Materiality and Audit Risk. Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

dokumen-dokumen yang mirip
Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

TANGGUNG JAWAB AUDITOR. by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak

MODUL-3 INTERNAL AUDITING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

Pengauditan 1 Bab VI

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

AUDITING. Ahmad Try Handoko ( ) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

FANY OCTAFIA OFFERING L

Overview Risk Based Audit (Audit Berbasis Risiko)

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

TINJAUAN PROSES AUDIT

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001

KONSEP MATERIALITAS PENTING DALAM AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

Tugas AKSP Kelompok 5

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

Ignatius Natanael Widjaya Ramot P. Simanjuntak Rutman Lumbantoruan

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

Kecurangan dalam laporan keuangan Penyalahgunaan aset. Dua Kategori Utama Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. audit laporan keuangan memiliki peran penting untuk mengurangi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

MATERIALITAS DAN RISIKO 1

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

KELENGKAPAN BUKTI AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kasus kecurangan korporasi telah menjadi sorotan bagi semua kalangan di

BAB I PENDAHULUAN. terungkap, maka auditor melakukan penilaian risiko terhadap klien.

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

RISK ASSESSMENT DAN UPAYA PENGEMBANGAN JASA KONSULTASI DI BIDANG MANAJEMEN RISIKO. oleh : Slamet Susanto, AK)

AUDITING II. Prinsip-prinsip Umum ISA

BAB I PENDAHULUAN. melakukan beberapa terobosan strategi untuk memperkuat perannya di bidang

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Tindakan kecurangan ini berkembang pesat ditengah-tengah perkembangan

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

PANDUAN AUDIT SISTEM INFORMASI

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemakai laporan keuangan. Perkembangan profesi akuntan publik di suatu

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

THE BUILDING BLOCKS OF AUDITING

SAMPLING AUDIT. Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pencapaian risiko audit dalam proses audit laporan keuangan sebaiknya

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Audit merupakan salah satu solusi masalah informasi asimetri antara

Kebutuhan akan audit independen muncul ketika hadirnya pasar modal, dimana. perusahaan dapat meningkatkan investasi modal yang dibutuhkan untuk

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Bab 10 Sampling Audit dalam Pengujian Pengendalian


BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Menyelesaikan Tahap Penilaian Risiko Tugas Matakuliah Auditing 1. Oleh : Nama : I anatun Nikmah NIM :

BAB I PENDAHULUAN. perhatian masyarakat dunia. Semakin banyaknya kasus-kasus besar yang terkait

PERTEMUAN 1: AUDIT DAN STANDAR AUDIT

KUESIONER Profil Responden KOMPETENSI Dimensi Pernyataan Alternatif Jawaban STS TS N S SS

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

Transkripsi:

Materiality and Audit Risk Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

Resiko audit Adalah konsep dasar pertama yang mendasari proses audit 2 jenis resiko yang dihadapi auditor dalam melaksanakan audit yaitu : - risiko audit (audit risk) dan - risiko penugasan atau perikatan (engagement risk)

Risiko audit Adalah risiko yang timbul bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material Dalam konteks audit KC adalah risiko yang timbul bahwa auditor bea dan cukai gagal mengidentifikasi adanya ketidaksesuaian transaksi kepabeanan dan cukai yang dilakukan perusahaan dengan ketentuan perundangan di bidang kepabeanan dan cukai

Resiko penugasan (engagement risk) Adalah eksposur terhadap auditor untuk mengalami kekalahan atau pencemaran praktek profesionalnya karena ligitasi (tuntutan hukum), publisitas yang buruk, dan peristiwa lain yang timbul dalam hubungannya dengan laporan keuangan yang diaudit dan dilaporkan Adanya tuntutan auditee atau pihak lain terhadap kesalahan keputusan auditor atau kesalahan prosedural yang mencakup tuntutan pidana, perdata, TUN, banding maupun gugatan.

Jenis kesalahan Salah pendapat (mistatement) audit kepabeanan dan cukai dapat mencakup : - Kesalahan hitung temuan audit - Ketidaksesuaian temuan dengan ketentuan - Temuan audit tidak mengidentifikasi pelanggaran ketentuan/prosedural - Temuan audit tidak disertai bukti kuat sehingga dibatalkan dalam proses keberatan/banding

Penyebab kesalahan : Kekeliruan (error) Kecurangan (fraud) Ketidakcermatan Kesalahan pemahaman aturan Faktor sampling

Error (kekeliruan) Kesalahan materi data yang dibuat auditee Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber data atau bukti audit Kecerobohan atau salah tafsir fakta Kekeliruan dalam perhitungan yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi atau pengungkapan

Fraud (kecurangan) Mencakup salah saji yang disengaja, dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis : - Kecurangan auditee yang gagal diidentifikasi oleh auditor - Kecurangan auditee yang ditemukan oleh auditor namun diabaikan karena terjadi kolusi auditor dengan auditee.

Fraud Bukti audit : - Manipulasi, pemalsuan atau penggantian catatan akuntansi atau dokumen pendukung - Penyajian yang salah atau penghilangan yang disengaja dalam laporan audit - Penerapan yang salah disengaja atas aturan Temuan : - Menghilangkan temuan - Melakukan audit secara manipulatif - Menyebabkan kewajiban Negara tidak terpenuhi

Faktor Sampling Sasaran audit : Seluruh transaksi kepabeanan dan cukai (100%) Pengujian audit : Sebagian transaksi (kurang 100%) Waktu SDM Biaya Manajemen Risiko

Perbedaan Error dan fraud Apakah kesalahan tersebut disengaja atau tidak

Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR = Audit Risk IR = Inherent Risk CR = Control Risk DR = Detection Risk = SAR x SSR SAR = Substantive Analysis Risk SSR = Substantive Sampling Risk

Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR DR = IR x CR resiko auditee

Audit Risk Model AR=IR x CR x DR AR = Audit Risk = 0.8 x 0.6 x 0.1 = 0.05 IR = Inherent Risk : 80% CR = Control Risk : 60% DR = Detection Risk : 10%

Audit Risk Model AR IR CR DR Sangat rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang risk IR CR DR

Audit risk Inherent risk Control risk Detection risk

Audit Risk Model AR = audit risk / resiko audit = resiko temuan audit tidak sesuai fakta seharusnya

Inherent Risk (IR) Resiko bawaan (kelemahan dari asersi atas salah saji material diasumsikan tidak ada pengendalian internal yang terkait.

Control Risk (CR) Resiko pengendalian, resiko salah saji material yang dapat terjadi di suatu asersi tidak akan dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian internal.

Detection Risk (DR) Resiko deteksi, resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi kesalahan.

Use of the Audit Risk Model 1. Menetapkan tingkat resiko yang direncanakan. 2. Menentukan resiko bawaan dan resiko pengendalian. 3. Menyelesaikan persamaan resiko audit untuk tingkat resiko deteksi yang tepat.

Materiality (materialitas) Adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau kesalahan, dilihat dari keadaan yang melingkupinya mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut.

Tahapan penerapan materialitas Step 1: Menetapkan pertimbangan awal materialitas. Step 2: Menentukan kesalahan yang dapat ditoleransi. Step 3: Memperkirakan kemungkinan kesalahan dan membandingkan dengan materialitas.

Materialitas Menetapkan pertimbangan awal Pertimbangan awal materialitas: Jumlah maksimum yang diyakini auditor bahwa terdapat kesalahan dan masih tidak mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna Materialitas merupakan konsep relatif bukan mutlak

Dasar kuntitatif dalam menentukan materialitas Tagihan keuangan Negara Frekuensi pelanggaran Tingkat kepatuhan pengguna jasa Besaran transaksi pengguna jasa Dalam praktek biasa digunakan adalah 3 5% dari laba bersih sebelum pajak

Planning materiality (rencana materialitas) Materialitas yang ditentukan dalam pembuatan rencana Materialitas yang dihitung pada awal perencanaan Materialitas dalam perhitungan akhir

Perhitungan materialitas

Salah saji yang dapat ditoleransi (tolarable error = TE )