BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SDN REMBANGKEPUH KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB II KAJIAN TEORI. yang dihadapi. Untuk mempertegas pengertiannya, berikut adalah berbagai pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORETIS

I. PENDAHULUAN. individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Resume Diagnosti kesulitan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

RATIH DEWI PUSPITASARI K

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan didukung oleh nilai-nilai budipekerti

Sulit Belajar 09:39:00 AM,

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Sekolah sebagai tempat siswa untuk melaksanakan kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Artinya sesuatu yang menggerakkan terjadinya tindakan, atau disebut dengan niat. Menurut Hamzah B. Uno (2013:3) bahwa motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Sardiman (2011:75) berpendapat bahwa motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Asrori (2012:183) Motivasi dapat diartikan sebagai: (1) dorongan yang timbul pada diri seseorang secara disadari atau tidak disadari untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (2) usahauasaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai yang ingin dicapai. Untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu, siswa memerlukan banyak pengalaman. dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu yang positif demi tercapainya suatu tujuan. Aktivitas peserta didik tidak lepas dari belajar, karena dengan belajar akan membentuk pribadi dan pemikiran siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:51) belajar adalah suatu proses yang akan membentuk pribadi seseorang setelah mempelajari 8

9 sesuatu yang diajarkan sehingga akan memiliki suatu pemahaman dan pemikiran yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar (Depdikans, 2008). Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri siswa sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan belajarnya. Motivasi belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena tanpa disadari bahwa motivasi belajar dapat bepengaruh dengan aktif dan pasifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Kondisi ini dapat mempengaruhi hasil dan prestasi belajar yang akan diperoleh siswa. Motivasi Belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung (Hamzah B. Uno, 2013:23). Menurut Suhana (2014:24) motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimyati dan Mudjiono (2009:239) menambahkan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar, karena tanpa motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan

10 kegiatan belajar yang akan berpengaruh pada mutu hasi belajar akan menjadi rendah. Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bawa pengertian motivasi belajar adalah upaya atau usaha untuk menggerakkan atau membangkitkan kekuatan mental seseorang untuk melakukan aktivitas agar dapat mencapai tujuan belajar. b. Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar guna untuk mendorong siswa meraih tujuan dalam belajar tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut fungsi motivasi belajar menurut Aqid (2010:50) menyatakan bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, penggerak, dan tingkah laku. Suhana (2014:24) mengatakan fungsi motivasi belajar adalah: 1) Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik 2) Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik 3) Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran 4) Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk mendorong atau menggerakan seseorang untuk melakukan kegiatan atau aktivitas guna untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang kurang bermanfaat untuk tujuan tersebut.

11 c. Jenis-Jenis Motivasi Belajar Motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan juga motivasi ekstrinsik. 1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri, seperti keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil, dan tidak mudah putus asa. Motivasi intrinsik adalah jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa adanya paksaan dorongan orang lain (Fathurrohman, 2014:19). Sedangkan menurut Hamalik (2005:162) bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercangkup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan murid, motivasi ini sering disebut juga dengan motivasi murni. Pengertian dari beberapa para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa motivasi intinsik adalah motivasi yang ada dan muncul dari dalam diri siswa dan tidak dipengaruhi oleh unsur dari luar diri siswa. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik merupakan dorongan yang diperoleh dari luar diri siswa untuk membangun dan menumbuhkan motivasi kepada setiap siswa. Menurut Suhana (2014:24) motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor di luar diri peserta didik seperti pemberian nasehat dari guru, hadiah, hukuman, dan sebagainya. Sedangkan menurut Hamalik (2005:162) motivasi

12 ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali, dan sebagainya. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Pengertian dari beberapa para ahli di atas, maka peniliti menyimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ada pada peserta didik karena adanya pengaruh dari luar, seperti pemberian hadiah, penghargaan, nasehat, dan sebagainya. d. Indikator Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal terhadap siswa yang sedang dalam proses belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umunya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Menurut (Hamzah B. Uno, 2013:186) indikator-indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 2. Kesulitan Belajar a. Pengertian Kesulitan Belajar Didalam kegiatan pembelajaran pasti akan ada dari beberapa peserta didik yang mengalami hambatan-hambatan yang menyebabkan

13 kesulitan dalam belajar, karena pada hakikatnya setiap siswa memiliki kemampuan yang beragam dalam menagkap dan menyerap suatu materi yang diajarkan. Dalam suatu keberhasilan dalam belajar, terdapat siswa yang dapat meraih keberhasilan belajar tanpa hambatan, namun ada juga siswa yang mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam meraih keberhasilan tersebut. Menurut Suwanto (2008:78) berpendapat bahwa kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil belajar. Alisuf Sabri (2007:53) berpendapat bahwa kesulitan belajar merupakan kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Siswa yang memiliki mengalami kesulitan dalam belajar cenderung mendapatkan prestasi belajar yang rendah dan dapat dikatakan belum berhasil dalam mencapai kriteria ketuntasan. Menurut Abin Syamsudin (2003:48) bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila: 1) Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference). 2) Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. 3) Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater).

14 b. Gejala Kesulitan Belajar Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan peserta didik akan menunjukan kelompok siswa yang dapat cepat belajar dengan prestasi yang baik serta kelompok murid yang sedang dengan prestasi sedang, dan juga kelompok murid lambat belajar dengan prestasi belajar rendah. Menurut (Kadeni. 2003:89) kesulitan belajar dapat terlihat dengan memperhatikan beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan beajar, yaitu: 1) Menunjukan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok belajar di kelas). 2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang tidak dilakukan, seperti halnya ada murid yang selalu belajar dengan giat namun nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai dengan harapan. 3) Lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajar. Selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang tersedia. 4) Menunjukan sikap-sikap yang kurang wajar, menentang, berpura-pura, masa bodoh, dan berdusta. 5) Menunjukan tingkah laku yang menyimpang, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri, tidak bisa bekerja sama, mengganggu teman baik di dalam maupun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dan kurang percaya diri. 6) Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, yaitu pemurung, mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Dalam proses belajar banyak faktor yang mempengaruhi kesulitankesulitan yang dialami oleh setiap individu, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang belajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar

15 diri siswa yang belajar (faktor eksternal). Menurut Alisuf Sabri (2007:89) menyatakan bahwa penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa di sekolah adalah sebagai berikut: 1) Rendahnya kemampuan intelektual atau kecerdasan anak 2) Gangguan-gangguan perasaan atau emosi 3) Kurangnya motivasi dalam belajar 4) Kurangnya kematangan untuk belajar 5) Latar belakang sosial yang tidak menunjang 6) Kebiasaan belajar yang kurang baik 7) Kemampuan mengingat yang lemah atau rendah 8) Terganggunya alat indera 9) Proses belajar mengajar yang tidak sesuai 10) Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar. Penyebab kesulitan belajar dibengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Menurut Dalyono (2009:235) faktor penyebab kesulitan belajar siswa baik dalam diri siswa maupun diluar diri siswa meliputi: 1) Faktor Intern (Faktor yang berasal dari manusia itu sendiri) yang meliputi: a) Minat Minat seorang anak akan menimbulkan kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak akan sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak banyak menimbulkan problema pada dirinya. b) Bakat Bakat merupakan suatu potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Sehingga seseorang akan mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Seorang anak yang harus mempelajari bahan yang lain yang tidak sesuai dengan bakatnya akan mudah bosan, mudah putus asa, dan cenderung tidak senang. c) Intelegensi Anak yang mempunya intelegensi tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Namun anak yang mempunyai intelegensi kurang, yang banyak mengalami kesulitan dalam belajar.

16 2) Faktor Ekstern (Faktor dari luar manusia) a) Faktor Keluarga Kurangnya fasilitas dan kelengkapan belajar serta tidak adanya tempat belajar yang baik akan menghambat kemajuan belajar anak. b) Faktor Sekolah Faktor sekolah meliputi guru, sarana dan prasarana, dan juga kondisi gedung. 3. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Pengertian prestasi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Belajar menurut pengertian secara psikologis, merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). M. Ngalim Purwanto (2003: 85) dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengemukakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik amupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaa maupun sikap. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai dalam belajar. Prestasi belajar

17 di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Berhasil atau tidaknya Proses pembelajaran dapat dilihat melalui prestasi belajarnya. Menurut Sutrantinah Tirtonegoro (2006:43) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaiain hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Zainal Arifin (2013:12) bahwa prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik. Prestasi belajar juga dapat dilihat melalui pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau berupa soal-soal seperti ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur prestasi belajar siswa. Pendapat dari bebeapa para ahli mengenai prestasi belajar di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pencapaian yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang telah diterapkan dan dengan jangka waktu tertentu. Pada umumnya pemberian prestasi belajar berbentuk angka dari guru kepada siswa sebagai indikator pencapaian penguasaan materi yang telah siswa kuasai.

18 b. Faktor Prestasi Belajar Prestasi belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa, dan juga faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Menurut M. Dalyono (2009:55), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) Faktor Internal, yang meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan cara belajar. 2) Faktor Eksternal, yang meliputi keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kescilnya penghasilan orang tua, hubungan orang tua, situasi dalam rumah, perhatian dan bimbingan orang tua, hubungan orang tua dengan anak, dan keadaan rumah), sekolah (kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurkulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya), masyarakat (keadaan masyarakat), dan lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim, dan sebagainya) B. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Pahrul Jailani (2014) dengan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VA SD Negeri 03 Kota Bengkulu menyatakan bahwa terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas VA SDN 03 Kota Bengkulu. Variabel motivasi belajar pada penelitian ini memberikan sumbangan terhadap hasil belajar sebesar 69,5%. 2. Istriana Setyaningrum (2011) dengan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Semester I Tahun pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa ada hubungan

19 positif signifikan antara disiplin belajar dan motivasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Gugus Lokantara kecamatan Temanggung tahun pelajaran 2011/2012. Tabel 2.1 Perbedaan Skripsi dengan penelitian relevan No Jenis Perbedaan Skripsi Penelitian Relevan 1 Penelitian Relevan 2 1 Judul Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar dan Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SDN Rembangkepuh Kec. Ngadiluwih Kab. Kediri Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VA SD Negeri 03 Kota Bengkulu Hubungan Antara Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Semester I Tahun pelajaran 2011/2012 2 Variabel Penelitian Motivasi Belajar (X 1 ), Prestasi Belajar (Y 1 ), Kesulitan Belajar (Y 2 ) Disiplin Belajar (X 1 ), Motivasi Belajar (x 2 ), Hasil Belajar (Y 1 ) Disiplin Belajar (X 1 ), Motivasi Belajar (X 2 ), Hasil Belajar (Y 1 ) 3 Instansi SDN Rembangkepuh Kec. Ngadiluwih Kab. Kediri SD Negeri 03 Kota Bengkulu SD Negeri Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung C. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji terlebih dahulu secara empiris dengan alat uji yang ada. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan yang positif atau signifikan antara motivasi belajar dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SDN Rembangkepuh Kec. Ngadiluwih Kediri

20 2. Terdapat hubungan yang positif atau signifikan antara motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Rembangkepuh Kec. Ngadiluwih Kediri 3. Tidak ada hubungan yang positif atau signifikan antara motivasi belajar dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SDN Rembangkepuh Kec. Ngadiluwih Kediri 4. Tidak ada hubungan yang positif atau signifikan antara motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SDN Rembangkepuh Kec. Ngadiluwih Kediri

21 D. Kerangka Pikir Keadaan di lapangan: 1. Siswa mengbrol saat proses pembelajaran berlangsung 2. Siswa datang terlambat 3. Siswa malas mencatat POPULASI Kelas IV-A, IV-B, V-A, V-B, VI- A, VI-B SAMPEL Menggunakan Tabel Issac & Michael Pengumpulan Data 1. Kuisioner Motivasi Belajar 2. Kuisioner Kesulitan Belajar 3. Dokumentasi Prestasi Belajar Analisi Data 1. Analisi Korelasi 2. Analisi Deskriptif Kriteria: 1. Keadaan Motivasi Belajar (Sangat baik, Baik, Kurang) 2. Keadaan Kesulitan Belajar (Sangat baik, Baik, Kurang) 3. Keadaan Prestasi Belajar (Sangat baik, Baik, Kurang) 4. Ada hubungan yang signifikan 5. Tidak ada hubungan yang signifikan Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Keberhasilan proses belajar siswa dapat dilihat melalui tolak ukur prestasi belajar siswa. Prestasi belajar yang maksimal bisa mudah dicapai jika dalam proses pembelajaran siswa tidak mengalami kesulitan di dalam belajar.

22 Motivasi merupakan cara yang sangat efektif untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dan memaksimalkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan bagan kerangka pikir diatas, maka peneliti ingin meneliti secara statistik hubungan motivasi belajar terhadap prestasi belajar dan mengatasi kesulitan belajar siswa