BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkemampuan, memiliki pengatahuan dan keterampilan untuk memecahkan. masalah-masalah kehidupan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

BAB I PENDAHULUAN. tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara bertanggung jawab dan mandiri. 3

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, ini terlihat dari bab thaharah (bersuci) yang selalu diletakkan di awal

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

PENERAPAN PUNISHMENT DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAH DI DAYAH DARUL MUTA ALIMIN SKRIPSI. Diajukan Oleh :

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IBADAH BAGI SISWA KELAS 2 SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SERENGAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua. Shalat merupakan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU (SDMT) PONOROGO SKRIPSI. Oleh: Riza Zain Prastian NIM.

BAB I PENDAHULUAN. kefitrahan menuju penunaian tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (al-qattan, 1973: 11). Di dalam al-qur an Allah menjelaskan beberapa ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA UNTUK SHALAT BERJAMA AH (Studi Kasus di SD Muhammadiyah XVI Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB 1 PENDAHULUAN. Kompri, Manajemen Sekolah Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) 199

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pihak yang terkait agar pendidikan dapat berlangsung. sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

Diajukan Oleh. Masithah NIM :

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur an, Litera AntarNusa : Bogor, 2001, hlm

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

MANAJEMEN KESISWAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI ISLAMI SISWA (Studi Empirik di MTs Negeri Surakarta 1 Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

Tips dalam Memahami Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB II TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin besarnya arus globalisasi yang membawa suasana kehidupan semakin penuh dengan persaingan, sehingga semua disibukkan dengan keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, tahun 2016 secara cepat arus globalisasi telah mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat di Indonesia, keadaan ini menimbulkan banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil dan sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, budaya, serta keyakinan. Landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT sangat penting, tanpa keimanan dan jiwa taqwa kepada Tuhan YME, pengetahuan, pangkat, kedudukan dan kekayaan akan dapat membahayakan, menyengsarakan dan mengganggu keamanan serta ketentraman masyarakat sekitar (Darajat, 2006:47). Keimanan dan ketaqwaan tidak terlepas dari amaliyah sehari-hari yang dilakukan oleh tiap manusia dari sebuah implementasi rasa syukur sampai dengan pendidikan shalat berjama ah yang sangat besar manfaatnya dan juga mendapatkan banyak sekali pahala, serta dapat mencegah dari perbuatan yang 1

2 keji dan munkar, meningkatkan disiplin hidup, membuka hati pada kebenaran dan masih banyak lagi manfaat lainnya bagi kebutuhan hidup manusia. Shalat merupakan asas yang fundamental yang dijadikan tolak ukur dasar kualitas keimanan alam diri seseorang. Maka dari itu mempelajari shalat sejak dini sangatlah penting, dipahami dan diamalkan sebaik mungkin dengan benar, agar manfaatnya dapat dinikmati dan dirasakan dalam kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Apabila kita melatih anak sejak dini untuk melaksanakan ibadah shalat maka sampai besar nanti pasti akan selalu memelihara ketaqwaannya, serta mampu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan menumbuhkan pribadi yang disiplin. Upaya untuk menanamkan sikap disiplin dalam pendidikan shalat tidak terlepas dari motivasi yang diberikan seorang guru kepada siswanya, yaitu upaya seorang guru dalam memberikan bimbingan kepada siswas sejak dini untuk terus tekun, semangat dan tertib dalam melaksanakan shalat secara ikhlas setiap waktu. Pada prinsipnya mengajarkan shalat terlebih dahulu dimulai dari kedua orang tua dan pengasuh (guru) untuk mengajarkan teori disertai dengan memberi contoh baik bacaan maupun gerakannya (praktek) (Jaelani, 2000:5). Nabi Muhammad SAW dalam shahih Bukhori (Juz 7:77), mengajarkan supaya shalat lebih bermakna, maka dengan cara memberi contoh dalam pelaksanaan shalat secara langsung. Rasullullah SAW bersabda: ص ل وا ك م ا ر أ ي ت م ون ي أ ص ل ي Yang artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat (H.R. Bukhori)

3 Shalat merupakan rukun Islam yang kedua, kedudukannya dalam kehidupan umat muslim begitu sangat penting, bahkan merupakan ibadah yang paling utama karena merupakan induk dari semua ibadah. Shalat akan dipertanggung jawabkan pertama kali sebelum ibadah yang lainnya, karena dengan shalat merupakan tiang dari agama, yang mana tegak atau robohnya agama Islam itu tergantung dari shalat itu. Oleh karena itu shalat harus diajarkan sejak dari anak-anak sehingga akan terbiasa dan disiplin dalam melaksanakan ibadah shalat. Pembelajaran di tingkat sekolah dasar, shalat fardhu menjadi salah satu kurikulum sehingga keharusan bagi setiap muslim untuk melaksanakan dan mengamalkannya. Salah satu bentuk shalat fardhu yang bertepatan dengan kegiatan pembelajaran di tingkat dasar adalah shalat dzuhur, hal ini menginspirasi peneliti untuk melakukan penelitian terhadap sejauh mana hubungan dari kedisiplinan siswa dalam beribadah shalat berjama ah. Penanaman nilai disiplin dalam hal beribadah shalat berjama ah yang dipaparkan pada paragraf-paragraf di atas merupakan dasar peneliti dan mendorong peneliti melakukan penelitian mengenai penanaman nilai-nilai disiplin beribadah shalat berjama ah pada siswa di lingkungan Sekolah Dasar, agar penelitian terfokus dan memudahkan peneliti maka lokasi yang yang ditetapkan untuk diadakan penelitian yaitu SD Muhammadiyah XVI Surakarta. SD Muhammadiyah XVI merupakan salah satu Sekolah Dasar di kabupaten Surakarta dalam penerapan sistem pembelajarannya saat ini telah menunjukkan keterpaduan antara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

4 serta melakukan penanaman nilai-nilai moral dan disiplin yang cukup bagus sehingga selalu menghasilkan output lulusan yang bermutu unggul. Sehubungan dengan perkembangan jaman yang semakin maju para guru ataupun pendidik di sekolah khususnya SD Muhammadiyah XVI Surakarta menyadari akan peran dan tanggung jawabnya yang semakin besar dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Peran tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler yaitu melalui proses pembelajaran di kelas, dan melalui kegiatan ekstrakurikuler yaitu melalui proses pembelajaran di luar jam kelas seperti diskusi, ceramah agama, dan pembinaan spiritual lainnya. Kaitannya dengan penanaman nilai kedisiplinan berbadah shalat berjama ah pada siswa pihak sekolah menyadari bahwa SD Muhammadiyah XVI Surakarta masih memiliki kelemahan, diantaranya adalah disinyalir bahwa SD Muhammadiyah XVI Surakarta yang belum mampu untuk meningkatkan kualitas lulusan siswa yang bermutu unggul dengan nilai kedisiplinan beribadah yang tinggi, kualitas guru atau kurangnya pemahaman guru dan pihak sekolah dalam mengintegrasikan pendidikan Agama ke dalam setiap mata pelajaran, hambatanhambatan guru dan kepala SD Muhammadiyah XVI Surakarta dalam usaha penanaman kedisiplinan siswa, dan penerapan sanksi terhadap siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah belum optimal. Di samping itu adanya kecenderungan siswa yang berkeliaran keluar sekolah pada saat jam pelajaran kosong sehingga mengganggu ketertiban sekolah dan lingkungannya, serta upaya untuk melakukan kegiatan amal dan pengabdian masyarakat sering terkendala

5 oleh kurangnya dukungan dana dari anggaran pemerintah maupun dari masyarakat sekitar. Hasil temuan awal peneliti mengenai kegiatan penanaman nilai-nilai moral yang ada di lingkungan SD Muhammadiyah XVI Surakarta, maka dalam penelitian ini nanti lebih ditekankan pada 1) pola dan strategi penanaman kedisiplin dalam beribadah shalat berjama ah pada siswa yang dilakukan oleh pihak lembaga, 2) penanaman nilai kedisiplinan shalat berjama ah pada siswa melalui pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Agama Islam Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai Efektifitas Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa untuk Shalat Berjama ah di SD Muhammadiyah XVI Surakarta. Fokus permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengajaran ibadah shalat. Karena pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah shalat dengan baik dan disiplin. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah peran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam proses shalat jama ah siswa di SD Muhammadiyah XVI Surakarta? 2. Apakah Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat mendorong siswa untuk disiplin shalat berjama ah di SD Muhammadiyah XVI Surakarta?

6 3. Apakah PAI efektif dalam meningkatkan kedisiplinan shalat berjama ah bagi siswa SD Muhammadiyah XVI Surakarta? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : 1. Peran PAI dalam shalat berjama ah siswa di SD Muhammadiyah XVI Surakarta. 2. PAI dalam mendorong siswa untuk disiplin shalat berjama ah siswa di SD Muhammadiyah XVI Surakarta. 3. Efektifitas PAI dalam meningkatkan kedisiplin shalat berjama ah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan pelajaran Pendidikan Agama Islam terutama mengenai kedisiplinan siswa baik dalam segi kedisiplinan shalat berjama ah.. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Kepala sekolah Penelitian ini dapat memberikan masukan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas kedisiplinan dalam praktik di semua kegiatan dalam lingkup sekolah.

7 b) Bagi Guru 1) Mengetahui kadar kedisiplinan beribadah shalat berjama ah siswa. 2) Sebagai bahan bacaan untuk mendidik siswa dalam meningkatkan minat beribadah. c) Bagi Siswa 1) Siswa lebih disiplin dalam menjalankan ibadah shalat berjama ah. 2) Siswa lebih memahami pentingnya shalat berjama ah. d) Bagi Peneliti 1) Penelitian ini dapat digunakan sebagai reverensi oleh peneliti lain. 2) Diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama dalam bidang Pendidikan Agama Islam. E. Penegasan Istilah 1. Efektifitas Efektifitas yaitu ada efeknya (akibatnya) dari hasil yang telah kita lakukan. 2. Pendidikan Agama Islam Suatu bentuk usaha ataupun bimbingan yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam kepada para muridnya. 3. Kedisiplinan Kedisiplinan yaitu suatu bentuk ketertiban ataupun keteraturan yang dihasilkan oleh peraturan-peraturan yang berlaku baik dalam bentuk tersirat ataupun tersurat dan ditaati ataupun diikuti.

8 4. Shalat Berjama ah Shalat berjama ah berarti suatu bentuk ibadah yang tersusun dari perkataan dan perbuatan yang dilakukan bersama-sama dan minimal dilakukan oleh 2 orang yang dimana satu menjadi imam dan yang satu menjadi makmum yang dimana ibadah ini diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.