MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

dokumen-dokumen yang mirip
Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemakaian kedua istilah ini mengikuti istilah dalam bahasa Belanda, yaitu assurantie

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Asuransi Pengertian Asuransi

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

Dokumen Perjanjian Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HAK-HAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI JIWA. bahasa Belanda disebut verzekering yang berarti pertanggungan atau asuransi dan

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

II. LANDASAN TEORI. Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya tersirat pengertian adanya suatu resiko,

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

νµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτ ψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπα σδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκ χϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθ

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB VI POLIS ASURANSI

PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ASURANSI DI INDONESIA. Asuransi dalam bahasa Belanda disebut verzekering

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi adalah serapan dari istilah bahasa Belanda assurantie, dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI DAN ASURANSI KREDIT

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

Minggu Ke III ASURANSI JIWA

I. PENDAHULUAN. Setiap orang sering menderita kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB II. Tinjauan Pustaka. Tinjauan umum tentang asuransi

BAB III JENIS ASURANSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI MENURUT HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti pertanggungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

BAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

BAB II URAIAN TEORITIS. Sapto (2004) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Atas. Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya Dengan PSAK No.

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA DAN KLAIM ASURANSI JIWA

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

BAB II PEMBAHASAN ASURANSI JIWA SECARA UMUM. sangat singkat sekali dan hanya terdiri dari tujuh (7) pasal yaitu Pasal 302 sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Risiko seperti ini akan selalu ada dan rentan terjadi pada setiap orang, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi


BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

ASPEK HUKUM PENGALIHAN TANGGUNG JAWAB HUKUM PADA PERJANJIAN ASURANSI MUH. ZULFIKAR S. KAMAH / D

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian Prosedur menurut Mulyadi (2008:5) Pengertian Prosedur menurut M. Nafarin (2009:9)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASURANSI. a. Insured b. Insurer c. Accident d. Interest

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

ASURANSI. Definisi Asuransi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Asuransi Jiwa

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

TIU: Mahasiswa memlki pengetahuan dan keterampilan tentang peusahaan asuransi dan apa macamnya yang ditanggung oleh perusahaan asuransi

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB II ASURANSI PADA UMUMNYA. Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

Transkripsi:

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : ------- Disusun oleh : Kelompok 8 Dickxie Audiyanto (125020305111001) Gatra Bagus Sanubari (125020302111010) Haris Maulana (125020300111031) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

A. PENGERTIAN PERTANGGUNGAN Menurut Pasal 246 KUHD, pertanggungan adalah suatu perjanjian timbal balik, dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima premi sebagai pengganti karena karena kerugian yang dideritanya akibat suatu perisriwa tak tentu. B. RUANG LINGKUP HUKUM PERTANGGUNGAN 1. UNSUR-UNSUR PERTANGGUNGAN SESUAI PASAL 246 KUHP 1. Suatu perjanjian asuransi muncul karena adanya kata sepakat 2. Jika tidak ada kata sepakat maka perjanjian asuransi batal (Pasal 251 KUHD) 3. Adanya peralihan resiko dari seorang tertanggung kepada penanggung 4. Adanya premi dari tertanggung kepada penanggung 5. Adanya peristiwa tidak tertentu/belum pasti 6. Adanya ganti kerugian sebagai kewajiban penanggung kepada tertanggung atas peristiwa yang terjadi. 2. ISTILAH DALAM HUKUM PERTANGGUNGAN Tertanggung, adalah pihak yang berhak atas penggantian kerugian. Penanggung, adalah pihak yang berkewajiban mengganti kerugian. Premi, adalah pembayaran yang diterima pihak penanggung. Polis, adalah kontrak asuransi. Eksposur kerugian, adalah kerugian yang ditanggung. Evenemen, adalah peristiwa yang tidak pasti.

3. BEBERAPA HAL PENTING MENGENAI ASURANSI : 1. Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata. 2. Perjanjian tersebut bersifat adhesif artinya isi perjanjian tersebut sudah ditentukan oleh Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun demikian, hal ini tidak sejalan dengan ketentuan dalam Undang-undang No.8 tahun 1999 tertanggal 20 April 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 3. Terdapat 2 (dua) pihak di dalamnya yaitu Penanggung dan Tertanggung, namun dapat juga diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak dengan yang akan menerima tanggungan. 4. Adanya premi sebagai yang merupakan bukti bahwa Tertanggung setuju untuk diadakan perjanjian asuransi. 5. Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat untuk melaksanakan kewajibannya. 4. TUJUAN ASURANSI a. Apabila perusahaan / perorangan menderita suatu musibah yang telah ditentukan dalam persetujuan atau kejadian kerugian yang dideritanya maka ada yang menanggung. b. Tanggung jawab perusahaan / perorangan itu kepada pihak ketiga dengan demikian, maka tujuan pokoknya ialah untuk memperkecil risiko yang harus dihadapi tertanggung apabila terjadi peristiwa yang merugikan tertanggung (perusahaan/perorangan) atau dengan lain perkataan, tujuan hukum dan tujuan ekonominya adalah membagikan risiko atau pemindahan risiko. 5. SYARAT SYARAT BATALNYA PERTANGGUNGAN 1. Pasal 249 KUHP jika barang yang dipertangguhkan mengalami kecacatan atau kerusakan padahal barang masih tetap ada dalam tanggung jawab tertanggung. 2. Pasal 250 KUHP jika tertanggung tidak mempuyai kepentingan terhadap barang yang diasuransikan. 3. Pasal 251 KUHP jika pihak tertanggung memberikan keterangan yang tidak benar sehingga terdapat kesimpangsiuran antara yang tertulis dalam polis dengan kenyataannya.

4. Pasal 254 KUHP jika menyimpang dari ketentuan UU. 5. Pasal 276 KUHP apabila terbukti kecelakaan atau peristiwa yang timbul karena kesengajaan tertanggung. 6. PRINSIP-PRINSIP DALAM PERTANGGUNGAN a. Prinsip kepentingan, yang dapat diasuransikan atau dipertanggungkan diatur dalam pasal 250 KUHD, objek yang diasuransikan haruslah merupakan suatu kepentingan yang dapat diasuransikan. b. Prinsip keterbukaan, diatur dalam pasal 251 KUHD yang intinya menyatakan bahwa penutupan asuransi baru sah apabila penutupannya didasari iktikat baik. c. Prinsip indemnity, diatur dalam pasal 252 dan 253 KUHD penggantian kerugian dari penanggung kepada tertanggung sebesar kerugian yang sesungguhnya dalam arti tidak dibenarkan mencari keuntungan dari ganti rugi pertanggungan. d. Prinsip Subrogasi, diatur dalam pasal 284 KUHD yang artinya apabila pihak tertanggung sudah mendapatkan ganti rugi atas dasar prinsip indemnity, maka pihak tertanggung tidak berhak memperoleh penggantian dari pihak lain. 7. RESIKO DALAM ASURANSI a. Resiko Murni Suatu peristiwa yang masih tidak pasti bahwa suatu kerugian akan timbul. b. Resiko Spekulasi Kejadian yang kemungkinan terjadi 2 hal, yaitu kemungkinan pertama adalah mendapat keuntungan dan kemungkinan lainnya adalah menderita kerugian. c. Resiko Khusus Resiko yang muncul dari tindakan individu dengan dampak pada seorang tertentu saja. 8. BENTUK DAN ISI PERJANJIAN ASURANSI Menurut Pasal 255 KUHD, semua asuransi harus dibentuk secara tertulis dalam suatu akta yang disebut polis.

Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat: a. Hari diadakan asuransi; b. Nama tertanggung; c. Detail objek yang diasuransikan; d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen; e. Jumlah asuransi; f. Premi asuransi. Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi sama sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal 305 KUHD). a. Hari diadakan asuransi Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu risiko menjadi beban penanggung. b. Nama tertanggung Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat (beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. c. Polis harus memuat mengenai uraian benda pertanggungan Ex : - tentang jenis bendanya - Ukurannya - Sifatnya - Letaknya - Jumlahnya Gunanya : Para pihak dalam pertanggungan tidak keliru, kalau ternyata para pihak tidak memberitahukan secara detail maka perjanjian batal demi hukum d. Saat mulai dan berakhirriya evenemen

Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 00, apabila dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai penikmat (beneficiary). 8. REASURANSI Reasuransi adalah suatu perjanjian antara satu penanggung dengan satu atau lebih penanggung ulang/reasuradur. Reasuransi memiliki bebrapa fungsi yaitu diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Memberi jaminan atau perlindungan kepada penanggung dari kerugian-kerugian underwriting yang dapat sewaktu-waktu membahayakan likuiditas, solvabilitas, dan kelestarian kegiatan usaha mereka. (2) Menaikkan kapasitas akseptasi perusahaan asuransi atas risiko-risiko yang melampaui batas kemampuannya karena kelebihan tanggung-gugat yang tidak bisa mereka tampung sendiri akan dijamin oleh penanggung ulang yang telah bersedia menampungnya. (3) Sebagai alat penyebar resiko, baik dipasaran reasuransi dalam negeri maupun dipasaran luar negeri. (4) Bila kerjasama reasuransi atas sebagian resiko dilakukan antar sesama perusahaan asuransi, akan terdapat dua fungsi didalamnya, yaitu sebagai penyebaran risiko dan sebagai sarana pertukaran bisnis yang mampu meningkatkan pendapatan premi yang dapat ditahan karena disamping adanya pengeluaran terdapat pulapemasukan premi. (5) Meningkatkan atau mendukung kestabilan hasil underwriting dan keadaan keuangan perusahaan asuransi, termasuk menjaga stabilitas pendapatannya. Dalam hal ini, reasuransi seolah-olah berfungsi menyediakan fasilitas bank kepada perusahaan asuransi.

(6) Meningkatkan dan memperbesar keleluasaan dalam melakukan pemasaran berbagai macam produk asuransi, baik yang konvensional maupun yang baru dengan segala macam tingkat besar kecilnya resiko. (7) Secara tidak langsung reasuransi dapat berfungsi membantu membiayai kegiatan usaha perusahaan asuransi, khususnya disesikan berdasarkan kontrak reasuransi. C. JENIS-JENIS ASURANSI 1. Pertanggungan kerugian (Schade Verzekering) Pertanggungan yang bertujuan untuk mengganti kerugian artinya hal-hal yang dapat dinilai dengan uang atau pertanggungan harta kekayaan. Contoh : - pertanggungan kebakaran - pertanggungan pengangkutan - pertanggungan pencurian, kemalingan Asuransi Kebakaran Pertanggungan bahaya kebakaran diatur dalam pasal 287-298 KUHD. Polis pertanggungan kebakaran diatur dalam pasal 256-287, syarat-syaratnya adalah : a. letak dan batas benda yg diasuransikan. b. pemakainya. c. sifat dan pemakain gedung yang berbatasan. d. letak dan perbatasan gedung dan tempat bergerak yang diasuransikan. 2. Pertanggungan Jumlah ( Sommen Verzekering ) - pertanggungan yang tidak bertujuan untuk membayar ganti rugi, Jadi bertujuan untuk memberikan sejulah uang kepada orang lain, Jadi dia tidak terletakpada harta kekayaan Contoh : - pertanggungan jiwa Cara orang menentukan jumlah pertanggungan adalah berdasarkan kepada kesepakatan para pihak dan ini sangat berkaitan dengan premi. 3. Pertanggungan Premi (Pertanggungan Murni ) Premi itu dapat dibayarkan secara kelompok / sendiri-sendiri jadi yang murni disini adalah

pertanggungan yang preminya dibayar tetanggung sendiri-sendiri, pertanggungan ini dalam praktek sangat banyak dipakai. 4. Pertanggungan saling tanggung menanggung - Pertanggungan yang preminya itu sama dengan iuran dari anggota kumpulan jadi antara pembayar premi yang satu berhubungan dengan yang lain. Bentuk yang No. 4 diatas adalah cikal bakal lahirnya pertanggungan premi II. Jenis pertanggungan berdasarkan UU Pasal 247 KUHD: 1. Pertanggungan kebakaran Bab 9 dan 10 2. Pertanggungan terhadap bahaya hasil panen 3. Pertanggungan terhadap kematian seseorang atau jiwa 4. Asuransi bahaya dilautan 5. Asuransi angkutan udara, laut, sungai dan perdalaman 1. Asuransi Kerugian terdiri dari: a. Asuransi Kebakaran; b. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan; c. Asuransi laut; d. Asuransi Pengangkutan; e. Asuransi Kredit.