BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan. Perekonomian yang kompleks dan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan mendapat perhatian yang lebih. Untuk menghadapi persaingan tersebut, diperlukan suatu penanganan dan pengolahan dengan baik yang dilakukan oleh pihak manajemen. Dalam kegiatan ekonomi suatu proses pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Disamping tersedianya informasi yang relevan, kecakapan dalam menganalisis dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang ada sangatlah penting. Informasi dapat dikatakan relevan jika informasi tersebut mampu membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi pemakai, dengan membantu mereka memprediksikan hasil dari peristiwa di masa lalu, sekarang dan masa depan, serta untuk mengkonfirmasikan atau melakukan koreksi atas ekspektasi. (FASB Concepts Statement 2, paragraph 47). Untuk dapat menginterpretasikan informasi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya diperlukan teknik analisis dengan mendasarkannya pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan (Harahap, 2008:1). Laporan keuangan dapat dipakai sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan (Djarwanto, 2004:1). Salah satu cara untuk mengevaluasi kinerja perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Alat analisis laporan keuangan yang umum digunakan adalah rasio keuangan. Secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Menurut Machfoedz (1994), rasio keuangan merupakan indikator yang baik atas kinerja keuangan perusahaan, rasio keuangan dapat digunakan untuk meramalkan kinerja perusahaan di masa depan. Termasuk berpotensi untuk memprediksi laba di masa depan. Rasio likuiditas diukur dengan Current Ratio dan Quick Ratio. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Current Ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva dengan hutang lancar. Semakin tinggi Current Ratio suatu perusahaan, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Quick Ratio dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Hanafi dan Halim (2009:83) menyatakan bahwa rasio solvabilitas akan diukur dengan DTAR (Debt to Total Asset Ratio). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Nilai DTAR diperoleh dari total hutang dibagi dengan total aktiva.
Rasio aktivitas diukur dengan TATO (Total Asset Turn Over), rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan maupun pembelian. Rasio TATO menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva dalam menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Harahap (2008:308-309). Rasio profitabilitas diukur dengan NPM (Net Profit Margin), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. NPM yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang lebih rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen. Nilai NPM diperoleh dari laba bersih dibagi dengan penjualan (Hanafi dan Halim, 2009:85) Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap rasio keuangan perusahaan khususnya dalam memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang pada perusahaan. Penelitian Haryanti (2007), Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada KPRI di Kota Semarang. Menyimpulkan bahwa secara simultan variabel Total Assets to Debt Ratio, Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan ROI berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada KPRI kota Semarang dengan koefisien determinasi sebesar 68,9% dan sisanya sebesar 31,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dan secara parsial variabel Total Assets Turnover, Net Profit Margin, dan ROI berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan variabel Total Assets to
Debt Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba dan rasio keuangan yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba atau mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap pertumbuhan laba adalah ROI, yaitu dengan signifikan 0,007. Penelitian Kuswandari (2009), Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menyimpulkan bahwa hasil uji t menunjukkan current ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di tolak. Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba di tolak. Total Assets Turn Over berpengaruh terhadap perubahan laba dapat di terima. Gross Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba dapat di tolak. Operating Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba dapat di terima. Net Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba dapat di terima. Return On Equity berpengaruh terhadap perubahan laba dapat di terima. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mengambil judul Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh current ratio terhadap perubahan laba pada
2. Apakah ada pengaruh quick ratio terhadap perubahan laba pada 3. Apakah ada pengaruh debt to total assets ratio terhadap perubahan laba pada 4. Apakah ada pengaruh total assets turn over terhadap perubahan laba pada 5. Apakah ada pengaruh net profit margin terhadap perubahan laba pada 6. Apakah ada pengaruh return on equity terhadap perubahan laba pada 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. 2. Untuk mengetahui pengaruh quick ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. 3. Untuk mengetahui pengaruh debt to total assets ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. 4. Untuk mengetahui pengaruh total assets turn over terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif.
5. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. 6. Untuk mengetahui pengaruh return on equity terhadap perubahan laba pada perusahaan otomotif. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada masa yang akan datang. 2. Kontribusi Teoritis Dapat mengetahui sejauh mana analisis rasio keuangan emiten perusahaan otomotif mampu memprediksi pertumbuhan laba. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba. Perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian yang digunakan selama 5 tahun mulai tahun 2008 sampai tahun 2012.