PENGARUH HAMBATAN DOWNSTREAM TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN FASE KEROSENE-AIR PADA T-JUNCTION 90 O. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

PENGARUH WATER CUT PADA INLET T-JUNCTION TERHADAP EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR

PENGARUH T-JUNCTION SEBAGAI ALAT PEMISAH KEROSENE-AIR

Pengaruh Rasio Diameter T-Junction Terhadap Pemisahan Aliran Kerosen-Air

PEMISAHAN ALIRAN KEROSEN-AIR (Pada Variasi Sudut Kemiringan Side Arm vertikal keatas)

EFISIENSI PEMISAHAN KEROSENE-AIR DI T-JUNCTION DENGAN POSISI SUDUT SIDE ARM 45 0

VISUALISASI POLA ALIRAN DI INLET T- JUNCTION DENGAN VARIASI SUDUT PADA PROSES PEMISAHAN KEROSENE-AIR

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Karaktristik Pola Aliran Pemisahan Kerosene-Water Pada Pipa T-Junction Sudut 90 Dan Radius 25 mm Dengan Bahan Pleksiglass

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

Studi Eksperimental Separasi Air dan Minyak pada Liquid- Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC)

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE ( AIR - UDARA ) MELEWATI ELBOW 30 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 60

Gambar 1.1 Diagram skematis proses eksplorasi dalam industri perminyakan

KAJI EKSPERIMENTAL ALIRAN DUA FASE AIR-CRUDE OIL MELEWATI PIPA SUDDEN EXPANSION

BAB 1 PENDAHULUAN. Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC), LLCC menggunakan prinsip Aliran

STUDI EKSPERIMEN STRUKTUR ANTAR MUKA ALIRAN STRATIFIED PADA ALIRAN DUA FASA ADIABATIS SEARAH BERDASAR NILAI BEDA TEKANAN

Observasi Pola Aliran Dua Fase Air-udara Berlawanan Arah pada Pipa Kompleks ABSTRAK

Penentuan Sub-sub Pola Aliran Stratified Air-Udara pada Pipa Horisontal Menggunakan Pengukuran Tekanan

POLA ALIRAN DUA FASE (AIR+UDARA) PADA PIPA HORISONTAL DENGAN VARIASI KECEPATAN SUPERFISIAL AIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Eksperimental Karakterisitik Pressure Drop pada Aliran Dua Fase Gas-Cairan Melewati Pipa Vertikal

VOID FRACTION DAN PEMETAAN POLA ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 75 DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA MIRING 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Diameter Injektor Konvergen Udara Terhadap Fenomena Flooding Dalam Aliran Dua Fase Gas-Cair Berlawanan Arah Pada Pipa Vertikal

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

KAJI EKSPERIMENTAL ALIRAN DUA FASE WATER-CRUDE OIL MELEWATI PIPA SUDDEN EXPANSION HORISONTAL BERPENAMPANG LINGKARAN

BAB II LANDASAN TEORI. λ = f (Re, ε/d)... (2.1)

PENGURANGAN INTENSITAS FLUKTUASI TEKANAN PADA PEMBESARAN MENDADAK ALIRAN UDARA AIR SEARAH HORISONTAL DENGAN PENEMPATAN RING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMEN MENGENAI SUB-SUB POLA ALIRAN STRATIFIED PADA ALIRAN DUA FASA SEARAH BERDASAR FLUKTUASI BEDA TEKANAN PADA PIPA HORISONTAL

BAB I PENDAHULUAN. gas, cair dan padat yang disebut dengan fluida tiga fasa.

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281, Indonesia ABSTRAK

Analisis Aliran Fluida Dua Fase (Udara-Air) melalui Belokan 45 o

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Pengaruh Variasi Sudut Water Injector Berbentuk Diffuser Terhadap Fenomena Flooding Pada Aliran Dua Fase Cair Udara Vertikal Berlawanan Arah

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI PITCH COILED TUBE TERHADAP NILAI HEAT TRANSFER DAN PRESSURE DROP PADA HELICAL HEAT EXCHANGER ALIRAN SATU FASA

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

DETEKSI MULAI TERBENTUKNYA ALIRAN CINCIN PADA PIPA HORISONTAL MENGGUNAKAN SENSOR ELEKTRODE Hermawan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

Peningkatan kinerja pompa hidram berdasarkan posisi tabung kompresor dengan saluran keluar di bawah tabung kompresor

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

Studi terhadap prestasi pompa hidraulik ram dengan variasi beban katup limbah

INDUSTRI PENGOLAHAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB II LANDASAN TEORI

Karakterisasi Pressure Drops Pada Aliran Bubble dan Slug Air Udara Searah Vertikal Ke Atas Melewati Sudden Contraction

STUDI EKSPERIMEN MENGENAI FLUKTUASI TEKANAN DAN TEGANGAN GESER ANTARMUKA PADA ALIRAN STRATIFIED AIR UDARA PADA PIPA HORIZONTAL

(TESIS) STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR UDARA) MELEWATI ELBOW

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Daerah lapisan batas diatas plat rata

Studi Eksperimen Aliran Melalui Square Duct dan Square Elbow 90º dengan Double Guide Vane pada Variasi Sudut Bukaan Damper

Deteksi Kebocoran Pipa Pada Aliran Dua Fase Plug Menggunakan Analisis Fluktuasi Beda Tekanan

Simulasi Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk menggunakan Side-Entering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair

STUDI EKSPERIMENTAL ALIRAN CAMPURAN AIR-CRUDE OIL MELEWATI PIPA PENGECILAN MENDADAK HORIZONTAL BERPENAMPANG LINGKARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

JURNAL. Analisis Penurunan Head losses Pada Belokan 180 Dengan Variasi Tube Bundle Pada Diameter Pipa 2 inchi

KARAKTERISITIK FLOW PATERN PADA ALIRAN DUA FASE GAS-CAIRAN MELEWATI PIPA VERTIKAL

SIMULASI CFD ALIRAN ANNULAR

Penentuan Sub-sub Daerah Aliran Stratified Udara-Air pada Pipa Horisontal Menggunakan Constant Electric Current Method (CECM)

STUDI EKSPERIMENTAL MENGENAI SUB-REGIME ALIRAN SLUG DUA FASA AIR-UDARA PADA PIPA HORIZONTAL. Abstract

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Karakteristik Gradien Tekanan Pada Aliran Dua-Fase Udara-Campuran Air dan 20% Gliserin Dalam Pipa Horizontal Berukuran Mini

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015

Karakterisasi Transisi Regime Aliran 2 Fase (Gas-Liquid) Dalam Round Canal dan Rectangular Canal

Studi Eksperimen Pengaruh Area Ratio dan Throat Ratio Terhadap Kinerja Liquid Jet Gas Pump

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Skema pressurized water reactor ( September 2015)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME ALIRAN PLUG AIR- UDARA DENGAN CECM BERDASARKAN PERUBAHAN DIAMETER INLET

Fluktuasi Beda Tekanan Aliran Plug Gas Likuid pada Pipa Horisontal

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Interpretasi Hasil Pengukuran Tebal Cairan pada Aliran Dua Fase Udara-Air Berlawanan Arah Menggunakan Metode Parallel-wire dalam Pipa Kompleks

IRVAN DARMAWAN X

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Pengaruh diffuser pada flens isap dan lock nut Impeller berbentuk tirus terhadap karakteristik pompa sentrifugal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa industri dapat ditemukan aplikasi sains yakni merubah suatu

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

TUGAS SARJANA STUDI EKSPERIMENTAL ALIRAN CAMPURAN AIR-CRUDE OIL YANG MELALUI PIPA PENGECILAN MENDADAK HORIZONTAL BERPENAMPANG LINGKARAN

Transkripsi:

PENGARUH HAMBATAN DOWNSTREAM TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN FASE KEROSENE-AIR PADA T-JUNCTION 90 O Untung Surya Dharma, Dewi Puspita Sari 2, Indarto 3, Purnomo 3 ) Jurusan Teknik Mesin, FT-UGM 2) Jurusan Teknik Mesin, FT-Universitas Sriwijaya, 3) Jurusan Teknik Mesin & Industri, FT-UGM Program Pascasarjana Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT-UGM Jalan Grafika No 2 Yogyakarta, Indonesia Telp dan Fax (+62) 274 52 673 Email: untungsdh@yahoocoid Abstract Research on T-Junction as a separator of liquid-liquid flow is still of interest and developing Some works evaluated certain geometries to obtain the best separation efficiency The work to examine the separation behavior/characteristic of kerosene-water flow in a T-Junction at ratio of elbow radius to inlet diameter horizontal pipe (r/d h) = 069 carried out is completed The orientation of side arm is vertically right upward whilst the ratio at diameter of the flex glass tube is set at 07 (horizontal tube and vertical tube at 36 mm and 26 mms respectively) To lead kerosene to the side arm, the downstream valve set at 75% and 50% respectively Downstream pressure, pressures difference at inlet-run arm ( P -2) and inlet-side arm ( P -3) and debit of kerosene and water in side and run arm are the variable at the research Based on visualization and measurement at maximum flow separation efficiency at 88%, is gained at downstream pressure 04326 Pa, watercut 46%, J mix = 0,3 m/s (J w = 0,4 m/s and J k = 0,7 m/s) The best separation result with F k = 0,96 and F w = 0,22 is gained at downstream pressure 04287 Pa, watercut 70%, J mix = 0,56 m/s (J w = 0,39 m/s and J k = 0,7 m/s) and flow pattern at Stratified Bubble Interface (ST-BI) Keywords : T-Junction, Kerosene-water, Downstream Resistance, Mass Fraction Taken Off, Mass Separation Efficiency Pendahuluan Pada umumnya industri minyak dan gas alam lepas pantai sekarang ini banyak menggunakan sebuah bejana (vessel) besar dalam proses pemisahan minyak mentah yang masih bercampur dengan gas alam, air dan pasir ketika di eksplorasi dan dialirkan melalui pipa-pipa (aliran multifase) Namun alat ini memerlukan rangka baja penunjang, ruang yang besar yang akan dipasang pada instalasi lepas pantai dan harganya mahal, selain itu beresiko kebakaran karena bejana tersebut digunakan untuk menampung material yang mudah menyala (flammable material) Berdasarkan kondisi tersebut, beberapa peneliti mengajukan alternatif yang lebih ekonomis dan sederhana untuk menggantikan tugas bejana/vessel tersebut yaitu metode T- junction Metode ini dipilih karena biaya pembuatan dan materialnya relatif murah, selain itu konstruksi dan instalasinya lebih sederhana dibanding metode yang sudah ada (Azzopardi dkk, 982) Penelitian tentang T-Junction untuk mengetahui fenomena pemisahan fase telah dilakukan lebih dari tiga dekade, baik secara eksperimen maupun secara analisa teoritis Wang (2008) menjelaskan dalam laporan penelitiannya bahwa, metode pemisahan fase dengan menggunakan T-junction pertama kali diperkenalkan oleh Oranje pada tahun 973 yang meneliti tentang pemisahan aliran dua fase gas-cair Berdasarkan hasil penelitiannya dinyatakan bahwa rasio pemisahan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah tekanan di tiap cabang (side arm dan run arm), mass inertia dari cairan, pola aliran dibagian upstream, dan geometri dari T-junction Bentuk geometri dikemukan oleh Azzopardi dkk(982) Pada tahun 2006, pemisahan fasa kerosene-air pada T-junction diteliti untuk pertama kalinya oleh Yang dan Azzopardi, dan suatu penyederhanaan model dikemukakan untuk memprediksi distribusi aliran yang tidak merata Selain itu, data pemisahan cairan/cairan dua-fasa pada T- 6

junction horisontal juga diukur oleh Yang dan Azzopardi (2007) Parameter yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan berdasarkan penelitian dari Yang dan Azzopardi (2006) Gambar, m dan x merupakan laju aliran massa dan kualitas massa kerosene (rasio dari laju aliran massa kerosene terhadap laju aliran massa total); subskrip K dan W menunjukkan kerosene dan air Parameter aliran pada pipa inlet ditunjukkan dengan indeks, straight arm (run) 2 dan side-arm (branch) 3 Parameter lain yang sering digunakan untuk dua cairan yang berbeda adalah water cut, yang didefinisikan sebagai fraksi volume air dalam aliran atau water cut = J w J J Gambar Parameter-parameter aliran duafasa di T-junction m K3 Fraksi kerosene yang terpisahkan F K = ; fraksi air yang terpisahkan F m W = m W3 K m W Fraksi massa terpisahkan F m = m 3 m Untuk persamaan efisiensi pemisahan yang dipakai adalah: m = x (untuk efisiensi 00%); 3 m η = F W = Dan = Fk = x (jika m 3 m x w ( x ) k m 3 m x ) + m m 3, 3 jika x m m cenderung lebih banyak mengalir ke side arm pada rasio diameter 0,5 Sedangkan pada rasio diameter 0,206 kecenderungan tersebut tidak konsisten Untuk penurunan tekanan di inletrun arm, ΔP2, akan semakin kecil dengan semakin besar fraksi massa ( m 3 ) tetapi untuk m penurunan tekanan di inlet-side arm, ΔP3, adalah kebalikannya Penelitian mengenai karakteristik pemisahan kerosene-air menggunakan T- juntion dengan side arm vertikal keatas juga dilakukan oleh Saroinsong (200) Dalam penelitiannya tentang pemisahan fase menggunakan r/dh = 0,4, 0,42 dan 0,69 pada sudut T-junctions 90 O dengan rasio diamater 0,5 Fluida kerja yang digunakan adalah kerosene-air Diketahui bahwa secara keseluruhan hasil pemisahan fase yang paling baik terjadi pada radius belokan 5 mm dan water cut 45 % dengan hambatan aliran downstream sebesar 3795,8 Pa, sedangkan untuk efisiensi pemisahan fase tertinggi sebesar 99% terjadi pada radius belokan 25 mm dan water cut 45% Semua kondisi terbaik ini terjadi pada pola aliran stratified Dari penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa semakin besar radius belokan pada T-junction maka akan semakin besar gaya sentrifugal yang mengakibatkan fase kerosene akan mengalir menuju side arm dan fase air menuju ke run arm Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa distribusi tekanan di T-Junction dan karakteristik pemisahan fase pada aliran kerosene-air dengan menggunakan perbandingan radius belokan terhadap diameter dalam pipa horizontal (r/dh) = 0,4 pada T-Junction 90 o dan rasio diameter dalam pipa 0,7 Walters, dkk (997) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio diameter terhadap penurunan tekanan dan distribusi fase dengan fluida kerja udara-air pada T-Junction dengan rasio diameter 0,206 dan 0,5 Dalam penelitiannya menunjukan bahwa fase gas 7

Metodologi Penelitian Skema Peralatan Pengujian Db= r/dh dilakukan pembacaan level kerosene dan level air Aliran campuran yang sudah selesai diamati selanjutnya dipisahkan di separator, setelah terpisah kerosene dan air kemudian dipompa kembali ke tangki penampungan untuk digunakan lagi pada pengambilan data selanjutnya Dh = 36 Gambar 2 Sketsa T-junction Prosedur Pengujian Prosedur pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sketsa T-junction dan instalasi peralatan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3 Fluida kerja yang digunakan adalah kerosene (densitas = 89 Kg/m 3 ) dan air (densitas = 998 Kg/m 3 ) Pipa uji terbuat dari bahan plexyglass yang berdiameter dalam 36 mm untuk horisontal (Dh) dan 26 mm untuk vertikal (Db) Cara pengambilan data adalah air terlebih dahulu dipompakan dari tangki penampungan ke dalam pipa saluran sampai penuh, selanjutnya kerosene dipompakan dari tangki penampungan kedalam pipa saluran sehingga kerosene dan air akan bercampur di dalam mixer Kemudian di atur katup hambatan aliran pada downstream Setelah kerosene dan air bercampur di dalam mixer, kemudian debit aliran keduanya diatur dengan menggunakan flowmeter dengan nilai besaran sesuai dengan matriks tes penelitian (Tabel ) Setelah kondisi aliran campuran steadi dan melewati seksi uji, pengambilan data tekanan di 0 titik T-Junction dan sampel pemisahan fase dilakukan secara bersamaan Pengambilan sampel pemisahan fase dilakukan ketika fluida yang ditampung dalam tabung volumetrik mencapai posisi ± 65 cm dan waktu tercapainya kondisi tersebut di ukur menggunakan stopwatch Setelah pengambilan sampel, aliran dialihkan kembali keseparator Visualisasi terhadap pola aliran pada sisi inlet dan daerah T-junction dengan menggunakan handycam Setelah kerosene dan air yang ada di tabung ukur sudah terpisah, Gambar 3 Instalasi peralatan pengujian Tabel Matriks tes penelitian Qk (m 3 /s),x0-4,3x0-4,4x0-4,7x0-4,8x0-4 2,x0-4 2,2x0-4 QW (m 3 /s) Jw (m/s) 04 06 07 Jk (m/s) 020 022 025 026 Jmix (m/s) 9,5x0-5 00 024 026 027 030 032 035 036,2x0-4 04 028 030 03 034 036 039 040 2,2x0-4 02 034 036 037 040 042 045 046 2,5x0-4 023 037 039 040 043 045 048 049 3,2x0-4 030 043 045 046 049 05 054 055 3,8x0-4 036 049 05 052 056 057 060 06 4,2x0-4 039 052 054 056 059 06 063 064 8

Hasil Dan Pembahasan Hasil Penelitian terjadi sebesar 04287 Pa dan water cut 70% yaitu fase kerosene (Fk) = 0,96 mengalir ke side arm dan fase air (Fw) hanya 0,22 WATERCUT (%) 70 64 60 58 54 49 46 Tabel 2 Data Hasil Pemisahan Fase pada T- Junction dengan r/dh = 0,69 dan rd = 0,7 Hambatan Aliran 50% Hambatan Aliran 75% Jw Jk P downstream 50% FRAKSI MASSA P downstream 75% FRAKSI MASSA (m/s) (m/s) (Pa) Fk Fw (Pa) Fk Fw 0,36 0,6 04473 0,92 0,7 05032 0,68 0,39 0,7 04287 0,96 0,22 05944 0,68 0,30 0,7 0428 0,72 0,05 04767 0,63 0,36 0,20 04394 0,82 0,9 0579 0,65 0,39 0,22 04483 0,96 0,26 0860 0,65 0,2 0,4 0404 0 0 04542 0,45 0,23 0,6 03973 0,7 0 04640 0,54 0,30 0,20 04345 0,83 0,08 0455 0,6 0,39 0,26 04689 0,9 0,27 05 0,99 0,64 0,23 0,7 0459 0,24 0 04640 0,55 0,30 0,22 04345 0,85 0,0 0586 0,60 0,36 0,26 04502 0,9 0,24 09082 0,98 0,63 0,23 0,20 04287 0,57 0 04463 0,56 0,30 0,26 04385 0,86 0,6 06493 0,98 0,58 0,2 0,22 04247 0,35 0 0455 0,99 0,50 0,23 0,25 04287 0,70 0,04 04659 0,98 0,54 0,4 0,7 03267 0 0 04326 0,88 0,09 0,2 0,25 04267 0,55 0 0456 0,98 0,49 Pemisahan Fase Dari hasil penelitian pada Tabel 2, pengujian dilakukan dengan melakukan pengaturan hambatan aliran pada downstream sebesar 75% dan 50 % dari total aliran yang mengalir di downstream Data hasil pemisahan fase disajikan berdasarkan perbandingan fraksi kerosene dan fraksi air yang mengalir ke side arm Hasilnya adalah pada hambatan downstream 75% (gambar 4a), pada watercut yang besar, semua kondisi menunjukan bahwa semua fase kerosene hamper semuanya mengalir menuju side arm (00%) sedangkan pada hambatan downstream 50% (gambar 4b) pada semua kondisi, tidak ada yang menunjukan fase kerosene dapat mencapai 00% mengalir menuju side arm Hal ini dikarenakan pada hambatan downstream 75%, fase air yang ikut mengalir menuju side arm lebih banyak dibandingkan dengan hambatan downstream 50% pada kondisi water cut yang sama Ini artinya, cairan akan lebih mudah mengalir menuju side arm apabila hambatan downstream diperbesar Kondisi water cut dan kecepatan superfisial campuran memberikan pengaruh terhadap hasil pemisahan fase Semakin besar nilai water cut maka pemisahan fase semakin baik Pada penelitian ini, pemisahan fase yang baik terjadi pada pengaturan hambatan aliran downstream sebesar 50% dengan tekanan downstream yang (a) (b) Gambar 4 Grafik Pemisahan Fasa (a) Hambatan Downstream 75%; (b) Hambatan Downstream 50% Efisiensi Pemisahan Fasa Pengaruh hambatan downstream terhadap efisiensi pemisahan dapat dilihat pada gambar 5a dan 5b Dari grafik tersebut diperoleh efiensi pada hambatan downstream 9

50% cenderung memiliki efisiensi yang lebih baik dibandingkan pada hambatan 75% Hal ini dikarenakan pada hambatan downstream yang lebih besar, cairan, baik kerosene maupun air, akan mengalir lebih banyak menuju side arm Pada grafik itu juga terlihat semua data fraksi massa yang mengalir ke side arm pada hambatan downstream 75% dan 50% cenderung terletak pada garis pemisahan ideal kedua yang menunjukkan bahwa air murni mengalir ke run arm dan campuran mengalir ke side arm Pada penelitian ini, nilai Efisiensi pemisahan fase tertinggi sebesar 88% terjadi pada watercut 46% ketika pengaturan hambatan aliran pada downstream sebesar 75% dengan tekanan downstream sebesar 04326 Pa dan kecepatan superficial campuran 0,3 m/s (Jw = 0,4 m/s dan Jk = 0,7 m/s), pola aliran di inlet yang terbentuk adalah stratified Bubble Interface (ST-BI) dan di T-junction adalah 3L-2 (gambar 6) (a) (b) Gambar 5 Grafik Efisiensi vs Fraksi Massa Terpisahkan (a) Hambatan Downstream 75%; (b) Hambatan Downstream 50% Gambar 6 Pola Aliran yang Terjadi di Inlet dan Percabangan pada Jmix = 0,3 m/s (Jw = 0,4 m/s dan Jk = 0,7 m/s) Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa : Hambatan downstream sangat berpengaruh terhadap pemisahan fase dan efisiensi pemisahan fase Semakin besar hambatan downstream maka fraksi kerosene yang dihasilkan akan semakin baik hinga mencapai 00% tetapi nilai fraksi air juga akan semakin besar Sedangkan pada hambatan downstream yang kecil fraksi kerosene yang dihasilkan cukup tinggi walaupun tidak ada yang mencapai 00% namun nilai fraksi air juga akan kecil 2 Pemisahan fase yang terbaik terjadi pada hambatan downstream 50% dengan tekanan 04287 Pa pada water cut 70% dan kecepatan superficial campuran 0,56 m/s (Jw = 0,39 m/s dan Jk = 0,7 m/s) yang menghasilkan fase kerosene 0,96 mengalir ke side arm dan fase air 0,22 3 Efisiensi pemisahan maksimum sebesar 88% terjadi pada watercut 46% dan Tekanan downstream sebesar 04326 Pa Hal ini terjadi pada kecepatan superficial campuran 0,3 m/s (Jw = 0,4 m/s dan Jk = 0,7 m/s), pola aliran inlet dan percabangan yang terbentuk adalah stratified Bubble Interface (ST-BI) dan 3L-2 20

Daftar Pustaka [I] Angeli, P and Hewitt, GF 999 Flow Structure in Horisontal Oil-Water Flow International Journal of Multiphase Flow Vol-26 Pp 7-40 [II] Angeli, P and Hewitt, GF 998 Pressure Gradient in Horizontal Liquid-Liquid Flows International Journal of Multiphase Flow Vol-24 pp 83-203 [III] Azzopardi BJ, Smith PA, 992 Twophase flow split at T-junction : effect of side arm orientation and downstream geometry International Journal of [IV] Multiphase Flow Vol 8, pp 86-875 Brauner, N, Maron DM,992, Flow Pattern transitions in two phase liquidliquid flow in horizontal tubes, International Journal of Multiphase flow, Vol 8, pp 23-40 [V] Nuryosuwito, 2008 Karakter pemisahan air dan kerosene menggunakan T-junction di pipa horizontal Tesis, tidak dipublikasikan [VI] Penmatcha VR, Ashton PJ, Shoham O, 996 Two-phase stratified flow splitting at a T-junction with an inclined branch arm International Journal of Multiphase Flow Vol 22, pp05-22 [VII] Rodriguez, OMH and Oliemans, RVA 2005 Experimental Study on Oil-Water Flow in Horizontal and Slightly Inclined Pipes International Journal of Multiphase Flow Vol-32 pp 323-343 [VIII] Shoham O, Brill JP, Taitel Y, 987 Two-phase Flow Splitting in a T- junction Experiment and Modeling Pergamon Journal Vol 42, no, pp 2667-2676 [IX] Saroinsong, Tineke, 200, studi eksperimental pengaruh variasi radius belokan pada t-junction terhadap karakteristik pemisahan kerosene-air, tesis, tidak dipublikasikan [X] Walters, LC, Soliman, HM, Sims, GE, 997 Two-Phase Pressure Drop and Phase Distribution at Reduced Tee Junctions International Journal of Multiphase Flow Vol-24 pp 775-792 [XI] Wang Li-yang, WU Ying-xiang, ZHENG Zhi-chu, GUO Jun, ZHANG Jun, TANG Chi, 2008 Oil-water twophase flow inside T-junction Journal of Hydrodynamic Vol 20(2), pp47-53 [XII] Yang L, Azzopardi BJ, Belghasi A, 2006 Phase separation of liquid-liquid two-phase flow at a T-junction AIChE Journal Vol 52(), pp 4-49 [XIII] Yang L, Azzopardi BJ, 2007 Phase split of liquid-liquid two-phase flow at a horisontal T-junction International Journal of Multiphase Flow Vol 33 2