BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan sederhana mengenai sastra menurut Bressler (1984:7), Literature

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Wellek and Warren (1963:22) mengatakan bahwa literature seems best

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

ANALISIS WATAK TOKOH NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA

kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam, dan juga sebagai wujud kreativitas pengarang dalam menggali. dan mengolah gagasan yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba,

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu aspek intrinsik dalam teks sastra adalah tokoh atau karakter dalam

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjelasan sederhana mengenai sastra menurut Bressler (1984:7), Literature as works of imaginative or creative writing. Sastra sebagai karya imajinatif atau penulisan yang kreatif. Dalam NTC s Dictionary (1991:125) literature is writings in poetry and prose of recognized excellent, valued fo their intense, personal, and imaginative expression of life. Dengan demikian sastra merupakan karya tulis yang dikenal dengan keunggulannya, bernilai atas penghayatannya dan sangat imajinatif. Mendengar kata sastra hal yang pertama kali teringat adalah puisi dan prosa yang bentuk berupa cerpen dan novel. Perrine menyatakan, Poetry in all ages has been regarded as important, not simply as one of several alternative forms of amusement, as one man might choose bowling, another chess, and another poetry. (1974:553). Selama bertahun-tahun puisi telah dianggap sebagai sesuatu yang penting, tidak sebagai salah satu bentuk pilihan hiburan semata saja, seperti saat seseorang memilih bermain bowling, yang lainnya catur, dan yang lainnya lagi memilih puisi. Perrine menambahkan bahwa puisi dapat digolongkan sebagai jenis bahasa yang cara pengucapan tinggi dan dibacakan lebih mendalam dibandingkan dengan bahasa biasa. Prosa merupakan bentuk sastra yang berupa cerita pendek dan novel. Sardjono (1992:1) menyatakan Novel is now applied to a great variety of writings that have in 1

2 common only the attribute of being extended works of prose fiction. Saat ini novel digunakan ke dalam ragam penulisan yang pada umumnya hanya sebagai atribut yang diperluas dalam karya prosa fiksi. Jenis cerita dalam novel dapat beragam dengan berbagai tema yang ditawarkan untuk dibaca dan dinikmati. Tema dalam suatu karangan dapat berupa petualangan, romansa, misteri atau horor, epik, dan lain-lain. Dari berbagai jenis tema tersebut dapat membuat pembaca dihadapkan pada suatu alur peristiwa pada dunia rekaan yang telah dikemas secara rapi oleh pengarang dengan memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada didalamnya. Dalam karya sastra yang baik, pengarang memiliki tujuan untuk menyenangkan hati pembacanya dengan cara memberikan satu dunia baru yang dapat menyeret pembaca ke dalam dunia imajinasi pengarang. Melalui unsur instrinsik yaitu unsur yang terdapat di dalam novel yang berpengaruh terhadap isi novel. Unsurunsur tersebut diantaranya adalah tema, alur, tokoh, point of view atau sudut pandang dan setting atau latar, amanat, dan gaya bahasa. Salah satu unsur yang dapat dipelajari adalah tokoh. Dengan mempelajari bagaimana pembentukan tokoh dan penokohan dapat memberikan gambaran bagaimana seorang pengarang menggambarkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam ceritanya. Character is a personality invested with distinctive attributes and qualities, by a novelist or dramatist or author. (Hawtorn, 2001:13). Karakter merupakan penerapan kepribadian dengan membedakan sifat-sifat dan ciri-ciri, oleh seorang novelis, dramatis, atau pengarang. Selain itu pembentukan karakter seorang

3 tokoh dalam sebuah cerita memiliki peran penting. Secara langsung penokohan merupakan penghubung mengenai pemahaman antara pengarang dan pembaca. Untuk menentukan karakter tokoh dalam cerita tidaklah mudah. Ada karakter tokoh yang statis dan dinamis. The static character is the same sort of person at the end of the story as he was at the beginning. The developing (or dynamic) character undergoes a permanent change in some aspect of his character, personality, our outlook. (Perrine, 1974:71). Tokoh statis adalah tokoh dengan karakter yang sama diakhir cerita seperti halnya diawal cerita. Tokoh dinamis mengalami perubahan permanen dalam beberapa aspek dalam karakternya, kepribadiannya, dan pandangannya. Kajian Kesusastraan yang masih belum banyak diminati sebagai kajian untuk tugas akhir atau skripsi menjadi alasan utama mengapa penulis mengambil kesusastraan sebagai kajiannya. Dengan menggunakan novel Harry Potter karya J.K Rowling, penulis merasa harus melakukan sebuah analisis tentang bagaimana seorang tokoh dalam sebuah cerita dapat menjadi tokoh penentu dalam cerita tersebut. Karakterisasi atau penokohan menjadi tolak ukur utama proses cerita tersebut terkemas secara rapi oleh pengarangnya. Tentu saja sebuah karakter tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa adanya unsur lain yang mendukung. Dengan menggunakan media novel, penelitian ini berjudul Tokoh Utama Dalam Novel Harry Potter and The Prisoner of Azkaban Karya J.K. Rowling: Sebuah Kajian Kesusastraan.

4 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimana cara pengarang menokohkan tokoh Harry Potter dalam novel Harry Potter and The Prisoner of Azkaban? 2. Cara penokohan manakah yang paling dominan? 1.3 Ruang Lingkup/ Batasan Masalah Menyesuaikan dengan judul penelitian yaitu Tokoh Utama Dalam Novel Harry Potter and The Prisoner of Azkaban Karya J.K. Rowling: Sebuah Kajian Kesusastraan. data yang diteliti dibatasi dengan kajian dalam segi kesusastraan. Masalah yang diteliti berupa karakter tokoh utama dan tidak membahas lebih jauh mengenai unsur-unsur lain. Dengan menggunakan salah satu novel Harry Potter karya J.K Rowling akan dijadikan sebagai sumber data penelitian. Diharapkan novel tersebut dapat menjawab identifikasi masalah yang tengah diteliti. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana cara pengarang menokohkan tokoh Harry Potter yang dibentuk menjadi tokoh utama dalam novel tersebut. 2. Untuk mengetahui cara penokohan manakah yang paling dominan yang digambarkan oleh pengarang.

5 1.5 Objek dan Metode Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah dengan mengambil salah satu judul novel seri Harry Potter karya J.K. Rowling. Alasan menggunakan novel karya J.K Rowling dikarenakan novel tersebut merupakan novel terlaris di dunia. Seluruh seri dari novel tersebut telah difilmkan dan menjadi film box office di seluruh dunia. Mendunianya seri novel dan seri filmnya menjadi alasan penulis menganalisa mengenai penggambaran tokoh dan juga penokohannya. J.K. Rowling dengan apik membuat setiap tokoh yang dibuatnya semenarik mungkin dan Harry Potter menjadi tokoh utama yang diangkat. Dengan alasan tersebut penulis merasa harus menganalisis mengenai penggambaran tokoh dan mengetahui bagaimana cara pengarang meyakinkan pembaca dengan tokoh tersebut. Oleh karena itu penulis merasa harus menganalisis hal tersebut dan layak untuk diketahui. Penulis mengambil unsur-unsur novel yang terdapat dalam novel karya J.K Rowling dan menganalisanya dari segi kesusastraan. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif. Penelitian menggunakan metode desriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpresi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119). Metode ini terbatas pada pengungkapan suatu masalah dan pengungkapan fakta. Dengan metode ini bahan penelitian akan dikumpulkan, disusun, dan dianalisis. Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karateristik objek dan subjek yang diteliti

6 secara tepat. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini metode deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Dengan kata lain, metode ini memiliki bentuk yang sangat sederhana karena mudah dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statistik yang kompleks. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini dimulai dengan Bab I yang membahas pendahuluan, yang mencangkup latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, objek dan metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada Bab II diuraikan kajian teori yang mendasari peneletian ini. Selanjutnya pada Bab III penulis akan menganalisa data dari novel karya J.K. Rowling yang berkaitan dengan kesusastraan.