KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/ /2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411.

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS

Pasal 6 Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN KESEHATAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA

TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT WILAYAH MAGELANG

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA

Walikota Tasikmalaya

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 20 TAHUN 2007

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT DPK NOMOR : 000/SK/DIR/I/2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI RUMAH SAKIT DPK

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

NO SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 29 TAHUN 2001

PENGEMBANGAN MODEL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN REAGENSIA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM SEMARANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMULANGAN PASIEN. PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.

2017, No b. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor TU.02.01/Menkes/461/2016 tanggal 8 September 2016 hal Usulan Revisi Pola Tarif Layana

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

Pada Puskesmas ditetapkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sigma metrics merupakan metode yang dapat mengukur tampilan proses dan

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PATI NOMOR /2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DAN PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

PTP LABORATORIUM PUSK KRETEK 2018

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 36

No. Dokumen. 02/Lab/Keperawatan/05/2014. Kebijakan : Harap diperhatikan kategori pasien. Ditetapkan STANDAR Tanggal Terbit

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran kinerja..., Tutik Hartini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

IK.MU / Automatic analyzer Cobas C- 311 I JAFFE I otomatis. 1 dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD CIBINONG NOMOR : 445.1/313-RSUD CIBINONG TENTANG

LKM juga terbukti cukup memprihatinkan, terutama keberadaan incinerator secara

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 364/MENKES/SK/III/2003 TENTANG LABORATORIUM KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Elemen Penilaian BAB VIII

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP WATUMALANG NOMOR :.../.../.../2013 TENTANG PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 436 / MENKES / SK / VI / Tentang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

JEJARING PROGRAM NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH : 9 TAHUN 1990 LUBUK LINGGAU

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

A. CONTOH FORMULIR PERMOHONAN NOTARIS UNTUK DITUNJUK DALAM PENDAFTARAN WAJIB PAJAK BADAN SECARA ELEKTRONIK

P E N G U M U M A N NOMOR : 800/ 543 / /2017 TENTANG REKRUITMEN TENAGA NON PNS RSUD KOTA MALANG TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

KEPUTUSAN BUPATI POLEWALI MANDAR Nomor : 108 TAHUN 2009

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI DIREKTUR WADIR YANMED. Ka.Instalasi. Radiologi. Kaur Instalasi. Radiologi. Penanggungjawa b / Petugas PPR

RUJUKAN. Ditetapkan Oleh Ka.Puskesmas SOP. Sambungmacan II. Kab. Sragen. Puskesmas. dr.udayanti Proborini,M.Kes NIP

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK Jalan Dokter Soetomo Nomor 62 Telepon. (0358) 321818, 326474, 326652, 328429 Faximile. (0358) 325003 NGANJUK 64415 KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK NOMOR 445 / /SK/411.401/2015 TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 188/06.01/SK/411.401/2015 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK, Menimbang : a. b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik yang bermutu tinggi bahwa agar pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk, sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk Mengingat : 1. 2. 3. Undang-undang Nomor 36 Th. 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara Republik Indonesia Th. 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Undang-undang RS, Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009, nomor 153, tambahan lembaga Negara republic undonesia tahun 2009, nomor 5072); Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 410/MENKES / SK / III / 2010 atas Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1012 tentang Standar Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Keputusan Menteri Kesehatan Rupublik Indonesia Nomor 131/menkes/SK.II/2004 tentang system kesehatan Nasional (SKN) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 06 Pebruari 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan Lainnya; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 /Menkes /Per /VIII / 2011 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit; Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk tentang Kebijakan Pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk. KESATU : Kebijakan Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini KEDUA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan, dengan ketentuan akan senantiasa disempurnakan sesuai dengan perkembangan yang ada Ditetapkan di Nganjuk

pada tanggal 2016 DIREKTUR RSUD NGANJUK dr.achmad NOEROEL CHOLIS Pembina Utama Muda NIP.19610718 199011 1 001 Lampiran Keputusan Direktur RSUD Nganjuk

Nomor : Tanggal : Tentang : Kebijakan Pelayanan Instalasi Laboratorium Klinik RSUD Nganjuk KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI LABORATORIUM KLINIK RSUD NGANJUK I. KETENTUAN UMUM Dalam peraturan Direktur ini, yang dimaksud dengan : 1. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk Provinsi Jawa Timur. 2. Rumah sakit adalah RSUD Nganjuk. 3. Instalasi laboratorium adalah unit kerja di bawah bidang Penunjang yang meyelenggarakan pelayanan LABORATORIUM. 4. Laboratorium Klinik adalah laboratorium yang memeriksa sampel/bahan sediaan yang akan diuji untuk membantu menentukan diagnosa dari penyakit tertentu. 5. Bahan sedian atau sampel adalah cairan yang diambil dari tubuh pasien untuk dilakukan pengujian. 6. Pemeriksaan laboratorium adalah meliputi pemeriksaan rutin, pemeriksaan penyaring/screening, pemeriksaan khusus/diagnosa. 7. Limbah laboratorium klinik adalah bahan sisa dari pemeriksaan laboratorium klinik yang sudah tidak berguna. 8. Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang dipakai untuk pelayanan pasien. II. PELAYANAN LABORATORIUM KLINIK 24 JAM 1. Pelayanan pemeriksaan labortaorium klinik dapat dilakukan selama 24 jam, dengan pembagian jadwal jaga menjadi 3 shif yaitu pagi, siang dan malam. 2. Shif pagi adalah pukul Shif siang adalah pukul : 07.30 14.00 WIB. : 13.30 21.30 WIB. Shif malam adalah pukul : 21.00 07.30 WIB.

3. Pelayanan ekspertise dokter spesialis patologi klinik dapat dilakukan 24 jam, namun diatas pukul 14.00 WIB secara on-call. III. STANDAR KETENAGAAN 1. Pelaksana ekspertise adalah Dokter Spesialis Patologi Klinik. 2. Pelaksana Tehnis Laboratorium adalah Analis Kesehatan. 3. Administrasi laboratorium adalah lulusan SMU/ sederajat. 4. Pramu ruang laboratorium adalah lulusan SMP/SMU /sederajat. IV. TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN KEPALA INSTALASI LABORATORIUM KLINIK ( DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK) 1. Menyusun, menerapkan dan menegakkan kebijakan dan prosedur. 2. Pengawasan administrasi. 3. Mengurus setiap program pengendalian mutu yang diperlukan. 4. Merekomendasikan sumber luar layanan laboratorium. 5. Memantau dan meninjau semua layanan laboratorium. V. DOKTER AHLI DALAM BIDANG DIAGNOSTIK SPESIALISTIK 1. Kepala Instalasi laboratorium klinik ( Dokter Spesialis Patologi Klinik) menetapkan dokter ahli dalam bidang spesialistik 2. Kepala Instalasi laboratorium klinik ( Dokter Spesialis Patologi Klinik) dapat berkonsultasi dengan dokter ahli dalam bidang diagnostik spesialistik bila diperlukan. VI. PENETAPAN PETUGAS PELAKSANA DAN SUPERVISI LABORATORIUM KLINIK 1. Kepala Instalasi ( Dokter Spesialis Patologi Klinik ) menetapkan petugas pelaksana dan supervisi pemeriksaan laboratorium klinik. VII. STANDAR FASILITAS 1. Bangunan gedung laboratorium klinik terdisi atas dua lantai 2. Gedung tersebut terdiri dari : a. Lantai 1 : Ruang sampling, ruang pendaftaran atau loket, kamar mandi

b. Lantai 2 : ruang tehnis hema, ruang tehnis mikrobiologi urinalisa, dan ruang administrasi, gudang, ruang rapat, kamar mandi, ruang pencucian, dan ruang kepala instalasi. 3. Ruang mikrobiologi-imunoserologi beserta ruang pencucian dilengkapi dengan exhouse ( pembuangan udara ) VIII. PENGADAAN ALAT LABORATORIUM KLINIK 1. Kepala Instalasi Laboratorium klinik ( Dokter Spesialis Patologi Klinik) mengusulkan alat kebutuhan laboratorium klinik berdasarkan kriteria kriteria yang ditentukan sesuai dengan kompetensinya. IX. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN 1. Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium diisi lengkap dan ditandatangi oleh dokter pengirim 2. Petugas administrasi menentukan status pasien ( umum/ jaminan ) berdasarkan berkas jaminan persyaratan yang ada. 3. Untuk pasien jaminan melampirkan berkas persyaratan 4. Pasien umum menunjukkan kuitansi pembayaran X. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 1. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan rutin, pemeriksaan penyaring/screening, pemeriksaan khusus/diagnosa. 2. Pemeriksaan rutin antara lain : Hematologi Rutin ( Hb, Jumlah lekosit, Hitung jenis lekosit, LED), Urine Rutin ( warna, kekeruhan, bau, BJ, ph, reduksi protein dan sedimen), Faeses Rutin ( warna, konsistensi, darah, lendir, clinitest,, sudan III, mikroskopis ) 3. Pemeriksaan penyaring/ screening antara lain : Hematologi (Gambaran Darah Tepi, Jumlah eritrosit, Ht, Indek Eritrosit, Jumlah trombosit dan Jumlah retikulosit, CT/BT ), Kimia Klinik (Gula Darah,Cholesterol, Trigliseride, HDL, LDL,Asam urat), Urine lengkap ( warna, kekeruhan, bau, BJ, ph, reduksi, protein,bilirubin, urobilin, sedimen ). 4. Pemeriksaan khusus / diagnosa antara lain : Gula darah, SGOT, SGPT, Billirubin total, Billirubin Indirek, Billirubin Direk, Total protein, Albumin, Globulin, Ureum, Kreatinin, CKMB, HbAIC, Kalium, Natrium, Chlorida, Calcium, Widal, HbsAg, HCV, IgM IgG Dengue, IgM Salmonella, IgM TB,T3,T4,TSH, BTA sputum, BTA leprae, Pengecatan

Gram, Pengecatan KOH, Sekret vagina/uretra, Pengecatan Neisser, Kultur dan sensitivitas. XI. RESPON TIME 1. Kepala Instalasi ( Dokter Spesialis Patologi Klinik ) menentukan dan menetapkan waktu tunggu hasil jadi pemeriksaan laboratorium klinik dari pra analitik, analitik, sampai paska analitik. XII. NILAI KRITIS 1. Kepala Instalasi ( Dokter Spesialis Patologi Klinik ) menentukan dan menetapkan nilai kritis berdasarkan masukkan dari para klinisi dan referensi. 2. Proses dimonitor dan dimodifikasi berdasarkan hasil monitoring. XIII. NILAI RUJUKAN 1. Kepala Instalasi ( Dokter Spesialis Patologi Klinik ) menetapkan nilai rujukan untuk setiap pemeriksaan laboratorium klinik 2. Nilai rujukan dicantumkan bersama dengan nilai pemeriksaan laboratorium. 3. Nilai rujukan dievalusi dan direvisi bila diperlukan. XIV. PENGELOLAAN SPESIMEN 1. Memberikan identitas spesimen dengan jelas meliputi nama, tanggal lahir dan nomor catatan medik. 2. Blangko permintaan laboratorium dilampirkan di tiap spesimen. 3. Spesimen harus memenuhi persyaratan (kualitas dan kuantitas) XV. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH 1. Limbah dibedakan menjadi Limbah infeksius dan non infeksius, limbah benda tajam dan tidak tajam, Limbah cair dan padat. 2. Plastik kuning digunakan untuk limbah infeksius. 3. Limbah benda tajam ditempatkan pada tempat yang kuat dan tidak mudah robek. 4. Limbah cair disalurkan kesaluran IPAL.

5. Limbah non infeksius, limbah benda tidak tajam dan limbah padat dimasukkan kedalam plastik hitam. 6. Limbah dikelola oleh bagian sanitasi. XVI. LAPORAN HASIL DAN ARSIP 1. Arsip laboratorium dibagi menjadi 2 yaitu arsip print out dan bentuk preparat. Arsip print out dibagi dua antara lain arsip print out hasil lab khusus dan arsip print out hasil lab biasa. 2. Arsip preparat disimpan dikotak penyimpanan dan diberi tanggal dan identitas. 3. Dalam satu hari dokumen (blanko permintaan dan duplikasi hasil lab print out) dibendel dan diberi kode tanggal, bulan dan tahun 4. Pemusnahan arsip dilakukan setiap tiga tahun sekali oleh bagian rekam medis. 5. Arsip pemeriksaan laboratorium khusus tidak dimusnahkan. XVII. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT 1. Alat kimia klinik, hematologi, koagulasi, imunoserologi dan urinalisa dikalibrasi setiap satu tahun sekali oleh masing masing vendor. 2. Alat kimia klinik, hematologi, koagulasi, imunoserologi dan urinalisa bila dilakukan kontrol dan telah diulang maksimal 3 kali tidak sesuai aturan westgrad role maka dilakukan kalibrasi. 3. Alat pendukung pemeriksaan ( pipet dan sentrifuge) dikalibrasi setiap satu tahun sekali oleh pihak badan kalibrasi yang sudah terakreditasi nasional. XVIII. LOGISTIK 1. Koordinator logistik mendata stock reagen setiap bulan. 2. Kepala Instalasi merencanakan kebutuhan dan mengusulkan reagen/bhp kepada bidang penunjang 3. Koordinator logistik mengawasi dan mencatat keluar masuk reagen. XIX. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL Pra Analitik : 1. Blanko permintaan laboratorium harus diisi dengan lengkap ( nama, umur, jenis kelamin, ruang, alamat, no cm, dr pengirim, keterangan klinis pasien) dan ditandatangani oleh dokter pengirim

2. Pasien harus memenuhi persyaratan persiapan pra analitik. 3. Pengecekkan/ pencocokan identitas pasien dengan pasiennya. 4. Pengambilan sampel sesuai dengan blanko permintaan laboratorium Analitik : 1. Peralatan berfungsi dengan baik / QC sesuai kriteria aturan westgard 2. Sampel memenuhi persyaratan ( kualitas dan kuantitas ) 3. Peralatan berfungsi dengan baik / sesuai QC 4. Nilai nilai QC dimasukkan dalam grafik Leaving Jenning sesuai aturan westgard. Pasca Analitik : 1. Verifikasi hasil akhir lab diparaf oelh analis yang berwenang dan ditandatangani oleh dokter penanggung jawab laboratorium. 2. Bila tidak ada dokter penanggung jawab verifikasi hasil akhir lab diparaf oleh 2 analis yang berwenang. XX. KESELAMATAN KERJA 1. Petugas laboratorium yang berhubungan langsung dengan pasien dan sampel wajib menggunakan jas lab, handscoond dan masker. 2. Pelaporan kecelakaan kerja dilakukan setiap bulan. XXI. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME) 1. Mengikuti PME dua kali dalam satu tahun. 2. PME meliputi ( Hematologi, Kimia Klinik, Koagulasi, Imunoserologi, Urinalisa, Mikrobiologi.) XXII. PEMILIHAN LABORATORIUM SUMMA 1. Tipe laboratorium mitra setara atau lebih tinggi 2. Ada jaminan mutu laboratorium XXIII. KETENTUAN PENUTUP 1. Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 2. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Nganjuk pada tanggal : 2016 DIREKTUR RSUD NGANJUK dr.achmad NOEROEL CHOLIS Pembina Utama Muda NIP.19610718 199011 1 001