Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. negara mempunyai cara yang berbeda-beda dalam mengatasinya. Wadah ekonomi

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN), Swasta dan Koperasi (Hendrojogi, 2007). diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi

Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterahkan para anggotanya, bukan mencari profit. 4

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

Koperasi. By :

KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

KONSEP DASAR PERKOPERASIAN. 1. Pendahaluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada saat ini dititikberakan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti tertuang dalam Pasal 33 Ayat 1 Undang- Undang Dasar 1945 yang

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

Perkembangan ekonomi di Indonesia merupakan sektor yang penting. dibedakan menjadi tiga sektor yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia semenjak jaman kemerdekaan selalu dilandaskan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XI/2013 Tentang Bentuk Usaha, Kepengurusan serta Modal Penyertaan Koperasi

Menimbang : a. Mengingat : 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari tiga kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral tata perekonomian nasional. Oleh karena itu, koperasi diperankan

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha, yaitu sektor negara, swasta

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kita mengamati banyaknya perubahan yang cepat dan melanda

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi. perkoperasian menegaskan bahwa: Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dibidang

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Atas dasar. pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat persaingan perusahaan untuk mendapatkan laba, diperlukan berbagai

SKRIPSI WINARSIH B FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sumber usaha ekonomi nasional di kalangan masyarakat, tiga pelaku ekonomi

I. PENDAHULUAN. menampakan wujud dan peranannya. Sampai kini sektor swasta masih. mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI BINAWARGA KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara merata diseluruh lapisan masyarakat. Hal ini sesuai

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XI/2013 Tentang Bentuk Usaha, Kepengurusan serta Modal Penyertaan Koperasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. koperasi indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan salah satu pilar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

BAB1 PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dimasa global saat ini banyak: menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS DAN RENTABILITAS SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Kasus KPRI SMP N 7 Skh )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dengan tujuan koperasi. Mengingat pentingnya peranan

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja

BAB II LANDASAN TEORITIK. Secara harfiah koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Cooperation terdiri dari

Transkripsi:

Judul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan Nama : I Gede Andika Miarta NIM : 1306105118 Abstrak Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan perekonomian di Kota Denpasar. Secara umum persoalan sisa hasil usaha yang terdapat pada koperasi di Kecamatan Denpasar Selatan disebabkan rendahnya partisipasi anggota serta status kepengurusan koperasi yang tidak jelas, rendahnya partisipasi anggota akan mempengaruhi perolehan sisa hasil usaha koperasi. Koperasi memiliki tujuan yakni untuk mensejahterahkan anggota dengan perolehan sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha (SHU) yang didapat oleh anggota koperasi dipengaruhi dari keaktifan anggota yang diukur berdasarkan faktor-faktor meliputi, kualitas pelayanan, kemampuan pengurus, dan partisipasi anggota. Sehingga semakin meningkat kualitas pelayanan, kemampuan pengurus, dan partisipasi anggota maka perolehan sisa hasil usaha (SHU) kepada anggota juga akan meningkat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha (SHU) melalui partisipasi anggota koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Denpasar Selatan. Populasi penelitian ini adalah jumlah anggota koperasi serba usaha yang didapat dengan cara wawancara mendalam terhadap anggota koperasi. Teknik penentuan sampel menggunakan proportionate random sampling dan jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 95 orang yang dihitung menggunakan rumus slovin. Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur (path analysis) dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa kualitas pelayanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota namun tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap sisa hasil usaha (SHU), kemampuan pengurus secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi anggota dan sisa hasil usaha (SHU), partisipasi anggota secara langsung berpengaruh positif dan siginifikan terhadap sisa hasil usaha (SHU) pada koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan. Variabel partisipasi anggota merupakan variabel yang memediasi pengaruh secara tidak langsung anatara variabel kualitas pelayanan dan kemampuan pengurus terhadap sisa hasil usaha (SHU). Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 11 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Kegunaan Penelitian... 12 1.5 Sistematika Penelitian... 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka... 15 2.1.1 Pengertian Koperasi... 15 2.1.2 Tujuan Koperasi Sebagai Badan Usaha... 20 2.1.3 Jenis Koperasi... 20 2.1.4 Koperasi Serba Usaha (KSU)... 22 2.1.5 Kualitas Pelayanan... 23 2.1.6 Kemampuan Pengurus Koperasi... 25 2.1.7 Partisipasi Anggota... 26 2.1.8 Sisa Hasil Usaha (SHU)... 28 2.1.9 Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha... 31 2.1.10 Hubungan antara Kemampuan Pengurus dengan Partisipasi Anggota dan Sisa Hasil Usaha... 32 2.1.11 Hubungan antara Partisipasi Anggota Dengan Sisa Hasil Usaha... 33 2.2 Hipotesis Penelitian... 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 36 3.2 Lokasi Penelitian... 36 3.3 Objek Penelitian... 37 3.4 Identifikasi Variabel... 37 3.5 Definisi Operasional Variabel... 38 3.6 Jenis dan Sumber Data... 41 3.6.1 Jenis Data... 41

3.6.2 Sumber Data Menurut Sumbernya... 42 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 42 3.8 Metode Pengumpulan Data... 47 3.9 Uji Instrumen Penelitian... 47 3.10 Teknik Analisis Data... 49 3.11 Pengujian Hipotesis Antar Variabel Penelitian... 51 3.11.1 Pengujian Pengaruh Langsung... 51 3.11.2 Uji Variabel Partisipasi Anggota sebagai Variabel Intervening... 55

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia mempunyai tiga pilar kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam kehidupan perekonomian. Ketiga pilar tersebut terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Swasta dan koperasi. Jika dibandingkan antara ketiga pilar kekuatan perekonomian tersebut, koperasi dianggap cocok diterapkan dan dikembangkan di Indonesia karena sifatnya yang secara kekeluargaan demi kepentingan bersama baik itu untuk anggota dan masyarakat umum. Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong pertumbuhan perekonomian nasional serta koperasi juga merupakan fungsi demokrasi dan sosial. Tujuan koperasi dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 3 menyebutkan, bahwa tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur didasari pancasila dan undang-undang dasar 1945. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1 tentang perkoperasian, disebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan, selain itu koperasi juga sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berorientasi untuk menumbuhkan partisipasi

masyarakat dalam upaya memperkokoh struktur perekonomian nasional dengan demokrasi ekonomi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Nurmawati, 2015). Koperasi di dalam tata perekonomian nasional Indonesia, diharapkan dapat menempati tempat dan posisi yang penting. Koperasi Indonesia memiliki dasar konstitusional yang kuat yakni UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pembentukan koperasi pada tujuannya mensejahterahkan anggotanya, dengan memberikan kemudahan bagi anggota seperti untuk menyimpan dana dan meminjamnya kembali kepada anggotanya dengan jumlah bunga dan waktu yang telah disepakati (Sumita, 2016). Koperasi dianggap oleh pemerintah sebagai sebagai alat untuk perkembangan ekonomi negara khususnya dalam membantu untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan dan perkotaan, serta memecahkan distribusi pendapatan yang tidak merata dan mampu menjembatani disparitas pendapatan antara pedesaan dan perkotaan (Azmah et al, 2012). Koperasi mampu bersaing dengan kekuatan ekonomi lainnya, jika saja koperasi bisa mengimplementasikan jati dirinya dan mampu menumbuhkan rasa percaya masayarakat terhadap keberadaan koperasi itu sendiri. Pengawasan dan perencanaan yang baik akan membantu dalam pengelolaan koperasi, sama hal nya dengan koperasi serba usaha. Koperasi ini bergerak mulai dari usaha simpan pinjam, jasa, dan berbagai jenis usaha lainnya maka disebut dengan Koperasi Serba Usaha. Seperti kegiatan usaha lain, koperasi serba usaha tidak lepas dari persaingan badan usaha lain. Untuk tetap dapat bersaing, koperasi serba usaha dituntut menjalankan usahanya secara selektif dan

efektif, oleh karena itu maka diperlukan kualitas sumber daya manusia yang memadai untuk mengatur usaha koperasi, sehingga keberhasilan koperasi dapat tercapai. Menurut Ketaren (dalam Anggitya, 2014), keberhasilan koperasi terukur dari beberapa variabel yakni Sisa Hasil Usaha, partisipasi anggota, kepemimpinan pengurus, manajemen koperasi, dan pemberdayaan masyarakat yang tinggi. Optimalisasi masih perlu dilakukan, sehingga tujuan dari koperasi dapat dicapai dengan lebih maksimal, selain itu juga terdapat hubungan antara pendidikan formal dan non formal (pendidikan koperasi dan kewirausahaan) dengan keberhasilan koperasi. Keberhasilan suatu usaha koperasi dapat dicerminkan dari peranannya dalam kehidupan ekonomi rakyat. Agar keberhasilan koperasi dapat terwujud maka diperlukan partisipasi anggota dalam hal pengambilan keputusan, dilihat dari kehadirannya dalam menhadiri rapat-rapat namun tidak hanya sekedar hadir, anggota dituntut untuk turut berperan aktif dalam menyumbangkan ide, gagasan, maupun kritik terhadap keberlangsungan hidup koperasi, karena fakta dilapangan kehadiran anggota dalam rapat, memberikan ide, saran/kritik, maupun keinginan anggota untuk mencalonkan diri sebagai pengurus masih tergolong rendah. Hal inilah yang perlu dievaluasi oleh seluruh jajaran koperasi termasuk kesadaran anggota itu sendiri agar nanti kedepannya tidak ada lagi koperasi yang bermasalah. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar menyatakan, bahwa pihaknya sudah mendata ada 81 koperasi dari 1.090 yang ada di Kota Denpasar yang tidak jelas alamat dan kepengurusannya, hal ini disebabkan tidak adanya

pertanggung jawaban dari pihak pengurus koperasi yang tidak melaporkan status koperasinya kepada pihak dinas, baik itu status koperasinya aktif atau tidak, status kepengurusan, maupun pindah alamat. (koperasi.denpasarkota.go.id). Pengawas dan pengurus koperasi berperan penting dalam mengawasi kebijakan dan pengelolaan koperasi, untuk menghindari penyimpangan, pengawas dan pengurus dituntut untuk memiliki sikap yang professional dan mempunyai pengalaman kerja dibidangnya. Oleh karena itu, kemampuan pengelolaan koperasi di Kota Denpasar perlu ditingkatkan bersamaan dengan peningkatan kinerja pengurus dan pengawas koperasi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan koperasi yang bermasalah seperti memberi himbauan maupun penyuluhan, selain itu pemerintah juga berfokus pada permodalan, pemasaran, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) baik itu dari organisasi koperasinya, pengelola dan pengurus koperasi yang ada (Ayu Rani, 2015). Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Koperasi Serba Usaha (KSU) per Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2011-2015 Kecamatan 2011 (usaha) 2012 (usaha) 2013 (usaha) 2014 (usaha) 2015 (usaha) Denpasar Timur 11 20 20 22 24 Denpasar Selatan 18 24 24 27 29 Denpasar Barat 11 15 15 18 20 Denpasar Utara 9 15 15 16 19 Total 49 74 74 83 92 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar, 2016 Data pada Tabel 1.1 menunjukan jumlah koperasi serba usaha (KSU) per kecamatan di Kota Denpasar pada tahun 2013 tidak ada pertambahan unit usaha koperasi di Tahun tersebut, karena berdasarkan peraturan UU no. 17 Tahun 2012

diterangkan bahwa badan usaha koperasi dibatasi dengan satu jenis kegiatan usaha tertentu (Bisnis.com, 2012). Artinya koperasi serba usaha yang terdiri dari berbagai jenis usaha seperti usaha simpan pinjam, barang, dan jasa harus dipilah dan memiliki izin berdiri sendiri begitu juga dengan jenis koperasi lainnya. Oleh karena itu, izin pendirian koperasi serba usaha (KSU) tidak ada dan diarahkan menjadi koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi produksi (KP), koperasi konsumen (KK) dan koperasi jasa (KJ). Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa Kecamatan Denpasar Selatan memiliki unit usaha koperasi terbanyak 29 unit koperasi serba usaha (KSU), sedangkan yang terendah ada pada Kecamatan Denpasar Utara dengan jumlah 19 unit usaha koperasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketut Pulig selaku Kasi Penyuluhan Bina Lembaga Koperasi (BLK) Dinas Koperasi dan UKM Kota Denpasar (13/01/2017), beliau mengatakan SHU dibagi sesuai dengan persentase anggaran dasar (AD). Menurut beliau persoalan SHU secara umum yang terjadi khususnya di Kecamatan Denpasar Selatan, berhubungan dengan kesadaran anggota koperasi dilihat dari tingkat partisipasi anggota yang aktif atau tidak aktif dalam melakukan transaksi pada koperasi, sehingga hal tersebut akan mempengaruhui pembagian SHU yang dibagi rata-rata sesuai dengan keaktifan anggota yang berkontribusi pada koperasi. Hasil observasi pendahuluan, pendapat Ketut Pulig sejalan dengan I Made Perna (10/01/2017) salah satu pengurus Koperasi Serba Usaha Sedana Buana yang peneliti wawancarai di Kecamatan Denpasar Selatan, beliau mengemukakan bahwa permasalahan SHU timbul dari nasabah anggota koperasi

dan nasabah bukan anggota yang melakukan pinjaman. Beliau berpendapat, kesadaran dari anggota untuk menunaikan kewajibannya masih sangat rendah, selain itu krisis ekonomi anggota yang tidak mampu membayar cicilan atau kredit macet juga mempengaruhi anggota itu sendiri untuk membayar kewajibannya. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, secara umum permasalahan SHU yang dihadapi koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan timbul mulai dari kesadaran anggota atau bukan anggota koperasi, dilihat aktif tidaknya anggota berpartisipasi pada koperasi seperti, sadar akan menunaikan kewajiban, dan aktif melakukan transaksi pada koperasi. Rendahnya partisipasi anggota koperasi serta kurangnya kesadaran akan berdampak pada perkembangan SHU sehingga hal tersebut menjadi suatu masalah untuk keberhasilan koperasi. Perlu diingat kembali bahwa tujuan utama koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi melalui Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut Anggitya (2014), keberhasilan suatu koperasi tidak lepas dari partisipasi seluruh anggota baik partisipasi modal, partisipasi dalam kegiatan usaha, maupun partisipasi dalam pengambilan keputusan dan merupakan tanggungjawab anggota untuk memajukan dan mengembangkan kegiatan usaha koperasi. Partisipasi anggota memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan koperasi. Apabila setiap anggota koperasi tidak ikut berpartisipasi secara aktif dalam setiap usaha koperasi maka koperasi tersebut akan sulit berkembang di era persaingan ekonomi yang semakin ketat ini. Keikutsertaan anggota (partisipasi anggota) dalam memanfaatkan koperasi sangat dibutuhkan

oleh koperasi karena partisipasi anggota mempunyai peran yang cukup besar terhadap pengembangan dan pertumbuhan koperasi. Partisipasi anggota merupakan salah satu wujud peran serta anggota dalam koperasi. Muslim Nasution (2002), menyatakan bahwa kunci keberhasilan koperasi antara lain terletak pada partisipasi anggota. Koperasi seperti jantungnya manusia yang berperan ganda sebagai pemilik dan pengguna koperasi. Hal ini menyebabkan koperasi banyak menuntut partisipasi dari anggota untuk mengembangkan usaha dan untuk mencapai tujuannya. Sitio dan Tamba dalam Setianingrum (2013), menyatakan bahwa partisipasi anggota merupakan kunci keberhasilan anggota dan usaha koperasi. Agar keberhasilan koperasi tercapai maka diperlukan partisipasi anggota dalam hal pengambilan keputusan atau demokrasi anggota, serta dilihat dari tingkat kehadiran dalam rapat koperasi dan juga anggota koperasi dituntut aktif dalam menyumbangkan ide atau gagasan terhadap keberlangsungan hidup koperasi. Partisipasi anggota diartikan sebagai keterlibatan anggota koperasi yang aktif dan menyeluruh dalam pengambilan keputusan, penetapan kebijakan, langkah usaha, modal usaha, dalam pemanfaatan usaha, serta dalam menikmati SHU. Salah satu faktor yang dianggap penting bagi peningkatan partisipasi anggota dalam koperasi adalah kualitas pelayanan yang diberikan koperasi terhadap anggota koperasi. Kualitas pelayanan dapat menarik minat anggota koperasi untuk bergabung dan berpartisipasi aktif didalam koperasi, jika kualitas pelayanan pada koperasi dinilai buruk, maka akan mempengaruhi tingkat partisipasi anggota yang dilihat dari keaktifan anggota dalam melakukan transaksi

akan berdampak pada besaran SHU yang diperoleh. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang koperasi tetapi harus dilihat dari sudut pandang penilaian pelanggan (Laksana, 2008). Sehingga kualitas pelayanan koperasi merupakan suatu penilaian dari konsumen terhadap hasil kerja pelayanan dari suatu koperasi. Kualitas Pelayanan atau jasa pelayanan yang berkualitas juga berpengaruh dan perlu diperhatikan dalam tercapainya tujuan koperasi. Jika jasa pelayanan dikatakan berkualitas maka jasa tersebut harus mampu memenuhi setiap kebutuhan dan keinginan anggota koperasi. Peningkatan pelayanan yang efisien pada koperasi juga dapat dilakukan dengan menyediakan barang dan jasa yang lebih lengkap dan akan dapat menjadi rangsangan juga kepuasan bagi anggota koperasi yang sangat penting dalam pemupukan modal dan pertumbuhan koperasi. Winny (2015), menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang baik dengan keberadaan lembaga keuangan koperasi dimana kepuasan anggota merupakan faktor terpenting, sehingga kualitas pelayanan sangat menarik untuk diteliti dengan tujuan adanya peningkatan mutu layanan dan dalam jangka panjang agar dapat mempertahankan jumlah anggota pada koperasi. Selain partisipasi anggota dan kualitas pelayanan keberhasilan usaha koperasi untuk meningkatkan SHU juga dipengaruhi oleh sumber daya manusianya. Marifatul Chasanah (2010), mengemukakan bahwa dalam mengelola usaha, koperasi memerlukan perangkat organisasi yang mampu mengelola usaha koperasi dan memperjuangkan kepentingan dari anggota yakni pengurus. Dalam mengelola usahanya, koperasi memerlukan pengurus yang berkualitas yang mempunyai kemampuan manajerial,

dan berjiwa koperasi. Hal tersebut dapat berwujud mulai dari kemampuan menghasilkan ide, kemampuan memotivasi, dan kemampuan melaksanakan tugastugas. Pada dasarnya koperasi dikelola bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota secara khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sebagai badan usaha, koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil Usaha (SHU). Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 1992 pasal 45 Ayat 1: Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya, termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan Anggitya (2014). Sekalipun koperasi tidak mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus memperoleh SHU yang layak sehingga koperasi dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kemampuan usaha. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi dan akan mendorong anggota yang berpatisipasi pasif menjadi anggota yang aktif. Keaktifan partisipasi dari anggota koperasi, diharapkan kegiatan koperasi dapat berjalan dengan lancar dan juga akan mendapatkan jasa yang lebih dari pembagian sisa hasil usaha (SHU) koperasi tersebut. Jika semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh anggota atau bukan anggota koperasi maka semakin meningkat pula sisa hasil usaha koperasi.

Wahyuning (2013), menyatakan bahwa peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung pada pada kegiatan yang dijalankannya. Dari segi aspek keuangan pendapatan, (SHU) akan terlaksana, apabila koperasi tersebut mempunyai modal sendiri yang mencukupi yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan hibah. Disamping itu pinjaman modal yang berasal dari luar (hutang) yang diperoleh dari anggota, koperasi lainnya, Bank dan lembaga keuangan lainnya seperti BPR, surat hutang, dan obligasi. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota biasanya sudah disepakati sesuai dalam ketentuan Anggaran Dasar (AD) ketika pada saat pendirian koperasi. Beberapa persen dari SHU tersebut selanjutnya akan dikelola kembali sebagai modal tambahan pada koperasi dan dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa yang dilakukan oleh para anggota koperasi. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh oleh anggota koperasi diharapkan akan dapat meningkatkan taraf hidup dan juga kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan hal yang sangat penting bagi koperasi, tidak hanya karena menentukan keberhasilan usaha koperasi tersebut melainkan juga keberlangsungan koperasi khususnya di Denpasar Selatan. Koperasi diseluruh Kecamatan Denpasar Selatan juga tidak jauh dari permasalahan yang dihadapi baik itu masalah internal maupun eksternal, masalah-masalah yang dihadapi koperasi di Kecamatan Denpasar Selatan meliputi rendahnya partisipasi dari anggota, pelayanan koperasi, hingga kurangnya pengoperasian serta pengawasan pada koperasi.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan diatas maka dapat dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh langsung kualitas pelayanan dan kemampuan pengurus terhadap partisipasi anggota pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan? 2) Bagaimana pengaruh langsung kualitas pelayanan dan kemampuan pengurus dan partisipasi anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan? 3) Apakah kualitas pelayanan dan kemampuan pengurus berpengaruh secara tidak langsung terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) melalui partisipasi anggota pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk menganalisis pengaruh langsung kualitas pelayanan, dan keampuan pengurus terhadap partisipasi anggota pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan. 2) Untuk menganalisis pengaruh langsung kualitas pelayanan dan kemampuan pengurus dan partisipasi anggota terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan.

3) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung kualitas pelayanan dan kemampuan pengurus terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) melalui partisipasi anggota pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kecamatan Denpasar Selatan. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi kegunaan teoritis dan praktis, yakni sebagai berikut : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi koperasi sebagai bidang usaha perekonomian sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam pembuatan penelitian sejenis kedepanya. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan koperasi sebagai bidang usaha perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga mampu mendorong pembangunan perekonomian di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara garis besar agar lebih jelas dan teratur, berikut dikemukakan sistematika penulisannya yang terdiri dari lima bab yaitu:

Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah mengenai sisa hasil usaha pada koperasi serba usaha di Kecamatan Denpasar Selatan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, pokok rumusan masalah variabel yang diteliti, tujuan dan kegunaan penelitian serta diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori yang mendasari objek penelitian sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan, kerangka pemikiran, serta hipotesis. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang lokasi/tempat obyek penelitian, metodelogi penentuan sampel, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data yang digunakan, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kecamatan Denpasar Selatan, deskripsi data hasil penelitian terhadap sisa hasil usaha serta pembahasan hasil penelitian berdasarkan output IBM SPSS22.

Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan uraian pada bab sebelumnya serta saran-saran yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian berikutnya