia 2-6 Bulan. Untuk menjaga validitas hasil analisis, maka seluruh proses analisis statistik yang digunakan menganalisis data dalam penelitian ini, menggunakan alat bantu komputer program SPSS (Statistical Program for Social Science)for windows. Dengan demikian uji asumsi dapat diamati secara langsung dari hasil print out computer. HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan menyajikan hasil dan pembahasan penelitian yang dilaksanakan di Desa Wajak Kabupaten Malang dengan data umum sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden Di Desa Wajak Usia (Bulan ) Frekuensi Presentase 2-4 bulan 14 orang 5-6 bulan 16 orang Total 30 orang 46,7 % 53,3 % 100 % Dari Tabel 1 dapat terlihat bahwa usia 2-4 bulan sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7 %, usia 5-6 bulan sebanyak 16 orang dengan persentase 53,3 %. Jadi mayoritas. responden dalam penelitian ini adalah berusia antara 5-6 bulan dengan persentase 53,3 %. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Di Desa Wajak Jenis kelamin Frekuensi Presentase Laki-laki 19 orang 63,3 % Perempuan 11 orang 36,7 % Total 30 rang 100% Dari Tabel 2 dapat terlihat bahwa jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang dengan persentase 63,3 %, jenis kelamin perempuan sebanyak 11 orang dengan persentase 36,7 %. Jadi mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (63,3 %). HASIL ANALISIS DAN PENGUJIAN Pengujian Hipotesis (Uji t) Untuk menguji pengaruh secara parsial pemberian kompres hangat pada daerah aksila dan lipatan paha (variable bebas) terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT (variable terikat) Hari Ke-3 Pada Bayi Usia 2-6 Bulan. Dilakukan dengan uji t (individual test berpasangan). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 3 Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Aksila Terhadap Penurunan Demam Pasca Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 2-6 bulan Rata-Rata minimum maksimum t hitung t tabel Kompres hangat pada aksila Sebelum 37.780 37.69 37,86 10.213 2,048 Sesudah 36,693 36,41 36.96 Berdasarkan data pada Tabel 3 diatas menunjukkan, bahwa pada yang mengalami panas dari 15 anak setelah dirata rata pengukuran suhu tubuh mereka sebelum mendapatkan kompres hangat pada aksila didapatkan nilai rata-rata 37.78 C dengan batas bawah 37.69 C dan batas atas 37,86 C. Setelah dilakukan tindakan kompres hangat pada aksila selama 3 hari penurunan suhunya menjadi rata rata 36,69 C, dengan batas bawah 36,41 C dan batas atas 36.96 C. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, yaitu (10.213> 2,048) membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan perbedaan yang nyata antara sebelum dan 27

sesudah pemberian kompres hangat pada aksila DPT pada usia 2-6 bulan, demikian pula dengan nilai korelasi (r) 0,7 yang menunjukan bahwa pemberian kompres hangat terhadap penurunan demam pasca imunisasi pada aksila mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT pada usia 2-6 bulan. Tabel 4 Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Pada Lipatan Paha Terhadap Penurunan Demam Pasca Imunisasi DPT Pada Bayi Usia 2-6 Bulan Kompres hangat pada Rata-rata Minimum maksimum t hitung t tabel lipatan paha Kompres hangat lipatan paha pada Rata-rata Minimum maksimum t hitung t tabel Sebelum 37.82 37.76 37.89 8.048 2,048 Sesudah 36.90 36.63 37.18 Berdasarkan data pada Tabel 4 diatas menunjukkan, bahwa pada yang mengalami panas dari 15 anak setelah dirata rata pengukuran suhu tubuh mereka sebelum mendapatkan kompres hangat pada pada lipatan paha didapatkan nilai rata-rata 37.82 C dengan batas bawah 37.89 C dan batas atas 37,86 C. Setelah dilakukan tindakan kompres hangat pada lipatan paha selama 3 hari penurunan suhunya menjadi rata rata 36.90 C, dengan batas bawah 36.63 C dan batas atas 37.18 C. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, yaitu (8.048 > 2,048) membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat pada lipatan paha terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT pada usia 2-6 bulan, demikian pula dengan nilai korelasi (r) 0,6 yang menunjukan bahwa pemberian kompres hangat pada aksila mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT pada usia 2-6 bulan. DATA PENUNJANG Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Mendapatkan Imunisasi DPT Waktu mendapat Imunisasi DPT Jumlah Presentase DPT 1 6 orang 20 % DPT 2-3 24 orang 80 % TOTAL 30 Orang Bayi 100 % Dari Tabel 5 dapat terlihat bahwa jumlah responden yang mendapatkan imunisasi DPT satu (1) sebanyak 6 orang dengan persentase 20 %, dan jumlah responden yang mendapatkan imunisasi DPT 2-3 sebanyak 24 orang dengan persentase 80 %. Jadi mayoritas responden dalam penelitian ini adalah yang mendapatkan imunisasi DPT 2-3 sebanyak 24 orang dengan persentase 80 %. 28

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Demam Pasca Imunisasi DPT Yang Lalu Demam Pasca Imunisasi DPT Yang Lalu Jumlah Presentase Demam 18 Orang 60 % Tidak demam 12 orang 40 % TOTAL 30 Orang Bayi 100 % Dari Tabel 6 dapat terlihat bahwa yang mengalami demam pasca imunisasi DPT sebelumnya sebanyak 18 orang dengan persentase 60 %, dan tidak mengalami demam sebanyak 12 orang dengan persentase 40 %. Jadi mayoritas responden dalam penelitian ini adalah sering mengalami demam pasca Imunisasi DPT sebelumnya sebanyak 18 orang dengan persentase 60 %. Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir Berat badan lahir Jumlah Presentase 2500-4000 Gram 29 orang 96,7 % < 2500 Gram 1 orang 3,3 % > 4000 gram - - TOTAL 30 Orang Bayi 100 % Dari Tabel 7 dapat terlihat bahwa jummlah berat badan lahir normal sebanyak 29 orang dengan persentase 96,3 %, berat badan lahir rendah sebanyak 1 orang dengan persentase 3,3 %. Jadi mayoritas responden dalam penelitian ini adalah berat badan lahir normal sebanyak 29 orang dengan persentase 96,7 %. Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Yang Dilakukan Ibu Setelah Bayi Mendapat Imunisasi DPT Yang dilakukan ibu Setelah imunisasi DPT Jumlah Presentase Beri paracetamol 13 orang 43,3 % Yang dilakukan ibu Setelah imunisasi DPT Jumlah Presentase Beri ASI 17 orang 56,7 % TOTAL 30 orang 100 % Dari Tabel 8 dapat terlihat bahwa ibu sering sering memberikan paracetamol setelah imunisasi DPT sebanyak 13 orang dengan persentase 43,3 %, tidak diberikan paracetamol sebanyak 17 orang dengan persentase 56,7 %. Jadi mayoritas responden dalam penelitian ini 29

adalah tidak diberikan paracetamol sebanyak 17 orang dengan persentase 56,3 %. Dari Tabel 9 dapat terlihat bahwa jumlah yang mendapatkan paracetamol ketika demam sebanyak 19 orang dengan persentase 63,3 %, yang mendapatkan kompres hangat sebanyak 10 orang dengan persentase 33,4 %, dan yang membawa ke tenaga kesehatan sebanyak 1 orang dengan presentase 3,3 %. Jadi mayoritas responden dalam penelitian ini adalah sering mendapatkan paracetamol ketika demam sebanyak 19 orang dengan persentase 63,3 %. Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Apa Yang Dilakukan Ibu Ketika Bayinya Demam Yang dilakukan ibu ketika demam Frekuensi Presentase Beri paracetamol Kompres hangat Yang dilakukan ibu ketika demam Bawa ke tenaga kesehatan TOTAL 19 orang 10 orang Frekuensi 1 orang 30 Orang Bayi 63,3 % 33,4 % Presentase 3,3 % 100 % PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis uji t-tes berpasangan (Uji Paired t-test) hasilnya di dapat nilai t hitung> t tabel dengan nilai t tabel 2.048 pada setiap variabel yang diamati yaitu penurunan demam pasca imunisasi DPT setelah diberi perlakuan kompres hangat pada aksila, nilai t hitung 10,213 > 2.048 dan korelasinya (r) 0,7 hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Sadikin, 2013) yaitu dari hasil analisis data pemberian kompres hangat pada aksila terhadap penurunan demam bronchopneumonia dengan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan pretest and posttest two group before after design. Analisis data dilakukan dengan dependent sample t test didapatkan nilai rata-rata suhu tubuh pada anak demam dengan bronchopneumonia sebelum diberikan intervensi kompres hangat di daerah axilla 38,51ºC sedangkan di frontal 38,34ºC. Rata- rata suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla 37,89ºC dan di frontal 37,98ºC. Rata-rata penurunan suhu tubuh setelah diberikan intervensi di axilla 0.62ºC sedangkan di daerah frontal 0.36ºC (nilai p=0.000 < α=0.05) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dan perbedaan yang nyata antara pemberian kompres hangat di axilla dan di frontal terhadap penurunan suhu tubuh pada anak demam. Penurunan demam pasca imunisasi DPT setelah diberi perlakuan kompres hangat pada lipatan paha, nilai t hitung 8.048 > 2,048 dan korelasinya (r) 0,6 hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Muis, 2013) yaitu dari hasil analisis data Pemberian Kompres Hangat di Daerah Dahi dan pada Lipatan Paha terhadap penurunan demam dengan menggunakan uji statistik Paired t-test didapatkan nilai nilai signifikansi (p) masingmasing sebesar 0,006 > 0.05 dan 0,000 < α=0.05. Hal ini dapat menjelaskan bahwa penelitian ini menunjukkan tidak adanya penurunan suhu tubuh pada pemberian kompres hangat di daerah dahi dan ada penurunan suhu setelah diberi kompres hangat pada lipatan paha. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Perry dan Potter (2009) menyatakan bahwa tujuan penggunaan kompres hangat adalah untuk membantu pembuluh darah tepi di kulit melebar hingga pori-pori jadi terbuka yang selanjutnya memudahkan pengeluaran panas dari dalam tubuh, menurunkan suhu di permukaan tubuh. Turunnya suhu diharapkan terjadi lewat panas tubuh yang digunakan untuk menguap air pada kain kompres, dan area pemberian kompres hangat bisa menyebabkan respon sistemik dan respon lokal pada daerah pembuluh darah besar pada lipatan ketiak, leher dan lipatan paha. Demikian juga diungkapakan oleh Guyton dan Hall (2007) menyatakan bahwa pemberian kompres hangat pada daerah leher, ketiak dan lipatan paha mempunyai pengaruh yang baik 30

dalam menurunkan suhu tubuh karena ditempat itulah terdapat pembuluh darah besar yang akan membantu mengalirkan darah. KESIMPULAN Dari hasil uji t-tes berpasangan, nilai t hitung sebelum dan sesudah perlakuan, lebih besar dari nilai t tabel yaitu (10,213 > 2,048). Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar sebelum dan sesudah diberi perlakuan serta mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT pada usia 2-6 bulan, yang didukung dengan nilai korelasi (r) 0,7 yang artinya mempunyai pengaruh yang kuat. Hasil uji t-tes berpasangan, nilai t hitung sebelum dan sesudah perlakuan lebih besar dari nilai t tabel yaitu (8,048 > 12.475). Hal ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antar sebelum dan sesudah diberi perlakuan serta mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penurunan demam pasca imunisasi DPT pada usia 2-6 bulan, yang didukung dengan nilai korelasi (r) 0,6 yang artinya mempunyai pengaruh yang kuat. REFERENSI Alimul, A, 2009 a. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta, Salemba Medika Alimul, A, 2013 b. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta, Selemba Medika Ambrili, 2007. Mencegah dan mengatasi demam pada balita.jakarta, Kawan Pustaka. Asmadi, 2010. Konsep Aplikasi Keterampilan Dasar Klinik. Jakarta, Salemba Medika Behrman, R.E, 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta, EGC Danarti, Dessy, 2010. Baby And Child Health. Yogyakarta, Andi Offset Dewi, Lia, Nanny, Vivian, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta, Salemba Medika Guyton, A. C dan Hall, J. E, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta, ECG Hasniah, Badiul, dkk, 2009. Menjadi Dokter Pribadi Bagi Anak Kita. Yogyakarta, Kata Hati Hidayat, Alimul, Aziz, A, 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta, Salemba Medika Hegner, B.R, 2003. Asisten keperawatan suatu pendekatan proses keperawatan. Edisi 6. Jakarta, EGC Junaidi, Iskandar, 2011. Yang Harus Dilkukan Pertama Kali Saat Gawat Dan Darurat Medis. Yogykarta, Andi Kurniadi, 2012. Asuhan Keperawatan Anak Dengan Febris Demam. (http://esmetyulia.geoglekode.com.) diakses 25 februari 16 pukul 15.00 WIB Marimbi, Hanum, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta, Nuha Medika Muslihatun, Nur, Wafi, 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta, Fitramaya Notoatmodjo, Soekidjo. 2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta, Rineka Cipta Nurwahyuni, Ika, 2010. Perbedaan efek teknik pemberian kompres hangat pada daerah aksila dan dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien dengan demam. Skripsi. Makasar, program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Perry, A, Potter, Patricia, A, 2009 a. Clinical Nursing Skil Adn Technikues. Jakarta, St. Louis, Mosby Compani Perry, A, Potter, Patricia, A, 2012 b. Fundamentalsofnursing fundamental keperawatan. Jakarta, Salemba Medika EGC Proverawati, Atikah, dkk, 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta, Nuha Medika Purwanti, 2006. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pasien Anak Hipertermi. Skripsi. Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ranuh, IGN, dkk, 2008. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta, Satgas imunisasi-idai Royal College of Nursing. (2008). Managing fever: Practice guide. Pediatric nursing, 20(8), 1 12 Subekti, Rini, 2008. Panduan Praktis Memijat Buah Hati Anda. Yogyakarta, Nusa Pressindo 31

Sudarti, dkk,2010 a. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita. Yogyakarta, Nuha Medika Sudarti, dkk,2010 b. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak. Yogyakarta, Nuha Medika Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta Sutanto, Teguh, 2011. Cara Cerdas Memilih Obat Untuk Anak. Yogyakarta, Kata Hati Supriyanto, Wawan, 2010. Agar Anak Tumbuh Sehat Dan Cerdas. Yogyakarta, Cahaya Ilmu Syaifuddin, 2011. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.. Jakarta, Salemba Medika Valita, 2007. Perbedaan Penurunann Suhu Klien Febris Antara Kompres Hangat Pada Reseptor Suhu (Aksila) Dengan Tanpa Kompres Hangat (Studi Kasus). KTI. Surakarta, program D-3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada World Health Organization (WHO), 2012. World Health Statistic. http://www.who.into. Diakses pada tanggal 25 Oktober15. 32