1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh salmonella thypi. Demam Thypoid dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang terutama yang terletak di daerah tropis dan sub tropis. Data dari World Health Organization tahun 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam thypoid diseluruh dunia. Sedangkan insidensi 600.000 kasus mengakibatkan kematian tiap tahun (Pramitasari,2013). Penyakit thypoid apabila tidak di obati atau bila pengobatannya terlambat maka dapat mengakibatkan komplikasi di dalam usus seperti perdarahan usus, perforasi usus, peritonitis, bahkan dapat mengakibatkan komplikasi di luar usus seperti bronkhitis, bronkopneumonie, kolesistitis, tyipoid encepalopati, meningitis, miokarditis dan karier kronik (Wijaya, 2013). Penderita thypoid pada umumnya mengalami penurunan nafsu makan karena penderita merasa mual, muntah, lidahnya kotor dan rasa pahit waktu makan. Hal ini menyebabkan asupan makanan tidak adekuat, sedangkan kebutuhan gizi pada penderita penyakit infeksi (thypoid) cenderung meningkat, sehingga akan berpengaruh terhadap perubahan status gizi karena asupan makanan dari rumah sakit merupakan salah satu faktor perubahan status gizi yang terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit. Konsumsi makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan status gizi penderita dan memperlama proses penyembuhan (sudoyo, Aru W, 2006). 1
2 Menurut hasil penelitian Wurdianing, Indrawati (2005) tentang hubungan tingkat kecukupan zat gizi (energi dan protein) perubahan berat badan pasien thypoid selama di rawat di Rumah Sakit, menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein perubahan berat badan (p_value<0,05). Dari hasil penelitian Anandi Iedha Retnani, 2007 tentang hubungan asupan makanan dari rumah sakit perubahan status gizi pada pasien anak penderita demam thypoid di Rumah Sakit, diperoleh hasil ada hubungan antara asupan energi dari makanan RS perubahan status gizi (r=0, 77, p=0,000), ada hubungan antara asupan protein dari makanan RS perubahan status gizi (r=0,93, p=0,005). Asupan energi dari makanan rumah sakit dan lama hari rawat inap merupakan variabel yang berhubungan status gizi (r=0,93, R 2 =87,2%, p= 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik asupan energi dan protein dari makanan rumah sakit maka semakin baik perubahan status gizinya. Menurut Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007, prevalensi thypoid nasional sebesar 1,6 %, yang artinya ada 1600 kasus thypoid per 100.000 penduduk Indonesia. Data tentang prevalensi penyakit demam thypoid di provinsi Jawa Tengah menunjukkan prevalensinya sebesar 1,6 % dan tersebar diseluruh kabupaten/kota rentang 0,2-3,5 %. Prevalensi demam thypoid tertinggi dilaporkan berasal dari kebupaten Wonosobo, Pemalang dan Cilacap yaitu lebih dari 3 % (Rikesda Provinsi Jawa Tengah, 2007). Prevalensi penyakit thypoid pada tahun 2013 di Kabupaten Kendal adalah sebesar 33,29% (Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, 2013), menurut data dari sub bagian rekam medik di RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal menunjukka bahwa jumlah penderita thypoid rawat inap pada tahun 2013 sebanyak 979 kasus prevalensi sebesar 1,66% dan menempati urutan pertama dari sepuluh besar penyakit yang ada di RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan asupan energi, protein 2
3 perubahan berat badan dan lama hari rawat pada penderita thypoid yang menjalani rawat inap. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan apakah ada hubungan antara asupan energi, protein perubahan berat badan dan lama hari rawat pada penderita thypoid di ruang rawat inap di RS Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara asupan energi dan protein perubahan berat badan dan lama hari rawat pada penderita thypoid di ruang rawat inap RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. 1.3.2. Tujuan Khusus 1.3.2.1. Mendiskripsikan karakteristik sampel, berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. 1.3.2.2. Mendiskripsikan asupan energi sampel. 1.3.2.3. Mendiskripsikan asupan protein sampel. 1.3.2.4. Mendiskripsikan perubahan berat badan sampel. 1.3.2.5. Mendiskripsikan lama hari rawat sampel. 1.3.2.6. Menganalisis hubungan antara asupan energi perubahan berat badan. 1.3.2.7. Menganalisis hubungan antara asupan protein perubahan berat badan. 1.3.2.8. Menganalisis hubungan antara asupan energi lama hari rawat. 1.3.2.9. Menganalisis hubungan antara asupan protein lama hari rawat. 3
4 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi peneliti Untuk mengetahui hubungan asupan energi dan protein status gizi dan lama hari rawat pada penderitan demam thypoid di ruang rawat inap di RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal dan untuk memperluas pengetahuan serta mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian. 1.4.2. Bagi RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal Sebagai bahan informasi dan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal, terutama di Bagian Gizi yaitu adanya konseling gizi, asuhan gizi, dan pelayanan gizi bagi pasien rawat inap untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi supaya mencapai status gizi yang bagus. 1.4.3. Bagi masyarakat Sebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk menambah wawasan tentang penyakit thypoid sehingga mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan untuk membantu proses penyembuhan penyakit thypoid dan untuk mengetahui hubungan asupan energi dan protein perubahan berat badan dan lama hari rawat penderita demam typhoid di RS. Muhammadiyah Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. 4
5 1.5. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Nama Judul Penelitian Tahun Metode Hasil Penelitian 1. Anandi Iedha Retnani Hubungan asupan makanan dari rumah sakit perubahan status gizi pada pasien anak penderita demam thypoid di RS Roemani Semarang 2007 Penelitian korelasi menggunakan uji pearson product moment Ada hubungan antara asupan energi, protein korelasi dari makanan rumah sakit perubahan status gizi 2. Nihaya Ika Fahmia 3. Alfi Syahar Yakup Hubungan asupan energi dan protein status gizi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rawat jalan di RSUD Tugurejo Semarang Analisis faktor-faktor yang berhubungan lama hari rawat pasien demam thypoid di ruang perawat interna RSUD Daya Kota Makasar 2012 Penelitian explanatori, metode survey, secara cross sectional, menggunakan uji rank sperman. 2013 Diskriptif analitik pendekatan cross sectional Ada hubungan antara asupan energi dan protein status gizi penderita GGK yang menjalani hemodialisa Ada hubungan kepatuhan diit, status gizi, nutrisi dan istirahat lama hari rawat pada pasien demam thypoid 4. Raflizar dan Maria Holly Herawati Hubungan Faktor Determinan Dengan Kejadian Tifoid Di Pulau Jawa 2010 Penelitian Analitik Observasional pendekatan cross sectional prevalensi hasil analisa lanjut ini sebesar 1,5%, Pada analisa antara bivariat ternyata kelompok lakilaki mempunyai peluang lebih besar untuk sakit tifoid 1,18 kali. 5
6 No Nama Judul Penelitian Tahun Metode Hasil Penelitian 5. Natalia Hariyanti Hubungan tingkat kecukupan energi dan protein lama perawatan penderita demam thypoid di Badan RS Daerah Kabupaten Wonosobo 2005 Penelitian analitik observasional pendekatan cross sectional korelasi product moment pearson uji Tidak hubungan antara kecukupan energi ada dan protein lama perawatan 6