MENINGKATKAN LEMPAR CAKRAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI KAYU CETAK DI SDN 05 TERDUK DAMPAK

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN LEMPAR LEMBING MELALUI MODIFIKASI BOLA BEREKOR DI SDN 08 TRANS MERBANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Di Sekolah Menengah Kejuruan

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

LOMPAT TINGGI GAYA FLOP DENGAN MODIFIKASI ALAT TALI KARET DI SDN 05 SEBERANG KAPUAS

LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI KARDUS DI SDN 21 SUNGAI AYAK

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI

DRIBBLE SEPAK BOLA DENGAN METODE BERMAIN PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SEKADAU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN

SERVIS BAWAH BOLA VOLI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMPETENSI BERMAIN DI SDN 05 TERDUK DAMPAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DRIBBLE BOLA BASKET DENGAN METODE BERMAIN DI SDN 9 TAPANG PERODAH

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

MENINGKATKAN HEADING DENGAN BOLA KARET DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA DI SDN 14 SUNGAI PUTAT

PASSING BAWAH MELALUI MODIFIKASI BOLAVOLI YANG TERBUAT DARI KERTAS DI SDN 46 ENSALANG

HASIL BELAJAR PUKULAN BOLA KASTI MELAUI PENDEKATAN MEDIA BOLA TENIS DI SDN 25 BAK MERAT

PENINGKATAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DENGAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK DI SDN 35 SULANG BETUNG

MENINGKATKAN LEMPAR LEMBING DENGAN METODE TUGAS DI SMPN 04 BOYAN TANJUNG KABUPATEN KAPUAS HULU

PENINGKATAN PASSING SEPAK BOLA MELALUI PENERAPAN BERMAIN KUCING-KUCINGAN DI SDN 07 NANGA MONGKO

MENINGKATKAN HEADING SEPAK BOLA MELALUI MEDIA BOLA PLASTIK DI SDN 07 SEBABAS

SERVICE BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LEMPAR TANGKAP DI SMPN 1 NANGA MAHAP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RUSLI NIM F

MENINGKATKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI LOMPAT RINTANGAN DI 07 PAKIT MULAU

PENINGKATAN PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA BOLA KARET DI SDN 09 SINGKAM

HASIL BELAJAR DRIBBLE BOLA BASKET DENGAN METODE TUGAS DI SDN 04 SEBETUNG

TOLAK PELURU GAYA MEMBELAKANGI MELALUI PELURU DARI KARUNG BERISI PASIR DI SDN 20 CENAYAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DALAM PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN LOMPAT KATAK DI SD

MENINGKATAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MELALUI MEDIA BOLA PLASTIK DI SDN 17 PINYAK

ABSTRAK. Kata kunci : kemampuan lari pendek melalui pendekatan pembelajaran variatif ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LOMPAT RINTANGAN

BAB II PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI ALAT

PENINGKATAN TEKNIK DASAR FOREHAND TENIS MEJA MENGGUNAKAN MEDIA BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI KARDUS

UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU MELALUI MODIFIKASI ALAT DI SMP NEGERI 22 PALEMBANG

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

PENGARUH MODEL LEARNING COMMUNITY TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM SISWA IXA SMPK IMMANUEL II ARTIKEL PENELITIAN HENDRA AMENG NIM : F

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

UPAYA PENINGKATAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DI SDN 13 MANGARO ARTIKEL ILMIAH BLANDINA JUWITA NIM F

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Kata kunci : Modifikasi media, passing bawah

Upaya Meningkatkan Belajar Lari Sprint 50 Meter Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Teriak

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARDUS DI SDN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

BAB II KETERAMPILAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI MEDIA PIRING PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN EFEKTIFITAS LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DI SEKOLAH DASAR

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

Keywords: ball throwing basic movement, game.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM MAHASISWI ANGKATAN 2014

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII B SMP

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Keywords: Modified Exercise, Running sprints 50 meters

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

Yeni Andriyani 1, M. Rifa at Hamdy 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PENJASKESREK Tahun 2014

H. Kajian Pustaka 1. Hakekat Belajar Mengajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVICE ATAS BOLAVOLI MELALUI METODE BERMAIN

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

UPAYA MENGOPTIMALKAN KETERAMPILAN ROLL DEPAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU SIMPAI DAN BOLA JURNAL. Oleh CANDRA BUANA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN LEMPAR LEMBING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TURBO PADA SISWA KELAS VII SMP

PENGARUH LONCAT KATAK TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 SINGKAWANG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ELFRY APRIENDY NIM.

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HEADING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAKAN HANDSPRING DENGAN PEMBELAJARAN MELALUI GAYA MENGAJAR INKUIRI

KUSNAN. Pendahuluan. Abstrak:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLYING DISC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM DI SMPN 1 LEMBANG

Transkripsi:

MENINGKATKAN LEMPAR CAKRAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI KAYU CETAK DI SDN 05 TERDUK DAMPAK ARTIKEL ILMIAH OLEH MIRED NIM. F1102141044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017

MENINGKATKAN LEMPAR CAKRAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI KAYU CETAK DI SDN 05 TERDUK DAMPAK Mired, Victor G. Simanjuntak, Andika Triansyah Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan Email: mired1961@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine whether there is an increase in the effectiveness of learning discus by using the media to print on the timber modification of the fourth grade students at SDN 05 Terduk Dampak. Forms of research is classroom action research. The subjects in this study were teachers collaborate with fifth grade students of SDN 05 Terduk Dampak as many as 29 students. Learning discus with wood molding at siswa class V give suasanan new that has never been done before, the positive impact of such students do not experience fear, feel good and appropriate to the capabilities of the students, the decision value at start prasiklus, the first cycle and the second cycle increased systematically. The first cycle of completeness by the number of 22 students (75%) and was not finished with the number 7 students (25%) Keywords: Discus Throw, Modified Wood Perkembangan masyarakat Indonesia untuk melakukan olahraga saat ini cukup mengembirakan buktinya dapat dilihat banyaknya masyarakat melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya klup olahraga, fitnes center dan kebugaran kesehatan. Perkembangan ini dilakukan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan olahraga, diantaranya dapat meningkatkan taraf kesegaran jasmani, rekreasi, pendidikan, pencapaian prestasi maupun mata pencaharian. Pendidikan jasmani merupakan proses pandidikan, karena pandidikan olahraga bersifat mendidik. Dalam pelaksanaanya pendidikan jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar. Pendidikan jasmani memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu dalam pembentukan psikomotor, perkembangan afektif dan kognitif. Berdasarkan alasan tersebut, maka pendidikn jasmani dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Nasional. Ditinjau dari pendidikan jasmani dan kesehatan, aktifitas gerak siswa merupakan sarana pendidikan, sehingga pendidikan jasmani dan kesehatan diharapkan dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa. Salah satu masalah menonjol yang mengakibatkan lambatnya prestasi olahraga adalah masalah kurangnya pemanfaatan ilmu dan teknologi dalam praktek olahraga. Diantaranya aspek ilmu yang masih minim yaitu pemanfaatan dan pengembangan sarana dan prasarana, sedangkan teori belajar motorik sebatas teori saja, itupun dalam taraf yang belum memuaskan. Selain itu juga karena efektif dan efsiennya pembinaan dan metode 1

pendidikan. Kondisi tersebut perlu di antisipasi dengan adanya penelitian keolahragaan yang mengarah pada peningkatan ilmu dan sumber daya manusia pada siswa. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang diajarkan disekolah, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Cabang olahraga atletik terdiri dari nomor jalan, lari, lempar, lompat dan lemparan. Lempar cakram adalah salah satu nomor lemparan dalam cabang olahraga atletik. Tujuan utama dalam melakukan lemparan adalah untuk mencapai lemparan yang sejauhjauhnya. Kebanyakan hanya atlet bertubuh besar yang dapat melakukan lemparan dengan jarak maksimal. Rekor rekor dunia yang pertama merupakan hasil ilmiah tanpa banyak teknik. Walaupun terdapat prestasi-prestasi yang menonjol dan variasi-variasi dalam tekniknya, nomor atletik ini pernah mengalami semacam kemacetan selama beberapa puluh tahun. Baru setelah itu ketangkasan, eksplosivitas, dan terutama kecepatan gerak yang lebih tinggi membantu memperbesar jarak selanjutnya. Persyaratan bagi prestasi yang baik pada lempar cakram menurut U. Jonath (1988) antara lain yaitu: Kondisi tubuh dan teknik.semua variasi teknik harus mempertimbangkan serta hukum biomekanika. Faktor faktor terpenting yang menentukan prestasi pada lempar cakram adalah (1) Lintasan percepatan pelurunya. (2) Tinggi berangkat dan sudut berangkat peluru. (3) Putaran antara poros bahu dan poros pinggang. (4) Percepatan peluru pada waktu mulai tolak. (5) Pengakhiran semua lemparan tenaga bagian secara bersama dan pada saat yang tepat, dan terutama koordinasi antara gerak lengan dan kaki. Pembinaan olahraga prestasi khususnya dalam cabang olahraga atletik tidak dapat terlepas dari pembinaan olahraga pada umumnya, karena dilihat dari nomor-nomor yang ada dalam cabang atletik ini, seperti : jalan, lari, lompat dan lempar. Soegito (1991: 6) bahwa : Nomor-nomor dalam cabang olahraga atletik dibagi kedalam lempar cakram atau lari cepat (sprint 100, 200, dan 400 meter), lari jarak jauh (3000, 5000 dan 10.000 meter serta 42,195 kilometer/lari maraton). Sedangkan untuk nomor lompat dibagi ke dalam : lompat tinggi, lompat tinggi galah, lompat jauh, dan lompat jangkit. Dan pada nomor lempar meliputi : lempar cakram, tolak peluru dan lontar martil. Untuk cabang olahraga atletik khususnya nomor lempar cakram sistem pembalajaran agar dapat mencapai prestasi maksimal secara toeritik tidak terlepas dari adanya sumbangan ilmu yang terkait seperti anatomi, fisiologi, kinesiologi, biomekanika dan sebagainya. Dalam belajar dan berlatih lempar cakram ada beberapa teknik dasar yang perlu diketahui dan dikuasai seorang peserta didik atau atlet, agar prestasi yang dihasilkan dapat mencapai secara optimal. Untuk kepentingan melatih semua gerakan dalam olahraga lempar cakram tidak dilakukan dengan secara keseluruhan (berkesinambungan) akan tetapi dilakukan secara tahap pertahap, seperti yang dikemukakan oleh Jess Jarver (2008: 92) yaitu, tahap 2

memegang cakram, tahap berputar, tahap melempar cakram, dan tahap gerakan kembali ke posisi biasa (setelah cakram lepas dari tangan). Tahap memegang cakram. Agar memudahkan cara memegang cakram, pertama letakkan itu di atas telapak tangan kiri, yaitu jika melempar dengan tangan kanan dan jika dengan tangan kiri kebalikannya. Kemudian jari-jari tangan kanan direnggangkan dan pergelangan tepi atau pinggiran cakram itu dengan ruas jari tangan bagian atas hingga menutupi pinggiran cakram bagian depan. Telapak tangan agak dicekungkan dan pinggirannya pada badan cakram bagian atas (Aip Syarifuddin, 1992: 170). Setelah cakram tersebut sudah dapat dipegang dengan baik, kemudian turunkan atau bawa kebawah di samping badan dengan lengan lurus dan lemas. Sama seperti kita membawa buku di samping badan. Dari samping badan cakram itu diayun-ayunkan ke depan dan ke belakang lurus di samping badan, gerakannya hampir seperti gandulan jam atau lonceng yang bergerak ke samping kiri dan kanan (Aip Syarifuddin, 1992: 171). Tahap memegang cakram merupakan tahap pertama dari serangkaian gerakan dalam lempar cakram. untuk mendapatkan lemparan yang sejauh-jauhnya dengan pengeluaran tenaga yang seefisien mungkin serta untuk memenuhi peraturan yang sudah ditetapkan merupakan fungsi dari tehnik memegang cakram. Seperti diungkapkan Khomsin (2008: 125-126) Bagi yang terbiasa melempar dengan tangan kanan, cakram diletakkan di atas tangan kiri sebagai landasantangan kanan diletakkan di atas cakram, jari-jari direnggangkan tetapi tidak tegang, ruas pertama jari-jari melingkari pinggiran cakram. Cakram tidak boleh sekali-kali dicengkaram, adalah gerakan yang menyebabkan cekram tetap berada dalam posisinya begitu terlepas dari tangan kiri sebagai landasanya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan latihan memegang cakram agar dapat memperoleh pegangan yang paling nyaman, maka seorang pelempar: Cakram diletakan didalam telapak tangan dengan jari-jari dan ibu jari yang tersebar, posisi jari-jari tidak boleh rapat. Pinggiran cakram terletak di puncak sendi pada ruas pertama dari ke empat jari selain ibu jari. Tahap teknik dasar lempar cakram. Teknik melakukan lempar cakram dijelaskan oleh Khomsin (2008: 127) untuk teknik dasar lempar cakram ada 4 tahapan gerak yang harus dipahami dengan baik, antara lain 1) tahap ayunan (Swing), 2) tahap putaran (Turn), tahap lemparan (delevery), dan 4) tahap kembali ke posisi awal (recovery). Seperti diungkapkan oleh Khomsin di atas tahapan dalam teknik dasar lempar cakram masuk dalam tahap pertama yaitu : Tahap ayunan Tahap ayunan dalam lempar cakram dilakuakan dengan cara sebagai berikut : a) Punggung menghadap ke arah lemparan. 3

b) Kaki terpisah selebar bahu. c) Lutut sedikit ditekuk, berat badan pada telapak kedua kaki. d) Cakram diayunkan ke belakang dan di belakang naik sampai proyeksi vertikal tumit kiri. e) Badan diputar pada waktu yanga sama, lengan diusahakan agar berada tetap setinggi bahu. Tujuan dari tahapan ayunan ini adalah untuk mempersiapkan gerakan memutar dan untuk memberi aba-aba pra-tegangan pada badan, bahu dan lengan. Tahap Putaran Tahap putaran dibagi menjadi tahap putaran pertama dan kedua. Tahap putaran pertama bertujuan untuk mempercepat gerak pelempar cakram dan untuk mempersiapkan bagian yang tanpa pendukung (Khomsin, 2007: 128). Gerakan ini dilakukan dengan urutan sebagai berikut : a) Lutut kiri, lengan kiri dan telapak kaki diputar secara aktif dan serentak searah lemparan. b) Berat badan dipindahkan di atas kaki kiri yang ditekuk. c) Bahu pelempar diupayakan ada dibagian belakang badan. Tahap putaran yang kedua mempunyai tujuan untuk mempercepat pelempar cakram serta membangun tegangan (Khomsin, 2007: 129) Tahap putaran yang kedua mempunyai tujuan untuk mempercepat pelempar cakram serta membangaun pra-tegangan didalam badan, tahap putaran kedua ini dilakukan denga tahapan sebahgai berikut : a) Kaki kiri mendorong ke depan ketika jari-jarinya menunjukan kearah lemparan. b) Lemparan datar dengan cakram yang tak penuh dari kaki pendorong. c) Lengan pelempar ada di atas tingginya pinggul dan di belakang badan. d) Kaki kanan mendarat dengan aktif pada telapak kaki, memutar ke dalam seperti biasa. e) Lengan kiri ditahan menyilang dada. f) Kaki kiri melintas melewati lutut kanan dalam perjalanan kelingkaran lempar bagian depan. (Khomsin, 2008: 129) Tahap melepaskan cakram Tahap melepaskan cakram terdiri dari tiga tahap, tahap pertama bertujuan untuk memelihara momentum dan memulai gerak percepatan akhir dari cakram. Tahapan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Tungkai kanan ditekuk. b) Kaki kanan segera diputar ke arah lemparan. c) Lengan kiri menunjuk ke arah belakang lingkaran lempar. d) Kaki kiri mendarat segera setelah kaki kanan (Khomsin, 2008: 130) Tahap pemulihan Dalam tahap ini merupakan gerakan lanjutan dari tahap beberapa tahapan di atas (Khomsin, 2008: 132). Tahapan pemulihan ini mempunyai tujuan untuk menyeimbangkan pelempar dan mencegah pembuatan keasalahan dalam tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Kaki-kaki bertukar dengan cepat setelah cakram lepas b) Kaki kanan ditekuk. c) Badan bagian atas diturunkan. d) Kaki kiri diayaun kebelakang. (Khomsin, 2008: 132) 4

Dengan adanya berbagai ilmu yang terkait secara teori dapat dijadikan petunjuk dalam meningkatkan prestasi lempar cakram, untuk mendapatkan kemampuan lempar cakram yang maksimal, faktor-faktor yang diperhatikan adalah faktor fisik dan faktor teknik, ada teknik gerakan yang harus dikuasai seorang pelempar cakram yaitu: cara memegang cakram, cara membawa cakram, melempar cakram tanpa awalan, melempar cakram dengan awalan. Penguasaan terhadap teknik dasar lempar cakram merupakan unsur pokok dalam lempar khususnya lempar cakram. Tolak ukur keberhasilan dalam pengajaran lempar adalah proses pencapaian hasil belajar teknik dasar lempar cakram yang dimiliki oleh para siswa. Siswa di SD pada umumnya belum memiliki keterampilan yang baik, sehingga unsur teknik ini harus mendapat prioritas dalam pembinaan. Demikian juga upaya pembinaan pencapaian hasil belajar lempar cakram pada siswa di SDN 05 Terduk Dampak, pada tahap pertama perlu diberikan materi pembelajaran kemampuan teknik dasar lempar cakram. Pada umumnya penguasaan keterampilan gerak yang dimiliki siswa SDN 05 Terduk Dampak belum baik. Hal ini terlihat pada saat mengikuti lomba-lomba lempar cakram, karena teknik-teknik lempar cakram yang benar masih kurang dikuasai. Pendekatan pembelajaran bermain dengan teknik pengembangan permainan atau bermain diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar lempar cakram. Ada beberapa pendekatan bermain yang sudah sering digunakan untuk memperbaiki teknik dasar lempar cakram, akan tetapi belum diketahui hasil belajar lempar cakram dengan pendekatan pembelajaran bermain. Banyak kendala yang dihadapi oleh guru pendidikan jasmani SDN 05 Terduk Dampak dalam usaha meningkatkan hasil pembelajaran, misalnya prasarana dan sarana, fasilitas yang terbatas serta metode pembelajaran yang tidak sesuai. Karena keterbatasan tersebut menyebabkan hasil pembelajaran siswa SDN 05 Terduk Dampak, khususnya pada cabang olahraga atletik belum dapat dicapai secara optimal. Untuk mengetahui secara pasti apakah penerapan metode belajar sesuai dan efektif guna meningkatkan hasil pembelajaran lempar cakram pada siswa putra kelas V SDN 05 Terduk Dampak. Perlu dikaji lebih mendalam dengan cara membandingkan antara metode pembelajaran tersebut dengan pembelajaran yang sudah ada. Maka perlu diadakan penelitian Meningkatkan efektifitas belajar lempar cakram dengan menggunakan media modifikasi kayu cetak pada siswa kelas V di SDN 05 Terduk Dampak. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode diskriftif. Metode adalah cara menentukan bagaimana memperoleh data mengenai variabel-variabel tersebut. Didalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data ini dikenal sebagai metode pengumpulan data. 5

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode diskriftif. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka bentuk penelitian ini penelitian Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006: 96), Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) adalah penelitian yang di lakukan oleh guru di kelas atau disekolah tempat ia mengajar Secara sederhana, penelitian tindakan kelas dilakukan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) dan pengulangannya yang dikemukakan oleh Agus Kristanto (2010: 19), seperti disajikan dalam bagan di bawah ini: Bagan 1 Siklus PTK Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah tahap ke-4 (refleksi), lalu kembali ke-1 (perencanaan) dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 (Pelaksanaan) dan ke-3 (Pengamatan) dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga sebagai pengamat, bisa saja pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan, degan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain objek pengamatan sudah lampau terjadi. Subyek dalam penelitian ini adalah guru berkolaborasi dengan siswa kelas V SDN 05 Terduk Dampak sebanyak 29 siswa. Teknik Pengumpulan Data Mencari tahu secara alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data (Agus Kristanto, 2010: 19). Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan observasi dengan lembar penelitian. Dalam hal ini peneliti terjun langsung ketempat pelaksanaan penelitian. Pada observasi awal peneliti langsung mengamati pelaksanaan pembelajaran lempar cakram degan indikator pengenalan lempar cakram yang dilakukan oleh guru mata pelajaran selama jam pelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh siswa SDN 05 Terduk Dampak. Teknik Analisis Data Analisis data ini dilakukan secara deskriptif presentase berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas, dan hasil belajar, dengan langkah sebagai berikut: 1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul. 6

2. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan yang di wujudkan dalam bentuk pernyataan. 3. Melakukan inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam metode Pembelajaran modifikasi alat ini terjadi peningkatan keterampilan, dan hasil belajar atau tidak. (Berdasarkan hasil observasi dan tes). 4. Tahap follow up, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya atau dalam pelaksanaan di lapangan setelah berakhir berdasar inferensi yang telah ditetapkan. 5. Pengambilan konklusi, berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi dalam bentuk pernyataan. Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman sebagai berikut : Untuk mengetahui perubahan hasil aktifitas, jenis data yang bersifat kuantitatif yang diperoleh dari hasil praktek, ditandai dengan indikator hasil praktek siswa (implementasi) menjadi lebih baik dari hasil tes sebelumnya (Pre-implementasi), kemudian di analisis dengan menggunakan rumus (Zainal Aqib, 2008:53), sebagai berikut : Post rate base rate P = x 100% Base rate Keterangan : P : Prosentase Post Rate : Nilai sesudah diberikan tindakan Base rate : Nilai sebelum tindakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian tindakan ini dilaksanakan di lapangan SDN 05 Terduk Dampak Kabupaten Sekadau yang berjumlah 29 siswa proses pengumpulan data ditempuh langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mengambil data tes Prasiklus hasil lempar cakram secara bergantian dari satu siswa dengan siswa yang lain baik putra dan putri 2. Melakukan Tindakan Siklus I dan II sesuai dengan rencana pelaksanaan 3. Pembelajaran yang direncanakan oleh guru 4. Melakukan evaluasi tentang hasil belajar lempar cakram dengan piring plastik Adapun data hasil tes Pre- Implementasi lempar cakram. Agar memudahkan dalam melihat data hasil belajar tersebut, akan ditunjukkan pada tabel di bawah ini: TabeI 1 Nilai Hasil Tes Awal Siswa Kelas Cakram Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase Tuntas 9 31% Belum Tuntas 20 69 % Jumlah 29 100 % Data di atas menunjukkan bahwa ketuntasan siswa hanya sebesar 31 % (9 siswa), siswa yang belum tuntas 69% (20 siswa) tentunya hal ini 7

masih jauh dari indikator keberhasilan belajar minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM= 75%. Hal ini menandakan bahwa terdapat masalah yang harus diselesaikan. Untuk itu, peneliti menindaklanjuti permasalah tersebut dengan solusi melalui modifikasi kayu cetak yang ringan dan mudah di pegang pada saat mau di lempar. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar cakram di SDN 05 Terduk Dampak dengan modivikasi kayu cetak yang di disain untuk membuat anak senang, gembira dan menemukan gerak yang sesunguhnya dalam pembelajaran lempar cakram, maka perlu diketahui data tersebut dalam bentuk tertulis pada siklus 1. Berikut ditampilkan grafik 1 hasil tes pra siklus: Tabel 2 Siklus I Lempar Cakram Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase Tuntas 22 75 % Belum Tuntas 7 25 % Jumlah 29 100 % Melihat dari tabel di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 22 siswa sudah termasuk pada kolom tuntas yang belum tuntas masih 7 siswa yang menandakan hal positif dari tindakan yang dilakukan dimana meialui kayu cetak menghadap kesamping dan kedepan secara pelan- pelan dan seterusnya teryata bisa meningkatkan kemampuan ketuntansan yang bagus dengan lempar cakram. Berikut ditampilkan grafik 2 seperti di bawah ini: Grafik 1 Pra Siklus Grafik 2 Siklus I 8

Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada materi lempar cakram dengan kayu cetak masih terdapat siswa yang belum tuntas. Dari seluruh siswa yang diberi tindakan terdapat beberapa siswa yang termasuk dalam kategori tuntas adalah sebanyak 22 siswa atau sebesar 75%, sedangkan yang termasuk dalam kategori belum tuntas sebanyak 7 siswa atau sebesar 25% saja. Tentu saja data ini belum mencukupi untuk mencapai KKM 75% dari jumlah siswa. Maka tindakan akan dilakukan pada siklus II dengan tujuan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Menindak lanjuti dari belum tercapainya indikator keberhasilan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan, maka perlu dilanjutkan ke siklus II dengan komposisi materi yang lebih dirancang lebih baik (perbaikan), sedangkan untuk instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran tidak berubah. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II Sesuai dari data yang terlampir pada siklus I yang menunjukkan belum terjadinya perubahan yang menuntaskan 75% dari jumlah siswa, maka peneliti perlu menindaklanjuti dari belum tercapainya KKM pada hasil belajar lempar cakram yang bertujuan untuk meningkatkan/memperbaiki hasil belajar siswa pada siklus II yang akan dijelaskan pada penjelasan di bawah ini: Tabel 3 Siklus II Lempar Cakram Keberhasilan Jumlah Siswa % Tuntas 29 100% Belum Tuntas 0 0% Jumlah 29 100% Tabel di atas menunjukan bahwa secara umum terjadi peningkatan yang luar biasa terhadap kemampuan lempar cakram pada siswa kelas V SDN 05 Terduk Dampak Sekadau pada Siklus II, yaitu nilai persentase rata-rata dari siklus I sebesar 30 % menjadi 100% pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada Siklus II terjadi peningkatan sebesar 70%. Berikut ditampilkan grafik 3 seperti di bawah ini: Grafik 3 Siklus II Peningkatan hasil belajar lempar cakram siswa dari Siklus I dan Siklus II ditandai dengan tidak adanya peningkatan nilai siswa. Hal ini menunjukan bahwa siswa bisa memahami dan mudah melakukan gerakan-gerakan lempar cakram dengan modifikasi kayu cetak meningkatkan 9

semangat belajar, melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada pembelajaran lempar cakram pada siswa. Pembahasan Pembelajaran olahraga khususnya pada kemampuan lempar cakram pada siswa mengunakan modivikasi kayu cetak sebenarnya sangat menyenangkan karena anak didik lebih kreatif, aktif dan menemukan dunia sesunguhnya yang tadi di kurung di kelas ketika melihat halaman sekolahan khususnya lempar cakram dengan modifikasi kayu cetak tidak berat dan pas dengan telapak tangan mudah di genggam dan dilakukan bahkan siswa sambil gurau menjadi sangat berbeda. Menindaklanjuti dengan adanya faktor tersebut, maka peneliti mencoba untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan menggunakan media kayu cetak dan siswa sangat menerima sebagai solusinya dengan harapan dapat mengubah siswa menjadi semangat belajar siswa, melibatkan siswa secara aktif yang pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa. Atletik sebagai ibu olahraga akan mudah dan bisa dilakukan apabila guru pada saat mengajar tahu kebutuhan siswa yang dibutuhkan melalui bermacammacam permainan, kompetisi, pendekatan media, serta inovasi seorang guru pasti akan tepat dan siswa sangat berminat dengan pembelajaran tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembelajaran lempar cakram dengan kayu cetak pada sisiwa kelas V sangat memberikan suasana yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dampak positif seperti siswa tidak mengalami ketakutan, merasa senang dan tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa, pada pengambilan nilai yang di mulai prasiklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan secara sistematis. Saran Pendidik harus selalu respon terhadap keinginan siswa dalam proses pembelajaran khususnya lempar cakram dengan banyak variasi pengunaan permainan kayu cetak buat agar siswa selalu senang dalam melakukan gerakan gerakan dasar lempar cakram. DAFTAR RUJUKAN Agus Kristanto. (1998). Belajar Gerak. Surakarta. UNS Press. Aqib, Zainal. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta. Jonath. (1988). Pembelajaran Atletik Teknik Dasar. Surabaya: Dua Karya Khomsin. 2008. Atletik Pemula. Jakarta: Dua Era Soegito. (1999). Teori dan praktek Atletik. Surakarta. UNS Press. 10