A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Adanya pemisahan kepemilikan perusahaan dengan pengelolaan perusahaan atau terjadinya hubungan agensi seperti ini rawan terjadinya konflik, yaitu konflik kepentingan pribadi. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor atau terjadinya asimetri informasi maka akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan, pentingnya GCG dalam suatu perusahaan agar pemegang saham mampu mengawasi investasinya serta dapat memberikan keyakinan terhadap pemegang saham bahwa mereka akan memperoleh pengembalian yang wajar atas investasinya (Almilia dan Sifa, 2006). Penerapan good corporate governance dibutuhkan untuk menjaga konsistensi dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu perusahaan. Tetapi pada kenyataannya di Indonesia sendiri penerapan GCG masih lemah. Fenomena yang terjadi pada kebanyakan perusahaan di Indonesia adalah belum mampu melaksanakan pengelolaan perusahaan secara profesional (Zakarsyi, 2008:8). Kajian lain juga menunjukkan bahwa tingkat perlindungan investor di Indonesia merupakan yang terendah di Asia Tenggara (Sutedi, 2011:5). Bahkan menurut hasil survei ACGA (Asian Corporate Governance Association) pada 11 negara terhadap pelaku bisnis asing di Asia tahun 2012 menempatkan Indonesia di bidang corporate governance masih rendah. Tabel 1.1 Rating Corporate Governance Quality di Asia No. Market 2007 2010 2012 1 Singapore 65 67 69 2 Hongkong 67 65 66 3 Thailand 47 55 58
4 Japan 52 57 55 5 Malaysia 49 52 55 6 Taiwan 54 55 53 7 India 56 48 51 8 Korea 49 45 49 9 China 45 49 45 10 Philippines 41 37 41 11 Indonesia 37 40 37 Keterangan : Makin rendah skor makin buruk GCG Sumber : CG Watch market scoresreport by ACGA, 2012 Dalam rangka perbaikan ekonomi di Indonesia berdiri lembaga non pemerintah yaitu komite nasional bagi pengelolaan perusahaan yang baik. Surat keputusan menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN juga membuktikan bahwa penerapan GCG diperlukan guna perbaikan ekonomi di Indonesia. Dikeluarkannya peraturan mengenai penerapan GCG pada perusahaan diharapkan akan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan dan juga sebagai pengontrol aktivitas manajemen perusahaan agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan, penerapan prinsip GCG dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan melalui monitoring yang dilakukan. Keberadaan GCG saat ini bukan hanya menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan tetapi telah menjadi sebuah kebutuhan yang menjembatani hubungan antara investor dengan manajemen perusahaan. Sistem corporate governance yang efektif pada sebuah perusahaan akan membuat sebuah manajemen tidak menyalahgunakan kewenangan dan bekerja demi kepentingan perusahaan. Maka dari itu Good Corporate Governance (GCG) kini ditempatkan di posisi terhormat, hal itu setidaknya terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi dunia di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena
kegagalan penerapan good corporate governance di antaranya, sistem regulator yang tidak sesuai dengan prinsip good corporate governance, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktek perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas (Suranta dan Merdistusi, 2004). Dengan melihat penjelasan diatas, corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholder lainnya (Ujiyantho dan Bambang, 2007). Bisnis property, real estate dan konstruksi bangunan merupakan jenis usaha yang sangat manjanjikan, adanya prospek yang cerah di masa yang akan datang dengan melihat potensi jumlah penduduk yang terus bertambah besar. Hal tersebut akan menjadi daya tarik para investor untuk menanamkan modalnya selain itu investor juga menginginkan pengembalian yang wajar atas investasinya. Untuk mencapai hal tersebut perusahaan harus menerapkan GCG. Berdasarkan Megasari (2010), Riyanto (2011), Amyulianthy (2012), Febriyanto (2013), menunjukkan hasil bahwa Good Corporate Governance dengan indikator: dewan komisaris independen, dewan direksi, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Purwantini (2012) dan Bukhori (2012) menunjukkan sebaliknya bahwa Good Corporate Governance dengan indikator: dewan komisaris independen, dewan direksi, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dari penjelasan diatas penelitian ini meneliti tentang penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan yang diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk mengawasi kinerja perusahaan
property, real estate dan konstruksi bangunan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dimasa yang akan datang, serta memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan (return) yang sesuai dengan investasi yang mereka tanamkan. Berdasarkan perbedaan hasil penelitian tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang akan diteliti. Penulis merasa tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). B. Rumusan Masalah 1. Apakah dewan komisaris independen (indikator good corporate governance) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah dewan direksi (indikator good corporate governance) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah kepemilikan institusional (indikator good corporate governance) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah kepemilikan manajerial (indikator good corporate governance) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 5. Apakah komite audit (indikator good corporate governance) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh dewan komisaris independen (indikator good corporate governance) terhadap kinerja perusahaan. 2. Untuk menganalisis pengaruh dewan direksi (indikator good corporate governance) terhadap kinerja perusahaan. 3. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional (indikator good corporate governance) terhadap kinerja perusahaan. 4. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial (indikator good corporate governance) terhadap kinerja perusahaan. 5. Untuk menganalisis pengaruh komite audit (indikator good corporate governance) terhadap kinerja perusahaan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi Peneliti Selanjutnya, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dengan judul yang sejenis yaitu pengaruh good corporate governance dengan menggunakan indikator: dewan komisaris independen, dewan direksi, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit terhadap kinerja perusahaan. 2. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Dan pentingnya penerapan GCG dalam suatu perusahaan yang akan dapat memberikan kepercayaan kepada investor mengenai pengembalian yang wajar atas investasinya.