Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.

Dampak pembangunan terhadap lingkungan

MAKALAH MATERI PEMBELAJARAN IPS SD MANUSIA DAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP. Ari Wibowo, M.Pd

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pembangunan Berwawasan Lingkungan

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KATA PENGANTAR. Malang, 28 April Penulis

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

SMP NEGERI 3 MENGGALA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

PELESTARIAN HUTAN DAN KONSERFASI ALAM

SILABUS (Kelas Eksperimen)

BAB. Keseimbangan Lingkungan

- Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, he

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KOMPONEN IKLIM

I. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu huruf jawaban a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban!

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

A. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Ekosistem

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.2

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS1 TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEM1S

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL MAPEL : IPS KELAS 7

APA ITU GLOBAL WARMING???

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELESTARIAN EKOSISTEM FLORA DAN FAUNA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BUPATI KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

IV APLIKASI PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

Karena hal-hal diatas tersebut, kita harus mencari cara agar hewan dan tumbuhan tetap lestari. Caranya antara lain sebagai berikut.

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

E. Kondisi Alam Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sedang digalakkan oleh pemerintah dan merupakan andalan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II

Iklim Perubahan iklim

MENYOAL PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT POTENSI DI ERA OTONOMI. Oleh : Eddy Suryanto, HP. Fakultas Hukum UNISRI Surakarta

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6.

Transkripsi:

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H. 1231010038 Fabian 1231010039

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup yang Dilakukan Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan. Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan adalah sebagai berikut: Menjamin pemerataan dan keadilan. Menghargai keanekaragaman hayati. Menggunakan pendekatan integratif. Menggunakan pandangan jangka panjang

Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya: Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,dan pengawasan.

Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain: Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya: Menanggulangi kasus pencemaran. Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3). Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup yang Dilakukan oleh Pemerintah bersama Masyarakat dalam Pembangunan Berkelanjutan Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain: Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

Pelestarian udara Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain: Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer

Pelestarian hutan Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

Pelestarian laut dan pantai Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara: Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

Pelestarian flora dan fauna Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempattempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempattempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti: Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera. Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur. Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.

Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti: Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan, Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah, Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan, Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain: melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar. mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya. mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.

Kesimpulan Upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup, misalnya dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan, mengeluarkan Undang-undang mengenai lingkungan hidup dan memberiikan sangsi tegas bagi masyarakat yang merusak lingkungan. Selain pemerintah, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan demi kelestarian lingkungan. Masyarakat harus saling menjaga kelestarian lingkungan disekitar mereka, misalnya dengan pelestarian tanah, udara, hutan, laut dan pantai, serta flora dan fauna.