BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

BAB I. Pendahuluan. dengan cara yang efektif dan efisien melalui Planning (menentukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya membentuk manusia Indonesia seutuhkan tidak hanya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan untuk dapat bersaing dan bertahan. Menghadapi kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan ritual tahunan umat muslim yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN JEMAAH HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. waktu tertentu dan siap bersusah payah untuk menunaikan rukun Islam yang. ke lima tersebut karena tingginya nilai ibadah haji.

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. bidang manajemen. Menurut Skiner dan Ivancevich (1992) management will be. yang paling efesien untuk mencapai sasaran).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... iv. HALAMAN PENGANTAR... v

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAERAH DAN PEMBIAYAAN TRANSPORTASI JAMAAH HAJI WALIKOTA SERANG,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMA AH HAJI TENTANG KUALITAS PELAYANAN DI KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG BIAYA DOMESTIK HAJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TRANSPORTASI JEMAAH HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU,

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN JEMAAH HAJI

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perkoperasian menjadi payung hukum sementara bagi BMT. ada 41 BMT dan 10 BTM, dan tahun 2013 ada 42 BMT dan 10 BTM.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan. Dalam melaksanakan kehidupan ini manusia tidak bisa berdiri

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI LAHIR IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA KE 25 TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BUPATI MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI JEMAAH HAJI

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 4

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Salinan NO : 9/LD/2013 NOMOR : 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam mengeksploitasi lingkungannya termasuk sering diabaikannya

PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI INDONESIA. Oleh : Drs HM. Aminuddin Sanwar, MM 1

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem

PENGELOLAAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL AMAL BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW, sangat memiliki kedudukan yang tinggi. kepada umat manusia sejagad, bahkan bagi seisi alam semesta.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi. bangsa yang terbelakang dan tertinggal dengan bangsa lain.

MUATAN SUBSTANSI RUU PENGELOLAAN HAJI DAN UMRAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak didik untuk menjadikan putra-putrinya sebagai manusia yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. muslim yang memenuhi syarat isti tha ah sekali seumur hidupnya. Rukun Islam kelima

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian rukun Islam adalah haji. Haji adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi Ka bah (Baitullah) untuk melakukan beberapa amalan atau ritual ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Haji diwajibkan kepada setiap orang Islam yang telah memiliki kemampuan (istitha ah) sekali seumur hidup.setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang Maha Agung. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu'an, Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang mulia. 1 Dalam rangka memperlancar pelaksanaan ibadah haji, nampaknya masyarakat banyak yang menggunakan jasa Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah lembaga dalam bentuk organisasi yang berbadan hukum dan kedudukannya sebagai mitra pemerintah dalam melakukan pembinaan dan membimbing jamaah haji. Banyak masyarakat yang memilih untuk aktif mengikuti program pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan oleh kelompok bimbingan ibadah haji tersebut. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan ilmu 1 Abi Bakar Bin Syayid Muhammad Syatho, Syeh, Khasiyah I anatuth Tholibin Darul Ihya(Surabaya: PT Irama Minasari, 1356 H) hal. 12. 1

dan pemahaman tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji secara komprehensif, baik secara teori maupun praktik (manasik haji). Latihan manasik, di Arab Saudi, sampai kepulangan jamaah. Ini artinya pemerintah memiliki tugas yang tidak sederhana, tidakhanya pada penyelenggaraan tetapi juga sampai kepada persoalan ibadah. 2 Permasalahan pelayanan ibadah haji selalu ada, di tingkat pusat atau daerah. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sebagai mitra pemerintah dalam memberikan bimbingan manasik haji kepada masyarakatpun tak luput dari kendala. Kebijakan haji yang berubah-ubah, latar belakang calon haji yang variatif, pembangunan kota Mekah dan Madinah yang sangat pesat, kerumitan pelaksanaan ibadah haji yang tak kunjung usai membuat permasalahan pelayanan dan bimbingan haji menjadi semakin kompleks. Mayoritas KBIH berbasis pesantren, yang umumnya memiliki keterbatasan sisi manajemen. Sumber daya manusia dipesantren tidak banyak mengenyam pendidikan tentang tata kolela yang baik, biasanya dikelola ala kadarnya. Permasalahan yang timbul dari kepercayaan masyarakat kepada pesantren untuk membina haji menuntut perubahan dalam manajemen pesantren khususnya tata kolela KBIH. Kendala yang dialami biasanya dalam masalah pendataan jamaah, pengelompokan jamaah berdasarkan tahun pemberangkatan, data keuangan, penyusunan kurikulum dan silabus, pembukuan dokumen jamaah, dll.pemerintah telah berupaya membantu KBIH untuk menuntaskan masalah ini. Setiap tahun Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadakan pelatihan administrasi dan pelayanan terhadap pengurus KBIH, Kementerian Agamapun belum lama ini telah 2 Kementerian Agama RI, Efektifitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dalam Memberikan Pelayanan Dan Bimbingan Terhadap Jamaah Haji, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2014), hal. 5 2

melakukan akreditasi terhadap KBIH. Upaya pemerintah tersebut sedikit banyak berpengaruh positif dalam peningkatan pelayanan KBIH, namun tetap saja peningkatan pelayanan belum terwujud sebagaimana yang diharapkan. Dibutuhkan cara yang efisien untuk meminimalkan kekurangan ini, penggunaan media yang tepat guna kiranya dapat membantu, sehingga pelayanan prima yang diidamkan dapat terealisasikan. 3 Prinsip dalam memberikan bimbingan haji tersebut harus memperhatikan 6 hal yakni; Pertama, diberikan kepada jemaah yang sedang dalam proses, perkembangan dan kebutuhan jemaah Bimbingan tidak hanya ditunjukan kepada seorang jamaah,tetapi ditunjukan kepada semua jemaah. Kedua, Pembimbing perlu memahami perkembangan dan kebutuhan jamaah secara menyeluruh dan menjadikan perkembangan dan kebutuhan jamaah tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusunan program bimbingan. Dan ketiga, bimbingan harus mempedulikan semua segi perkembangan jamaah, segi fisik, mental, sosial, emosional, maupun moral-spiritual dipandang sebagai satu kesatuan dansaling berkaitan. Jelasnya LagiYang keempat, pembimbing tidak memilihkan sesuatu untuk jamaah melainkan membantu mengembangkan kemampuan jemaah untuk melakukan pilihan. Kelima, pembimbing lebih fokus kepada membantu jamaah menguasai pengetahuan secara intelektual, dan harus disertai dengan pengembangan aspek keterampilan sosial, kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman nilai, sikap dan kebiasaan belajar. 3 Kementerian Agama RI, Efektifitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Dalam Memberikan Pelayanan Dan Bimbingan Terhadap Jamaah Haji, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2014), hal. 7 3

Dan terakhir, pembimbing diarahkan untuk membantu jamaah memahami dirinya, mengarahkan dirinya kepada tujuan yang realistik, dan mencapai tujuan yang realistic sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang diperoleh. Fungsi dari bimbingan bagi jamaah calon haji ini ada tiga; pertama, agar jamaah memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Kedua, untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh jemaah. Dan ketiga, sebagai kuratif dengan upaya pemberian bantuan kepada jemaah yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Tambah Nagfirni.Sementara tujuan dari bimbingan tersebut, lanjut Nagfirni lagi adalah untuk mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan jamaah serta lingkungan kerjanya, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi jamaah, penyesuaian dengan lingkungan kegiatan dan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya. 4 Munculnya KBIH diharapkan dapat menjadi mitra pemerintah dan calon jamaah haji dalam pelaksanaan dan proses perjalanan haji serta kesempurnaan ibadah. Pelatihan dan bimbingan yang dilakukan KBIH akan menambah tingkat kefahaman calon jamaah haji tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji, sehingga pemerintah akan terbantu dalam hal pemberian bimbingan. 4 http://kemenagkarimun.blogspot.co.id/2015/11/inilah-ketentuan-peraturan-tentang.html(di akses pada tgl 19 februari) 4

Eksistensi KBIH sebagai bagian penting proses penyelenggaraan ibadah haji, paling tidak itu yang terjadi saat ini, memunculkan beberapa hal menarik untuk diteliti. Karena harus diakui, KBIH telah menjadi primadona tersendiri bagi masyarakat (calon jama ah haji) karena dirasa pendidikan ibadah haji oleh pemerintah masih kurang. Sehingga untuk menarik masyarakat, KBIH menetapkan manajemen yang berkualitas. Selain itu juga untuk mendapatkan nilai lebih daripada KBIH yang lain. Sistem pelayanan dan pembinaan juga bisa membuat para calon jama ah haji nyaman sehingga dapat menarik, sehingga para jama ah puas atas pelayanan yang di lakukan oleh KBIH itu sendiri. Pembina kelompok bimbingan ibadah haji haruslah memenuhi syarat dan memahami syarat dan rukun ibadah haji, di sini pembina calon jama ah haji harus mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang luas dan berpengalaman dalam praktik dalam tata cara menunaikan ibadah haji yang benar. Peran dari pembina jama ah haji sangat penting untuk memberi kefahaman terhadap calon jama ah haji, supaya para jama ah haji melakukan ibadahnya dengan syarat rukun yang benar sehingga dapat menyelesaikan rukun islam yang ke lima. Berangkat dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji dan menggali secara mendalam tentang cara kerja Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di kabupaten Tulungagung. Penelliti memilih Tulungagung karena banyak sekali kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) dan sistem pelayanan, pembinaan dan sumber daya manusinya tidak sama, mempunyai kelemahan dan kelebihan. Oleh karena itu Peneliti menetapkan judul penelitian yaitu Pelayanan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Perspektif Fiqih Mu amalah dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 5

tentang penyelenggaraan ibaah haji (Studi Kasus Di kbih rohmatul ummah dan Ta awun Haji Tulungagung). B. Fokus Penelitian Dan Pertayaan Penelitian 1. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah Pelayanan Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Perspektif Fiqih Mu amalah Dan Undang - undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan ibadah haji. 2 Pertayaan Penelitian a. Bagaimana Pelayanan KBIH Rohmatul Ummat Dan KBIH Ta awun Tulungagung? b. Bagaimana Pelayanan KBIH Rohmatul Ummat Dan KBIH Ta awun Tulungagung Perspektif Fiqih Mu amalah? c. Bagaimana Pelayanan KBIH Rohmatul Ummat Dan KBIH Ta awun Tulungagung Perspektif UU No 13 Tahun 2008? C. Tujuan Penelitian Penelitian dapat dikatakan berhasil jika telah tercapai tujuan yang ditetapkan. Maka untuk itu peneliti menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: a. Untuk Menjelaskan Pelayanan Kbih Rohmatul Ummat Dan KBIH Ta awun Tulungagung. b. Untuk Menjelaskan Pelayanan KBIH Rohmatul Ummat Dan KBIH Ta awun Tulungagung Perspektif Fiqih Mu amalah. c. Untuk Menjelaskan Pelayanan Kbih Rohmatul Ummat Dan KBIH Ta awun Tulungagung Perspektif UU No 13 Tahun 2008. 6

D. Kegunaan Penelitian Penyusunan penelitian ini mempunyai dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya bagi dunia keilmuan tentang manajemen yang diterapkan oleh suatu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Dengan adanya penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan literatur bagi semua pihak dalam melaksanakan penelitianpenelitian berikutnya. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mampu menjadi acuan ataupun solusi bagi pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan praktik bimbingan ibadah haji, baik dari segi menejemen pelayanan, pembinaan serta sumber daya manusia. Sehingga pelaksanaan bimbingan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan hukum dan syariat Islam. E. Penegasan Istilah Untuk mempermudah dan menciptakan kesamaan persepsi dalam memahami judul penelitian ini, sekaligus memperlancar proses pembahasan berikutnya, terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan beberapa kata kunci, yaitu: 1. Penegasan konseptual Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau 7

pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. 5 Pembinaan adalah Rangkaian kegiatan yang mencangkup penerangan, penyuluhan dan pembimbingan tentang ibadah haji yang dilakukan sejak jamaah haji mendaftarkan diri sambai kembali selesai menunaikan ibadah haji. Pembinaan dilakukan demi keselamatan, kelancaran, ketertiban dan kesejahteraan jamaah haji serta kesempurnaan ibadah haji. 6 Sumber daya manusia adalah Bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang manusia. Kelompok bimbingan ibadah haji adalah Lembaga dalam bentuk organisasi yang berbadan hukum dan kedudukannya sebagai mitra kerja pemerintah dalam melakukan pembinaan dan membimbing jamaah haji. 7 Fiqih mu amalah adalah Aturan-aturan (hukum) Allah SWT., yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial masyarakat. 8 UU No 13 tahun 2008 adalah Peraturan yang di buat pemerintah untuk mengatur proses penyelenggaraan haji. 2. Penegasan operasional 5 Uu No 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji 6 Uu No 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji 7 Uu No 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji 8 Dimyaudin Djuwaini, Fiqh Mu amalah, Yogyakarta, Puataka Belajar, 2010, hal 7. 8

Judul Pelayanan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Perspektif Fiqih Mu amalah dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji (Studi Kasus Di KBIH Rohmatul Ummat dan KBIH Ta awun Tulungagung) pada penelitian ini memiliki arti seberapa pelayanan, pembinaan dan sumber daya manusia yang ada pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di KBIH rohmatul Ummat dan KBIH Ta awun terhadap lancarnya penyelenggaraan ibadah haji, mulai dari bimbingan, manasik, pemberangkatan, ritual ibadah haji di Mekah, hingga pemulangan kembali ke tanah air. Sehingga animo masyarakat untuk mengikuti bimbingan di KBIH menjadi meningkat. Pelayanan, yang diterapkan oleh KBIH Tulungagung dirasa memiliki pengaruh besar pada keberhasailan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji setiap tahunnya. Ini sudah terbukti dengan meningkatnya kepahaman Jamaah haji terkait dengan tata cara pelaksanaan ibadah haji. F. Sistematika Pembahasan Sebagai bahan acuan penelitian, peneliti menetapkan rancangan kerangka pembahasan sebagai berikut: 9 Bab I Pendahuluhan (Konteks Penelitan, Fokus Penelitan, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Pembahasan). Bab ll Kajian Pustaka ( Kajian Umum Tentang Pelayanan Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Terhadap Kelancaran Pelakasanaan Jamaah Haji, Pelayanan sumber daya manusia Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji perspektif fiqih mu amalah. Pelayanan sumberdaya manusia perspektif Uu No 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji. Bab 9 Tim Penyususn, Pedoman Penulisan Tesis dan Makalah Pascasarjana IAIN Tulungagung Tahun 2015/2016, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2015), hal. 43 9

lll Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Kehadiran Peniliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisi Data, Pengecekan Keabsahan Data, Tahap-Tahap Penelitian). Bab lv Data Dan Temuan Data (Deskripsi, Temuan Penelitian, Analisis Data Yang Ada Di KBIH Tulungagung. Bab V Pembahasan Tentang Pelayanan, Pembinaan, Sumber Daya Manusia Kbih Rohmatul Umat Dan Ta awun Haji Perspektif Fiqih Mu amalah Dan UU No 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan ibadah Haji. Bab Vl Penutup (Kesimpulan, Implikasi, Saran). 10

11