PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah: Menentukan reaksi atau derajat kemasaman dan kebasaan suatu tanah.

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH AGRIBISNIS F KELOMPOK II. Yuni Khairatun Nikmah. E.Artanto S.T Nainggolan FAKULTAS PERTANIAN

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

EFISIENSI METODE INKUBASI DAN PENAMBAHAN NAOHDALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN KAPUR UNTUK PERTANIAN DI LAHAN PASANG SURUT RINGKASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

I. PENDAHULUAN. Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

I. PENDAHULUAN. Tanah itu merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta serta. B.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN JAHE

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat)

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

III. MATERI DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

Tanah Ultisol di Indonesia menempati areal yang cukup luas, yaitu sekitar. 42,3 juta ha (Sri Adiningsih et a/, 1997; Rochayati et a/, 1997).

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. karena itu mikroorganisme merupakan salah satu aspek penting yang berperan

JERAPAN Na +, NH 4 +, DAN Fe 3+ PADA TANAH-TANAH YANG DIDOMINASI MINERAL LIAT SMEKTIT. Rasional

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

Metodologi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

I. PENDAHULUAN. Melon ( Cucumis melo L) merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

2. Penaburan, pembenaman dan pencampuran kapur ketanah harus dalam dan rata.

PENENTUAN BOBOT ISI TANAH(BULK DENSITY) UJI LAB

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN AMELIORAN/PENGAPURAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

LAPORAN PRAKTIKUM. PENGUJIAN SIFAT LARUTAN ASAM DAN BASA Disusun Oleh: Feby Grace B. kombo ( ) UNIVERSITAS SAM RATULANGI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

KEMASAMAN TANAH. Wilayah tropika basah. Sebagian besar tanah bereaksi masam. Kemasaman tanah menjadi masalah utama

Transkripsi:

PENETAPAN KEMASAMAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penetapan reaksi tanah (ph) tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan ph tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah atau ph tanah menggambarkan status kimia tanah yang menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Bila konsentrasi ion H+ bertambah maka ph turun, sebaliknya bila konsentrasi ion H+ berkurang daan ion OH- bertambah, ph akan naik, status kimia tanah mempengaruhi proses biologi seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinits tanah yang dinyatakan dengan nilai ph. Nilai ph menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H) dalam tanah. Nilai ph tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat isel dan macam kation yang diserap. Reaksi tanah yang dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: masam, netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek kesuburan keracunan ion-ion terutama keracunan H +. Nilai ph berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan / konsentrasi (H + ) dalam tanah, makin rendah ph tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H + ) maka makin tinggi ph tanah. Sehubungan dengan nilai ph dijumpai 3 kemungkinan, yaitu : masam, netral dan basa (alkali). Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disababkan oleh ion H + dan Al 3+ yang terjerap pada kompleks jerapan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk mengetahui gambaran mengenai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, maka diperlukan adanya pengetahuan tentang ph suatu tanah. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah: Menentukan reaksi atau derajat kemasaman dan kebasaan suatu tanah. Untuk mengetahui cara penetapan ph tanah dengan menggunakan ph meter dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ph tanah. Mahasiswa mengetahui cara mengukur ph tanah dan dapat dijadikan sebagai informasi apabila dilakukan penanganan lebih lanjut pada tanah tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup berbagai unsurunsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau ph yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk, 1985). Larutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara bagi tanaman. Konsentrasi ion-ion terlalu sangat beragam dan tergantung pada jumlah ion yang terlarut dan jumlah bahan pelarut. Pada musim kemarau atau kering dimana air banyak yang menguap, maka konsentrasi garam akan berubah drastis yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari suatu tanaman (Hakim,dkk, 1986). Nilai ph tanah dipengaruhi oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terserap. Semakin kecil kejenuhan basa, maka semakin masam tanah tersebut dan ph nya semakin rendah. Sifat misel yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai ph yang lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama (Pairunan,dkk, 1985). Reaksi tanah secara umum dinyatakan dengan ph tanah. Kemasaman tanah bersumber dari asam organik dan anorganik serta H + dan Al 3+ dapat tukar pada misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasil hidroksil dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti : Belerang dan sebagainya (Hakim dkk, 1986). ph tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H + di dalam tanah, hal ini dapat dilihat pada persamaan berikut: ph = - log (H + ). Dilihat dari phnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika phnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila phnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki ph di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan, dkk, 1997). Larutan mempunyai ph 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 disebut masam, dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik (Hakim, dkk, 1986). ph tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran ph tanah mineral biasanya antara 3,5 10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, ph tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan ph lebih dari 3,6. Kebanyakan ph tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Sarwono, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi ph tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H + dan ion OH -, mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai ph yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit

yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi ph tanah (Kemas, 2005), selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H + sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam. Sistem tanah yang dirajai oleh ion-ion H + akan bersuasana asam.penyebab keasaman tanah adalah ion H + dan Al 3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan. Bila ph sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral, ph kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan ph lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis. (Ganesa Tanah, oleh Poerwowidodo, Institut Pertanian Bogor). Kemasan tanah ada dua macam, yaitu: 1. Kemasaman aktif: Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H + yang ada pada koloid tanah. 2. Kemasaman pasif: Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H + dan Al 3+ yang ada pada kompleks jerapan tanah.

BAB III METEDOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat Tempat : Laboratorium Ilmu Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Jambi. Hari/Tanggal : Kamis, 01 November 2012 Jam : 10.00 12.00 WIB 3.2. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu: Alat: Bahan: 1. Timbangan 1. Tanah 10 gram 2. Ayakan 2. KCl 10 ml 3. Mesin pengocok (Kottermann 4010) 3. H 2 O 10 ml 4. Tampi 5. Alas (kertas) 6. Tabung kocok 7. Pipet tetes 8. Labu ukur 9. Tabung reaksi 10. Kertas label 11. ph meter 12. Tissue 13. Elektroda gelas ph meter 14. Botol semprot dari palstik 3.3. Cara Kerja 1. Ayak tanah dengan menggunakan ayakan, ambil tanah yang paling halus. 2. Kemudian timbang tanah halus sebanyak 10 gram. 3. 10 gram tanah halus masukkan ke tabung kocok ditambah 10 ml air suling (1:1; yaitu 10 gram tanah dengan pelarut 10 gram). 4. Kocok kurang lebih 10 menit dengan mesin pengocok. 5. Ukur dengan ph meter (standarisasi dengan ph 4 dan ph 7). 6. Bilas elektroda dengan air suling dan keringkan dengan tisuue dan siap digunakan untuk sampel lain.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil KELOMPOK ph H 2 O ph KCl ph MUATAN TANAH (KCl H 2 O) I 4,94 3,94-1,00 II 4,80 3,90-0,90 III 4,98 3,99-0,99 IV 4,75 3,87-0,88 V 4,15 3,90-0,25 VI 5,04 4,02-1,02 4.2. Pembahasan Dilihat dari phnya lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika phnya lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila phnya antara 6-7 serta jika tanah memiliki ph di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam. Reaksi tanah ini sangat menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik. Pada praktikum penentuan ph tanah (ph H 2 O dan ph KCl), adapun didapat data hasil setiap kelompok seperti data tabel diatas. Tanah pada lahan Universitas Jambi merupakan tanah ultisol yaitu tanah mineral yang ph-nya berada diantara 4-5,5. Pada kelompok I-V ph H 2 O dan ph KCl tidak jauh berbeda rata-rata berada pada ph 4-5. Akan tetapi, pada kelompok VI ph H 2 O = 5,04 dan ph KCl = 4,02 sedikit ada perbedaan dengan kelompok lain, ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, hal ini disebabkan karena lapisan ini mengandung bahan organik yang cukup tinggi pada permukaan tanah yang tercampur dengan bahan mineral tanah dan mengalami penguraian oleh mikroba yang mengakibatkan terbentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. (1986), bahwa rombakan organik diserang oleh sebagian besar mikroorganisme yang diantara hasil metabolisme akhirnya adalah asam organik dan bahan organik yang banyak. Bila asam ini sampai kebagian mineral dalam tanah, mereka tidak memberikan H tetapi menggantikan basa dan meningkatkan kemasaman tanah. Hal ini Juga disebabkan jumlah ion H dalam tanah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah OH. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno, S. (1992), bahwa ph tanah yang rendah dan tinggi dipengaruhi oleh adanya perbedaan kandungan ion H + dan ion OH -, dimana jumlah ion H + dan ion OH - juga menentukan kemasaman suatu tanah. Jika jumlah ion H + lebih tinggi dari jumlah ion OH - maka tanah akan bersifat masam dan sebaliknya jika jumlah ion OH - lebih besar daripada ion H + maka tanah akan bersifat basa. Selain itu, Faktor-faktor yang mempengaruhi ph tanah adalah Sistem tanah yang dirajai oleh ion-ion H + akan bersuasana asam.penyebab keasaman tanah adalah ion H + dan Al 3+ yang berada dalam larutan tanah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H + dan ion OH -, mineral tanah, air hujan dan bahan induk. Bahwa bahan induk tanah mempunyai ph yang bervariasi sesuai dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan

komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi ph tanah, selain itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi pelepasan ion H + sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi menimbulkan reaksi masam. Pada tanah yang masam dalam hal ini tanah ultisol, pengapuran sangat penting dilakukan, karena tujuan pengapuran adalah menetralisir kemasaman meniadakan pengaruh Al yang beracun, dan secara langsung menyediakan Ca bagi tanaman. Dua masalah utama yang melekat pada tanah-tanah masam bagi suatu tanaman adalah: Keracunan Alumunium, Kejenuhan Al yang lebih tinggi. Keracunan alumunium langsung merusak akar tanaman, menghambat pertumbuhannya, dan menghalangi pengambilan dan translokasi kalsium maupun fospor.

BAB V KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai reaksi (ph) tanah dapat disimpulkan bahwa : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi ph tanah antara lain adalah perbandingan air dengan tanah, kandungan garam-garam dalam larutan tanah, dan keseimbangan CO 2 udara dan CO 2 tanah. 2. Penetapan ph tanah dengan digital ph hasilnya lebih akurat dibandingkan menggunakan indikator universal yang sifatnya kualitatif. 3. Metode penetapan ph dengan cara elektrometrik dapat dengan menggunakan H 2 O atau pun KCl. 4. Fungsi dari penambahan H 2 O adalah untuk mengetahui kemasaman aktif, sedangkan fungsi dari penambahan KCl adalah untuk mengetahui kemasaman potensialnya. 5. ph tanah ultisol lebih tinggi daripada ph oxizol, baik pada penembahan dengan H 2 O maunpun KCl. 6. Berdasarkan penentuan dengan H 2 O, tanah ultisol tersebut bersifat sangat masam, dan oxisol cukup masam. 7. Pengukuran ph tanah ultisol dan oxisol dengan larutan pengekstraksi KCl memberikan nilai ph lebih rendah, yaitu 0,15-0,89 dibanding dengan yang menggunakan H 2 O. 8. tingkat kemasaman tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui pengaruh ion H dan pengaruh tak langsung, yaitu tidak tersedianya unsur hara tertentu dan adanya unsur yang beracun. DAFTAR PUSTAKA Buckman N. C dan Brady C. B. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Foth. H. D. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjahmada University Press, Yogyakarta. Hakim Nurhajati, M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha, Go Ban Hong, H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas, Lampung. Hardjowigeno. S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta. Pairunan,A. K. J. L.Nanere,Arifin.Solo,S.R.Samosir,Romadulus.Teingkaisari,J.R. Lalo Pua, Bachrul.Ibrahim,Hariadj.Asmadi. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur, Makassar. Indranada K. Henry. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Poerwowidodo. 1991. Genesa tanah, Proses Genesa, dan Morfologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tan H. Kim. 1998. Dasar-dasar Kimia Tanah. Universitas Gadjah mada. Yogyakarta. Tim Penyusun Dasar-dasar Ilmu Tanah. 2006. Panduan Praktikum Dasar-dasar IlmuTanah. Universitas lampung. Bandar Lampung.