Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

dokumen-dokumen yang mirip
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran. Lingkungan

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI KUALITAS GAS SO 2 DI DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

MAKALAH AGEN PENYAKIT NITROGEN DIOKSIDA. Oleh : Tutut Adi Dwi Cahyani Gresi Amarita Rahma

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

TUGAS AKHIR. Oleh REZA DARMA AL FARIZ PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 153 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

DAMPAK INDUSTRI PENGECORAN LOGAM TERHADAP KUALITAS GAS NO 2 DALAM UDARA AMBIEN DI DAERAH CEPER

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara

Pemantauan dan Analisis Kualitas Udara. Eko Hartini

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

PREDIKSI KONSENTRASI CO2 PADA CEROBONG ASAP DARI RENCANA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MESIN DAN GAS (PLTMG) DURI

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

POLA SEBARAN OZON SEBAGAI POLUTAN SEKUNDER DI UDARA AMBIEN KAWASAN GAYA MOTOR JAKARTA UTARA

PERILAKU ZAT PENCEMAR DI ATMOSFER

LAPORAN KEGIATAN PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS UDARA AMBIEN TAHUN 2017

KAJIAN MODEL PENYEBARAN KARBONDIOKSIDA DARI KEGIATAN INDUSTRI KOTA SURABAYA DIAH WIJAYANTI JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

ANALISIS KONSENTRASI GAS HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

Session 2B: Tinjauan Metode sampling udara ambien

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

KUESIONER PENELITIAN. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT dan GAS di BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI INDUSTRI RAYON. Beban Emisi Maksimum 1 Carbon Disulfide Kg/ Ton Fiber 115.

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

PERMASALAHAN & KARAKTERISTIK PENCEMARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan


Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

MODEL SIMULASI PENCEMARAN UDARA DENGAN

Gambar 4 Simulasi trajektori PT. X bulan Juni (a) dan bulan Desember (b)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Hal ini disebabkan oleh potensi

ANALISIS KONSENTRASI GAS AMMONIA (NH3) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB. 1 PENDAHULUAN. pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan sumber tidak. bergerak. Sebagai upaya pengendalian pencemaran udara, Prolabir

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

SNI Standar Nasional Indonesia

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penilaian Kualitas Udara, dan Indeks Kualitas Udara Perkotaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

PENDUGAAN KONSENTRASI PERMUKAAN POLUTAN SULFUR DIOKSIDA (SO*) MENGGUNAKAN MODEL GAUSSIAN (STUD1 KASUS : PT. YAMAHA MOTOR MANUFARTURING, JAKARTA)

Jalan Akses Pematangan lahan Power Block Coal Yard

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 169 TAHUN 2003

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN PROPER

III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

PENDUGAAN KONSENTRASI CO, NO x, SO 2, HC, DAN PM 10 DARI AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MAYOR OKING CITEUREUP BOGOR FITRI HASANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan unsur lingkungan hidup lainnya (SNI ).

ESTIMASI KUALITAS UDARA AMBIEN KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DISPERSI MUAIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

Makalah Baku Mutu Lingkungan

Transkripsi:

Pemantauan kualitas udara Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya Keabsahan dan keterpercayaannya ditentukan oleh metode dan analisis yang diterapkan Kendala 1. Variasi konsentrasi senyawa atmosfer ambien a. Atmosfer merupakan medium yang sangat dinamik, karakteristiknya berubah dalam skala ruang dan waktu. b. Konstituen atmosfer umumnya berada dalam konsentrasi kecil Konsentrasi konstituen di atmosfer dipengaruhi : 1. Intensitas emisi senyawa dari sumber 2. Pola penyebaran atmosfer (dispersi, difusi, dilusi dan kombinasinya) 3. Transformasi kimia fisik akibat fotolisis, reaksi dengan unsur lain 4. Perpindahan akibat pergerakan horisontal (angin) 1

Konsentrasi senyawa atmosfer Pengukuran di atas permukaan tanah untuk 1 jenis senyawa yang sama akan mungkin berlainan besarannya pada ketinggian tertentu dan jarak tertentu dari sumber emisi Pada waktu yang berlainan, akan mungkin pula diperoleh hasil pengukuran yang berbeda Faktor jarak, ketinggian dan waktu akan memberikan perbedaan signifikan terhadap hasil pengukuran C x,y,z,t = konsentrasi pada jarak horisontal x, jarak lateral y dan ketinggian z dari titik sumber pada waktu t Dinyatakan dalam ppm, ppb, µg/m 3, dst pada P dan T standar (25 C, 760 mmhg) 1 ppm = 1 µl/10 6 µl = 1 µl/l = 1 ml/10 6 ml = 1 ml/m 3 ppm = (µg/m 3 x 24,5 x 10-3 ) / M µg/m 3 = (ppm x M) / (24,5 x 10-3 ) µg/m 3 = ppm x 1000 x ((P x M )/ (R x T)) pada T dan P tidak standar Dimana M = berat molekul senyawa/unsur R = konstanta gas universal Contoh 1000 µg CO 2 /m 3 =... ppm Kendala 2. Variasi konsentrasi akibat faktor lingkungan Udara adalah fluida yang dinamis dan terkompresi sehingga dipengaruhi volume, temperatur dan tekanan P1V1 = P2V2 T1 T2 2

Perubahan T dan P perlu selalu dicatat sehingga koreksi terhadap data pengukuran dapat dilakukan dengan tepat sesuai T dan P yang berlaku Sampling ambien harus dilengkapi data T dan P Setelah dibawa di laboratorium, variabel T dan P harus kembali dicatat untuk mengetahui perubahan dari keadaan ambien ke keadaaan laboratorium (T dan P kamar) sehingga diperoleh faktor koreksi F laboratorium Jika pengawetan diperlukan, dibutuhkan faktor koreksi F kondisi. Saat analisis kuantitatif dilakukan, diperoleh faktor koreksi F analisis Semakin banyak rangkaian/prosedur, kemungkinan kesalahan karena faktor lingkungan (T dan P) saja sudah akan besar Pengaruh parameter meteorologis Variasi temporal kecil seperti siang dan malam akan memberikan perbedaan besar dalam potensi dispersi atmosfer Pada siang hari, pergerakan konvektif (udara yang naik) dan pencampuran besar sehingga potensi dispersi atmosfer akan juga besar. Hasilnya konsentrasi pencemar yang terukur akan relatif kecil Pada malam hari, atmosfer relatif diam, pergerakan konveksi (naiknya udara) sangat kecil sehingga diperoleh konsentrasi terukur lebih besar Untuk mendapatkan data pengukuran representatif, diperlukan pengukuran terus-menerus. Konsentrasi rata-rata 24 jam akan representatif bila dilakukan setiap jam misalnya Dengan alat otomatik dengan waktu integrasi pengukuran kecil, misalnya setiap 5 menit, akan diperoleh gambaran variasi konsentrasi lengkap dengan titik minimum, maksimum dan rata-rata harian (24 jam) Strategi sampling diperlukan jika operasi manual dilakukan, misalnya komposit 24 jam dengan interval waktu sampling setiap 3 jam misalnya 3

Pengaruh perilaku & sifat kimiawi unsur atmosfer Dua kelompok senyawa atmosfer : 1. Senyawa primer Tetap dalam bentuk kimiawi asli setelah diemisikan dari sumbernya Mempunyai stabilitas dan waktu paruh yang tinggi di atmosfer Contoh : CO, CO 2, debu, SO 2, CFC, C12 (khlorin) 2. Senyawa sekunder Senyawa yang berubah kimiawinya sesaat setelah diemisikan dan berada dalam atmosfer Disebut senyawa atmosfer reaktif yang akan bertransformasi fisik kimia menjadi unsur / senyawa lain akibat bereaksi dengan unsur / senyawa lain di atmosfer / karena proses atmosfer seperti fotolisis Contoh : ozon (O 3 ) yang terbentuk dari hidrokarbon dan nitrogen yang dioksidasi di bawah pengaruh sinar matahari, hujan asam, aldehida, peroxyacetyl nitrate (PAN) Metode sampling Pengaruh kimiawi senyawa di atmosfer menyebabkan variasi konsentrasi harian Ozon hanya terbentuk bila kedua unsur prekursornya (HC dan NO 2 ) terdapat di atmosfer dan ada sinar matahari Puncak konsentrasi ozon umumnya terjadi 2 atau 3 jam setelah tengah hari (matahari maksimum) Sehingga data pengukuran ozon yang reperesentatif adalah data konsentrasi maksimum hariannya dan bukan pengukuran pada pagi hari 1. Sampling udara ambien Tujuan : Mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu daerah dengan mengacukannya kepada ketentuan dan peraturan kualitas udara serta baku mutu yang berlaku Menyediakan pengumpulan data yang diperlukan dalam evaluasi pengaruh pencemaran dan pertimbangan perancangan seperti pengembangan kota dan tata guna lahan, evaluasi penerapan strategi pengendalian pencemaran yang telah dilakukan, validasi pengembangan model dilusi dan dispersi pencemaran udara yang ada, evaluasi dan peramalan tingkat pencemaran episodik, jangka panjang dan jangka pendek 4

Jenis sampling udara ambien 1. Sampling menerus (kontinyu) pada interval waktu reguler dan kecil 2. Sampling tengah kontinu, reguler misalnya mingguan, bulanan, tahunan 3. Sampling sesaat tidak kontinu, hanya pada saat tertentu Sampling kontinu merupakan metode paling ideal untuk pemantauan dan pengawasan kualitas udara terutama di perkotaan dan daerah yang terduga tercemar berat Sampling setengah kontinu dapat diterapkan pada daerah agak tercemar Sampling sesaat biasanya dilakukan untuk maksud tertentu misalnya pengujian keabsahan data dari sampling kontinu dan setengah kontinu / langkah awal penentuan titik sampling 2. Sampling sumber Tujuan : Mengetahui dipenuhi atau tidak peraturan emisi pencemar udara yang ada oleh suatu sumber stasioner tertentu Mengukur tingkat emisi berdasarkan laju produksi industri yang ada (keseimbangan proses dan emisi) sebagai data untuk mengevaluasi jalannya proses produksi Mengevaluasi keefektifan metode pengendalian dan peralatan pengendali pencemar yang telah dipasang Kecenderungan peningkatan pencemaran udara sudah mulai terlihat dari data yang terkumpul selama ini Sudah selayaknya bila program pemantauan yang ada ditingkatkan, baik dalam jumlah titik pantau maupun metodenya Otomatisasi diperlukan dengan pemasangan instrumen pengukur kontinu sehingga memungkinkan analisis data yang akurat dan presisi 5

Titik pemantauan Program pemantauan sumber emisi diperlukan, tidak hanya pemantauan kualitas udara ambien, untuk mengetahui secara tepat karakteristik dan besaran emisi yang dikeluarkan sehingga identifikasi terhadap penyebab pencemaran dapat lebih tepat dilakukan 1. Pemantauan titik sumber (stack sampling) 2. Pemantauan daerah dampak Pemantauan di hilir angin (down wind) yang menerima secara langsung pengaruh emisi sumber Diutamakan di atas permukaan tanah, meskipun pemantauan arah vertikal diperlukan misalkan untuk mengetahui penyebarannya 3. Pemantauan daerah referensi Umumnya di daerah yang tidak terpengaruhi sumber yaitu di sebelah hulu (up wind area) Mencerminkan kondisi kualitas udara yang tidak terpengaruhi sumber yang diamati dan memberikan informasi tentang kontribusi sumber pencemar lokal yang telah ada dan keadaan alaminya 4. Pemantauan pengaruh sumber lain Mengetahui pengaruh yang ditimbulkan sumber pencemar lain selain sumber yang diamati Mengetahui secara tepat sejauh mana pengaruh sumber lain terhadap konsentrasi pencemar udara yang diamati di daerah pengaruh 6

Pemantauan kualitas udara diperlukan dalam penerapan program pengendalian pencemaran udara secara menyeluruh Dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi AMDAL, kelemahan utama yang ditemui adalah tidak adanya data sekunder yang memungkinkan analisis rona lingkungan dan prediksi yang lebih baik dan akurat Hanya dengan menggunakan data sekunder dalam periode pengamatan yang cukup panjang, penyimpulan mengenai keadaan kualitas udara di suatu tempat dapat dilakukan secara ilmiah Realitasnya adalah pengambilan sampel sesaat dan acap kali tunggal Data demikian, meskipun primer, tidak dapat memberikan kesimpulan apapun yang terpercaya secara statistik,mengingat perilaku variasi unsur pencemar yang dinamis dengan ruang dan waktu Data sesaat hanya dapat memberikan gambaran indikatif yang umum sekali dan tidak dapat digunakan sebagai pembanding dengan baku mutu udara yang berlaku Metode Pengukuran / Analisis Udara No Parameter Satuan Metoda Peralatan 1 SO 2 µg/nm 3 Pararosanilin Spektrofotometer 2 NO 2 µg/nm 3 Saltzman Spektrofotometer 3 Total Oksidan (O 3 ) µg/nm 3 Fenolftalin Spektrofotometer 4 CO µg/nm 3 NDIR NDIR Analyzer 5. NH 3 µg/nm 3 Indophenol Spektrofotometer 6. Debu µg/nm 3 Gravimetri Hi-Volt Sampler Tugas! Cari langkah-langkah metode pengukuran : 1. Ambien absen ganjil SPM, PM10, NOx, SO 2, H 2 S, NH 3, HC, CO, O 3 2. Emisi/ gas buang absen genap Cerobong Knalpot kendaraan bermotor Dikumpulkan pekan depan!! 7