Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan. Surastini Fitriasih

dokumen-dokumen yang mirip
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya

PENGANCAMAN/AFDREIGINGAFDREIGING. Fachrizal Afandi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

Bab XXV : Perbuatan Curang

Penipuan itu terdapat unsur unsur objektif yang meliputi perbuatan. (menggerakkan), yang digerakkan (orang), perbuatan itu ditujukan pada orang lain

BAB III PENCURIAN DENGAN KEKERASAN MENURUT HUKUM POSITIF. Menyimpang itu sendiri menurut Robert M.Z. Lawang penyimpangan perilaku

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERAMPASAN PAKSA SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan dan Pemberatan Pengertian Tindak Pidana Pencurian

BAB II. Pengaturan Hukum Mengenai Tindak Pidana Pencurian Dengan. Pemberatan. A. Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PENANGGULANGAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR. an, sehingga menjadi penanggulangan yang berarti proses, cara, perbuatan

PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DAN PENADAHAN DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA. A. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Pencurian dan Tindak Pidana

BAB III HUKUMAN PENCURIAN DI KALANGAN KELUARGA DALAM. HUKUM PIDANA INDONESIA PASAL 367 ayat (2) KUHP

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DALAM PUTUSAN NOMOR 1/PID.SUS-ANAK/2016/PN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pertanggungjawaban pidana dalam hukum pidana positif saat ini

BAB II LANDASAN TEORI

PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA (BAB XXVII) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA DALAM BENTUK POKOK (PASAL 406 KUHP) PERUSAKAN DAN PENGHANCURAN BENDA RIN

BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

BAB II UNSUR TINDAK PIDANA PENCURIAN BIASA DAN TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN. Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi :

tulisan, gambaran atau benda yang telah diketahui isinya melanggar kesusilaan muatan yang melanggar kesusilaan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

BAB II TINJAUAN UMUM. Perumusan tentang pengertian anak sangat beragam dalam berbagai

BAB II UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA PENGGELAPAN. Tindak pidana penggelapan (verduistering) diatur dalam Bab XXIV Pasal

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah tindak pidana atau strafbaar feit diterjemahkan oleh pakar hukum

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan. Pencurian dengan pemberatan adalah pencurian sebagaimana diatur

Pasal RKUHP Analisis Permasalahan Rekomendasi Pengaturan Ancaman Pidana Berat dan Pidana Minimum dalam Perkara Pencurian

S I L L A B Y. : TINDAK PIDANA DALAM KUHP STATUS MATA KULIAH : Wajib KODE MATA KULIAH


LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

BAB II PENYIDIKAN TERHADAP PENGAJUAN KLAIM ASURANSI TERKAIT DENGAN TINDAK PIDANA PENGGELAPAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. KUHAP Pasal 1 menjelaskan bahwa penyidik adalah: pejabat polisi. penyidik bukan berdasarkan atas kekuasaan, melainkan berdasarkan

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENCURIANKENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN LABUHANBATU

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana. Ada yang menyebutkan istilah tindak pidana tersebut sebagai

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

538 KOMPILASI KETENTUAN PIDANA DI LUAR KUHP

ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP /J.A/03/1994 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Peraturan perundang-undangan terkait Pemberantasan IL di Indonesia

BUKU KEDUA KEJAHATAN BAB I KEJAHATAN TERHADAP KEAMANAN NEGARA

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN. A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG PENCURIAN ARUS LISTRIK DI INDONESIA. Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

P E R K A R A P I D A N A

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden, sehingga hasil atau data yang diperoleh benar-benar dari pihak atau

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN [LN 2006/93, TLN 4661]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. laku manusia agar dapat terkontrol, selain itu hukum juga merupakan aspek

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

RUU KUHP - Draft II 2005 BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA. Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN

FAIQ TOBRONI, SHI., MH

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

contoh mini legal memorandum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN [LN 1992/33, TLN 3474]

LAMPIRAN 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

II. TINJAUAN PUSTAKA. tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Pengertian Tindak Pidana Korupsi dan Subjek Hukum Tindak Pidana

Bab IX : Sumpah Palsu Dan Keterangan Palsu

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN. A. Analisis Yuridis Mengenai Tindak Pidana Pencurian

BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA. Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

Lex Crimen Vol. VI/No. 7/Sep/2017. TINDAK PIDANA PENGGELAPAN DALAM MENGGUNAKAN JABATAN BERDASARKAN PASAL 415 KUHP 1 Oleh : Mahendri Massie 2

UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP [LN 2009/140, TLN 5059]

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KARENA KELALAIANNYA MENYEBABKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA PADA KECELAKAAN LALU-LINTAS.

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA TINDAK PIDANA PENGGELAPAN SECARA BERLANJUT (Studi Kasus No. 55/Pid.B/2010/PN. Palu)

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Transkripsi:

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Surastini Fitriasih

Dalam Buku II KUHP: Bab XXII : Pencurian Bab XXIII: Pemerasan & Pengancaman Bab XXIV: Penggelapan Barang Bab XXV : Perbuatan Curang Bab XXVI: Merugikan Orang Berpiutang Bab XXVII: Penghancuran Barang Bab XXX : Pemudahan (penadahan): merupakan delik yang berhubungan erat dengan delik terhadap harta kekayaan

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Tidak diatur dalam Bab Tersendiri, tapi tersebar dalam beberapa Bab Ciri: - Merugikan harta kekayaan orang lain atau menimbulkan bahaya merugikan harta kekayaan orang lain - Umumnya pelaku bertujuan memperkaya diri sendiri secara melawan hukum atau setidaknya menguntungkan diri sendiri dengan cara yang bertentangan dengan hukum

Van Bemmelen: Delik terhadap Harta Kekayaan tidak dapat ditempatkan dalam satu sebutan, sehingga unsur-unsur khusus dari berbagai delik tersebut harus ditentukan dan dibatasi Tapi ada satu unsur yang selalu ada dalam setiap delik terhadap harta kekayaan, yaitu unsur barang (benda)

TP Terhadap Harta Kekayaan VS TP Ekonomi TP Ekonomi: Tidak merugikan harta kekayaan orang tertentu, tetapi lebih merugikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tapi kejahatan terhadap harta kekayaan sering dilakukan untuk menguntungkan harta kekayaan si pelaku dengan merugikan para saingan dan dengan merugikan ekonomi umum negara atau cabang perusahaan tertentu

Pencurian (Pasal 362-367) Pasal 362 (delik pokok), unsur-unsurnya: 1. mengambil 2. barang/benda 3. (sifat benda): seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain 4. dengan maksud 5. menguasai benda 6. secara melawan hukum

Mengambil Menarik sesuatu barang dari kekuasaan orang lain dan memasukkannya dalam kekuasaannya sendiri Setiap perbuatan untuk membawa sesuatu benda di bawah kekuasaannya yang nyata dan mutlak Setiap tindakan yang menyebabkan SSO membawa sebagian dari harta kekayaan orang lain ke dalam kekuasaannya tanpa bantuan atau izin orang lain tsb. atau memutuskan hubungan yang masih ada antara orang itu dengan bagian dari harta kekayaannya itu (van Bemmelen) Tidak harus dengan memindahkan barang

Teori tentang Mengambil Teori kontrektasi dengan sentuhan badaniah, pelaku telah memindahkan benda ybs. dari tempatnya semula Teori Ablasi syarat selesainya perbuatan mengambil adalah benda ybs. harus telah diamankan pelaku Teori aprehensi Pelaku harus membuat benda ybs. berada dalam penguasaannya yang nyata

Barang (Benda) MVT: Barang (Benda) berwujud yang dapat dipindahkan Perkembangannya: - benda tidak berwujud - benda tidak bergerak - tidak harus bernilai ekonomis (asalkan diperlukan secara subyektif)

Seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain Pengertian kepunyaan harus ditafsirkan menurut hukum

Maksud atau Oogmerk Bahwa maksud orang itu adalah untuk menguasai barang yang diambilnya itu bagi dirinya sendiri Bahwa dengan perbuatannya itu, ia tahu bahwa ia telah melakukan suatu perbuatan yang melawan hak atau bahwa ia tidak berhak untuk berbuat seperti itu

Menguasai bagi dirinya sendiri Menguasai lebih luas dari pada memiliki untuk diri sendiri Dengan menguasai berarti ia tidak harus menjadikan barang yang dicuri itu sebagai miliknya sendiri tapi bisa menjual, memberikan, menyembunyikan, menggadaikan, merusak

Pencurian Ringan (Pasal 364) Pencurian ringan adalah: Pencurian dalam bentuk pokok Pencurian yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih secara bersama-sama Pencurian dengan pembongkaran, perusakan, pemanjatan, kunci palsu, perintah palsu, kedudukan palsu Yang Tidak dilakukan: dalam sebuah tempat kediaman (rumah); atau di atas sebuah pekarangan tertutup yang di atasnya terdapat sebuah tempat kediaman (rumah) dan Harga barang yang dicuri tidak melebihi nilai duapuluh lima rupiah

Pencurian dengan Pemberatan (Pasal 363) dan Pencurian dengan Kekerasan (Pasal 365) Pasal 363 ayat (1) 1. Pencurian Ternak: hewan berkuku satu, memamah biak dan babi (Pasal 101 KUHP) 2. Pencurian di waktu kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, letusan gunung api, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, bencana, huru-hara, pemberontakan atau kesengsaraan di masa perang

3. Pencurian - di waktu malam - dalam sebuah rumah atau di atas sebuah pekarangan tertutup yang di atasnya ada rumah -oleh orang yang berada di sana - di luar pengetahuan atau di luar keinginan dari yang berhak

..lanjutan Pasal 363 4. Pencurian oleh 2 orang atau lebih secara bersamasama 5. Pencurian yang dilakukan dengan cara tertentu: - membongkar: kerusakan yang agak besar pada sesuatu benda - merusak: kerusakan yang kecil - memanjat : lihat Pasal 99 - kunci palsu: lihat Pasal 100 - perintah palsu: perintah yang diberikan oleh yang tidak berhak - Pakaian jabatan palsu: adalah seragam yang digunakan oleh yang tidak berhak

Pasal 365 Ayat (1) Pencurian, yang - didahului - disertai - diikuti Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan Terhadap orang-orang

..lanjutan Pasal 365 Dilakukan dengan maksud - untuk mempersiapkan; atau - untuk memudahkan; atau - jika ketahuan, seketika itu juga supaya ada kesempatan: # bagi dirinya sendiri atau # bagi lain-lain peserta untuk melarikan diri; atau - untuk menjamin tetap dikuasainya barang yang dicuri

Kekerasan: Doktrin: Setiap perbuatan yang mempergunakan tenaga badan (kekuatan fisik) yang tidak ringan secara tidak sah KUHP: Yang disamakan dengan melakukan kekerasan adalah membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya RKUHP: setiap perbuatan penyalahgunaan kekuatan fisik dengan atau tanpa menggunakan sarana secara melawan hukum dan menimbulkan bahaya bagi badan, nyawa, kemerdekaan, penderitaan fisik, seksual, psikologis, termasuk menjadikan orang pingsan atau tidak berdaya

Ancaman kekerasan: Doktrin: setiap perbuatan yang menimbulkan rasa takut atau cemas pada orang yang diancam RKUHP: suatu hal atau keadaan yang menimbulkan rasa takut, cemas, atau khawatir pada orang yang diancam

Pasal 365 ayat (2) Ke-1 seperti Pasal 363 ayat (1) ke-3, tetapi unsurnya ditambah dengan: di jalan umum atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan Ke-4 Menjadikan ada orang yang mendapat luka berat

Pasal 365 ayat (3) dan (4) Ayat (3): pencurian dengan kekerasan mengakibatkan matinya orang Ayat (4): pencurian dengan kekerasan mengakibatkan luka berat atau matinya orang, yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, disertai salah satu hal dalam No.1 dan 3

Pasal 365 ayat (3) VS Pasal 339 Perbedaan pada kesengajaan sehubungan akibat hilangnya nyawa orang - Pasal 365 ayat (3): hilangnya nyawa orang akibat dari kesengajaan untuk melakukan kekerasan - Pasal 339: hilangnya nyawa orang akibat dari kesengajaan untuk menghilangkan nyawa orang

Pasal 367 Pencurian dalam keluarga - Jika pelaku atau pembantu adalah orang yang tidak bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda dengan korban, maka pelaku atau pembantu tsb. tidak dapat dituntut - Jika pelaku atau pembantu adalah orang yang telah bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda dengan korban, atau keluarga sedarah atau ada hubungan keluarga, baik dalam garis lurus maupun dalam garis ke samping sampai tingkatan ke dua, maka tuntutan hanya dapat dilakukan jika ada pengaduan dari korban - Ketentuan di atas juga berlaku jika kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari seorang bapak (dalam hal garis keturunan matrilineal)

Pemerasan (Pasal 368) Dengan maksud Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain Memaksa seseorang Untuk menyerahkan suatu benda yang seeluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain Untuk membuat suatu pinjaman Untuk meniadakan suatu piutang Dengan cara kekerasan atau ancaman kekerasan

Pemerasan (yang obyeknya benda) VS Pencurian dengan kekerasan Pemerasan: - Benda diserahkan oleh korban Pencurian dengan Kekerasan - benda diambil sendiri oleh pelaku

Penyerahan Benda: benda harus benar-benar telah lepas dari orang yang diperas, tanpa perlu memperhatikan bahwa benda tsb. telah benar-benar dikuasai oleh yang memeras - Pinjaman bukan untuk mendapatkan uang pinjaman, tapi untuk membuat suatu perikatan yang menyebabkan korban harus membayar suatu jumlah tertentu - meniadakan piutang adalah meniadakan perikatan yang sudah ada dari orang yang diperas kepada seseorang tertentu Menguntungkan diri sendiri atau orang lain: menambah kekayaan yang sudah dimiliki

Pengancaman (Pasal 369) Dengan maksud Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain Memaksa Seseorang Untuk menyerahkan suatu benda yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang itu atau orang lain Untuk membuat suatu pinjaman Untuk meniadakan suatu piutang Dengan mengancam untuk membuat malu secara lisan atau tertulis atau membuka rahasia

Membuat malu (menista) secara lisan (Pasal 310 ayat (1)), secara tertulis (Pasal 310 ayat (2)) Membuka rahasia: rahasia yang dibuka tidak hanya terbatas pada rahasia yang tidak boleh diketahui umum, tapi termasuk juga rahasia yang tidak boleh diketahui oleh orang tertentu

Perbedaan Pemerasan dan Pengancaman Pemerasan: - daya upaya kekerasan atau ancaman kekerasan - ancaman pidana maks 9 tahun dengan kemungkinan diperberat - delik biasa (laporan) Pengancaman: - daya upaya penistaan lisan/tertulis, ancaman membuka rahasia - ancaman pidana maks. 4 tahun tanpa kemungkinan diperberat - delik aduan

Pasal 370 Ketentuan Pasal 367 berlaku juga bagi pemerasan dan pengancaman

Penggelapan Pasal 372 (delik pokok), unsur-unsurnya: 1. Dengan sengaja 2. Menguasai secara melawan hukum 3. Suatu benda 4. Yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain 5. Yang ada padanya bukan karena kejahatan

Menguasai secara melawan hukum: menguasai (benda) seolah-olah ia adalah pemiliknya: - dilakukan oleh orang yang menguasai benda - perlakuan terhadap benda bertentangan dengan sifat dengan hak yang menjadi dasar dari penguasaan benda tsb.

(benda) yang ada padanya bukan karena kejahatan sewa, pinjam, gadai Benda berada di bawah kekuasaannya: ada hubungan langsung antara orang yang menguasai benda dengan benda tsb. (untuk melakukan tindakan tertentu dengan benda tsb. tidak perlu melakukan tindakan lain) Akan tetapi benda yang dikuasainya tsb. tidak harus disimpan oleh ybs.

Menguasai secara Melawan Hukum (menguasai (benda) seolah-olah ia adl. pemiliknya Pencurian - tidak perlu terlaksana pada saat perbuatan yang terlarang telah selesai - yang penting dibuktikan bahwa pelaku mempunyai maksud untuk menguasai benda itu untuk dirinya Penggelapan - Penggelapan dikatakan selesai bila pelaku telah berbuat seolah-olah pemilik benda

Penggelapan Ringan (Pasal 373) Perbuatan yang diatur dalam Pasal 372 Yang obyeknya bukan ternak; atau Harganya tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah

Penggelapan dengan Pemberatan (Pasal 374 dan Pasal 375) Pasal 374: Penggelapan Yang dilakukan oleh seseorang Benda Ada di bawah kekuasaannya Karena: - hubungan kerja pribadi: buruh-majikan - mata pencarian : orang tsb. melakukan perbuatan untuk orang lain secara terbatas dan tertentu, mis. Bendahara suatu PT (bukan Pegawai Negeri) - mendapat imbalan jasa (upah)

Pasal 375 Penggelapan Benda Yang berada di bawah kekuasaannya Orang yang melakukan penggelapan haruslah: seorang yang kepada siapa barang itu terpaksa dititipkan Seorang wali, kurator, pelaksana sebuah wasiat, pengurus dari sebuah badan amal atau yayasan

Penggelapan sebagai Delik Aduan (Pasal 376) Berlaku ketentuan seperti Pasal 367

Perbuatan Curang (Penipuan) Pasal 378, unsur-unsurnya: 1. Dengan maksud 2. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain 3. Secara melawan hukum 4. Menggunakan: - nama palsu, martabat (sifat) palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan 5. Menggerakkan 6. Orang lain 7. untuk: - menyerahkan suatu benda - mengadakan perjanjian utang - menghapus suatu piutang

Nama palsu: bukan nama sebenarnya Martabat (sifat) palsu: status jabatan, kedudukan yang bukan sebenarnya Tipu muslihat: perbuatan-perbuatan (tidak benar) yang menimbulkan kepercayaan pada orang lain Rangkaian kebohongan: kata-kata yang bertentangan dengan kebenaran

Penipuan dalam bentuk khusus (Pasal 379-Pasal 405) Kekhususan disebabkan, antara lain, oleh: obyeknya, cara melakukannya Pasal 379: penipuan ringan Pasal 379a: Flessentrekerij Pasal 380: penipuan dengan pemalsuan nama atau tanda Pasal 381 dan Pasal 382: Penipuan pada pertanggungan Pasal 382bis: Persaingan tidak jujur Pasal 383: Penipuan Pada Penjualan Pasal 385 Pasal 386: Penipuan terkait bahan makanan Pasal 387: Penipuan pada Pekerjaan Pembangunan

Perusakan Benda Pasal 406 ayat (1) 1.Dengan sengaja dan 2. Dengan melawan hukum 3. membinasakan, merusakkan, membuat hingga tidak dapat dipakai lagi, menghilangkan 4. Suatu benda 5. Yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain Pasal 406 ayat (2) 1. Dengan sengaja dan 2. Dengan melawan hukum 3. Membunuh, merusakkan, membuat hingga tidak dapat dipakai atau menghilangkan 4. Seekor binatang 5. Yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain

Perusakan dengan pemberatan Pasal 408 : (maks. 4 th penjara) - obyeknya: pekerjaan jalan KA, trem, kawat telegram, telepon, listrik, pekerjaan untuk menahan air, pembagian air atau pembuangan air, pipa gas atau air atau selokan, jika buatan, saluran atau selokan itu dipergunakan untuk keperluan umum Pasal 410: (maks. 5 th penjara) - obyeknya: rumah (gedung) atau kapal (perahu)

Pasal 412 : perusakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama

Perusakan karena kealpaan Pasal 409: 1. Karena salahnya 2. Menyebabkan 3. Suatu pekerjaan yang tersebut dalam Pasal 408 4. Sampai binasa, rusak atau tidak dapat dipakai lagi

Pemudahan Pasal 480 ke-1 (penadahan): 1. membeli, menyewa, menerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah; atau 2. Karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa, menyimpan atau menyembunyikan 3. sebuah benda 4. Yang diketahui atau sepatutnya dapat diduga 5. Diperoleh dari kejahatan

Pasal 480 ke-2 1. mengambil keuntungan 2. dari hasil suatu benda 3. yang diketahui atau sepatutnya dapat diduga 4. diperoleh dari kejahatan

Pasal 481 ayat (1) Membuat kebiasaan Dengan sengaja Membeli, menukar, menerima sebagai gadai, menyimpan atau menyembunyikan Benda Yang diketahui atau sepatutnya dapat diduga Diperoleh dari kejahatan

Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan dalam RKHUP (versi 2015) Pada dasarnya tidak berbeda dengan Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan dalam KUHP: - Tersebar dalam beberapa Bab dan terdiri dari tindak pidana pencurian, pemerasan dan pengancaman, penggelapan, perbuatan curang, perusakan barang - tetapi ada tindak pidana yang ditambahkan; misalnya pada bab pencurian ditambahkan tindak pidana pencurian benda suci keagamaan atau benda yang dipakai untuk kepentingan keagamaan atau benda purbakala Ancaman pidana maksimal pada dasarnya sama dengan pada KUHP, tetapi untuk beberapa tindak pidana yang dianggap serius ada ancaman pidana minimal khusus

..lanjutan Untuk ancaman pidana yang dialternatifkan dengan pidana denda, ancaman pidana denda berdasarkan kategori (sebagian besar kategori IV, yaitu 500 juta rupiah, kecuali untuk kejahatan ringan, yaitu kategori II = 50 juta rupiah)

Terima kasih