EKSTRAKSI GIGI PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN GAGAL GINJAL KRONIK VITA NIRMALA ARDANARI,DR, SP.PROS, SP.KG

dokumen-dokumen yang mirip
Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

dari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak

BAB III METODE PENELITIAN

ANGINA PECTORIS. Penyakit kronis CVS Nyeri dada menjalar ke bahu, punggung, tangan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya nefrologi dan endokrinologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1994. Selanjutnya melalui SK Menteri Kesehatan RI no. nomor 159A/Menkes/SK/2002 tertanggal 27 Desember 2002

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Epistaksis dapat ditimbulkan oleh sebab lokal dan sistemik.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

B A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia maupun di negara-negara barat. Kematian akibat penyakit jantung

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

Penyakit Jantung Koroner

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

PENATALAKSANAAN PENCABUTAN GIGI PADA PASIEN HIPERTENSI, DIABETES MELLITUS DAN POST STROKE. Oleh : Rozario N. Ramandey

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

BAB I PENDAHULUAN. orang mengalami operasi peralihan, orang menjalani angioplasti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

PREVENSI & REHABILITASI KARDIOVASKULAR DI RSJPDHK

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM :

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian pada orang

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. banyak dengan manifestasi klinis yang paling sering, dan merupakan penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. negara-negara maju maupun di negara berkembang. Acute coronary syndrome

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

An Update Management Concept in Hypertension Ria Bandiara SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu penyakit Dalam FK UNPAD/RS Dr.Hasan Sadikin Bandung

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Eni Indrawati, FK UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Komplikasi yang sering terjadi pasca prosedur dental adalah infeksi yang

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat Penelitian dilakukan di ICVCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Indikator Hospital Wide Tahun 2017 (Bulan Januari s/d Desember)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kepuasan Pelanggan di Atas Segala-galanya. Hasil Capaian. Indikator Hospital Wide

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

EKSTRAKSI GIGI PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN GAGAL GINJAL KRONIK VITA NIRMALA ARDANARI,DR, SP.PROS, SP.KG

LATAR BELAKANG PDGI (2016) : penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan masyarakat Indonesia dan peringkat ke-4 penyakit termahal dalam perawatannya Dokter gigi dihadapkan dengan pasien gigi yang memiliki penyakit sistemik seperti penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal kronis Penyakit kardiovaskuler terdiri dari penyakit jantung iskemik, penyakit serebrovaskuler dan gagal jantung Penyakit gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel Pasien dengan penyakit jantung dan ginjal memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit gigi

PENYAKIT JANTUNG KORONER Berkurangnya aliran darah secara parsial maupun total pada a.coronaria 90% disebabkan oleh thrombus (gumpalan darah) Penyumbatan terjadi saat aktivitas berat, stress emosional, cuaca dingin Manifestasinya dibagi menjadi 2 yaitu sumbatan/oklusi total dan parsial

OKLUSI TOTAL (INFARK MIOKARD AKUT) Onset tiba-tiba Nyeri bersifat intens/kuat di retrosternal Nyeri dapat menjalar ke lengan, leher, punggung dan lidah Nyeri tidak berkurang dengan istirahat Durasi 30-60 menit Obat-obatan yang dipilih seperti beta blocker, calcium antagonist dan ACEinhibitor

OKLUSI PARSIAL Dipicu oleh aktivitas berat dan stress emosional Nyeri tidak sekuat infark miokard akut Durasi sekitar 1-3 menit untuk stable angina Durasi sekitar 20-30 menit untuk unstable angina Nyeri berkurang saat istirahat/diberi nitrogliserin sublingual

MANAJEMEN EKSTRAKSI GIGI Konsultasi : jenis sakit jantung, riwayat penyakit jantung, riwayat pengobatan (nitrat digunakan sebagai premedikasi sebelum anestesi lokal) Pasien dengan antikoagulan nilai INR nya harus < 3.5 Pasien dengan anti-platelet dapat digunakan bone wax, suture gelatin dan ax. Tranexamat bila timbul perdarahan atau penghentian obat anti-platelet sesuai anjuran dokter spesialis jantung 4-6 minggu setelah serangan jantung merupakan periode aman Pasien yang gelisah dapat diberikan diazepam 5-10 mg pada malam sebelum tindakan Anestesi lokal tidak boleh mengenai pembuluh darah Prosedur ekstraksi harus cepat dilakukan untuk mencegah hipotensi ortostatik Monitor tekanan darah dan saturasi O2

MANAJEMEN SERANGAN SAAT EKSTRAKSI

GAGAL GINJAL KRONIK Penurunan jumlah nefron Penurunan GFR Meningkatnya urea dalam darah (uremic syndrome, uremic stomatitis) 90% mengalamai sakit gigi dan mulut Penurunan jumlah air liur Anemia oleh karena berkuranganya produksi eritropoietin Pengeroposan tulang karena terganggunya metabolsime kalsium, fosfor dan vit. D

MANAJEMEN EKSTRAKSI GIGI Konsultasi dengan nefrolog untuk pemilihan obat pre dan post tindakan sesuai dengan keaadan ginjal pasien Hilangkan fokus infeksi sebelum dilakukan tindakan Hindari pemakaian antibiotik yang nefrotoksis seperti tetrasiklin dan aminoglikosida (gentamycin, streptomycin) Antibiotik diberikan secara intravena/intramuskuler Ekstraksi gigi tidak dilakukan pada gigi yang mengalami proses gangren karena dapat menyebabkan fokus infeksi baru Agen anestesi dipilih dari golongan amida (lidocaine, xylocaine) Apabila anestesi umum akan dilakukan harus dikonsulkan dengan bagian anestesi dan nefrolog

KESIMPULAN Penyakit gigi dan mulut tidak hanya disebabkan oleh faktor luar(bakteri, virus, fungi, dll) saja, melainkan dapat disebabkan oleh suatu penyakit di dalam tubuh pasien Penyakit tersebut adalah penyakit-penyakit sistemik khususnya penyakit jantung koroner dan gagal ginjal kronik Kerja sama yang baik antara dokter gigi dengan para dokter ahli dibidang jantung, ginjal dan anestesi sangat membantu keberhasilan terapi pada pasien Mengingat tingginya resiko penyakt gigi dan mulut oleh karena penyakit jantung dan gagal ginjal maka sangat penting untuk dilakukan pencegahan dini dan edukasi oleh dokter gigi

SARAN Pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung dan gagal ginjal kronik harus segera dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk dilakukan pemeriksaan dan skrining dini penyakit-penyakit gigi mulut Edukasi kepada pasien merupakan upaya utama dalam pencegahan penyakit gigi dan mulut Anamnesis dan pengetahuan akan riwayat penyakit pasien dapat membantu pemilihan terapi dan tindakan yang tepat khusunya pasien dengan penyakit jantung koroner dan gagal ginajl kronik

T E R I M A K A S I H