KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR YANG MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

dokumen-dokumen yang mirip
No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. KATA PENGANTAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

ABSTRAK. Maria Linawati Sihotang, 2013 Pembimbing I : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes Pembimbing II : dr.rimonta F Gunanegara,SpOG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KANKER SERVIKS DI KALANGAN SISWI SMA SWASTA X, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

Roswati Dani Ningrum dan Dyah Fajarsari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

SKRIPSI. Disusun Oleh : Iza Aina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

Kata kunci: Lesi prakanker, IVA Positif, Krioterapi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER SERVIKS DI DESA PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG. ARTIKEL. Oleh : RATNA PUSPITA SARI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sedang berkembang, salah satunya Indonesi (WHO, 2012).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER LEHER RAHIM DI RW 7 DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN

Blank (11pt) 1. PENDAHULUAN

GAMBARAN MOTIVASI WANITA USIA SUBUR UNTUK MELAKUKAN TEST INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA CANGGAL KECAMATANCANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Sri Waluyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

PENGARUH PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PERILAKU PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS KEDUNGREJO

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Dukungan suami, Dukungan petugas kesehatan, Tindakan untuk melakukan pemeriksaan IVA.

BAB I PENDAHULUAN. hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Sri Mularsih Dosen Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MINAT METODE IVA DAN PAPSMEAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU RUMAH TANGGA DALAM MELAKUKAN TES IVA SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Novia Sari Yunita, Puji Lestari. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRACT

Transkripsi:

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR YANG MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT Ni Made Nurtini, Komang Purnama Dewi, Ni Wayan Erviana Puspita Dewi Prodi D III Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali Jalan Tukad Balian No. 180 Renon,Denpasar Email: adenurtini@ymail.com ABSTRACT Introduction: Prevention of cervical cancer can be done by screening and vaccination programs. The purpose of this study to identify the specific characteristics of women of reproductive age (WUS) that do early detection methods Visual Inspection Acetic Acid (VIA) by age group, education level, occupation, level of knowledge, of marriageable age, economic level, parity, and contraceptive use on time of inspection and examination results IVA. Methodology: The methodology used descriptive cross sectional with the entire population of WUS inspecting IVA in the village of Renon in May 2016. The sample in this study is total sampling. Results: The age test in the village of Renon IVA is aged 25-56 years. Some 45.5% of respondents educated past high school. Most respondents had good knowledge. The age of first married at age> 20 years is 77.8%. Monthly family income of 27 respondents 51.9%. From the results of implementation effectiveness of the research, 37.9% of respondents are housewives and 27.3% are self-employed. WUS more use of the IUD, with duration of use of no more than 5 years. The majority of respondents had 1 to 2 children. Discussion: This study shows that are coming are of reproductive age with the most educated high school, most of the knowledge of good, most aged married at the age of> 20 years. Income and employment do not affect the visit IVA. WUS who use non-hormonal birth control are more to come. The more often a woman gave birth to the higher risk for cervical cancer. The results have been positive IVA referral to services at the facility higher for Cryo. Keywords: Visual Inspection acid acetate, Women of fertile age PENDAHULUAN Kanker serviks adalah tumor ganas yang menyerang leher rahim yang disebabkan HPV (Human Papilloma Virus). Menurut data dari Laila kanker yang terbanyak dialami wanita Indonesia adalah kanker serviks (36% dari semua kanker pada wanita), dan 70% ditemukan dalam tahap lanjut (Pelita, 2010). Setiap satu jam di Indonesia terdapat satu wanita yang meninggal karena kanker serviks. Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher rahim yaitu faktor sosio demografis yang meliputi usia dan status sosial ekonomi. Faktor lainnya adalah faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital. Masalah lain yang terkait kanker serviks adalah hampir 70% kasus datang ke rumah sakit sudah dalam keadaaan stadium lanjut sehingga efektivitas pengobatan yang lengkap, masih belum memuaskan dan mortalitas yang diakibatkannya tinggi. Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrining dan pemberian vaksinasi. Diperlukan metode skrining alternatif yang mampu mengenali lesi prakanker serviks diterapkan di Indonesia yaitu IVA adalah metode baru deteksi dini kanker leher rahim dengan mengoleskan asama setat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi pra kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa. Menurut Laila, cakupan deteksi dini di Indonesia kurang dari 5% sehingga banyak kasus kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut yang seringkali menyebabkan kematian (Pelita, 2010). Hal ini disebabkan karena tingkat kesadaran dan pengetahuan perempuan Indonesia akan bahaya kanker serviks masih rendah serta wanita merasa malu dan takut akan hasil pemeriksaan IVA turut juga menjadi bahan pertimbangan. Pasien sering merasa takut dan kehilangan semangat hidup ketika mengetahui dirinya menderita penyakit 41

JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 kanker karena pendapat umum bahwa kanker tidak biasa diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian. BAHAN DAN METODE Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dengan populasi seluruh WUS yang melakukan pemeriksaan IVA di Kelurahan Renon. Pengambilan sampel yang digunakan di pilih secara Non-Probability Sampling dengan teknik Sampling Jenuh. Jenis alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan kuesioner. Waktu penelitian pada bulan Maret 2016 di Kelurahan Renon Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. HASIL PENELITIAN 1. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN UMUR didapatkan usia WUS yang datang untuk melakukan pemeriksaan IVA adalah diantara 25-56 tahun yang berjumlah 27 orang. Diantara seluruh WUS tersebut ada yang masih mengalami menstruasi ada juga yang sudah mengalami menopause. 2. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN TINGKAT PENDIDI- KAN didapatkan WUS dengan latar belakang pendidikan SD sebanyak 4 orang (14,8%), SMP 5 orang (18,5%), SMA 11 orang (40,7%) dan PT 7 orang (25,9%). 3. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN PEKERJAAN didapatkan WUS memiliki pekerjaan sebagai PNS 6 orang (22,2%), Swasta 18 orang (66,7%) dan IRT 3 orang (11,1%). 4. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN TINGKAT PENGE- TAHUAN didapatkan WUS yang memiliki pengetahuan baik 15 orang (55,7%), cukup 11 orang (40,7%) dan kurang 1 orang (3,6%). 5. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN USIA MENIKAH didapatkan WUS yang menikah pertama kali Wanita Usia Subur usia < 20 tahun 6 orang (22,2%) dan 20 tahun 21 orang (66,7%). 6. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN TINGKAT EKONOMI didapatkan WUS dengan penghasilan di bawah UMR 14 orang (51,9%) dan diatas UMR 13 orang (48,1%). 7. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN PARITAS didapatkan WUS yang memiliki paritas 1 sebanyak 3orang (11,1%), paritas 2 sebanyak 13 orang (48,1%), paritas 3 sebanyak 9 orang (33,3%), paritas 4 sebanyak 2 orang (7,4%). 8. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN didapatkan yang WUS yang tidak menggunakan KB 9 orang (33,4%), IUD 11 orang (40,7%), kondom 2 orang (7,4%), Tubektomi 3 orang (11%), suami yang menggunakan vasektomi sebanyak 2 orang (7,4%). 9. KARAKTERISTIK WUS BER- DASARKAN HASIL PEMERIKSAAN didapatkan WUS yang hasil pemeriksaan IVA normal 22 orang (81,5%) dan positif 5 orang (18,5%). PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK WUS BERDASARKAN UMUR Umur merupakan salah satu variabel yang penting karena banyak penyakit ditemukan yang berpatokan pada umur. Risiko tinggi infeksi HPV sangat umum terjadi pada wanita dengan usia muda. Sebagian kecil persentase dari semua infeksi virus HPV berkembang menjadi kanker. Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan pada semua usia namun dengan beberapa syarat yang disesuaikan dengan prosedur pelaksanaan pemeriksaan. WHO merekomendasikan untuk melakukan deteksi dini kanker serviks pada usia 30-49 tahun dimana pada masa ini apabila lesi pra-kanker ditemukan sejak dini maka akan menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 42

umur yang melakukan tes IVA di Kelurahan Renon adalah umur 25-56 tahun. B. KARAKTERISTIK WUS PENDIDIKAN Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari hasil penelitian terhadap wanita usia subur yang mengikuti tes IVA di Kelurahan Renon peneliti mendapatkan hasil bahwa 45,5% responden yang mengikuti tes IVA berpendidikan terakhir SMA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Safa ah tahun 2009 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA dimana salah satu faktor yang ditemukan adalah pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas WUS yang mengikuti tes IVA berpendidikan menengah (SMA/sederajat). Penelitian yang dilakukan oleh Suarniti dkk (2013) yang berjudul Pengetahuan dan Motivasi Wanita Usia Subur Tentang Tes Inspeksi Visual Asam Asetat di Propinsi Bali Indonesia. Dalam penelitiannya, peneliti mendapatkan hasil bahwa pengetahuan wanita usia subur (WUS) yang mengikuti tes IVA lebih tinggi dibandingkan pengetahuan WUS yang tidak menjalani tes IVA. Sehingga semakin tinggi pengetahuan WUS maka partisipasi dalam melakukan tes IVA akan semakin meningkat. Pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan yang akan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang terhadap kesehatan. Tingkat pendidikan masyarakat berkaitan dengan pemahaman informasi tentang kesehatan yang diterima masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka penerimaan terhadap informasi akan berbeda. C. KARAKTERISTIK WUS BERDASARKAN PEKERJAAN Pekerjaan menjadi faktor penyebab seseorang untuk berperilaku terhadap kesehatannya. Hal ini disebabkan karena pekerjaan menjadi faktor risiko seorang mengalami sakit maupun penyakitnya. Pada penelitian Sukanti (2007) menunjukkan bahwa wanita yang tidak bekerja lebih banyak melakukan pemeriksaan kanker serviks daripada wanita yang bekerja, hal tersebut berkaitan dengan waktu dan pelayanan kesehatan. Menurut Hidayat (1999) terdapat hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar seperti buruh, petani memperlihatkan 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibanding wanita pekerja ringan atau bekerja di kantor. Dua kejadian yang terpisah memperlihatkan adanya hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan. Para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan dengan para istri pekerja kantor atau pekerja ringan, kebanyakan dari kelompok yang pertama ini dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah, mungkin standar kebersihan yang tidak baik pada umumnya faktor sosial ekonomi rendah cenderung memulai aktivitas seksual pada usia lebih muda. D. KARAKTERISTIK WUS PENGETAHUAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku seseorang. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan seseorang tentang kesehatan mungkin penting sebelum terjadinya perilaku kesehatan, namun tindakan kesehatan yang diinginkan mungkin tidak terjadi kecuali seseorang memiliki motivasi untuk bertindak atas pengetahuan yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan oleh Theresia, dkk (2012) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang dominan yang berpengaruh dalam perilaku wanita dalam pemeriksaan IVA test. Penyebab yang menjadi faktor penghambat pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks adalah keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut akan rasa sakit serta keengganan karena malu saat dilakukannya pemeriksaan (Maharsie&Indarwati, 2012). E. KARAKTERISTIK WUS BERDASARKAN USIA MENIKAH 43

Banyaknya jumlah responden yang mengikuti tes IVA berdasarkan umur berkaitan erat dengan usia pertama kali menikah. Dari hasil penelitian yang dilakukan tercatat usia pertama kali menikah terbanyak pada usia > 20 tahun yaitu 77,8%. Dalam Undang-Undang Perkawinan tahun 1974, usia ideal seorang perempuan melakukan perkawinan adalah diatas usia 18 tahun. Hal ini diperhitungkan melalui berbagai aspek antara lain kesehatan, mental, pendidikan, sosial ekonomi dan reproduksi (Kemenkes RI, n.d.) Kaitannya dengan kanker serviks, seorang perempuan yang melakukan perkawinan di usia dini akan meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Didukung dengan berbagai faktor antara lain hubungan seksual yang dilakukan di usia dini, terlalu banyak pasangan seksual, sosial ekonomi yang buruk, jumlah persalinan yang terlalu banyak dan faktor baik eksternal maupun internal yang mungkin muncul. Usia pertama kali melakukan hubungan seksual kurang dari 20 tahun berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada berusia >20 tahun. F. KARAKTERISTIK WUS EKONOMI Dalam karakteristik ekonomi peneliti menemukan pendapatan keluarga perbulan dari 27 orang responden 51,9 memiliki pendapatan keluarga perbulan dibawah UMR dan 48,1% responden memiliki pendapatan keluarga diatas UMR. Jumlah pendapatan dalam keluarga erat kaitannya dengan jenis pekerjaan yang dimiliki baik suami atau istri. Dari hasil penelitian yang dilakukan, 37,9% responden merupakan ibu rumah tangga (IRT) dan 27,3% nya merupakan wiraswasta. Penelitian yang dilakukan oleh Damailia & Oktavia, (2015) yang berjudul Faktor-Faktor Determinan Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur Di Kelurahan Potrobangsan Kota Magelang, salah satu faktor yang diteliti adalah status ekonomi. Dalam penelitian tersebut, peneliti mendapatkan hasil sebagian besar responden memiliki pendapatan sesuai UMR namun tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Dimana dalam penelitian ini, status ekonomi tidak berpengaruh langsung kepada seseorang dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Hal ini dapat dipengaruhi faktor lain salah satunya tingkat pengetahuan. Meskipun seseorang dengan status ekonomi baik namun memiliki pengetahuan yang kurang maka tidak menjamin seseorang tersebut mau melakukan deteksi dini kanker serviks. Status sosial ekonomi yang rendah dikenal sebagai salah satu faktor risiko dalam banyak masalah kesehatan termasuk diantaranya kanker serviks. Seorang wanita yang memiliki penghasilan rendah akan terbatas dalam mengakses fasilitas kesehatan, kekurangan gizi, dan rendahnya tingkat kesadaran tentang isu kesehatan dan upaya pencegahan suatu penyakit. Semua faktor tersebut akan menjadikan wanita tersebut mudah mengalami suatu penyakit salah satunya kanker serviks yang seharusnya dapat dicegah sedini mungkin (ACS, 2010). G. KARAKTERISTIK WUS BERDASARKAN PARITAS Berdasarkan jumlah anak responden, mayoritas memiliki 1 sampai 2 orang anak. Semakin sering seorang wanita melahirkan, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya kanker serviks karena memiliki riwayat infeksi di daerah kelamin. Hal tersebut diperkuat dalam penelitian yang dilakukan Setyarini (2009) dalam Wahyuningsih & Mulyani (2014) bahwa wanita dengan paritas tinggi yaitu lebih dari 3 kali beresiko 5,5 kali untuk terkena kanker serviks. Apabila seseorang terlalu sering melahirkan maka akan menyebabkan jalan lahir menjadi longgar dan robekan selaput serviks menyebabkan terbukanya jaringan, sehingga dapat mempunyai kesempatan untuk terkontaminasi oleh virus yang dapat menyebabkan infeksi (Pangesti dkk, 2012). H. KARAKTERISTIK WUS BERDASARKAN ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN Kontrasepsi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya lesi pra kanker, jika pemakaiannya terlalu lama. Kontrasespi oral dalam waktu lama lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan wanita sensitif terhadap HPV yang dapat meyebabkan adanya peradangan pada genitalia sehingga berisiko untuk terjadi kanker serviks (Hidayat, 2001). I. KARAKTERISTIK WUS BERDASARKAN HASIL 44

JRKN Vol.01/No. 01/April-September/2017 PEMERIKSAAN Setiap wanita memiliki risiko terpapar kanker serviks. Namun tidak semua wanita memiliki derajat terpapar yang sama. Berdasarkan hasil pemeriksaan IVA yang dilakukan pada 27 orang WUS, terdapat 5 orang (18,5%) yang menunjukkan hasil positif lesi pra kanker. Tindakan yang dilakukan untuk menangani pasien yeng terdeteksi positif pada saat pemeriksaan IVA adalah dengan melakukan pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan tersebut bisa dilakukan di pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan VCT atau di pelayanan kesehatan memiliki metode Cryo Ablation (metode pembekuan terhadap masa kanker). SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Dari hasil penelitian didapatkan gambaran karakteristik wanita usia subus (WUS) yang mengikuti tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) sebagai berikut :WUS dengan karakteristik umur yang mengikuti tes IVA adalah 25-56 tahun, WUS terbanyak dengan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA), WUS mayoritas responden memiliki pendapatan keluarga perbulan dibawah UMK, WUS menikah mayoritas diatas usia 20 tahun, WUS mayoritas memiliki pengetahuan baik, WUS mayoritas menggunakan kontrasepsi IUD pada saat pemeriksaan IVA dengan lama pemakaian tidak lebih dari 5 tahun, WUS mayoritas paritas 2, Hasil pemeriksaan IVA, 5 orang dari 27 orang WUS yang dinyatakan hasil IVA nya positif. Wanita Usia Subur tanggal 25 Januari 2016, jam 12.00 WITA) Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Register Kelurahan Renon. (2014). Profil Pembangunan Kelurahan Renon Kecamatan Denpasar Kota Denpasar. Denpasar : Kelurahan Renon Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pelita. (2010). Cegah Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA. Available from: http://batavise.co.id/node/99536 diakses tanggal 10 November 2015, jam 12.00 WITA Suarniti, N. W., Setiawan, & Tasya, M. (2013). Pengetahuan dan Motivasi Wanita usia Subur Tentang Tes Inspeksi Visual Asam Asetat di Propinsi Bali Indonesia. (online), http:// pustaka.unpad.ac.id/archives/130255. diakses tanggal 22 Desember 2015, jam 10.00 WITA) Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20. Jakarta : Undang-Undang Republik Indonesia B. SARAN Melihat jumlah WUS yang masih sangat sedikit melakukan pemeriksaan IVA, maka disarankan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan, khususnya untuk deteksi dini kanker serviks dengan IVA untuk meningkatkan motovasi WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA baik di swasta maupun di fasilitas pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Damailia, H. T., & Oktavia, T. R. (2015). Faktor-Faktor Determinan Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Pap Smear pada Pasangan Usia Subur (PUS), (online), (http:// www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/ index.php/gaster/article/view/95 diakses 45