ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DI LANGIT-LANGIT TERHADAP PERFORMANSI AKUSTIK DI RUANG RAPAT P213 GEDUNG P UNIVERSITAS TELKOM

DENDY D. PUTRA 1, Drs. SUWANDI, M.Si 2, M. SALADIN P, M.T 3. Abstrak

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3892

PENGARUH PENAMPANG ASIMETRIS TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDIO VISUAL GEDUNG S2 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TELKOM

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

1.1. Latar Belakang Setiap ruangan harus memiliki 3 aspek yang harus diperhatikan, akustik, thermal dan pencahayaan. Aspek-aspek ini memiliki

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

OPTIMALISASI KINERJA PARAMETER AKUSTIK DENGAN MEMODIFIKASI KONFIGURASI DISTRIBUSI SPEAKER PADA MASJID SYAMSUL ULUM

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB

Pengaruh Sisipan Resonator Jamak Terhadap Serapan Dan Respon Spasial Pada Primitive Roots Diffuser (PRD)

Pengaruh Variasi Jenis Bahan terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequence) Dua Dimensi

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

Kajian tentang Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara Ramah Lingkungan

PERANCANGAN ULANG RUANG AULA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO DARI SEGI AKUSTIK

Evaluasi Kondisi Akustik di Gedung Konferensi Asia Afrika

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB

AKUSTIKA RUANG KULIAH

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI BAHAN AMPAS TEBU DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL. Oleh: Arif Widihantoro NIM: TUGAS AKHIR

PENILAIAN KUALITATIF KONDISI AKUSTIK RUANG KONFERENSI ASIA AFRIKA

PERBAIKAN KUALITAS AKUSTIK RUANG MENGGUNAKAN PLAFON VENTILASI BERDASARKAN WAKTU DENGUNG STUDI KASUS RUANG KELUARGA PADA RUMAH TIPE 70

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026

OPTIMALISASI PERFORMA AKUSTIK RUANG PADA RUANG IBADAH UTAMA DI GEREJA KATHOLIK PAROKI SANTO THOMAS KELAPA DUA DEPOK JAWA BARAT

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung

TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB

[ANALISIS JUDGMENT SUBJEKTIF KUALITAS AKUSTIK GEDUNG TEATER TERTUTUP DAGO TEA HOUSE]

Optimasi Kinerja Primitive Root Diffuser (PRD) dengan Teknik Sisipan Resonator Jamak

Analisis Karakteristik Akustik Pada Ruang Peribadatan Masjid : Studi Kasus Masjid Istiqamah

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN

PENGARUH LEBAR DIFUSER TERHADAP POLA HAMBURAN DENGAN TIPE DIFUSER Heru Widakdo, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

LATAR BELAKANG UTS TF AKUSTIK [NARENDRA PRATAKSITA ]

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

METODE PENELITIAN. A. Bahan dan Materi Penelitian. Dikarenakan objek studi masih dalam rupa desain prarancangan maka bahan

Kondisi Akustik TVST B

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

Pengaruh Variasi Jenis Bahan Terhadap Pola Hamburan pada Difuser MLS (Maximum Length Sequences)

Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN

ANALISA AKUSTIK RUANG KULIAH 9222 GKU TIMUR ITB UTS TF 3204-AKUSTIK. Disusun Oleh: Suksmandhira H ( )

APLIKASI VARIABEL PENYERAP BUNYI SEDERHANA UNTUK WAKTU DENGUNG FREKUENSI MENENGAH ATAS PADA AUDITORIUM FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-144

UTS Akustik (TF-3204) Dosen : Joko sarwono. Kriteria Akustik Gedung Serba Guna Salman ITB

Karakterisasi Dua Dimensi Difuser MLS (Maximum Length Squence) dengan Model yang Terbuat dari Limbah Kertas dan Bahan Kayu

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

Perancangan Ulang Akustik pada Auditorium STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

UJIAN TENGAH SEMESTER TF3204 AKUSTIK


Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME)

Keadaan Akustik Ruang TVST 82

STUDI TENTANG PENGARUH PROSENTASE LUBANG TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

UTS TF-3204 AKUSTIK PENILAIAN DAN OBSERVASI RUANG TVST C ITB

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR

Perancangan dan Pembuatan Difuser QRD (Quadratic Residue Difuser) Dengan Lebar Sumur 8,5 Cm

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

OPTIMASI ELEMEN INTERIOR UNTUK PENINGKATAN AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI Studi Kasus Ruang Jelantik Jurusan Arsitektur ITS

PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN AKUSTIKA RUANG DALAM PADA PERANCANGAN AUDITORIUM MONO-FUNGSI, SIDOARJO - JAWA TIMUR

DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

Perancangan dan Pembuatan Difuser QRD (Quadratic Residue Difuser) Dengan Lebar Sumur 8,5 Cm

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

Optimalisasi Kenyamanan Akustik Ruang pada JX International Surabaya

ANALISIS KINERJA AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM MONO-FUNGSI (STUDI KASUS RUANG JELANTIK JURUSAN ARSITEKTUR ITS)

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK AKUSTIK RUANG PADA GEDUNG INDOOR DAGO TEA HOUSE BANDUNG OLEH: NAMA : SITI WINNY ADYA M NIM:

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Penyerapan Bunyi

Perbaikan Kualitas Akustik Lapangan Futsal Indoor Pertamina ITS Menggunakan Panel Akustik Gantung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan sebuah ruang untuk lebih dari satu fungsi akustik sudah menjadi

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka

STUDI TENTANG PENGARUH RONGGA TERHADAP DAYA ABSORPSI BUNYI

Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB

PENDEKATAN AKUSTIK ADAPTIF DALAM OPTIMALISASI WAKTU DENGUNG PADA GEREJA KATOLIK DI JAKARTA

STUDI AWAL PENGUKURAN KOEFISIEN HAMBURAN DIFUSER MLS (MAXIMUM LENGTH SEQUENCES) Oleh : M Farid Ardhiansyah

Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium

Gambar 1. Ruang 9231 (sumber: kamera penulis)

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT

BAB I PENDAHULUAN. pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Penilaian Kualitas Akustik Auditorium

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 666 ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN ABSORBER DAN DIFFUSOR TERHADAP KINERJA AKUSTIK PADA DINDING AUDITORIUM (KU3.08.11) ANALYSIS OF ABSORBER AND DIFFUSOR INSTALLATION ON WALL TOWARD ACOUSTIC PERFORMANCE AT AUDITORIUM (KU3.08.11) Shinta Rizqi Amalia 1, Suwandi 2, Muh. Saladin Prawirasasra 3. 1,2,3 Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom. 1 shinta.sra@gmail.com, 2 suwandi.sains@gmail.com, 3 prawirasasra.bibin@gmail.com Abstrak Auditorium merupakan sebuah ruangan besar yang biasanya digunakan untuk pertemuan umum. Di Universitas Telkom, terdapat auditorium yang sering digunakan untuk melakukan perkuliahan umum, seminar, atau biasa disebut dengan room for speech. Dalam penilaian akustik, suatu ruangan dinilai berdasarkan parameter akustik objektif dan parameter akustik subjektif. Parameter akustik objektif terdiri dari waktu dengung, tingkat bising latar belakang, listening level, dan RASTI. Sedangkan untuk parameter akustik subjektif dinilai berdasarkan penilaian dari manusia. Pada ruang auditorium (KU3.08.11) telah dilakukan pengukuran lapangan dengan hasil waktu dengung 1,5s 1,6 s, listening level yang sesuai, RASTI 58%, dan NC 25 dari hasil tersebut untuk parameter waktu dengung dan RASTI belum memenuhi rekomendasi nilai untuk room for speech. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi pemasangan absorber dan diffusor pada dinding ruang untuk mengetahui pengaruh perubahan parameter akustik objektif pada ruangan. Dari hasil simulasi diperoleh hasil waktu dengung antara 0,64s 0,92s dengan pemasangan absorber pada dinding bagian samping dan belakang serta pemasangan diffusor pada kolom dinding bagian samping. Kata Kunci: auditorium, parameter akustik objektif, absorber, diffusor. Abstract Auditorium is a large room that is usually used for public gatherings. At the University of Telkom, there are auditoriums are often used to conduct public lectures, seminars, or commonly called a room for speech. In the assessment of acoustics, a room acoustic parameters assessed by objective and subjective acoustic parameters. Objective acoustic parameters consist of the reverberation time, background noise level, listening level, and Rasti. As for the subjective acoustic parameters assessed based on an assessment of the human being. In the auditorium (KU3.08.11) has conducted field measurements with the results of reverberation time 1,5s - 1.6 s, listening appropriate level, Rasti 58%, and NC 25 of these results for the reverberation time parameter and value Rasti not meet recommendations for room for speech. In this study, simulation and diffusor absorber mounting on the wall space to determine the effect of changing the objective acoustic parameters of the room. From the simulation results obtained reverberation time between 0,64s - 0,92s with absorber mounting on the wall side and rear diffusor and the installation on the side wall of the column. Keynote: auditorium, objective acoustic parameters, absorber, diffusor. 1. Pendahuluan Auditorium (KU3.08.11) merupakan salah satu ruangan multimedia yang digunakan untuk perkuliahan kelas internasional pada Universitas Telkom. Ruangan ini biasanya digunakan untuk seminar, kuliah umum atau biasa disebut dengan room for speech. Room for speech memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi melalui percakapan[1]. Percakapan yang dilakukan harus tersampaikan dengan baik kepada pendengar. Kinerja akustik pada suatu ruang dipengaruhi oleh bentuk geometris ruangan dan material penyusun ruangan. Sebagai standar kinerja akustik yang baik, suatu ruang harus dinilai berdasarkan parameter akustik objektif yang meliputi Listening Level, waktu dengung, RASTI, dan bising latar belakang dengan nilai tertentu yang direkomendasikan agar ruangan menghasilkan kinerja akustik sesuai dengan dengan fungsinya [1,2,3]. Untuk memenuhi standar parameter akustik ruang, room for speech harus dirancang dengan baik agar terhindar dari cacat akustik. Cacat akustik sering terjadi pada suatu ruangan tertutup, cacat akustik yang sering dijumpai seperti gema, gaung, pemusatan bunyi, dll[4]. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pemasangan absorber pada suatu ruangan tertutup. Pada penelitian sebelumnya, pemasangan absorber pada langitlangit ruangan dengan mengubah nilai koefisien absorbsi dan mengubah nilai luas penampang didapatkan hasil semakin luas permukaan absorber maka nilai waktu dengung semakin besar, tetapi nilai LL dan RASTI menjadi menurun, sedangkan semakin besar nilai koefisien absorbsi maka energi suara yang terserap semakin banyak sehingga energi pantul pada ruangan tersebut berkurang[1]. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 667 pemasangan absorber dan diffusor pada dinding ruangan untuk mengetahui pengaruh terhadap parameter akustik ruangan tersebut. Pada dinding ruangan tertutup yang terpasang absorber dan diffusor lebih dapat mendifusikan energi suara dan dapat menyerap energi suara yang baik pada bagian sisi dinding penonton[4]. Berdasarkan hasil pengkuran lapangan, auditorium gedung Tokong Nanas mempunyai nilai listening level yang sesuai, waktu dengung 1,5-1,6 detik, RASTI 58%, dan noise criteria tanpa AC dan dengan AC 25 dengan referensi akustik untuk room for speech adalah Listening Level dengan nilai antar titik pengukuran yang berdekatan < 10 db, waktu dengung berkisar antara 0,6-0,8 detik, RASTI dengan kriteria nilai baik(60-75%), dan noise criteria 25-30[1,2,3]. Dari hasil pengukuran didapat nilai waktu dengung, dan RASTI tidak memenuhi syarat room for speech. Untuk itu, perlu dilakukan treatment akustik pada ruang auditorium gedung Tokong Nanas. Treatment akustik yang dilakukan adalah dengan mesimulasikan di software CATT Acoustic dengan cara mengubah koefisien absorpsi material dan posisi material pada dinding ruangan sehingga didapatkan hasil akhir parameter ruangan yang diinginkan. 2. Dasar Teori 2.1 Waktu Dengung Waktu dengung atau Reverberation Time (RT) merupakan waktu agar tingkat tekanan bunyi dalam ruangan berkurang 60 db setelah bunyi dihentikan [2]. Besaran dari waktu dengung adalah dalam detik. Waktu dengung sering kali dijadikan acuan awal ketika merancang akustika ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Setiap ruangan memiliki waktu dengung yang berbeda sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Untuk waktu dengung pada ruang room for speech memiliki nilai waktu dengung berkisar antara 0,6 detik 0,8 detik. Waktu dengung dipengaruhi oleh volume ruang, fungsi ruang, material bahan ruangan, dan jumlah penonton dalam ruangan [1]. Waktu dengung dapat diukur menggunakan rumus sabine ataupun dengan perangkat lunak komputer. Rumus sabine suatu ruangan sebagai berikut [2]. 0, 16V RT = (1) A A=S1 1+s2 2+ +Sn n (2) Dengan, RT : waktu dengung (detik) V : volume ruang (m 3 ) A : penyerapan ruang total (sabin m 2 ) S : luas permukaan (m 2 ) α : koefisien penyerapan bahan. 2.2 Bising Latar Belakang Bising latar belakang atau Background Noise termasuk dalam salah satu parameter akustik objektif. Tingkat bising latar belakang maksimum yang dibolehkan yang direkomendasi dalam berbagai pemilikan dapat dinyatakan dalam kurva noise criterion (NC). Kurva-kurva NC ini direkomendasikan untuk spesifikasi jumlah tingkat bising latar belakang yang diinginkan untuk berbagai fungsi ruangan. Untuk ruang pertemuan atau auditorium sekolah memiliki nilai NC antara 25-30 [2]. 2.3 Listening Level Listening level adalah keseragaman tingkat tekanan bunyi disetiap titik pengukuran. Listening level berhubungan dengan tingkat tekanan bunyi yaitu nilai Lp harus kurang dari 10 db untuk semua frekuensi karena telinga manusia tidak mampu membedakan suara yang lebih dari 10 db [1]. 2.4 RASTI RASTI (Rapid Speech Transmission Index) merupakan sebuah metode untuk mengetahui kejelasan percakapan(artikulasi) yang terdapat dalam suatu ruangan. RASTI memiliki nilai dalam % antara 0 sampai 100. Semakin tinggi nilai RASTI maka semakin baik kejelasan percakapan yang terjadi didalam ruangan tersebut. 2.5 Karakterisasi Permukaan Ruangan Karakteristik akustik permukaan terbagi menjadi tiga yaitu : a. Bahan penyerap suara (Absorber) Permukaan yang terbuat dari material yang dapat menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang. b. Bahan pemantul suara (Reflektor) Permukaan yang terbuat dari material yang bersifat untuk memantul sebagian atau seluruh energi suara yang datang. c. Bahan penyebar suara (Diffusor)

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 668 Permukaan yang dibuat tidak merata secara akustik untuk menyebarkan energi suara yang datang. Diffusor adalah material akustik yang digunakan untuk memperbaiki penyimpangan suara dalam ruangan, contohnya gema [6]. Diffusor memiliki fungsi menghamburkan gelombang bunyi dan tidak menghasilkan energi bunyi. Prinsip kerja diffusor berkaitan dengan reduksi fraksi energi gelombang yang dipantulkan secara spekular akibat adanya sebagian energi bunyi yang dihamburkan oleh permukaan [6]. 3. Pembahasan 3.1 Hasil pengukuran lapangan dan simulasi kondisi aktual Pengukuran lapangan dilakukan pada hari Rabu, 20 Januari 2016 pukul 10.00 WIB. Ruangan yang digunakan untuk pengukuran lapangan adalah ruang auditorium (KU3.08.11) gedung Tokong Nanas Universitas Telkom. Pada saat melakukan pengukuran lapangan, ruangan dalam keadaan kosong. Parameter objektif yang diukur adalah bising latar belakang, waktu dengung, Listening Level, dan RASTI. Pada Gambar 1 menampilkan denah titik pengukuran. Gambar 1 Denah titik pengukuran Pada Tabel 1 menunjukkan hasil pengukuran lapangan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa auditorium (KU3.08.11) belum memenuhi rekomendasi room for speech pada parameter waktu dengung dan RASTI. Setelah melakukan pengukuran lapangan, maka tahapan selanjutnya adalah simulasi geometri kondisi aktual ruangan dan validasi, simulasi dilakukan pada perangkat lunak CATT Acoustic. Gambar 2 menunjukan hasil simulasi geometri ruangan. Tahapan selanjutnya adalah memvalidasi hasil pengukuran lapangan dengan hasil simulasi geometri ruangan dengan cara membandingkan hasil pengukuran lapangan dengan hasil simulasi geometri. Hasil error dari perbandingan pengukuran lapangan dengan hasil simulasi harus kurang dari 5% sehingga hasil tersebut dapat dikatakan valid [5]. Pada simulasi ini, hasil error kurang dari 5%. Tabel 1 Hasil pengukuran dan rekomendasi ruangan Parameter Hasil Pengukuran Lapangan Rekomendasi Listening Level 6,7 db < 10 db Waktu dengung 1,5 s 1,6 s 0,6 s 0,8 s RASTI 58 % > 75 % Noise criteria 25 25-30

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 669 Gambar 2 Desain geometri ruangan (a) Tampak samping (b) Tampak belakang (c) Tampak depan 3.2 Hasil simulasi Simulasi dilakukan dengan tiga kondisi berbeda. Kondisi pertama yaitu dengan menggunakan material absorber dengan mengubah posisi absorber, kondisi kedua yaitu menggunakan material diffusor dengan mengubah posisi diffusor, dan kondisi ketiga yaitu menggunakan material absorber pada dinding samping dan dinding belakang ruangan, serta menggunakan material diffusor pada kolom dinding bagian samping ruangan. Material yang digunakan pada simulasi ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut [7,8]. Tabel 2 Nama material absorber dan diffusor dan nilai koefisien absorpsi Koefisien absorpsi Jenis Nama Material Bahan Hz Hz Hz hz Hz Hz Absorber 1 Insulco Australia ISB 5. 85mm 0,45 0,69 0,82 0,80 0,80 0,93 Absorber 2 Ownes Corning 705 ASJ, Rigid Fibreglass 0,58 0,49 0,73 0,76 0,55 0,35 Absorber 3 Rockwool RW5. 300mm 0,40 0,75 0,90 0,80 0,90 0,85 Diffusor 1 Hybrid Absorber-Diffusor (BAD panel mounted on 2,5 cm fiberglass) 0,17 0,40 0,86 1,00 0,84 0,61 Diffusor 2 2D. N=7 QRD as line above with cloth covering 0,16 0,17 0,28 0,41 0,26 0,30 Diffusor 3 1D. N=7 QRD as line above with cloth covering 0,13 0,14 0,20 0,24 0,20 0,23 3.2.1 Hasil simulasi kondisi 1 Pada kondisi ini, dilakukan empat perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama adalah dengan pemasangan material absorber pada seluruh permukaan dinding. Pada perlakuan ini diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Perlakuan kedua adalah dengan pemasangan material absorber pada dinding bagian depan ruangan dengan hasil seperti pada Tabel 4, perlakuan ketiga adalah dengan pemasangan absorber pada dinding bagian samping ruangan dengan hasil pada Tabel 5, dan terakhir adalah dengan memasangan material absorber pada dinding bagian belakang ruangan dengan hasil yang terlihat pada Tabel 6.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 670 Tabel 3 Waktu dengung kondisi 1A Waktu Dengung(s) Material 1 0,67 0,47 0,60 0,47 0,94 0,35 Material 2 0,56 0,57 0,64 0,57 0,55 0,56 Material 3 0,73 0,46 0,58 0,47 0,65 0,46 Tabel 5 Waktu dengung kondisi 1C Material 1 1,11 0,83 0,88 0,78 0,79 0,71 Material 2 1,03 0,87 0,93 0,79 0,86 0,81 Material 3 1,11 0,83 0,93 0,81 0,8 0,75 Tabel 4 Waktu dengung kondisi 1B Waktu Dengung (s) Material 1 1,07 0,81 0,82 0,83 0,97 0,79 Material 2 0,97 0,9 0,82 0,8 0,96 0,94 Material 3 1,14 0,81 0,82 0,8 1 0,76 Tabel 6 Waktu dengung kondisi 1D Material 1 1,38 1,06 1 0,99 1,21 0,99 Material 2 1,35 1,11 1 1 1,07 1,06 Material 3 1,41 1,05 1 0,98 1,05 0,98 Dari hasil tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil posisi, luas permukaan material, dan koefisien material mempengaruhi nilai waktu dengung. Dari simulasi yang dilakukan pada kondisi ini hasil paling baik adalah dengan posisi material berada di dinding bagian samping dengan menggunakan material 2. Nilai ini paling banyak menyakup rekomendasi room for speech di setiap frekuensi dengan rentang nilai 0,78 s 1,11 s. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk nilai parameter RASTI. Untuk parameter RASTI paling baik diperoleh dari hasil simulasi kondisi pemasangan absorber di seluruh permukaan dinding menggunakan material 3 dengan rentang nilai RASTI antara 76% sampai dengan 86%. Hasil RASTI dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10. Tabel 7 Nilai RASTI kondisi 1A Tabel 8 Nilai RASTI kondisi 1B Material 1 73 86 1,81 Material 1 64 71 1,31 Material 2 73 77 1,13 Material 2 62 68 1,17 Material 3 76 86 2,28 Material 3 66 75 1,56 Tabel 9 Nilai RASTI kondisi 1C Tabel 10 Nilai RASTI kondisi 1D Material 1 62 72 2,58 Material 1 56 63 1,41 Material 2 61 69 2,07 Material 2 56 61 1,26 Material 3 61 72 2,70 Material 3 56 62 1,23 3.2.2 Hasil Simulasi kondisi 2 Pada kondisi ini, dilakukan empat perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama adalah dengan pemasangan material diffusor pada seluruh permukaan dinding. Pada perlakuan ini diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11. Perlakuan kedua adalah dengan pemasangan material diffusor pada dinding bagian depan ruangan dengan hasil seperti pada Tabel 12, perlakuan ketiga adalah dengan pemasangan diffusor pada dinding bagian samping ruangan dengan hasil pada Tabel 13, dan terakhir adalah dengan memasangan material diffusor pada dinding bagian belakang ruangan dengan hasil yang terlihat pada Tabel 14.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 671 Tabel 11 Waktu dengung kondisi 2A Material 1 1,34 0,66 0,72 0,43 0,44 0,44 Material 2 1,4 1,17 1,14 0,61 0,91 0,61 Material 3 1,56 1,3 1,45 0,87 0,94 0,7 Tabel 13 Waktu dengung kondisi 2C Material 1 1,44 0,91 0,94 0,82 0,91 0,73 Material 2 1,47 1,21 1,14 0,87 1,01 0,82 Material 3 1,56 1,27 1,29 1 1,06 0,86 Tabel 12 Waktu dengung kondisi 2B Material 1 1,48 0,97 0,78 0,77 0,81 0,84 Material 2 1,5 1,22 1,14 0,92 1,07 0,99 Material 3 1,57 1,27 1,24 1,05 1,12 0,99 Tabel 14 Waktu dengung kondisi 2D Material 1 1,53 1,14 0,97 0,98 1,2 0,96 Material 2 1,54 1,23 1,14 1,07 1,19 1,09 Material 3 1,56 1,26 1,18 1,14 1,2 1,12 Dari hasil tabel-tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil posisi, luas permukaan material, dan koefisien material mempengaruhi nilai waktu dengung. Dari simulasi yang dilakukan pada kondisi ini hasil paling baik adalah dengan posisi material berada di dinding bagian depan dengan menggunakan material 1. Nilai ini paling banyak menyakup rekomendasi room for speech di setiap frekuensi dengan rentang nilai 0,77 s 1,48 s. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk nilai parameter RASTI. Untuk parameter RASTI paling baik diperoleh dari hasil simulasi kondisi pemasangan diffusor di seluruh permukaan dinding menggunakan material 1 dengan rentang nilai RASTI antara 76% sampai dengan 84%. Hasil RASTI ditunjukkan pada Tabel 15, Tabel 16, Tabel 17, dan Tabel 18 dibawah ini. Tabel 15 Nilai RASTI kondisi 2A Tabel 16 Nilai RASTI kondisi 2B Material 1 76 83 1,56 Material 1 66 71 1,16 Material 2 56 61 1,33 Material 2 55 61 1,31 Material 3 53 58 1,28 Material 3 54 60 1,34 Tabel 17 Nilai RASTI kondisi 2C Tabel 18 Nilai RASTI kondisi 2D Material 1 62 72 2,57 Material 1 57 63 1,32 Material 2 56 61 1,36 Material 2 53 59 1,28 Material 3 53 59 1,39 Material 3 53 59 1,45 3.2.3 Hasil simulasi kondisi 3 Simulasi kondisi 3 adalah dengan cara mengkombinasikan material absorber dan diffusor pada dinding ruangan. Pada percobaan ini, variabel tetap yang digunakan adalah dinding bagian depan, sedangkan untuk dinding bagian samping dan belakang menggunakan absorber. Untuk penggunaan material diffusor diletakkan pada kolom dinding yang ada dibagian samping ruangan.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 672 Tabel 19 Waktu dengung kondisi 3 Kombinasi Waktu Dengung (s) No. Absorber Diffusor 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz A 1 1 0,94 0,71 0,83 0,63 0,9 0,54 B 1 2 0,96 0,69 0,81 0,63 0,66 0,51 C 1 3 0,94 0,68 0,84 0,61 0,7 0,54 D 2 1 0,89 0,76 0,84 0,62 0,74 0,68 E 2 2 0,92 0,76 0,78 0,64 0,79 0,69 F 2 3 0,85 0,77 0,83 0,64 0,79 0,7 G 3 1 1,02 0,66 0,84 0,62 0,71 0,53 H 3 2 0,99 0,66 0,8 0,61 0,67 0,55 I 3 3 1 0,68 0,89 0,62 0,65 0,55 Pada percobaan ini, diperoleh hasil waktu dengung yang bervariatif dan hampir memenuhi rekomendasi waktu dengung di setiap frekuensi untuk setiap kombinasi hal ini dapat dilihat pada Tabel 19. Pada tabel tersebut menunjukkan nilai waktu dengung dari masing-masing kombinasi yang dilakukan. Dari berbagai kombinasi yang telah dilakukan, hasil paling baik diperoleh dari kombinasi E dengan rentang nilai 0,64s sampai 0,92s. Walaupun pada frekuensi 125 Hz nilai waktu dengung belum memenuhi rekomendasi tetapi secara keselurahan pada frekuensi lainnya kombinasi ini masih memiliki waktu dengung yang baik. Sedangkan untuk nilai RASTI, hasilnya tidak sebaik waktu dengung karena hampir di semua kombinasi hasil RASTI masih dibawah 75%. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa ruang auditorium (KU3.08.11) belum memenuhi syarat room for speech pada parameter waktu dengung dan RASTI dalam kondisi ruangan kosong. Nilai koefisien absorpsi material mempengaruhi nilai RASTI dan waktu dengung. Semakin tinggi nilai koefisien absorpsi maka semakin tinggi pula nilai RASTI, dan semakin kecil nilai waktu dengung. Berdasarkan hasil penelitan dengan merubah posisi letak absorber dan diffusor yang dipengaruhi dengan luas penampang material, didapatkan hasil semakin luas penampang absorber maka nilai RASTI semakin tinggi dan waktu dengung semakin kecil, sedangkan semakin luas penampang diffusor maka nilai RASTI semakin kecil dan waktu dengung semakin besar. Dari beberapa simulasi yang dilakukan yaitu mengubah koefisien absorpsi, posisi, dan penggabungan material, diperoleh hasil simulasi desain rekomendasi yang paling baik untuk auditorium (KU3.08.11) dalam keadaan kosong adalah menggunakan kombinasi material E pada kondisi 3 yaitu material Ownes Corning 705 ASJ, Fibreglass sebagai absorber dan 2D N=7 QRD as line above with cloth covering sebagai diffusor dengan pemasangan absorber pada dinding bagian samping dan belakang serta diffusor pada kolom dinding bagian samping dengan rentang nilai waktu dengung antara 0,64s sampai 0,92s. Daftar Pustaka [1] Junita, Fatma, Pengaruh Pemasangan Abssorber di Langit-langit Terhadap Performansi Akustik di Ruang Rapat P213 Gedung P Universitas Telkom, Jurnal Teknik Fisika, 2014. [2] Leslie L. Doelle, E.M. (1972). Enviromental Acoustic. New York : Mc Graw-Hill, Inc. [3] Carvalho, A.P.O, Relation Between Rapid Speech transmission Index (RASTI) and Other Accoustical and Architectural Measures In Churches, Applied Acoustic, vol. 1, no. 58, pp. 33-49, 1999 [4] Sutanto. H. (2015). Prinsip-prinsip Akustik dalam Arsitektur. Yogyakarta: PT. Kanisius. [5] Sampurna, Ratna, Pengaruh Penampang Asimetris Terhadap Kinerja Akustik Pada Ruang Audio Visual Gedung S2 Fakultas Teknik Universitas Telkom, Jurnal Teknik Fisika, 2016. [6] Ahmad. F, Optimasi Kinerja Primitive Root Diffuser (PRD) dengan Teknik Sisipan Resonator Jamak, Jurnal Fisika Indonesia, vol. XVIII, no. 52, ISSN : 1410-2994. [7] Fiberglass, Rockwool, Polyester, Cotton, and Sheep Absorption Coefficients. 15-September-2016. 10:29. www.bobgolds.com/absorptioncoefficients.htm [8] Cox, Trevor. J. (2009). Acoustic Absorbers and Diffusers Theory, Design and Application. New york : Taylor & Francis.