BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK DI DESA BLIMBING KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. berjumlah 2.583, wanita berjumlah Untuk lebih jelasnya mengenai

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III JUAL BELI IKAN DIDALAM BLUNG DI TPI DESA UJUNG BATU KEC. JEPARA KAB. JEPARA. A. Keadaan Umum Desa Ujung Batu Kec. Jepara, Kab.

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PATOKAN HARGA BERAS DALAM ARISAN DARMIN DI DESA BETON KECAMATAN MENGANTI KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di posisi 94o 40' BT 141o BT dan 6o LU 11o LS,

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan merupakan daerah yang berada pada jalur pantai utara,

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG UANG DENGAN PELUNASAN BARANG DI DESA KEDUNGRINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN SISTEM OYORAN DI DESA TAJUNGWIDORO KEC. BUNGAH KAB. GRESIK

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,

BAB II PROFIL WILAYAH. Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survei lapangan dan. pendapat, maupun diskusi dengan tokoh masyarakat di Kampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB III DESKRIPSI TENTANG PERKAWINAN DI MASA IDDAH DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SEI. INJAB KELURAHAN TERKUL. luas wilayah Hektar (Ha). Secara georafis, Kelurahan

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III PRAKTEK JUAL BELI LAHAN PEMAKAMAN BERSTATUS WAKAF DI DESA LAMPER TENGAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISA FINANSIAL USAHA IKAN RUCAH DI UD. GENDUNG H DI DESA BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

BAB III PELAKSANAAN AKAD PELAYANAN PAKET PERAWATAN JENAZAH ONLINE DI KELURAHAN SUMBER REJO KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II PROFIL DESA WALIKUKUN KECAMATAN CARENANG KABUPATEN SERANG BANTEN

TEBASAN DI GUNUNG WURUNG KABUPATEN

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG PRAKTEK PINJAM

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN


BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Negeri Besar pertama kali bernama Negeri Syam yang terbentuk sejak

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

GAMBARAN UMUM. Kelurahan Negeri Besar Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.

BAB III PRAKTEK ARISAN JAJAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DI TAMBAK LUMPANG KELURAHAN SUKOMANUNNGAL KECAMATAN SUKOMANUNGGAL SURABAYA

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK SEWA JASA PENYIARAN TV DENGAN TV KABEL DI DESA SEDAYULAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN TRADISI JUAL BELI SAPI KEPADA POLANGAN DI DESA KALIGEDE KECAMATAN SENORI KABUPATEN TUBAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh kelompok kami sebelum penerjunan. 1) Nama Ranting : Ranting Muhammadiyah Kricak

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB III PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

BAB III PRATEK JUAL BELI POHON MANGGA DENGAN SISTEM TEBASAN DI DESA KEDONDONG KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK GANTI RUGI PADA PROSES BORONGAN IKAN LAUT DI KELURAHAN BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis Kelurahan Brondong berada di wilayah Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Propinsi Jawa Timur. Yang terletak pada koordinat antara 06 53 30,81 07 23 6 LS dan 112 17 01,22 112 33 12 BT. Dilihat dari kondisi geografis Kelurahan Brondong dapat dikategorikan daerah pantai. Adapun luas wilayah mencapai 233,64 ha. Yang dibagi dalam ruang lingkup 42 RT dan 7 RW. Batas-batas wilayah Kelurahan Brondong dengan desa lain, sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur : Laut Jawa : Desa Sumberagung Kecamatan Brondong : Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Sebelah Barat : Desa Sedayu Lawas Kecamatan Brondong 1 Letak wilayah Kelurahan Brondong berada 2 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan Brondong dengan waktu tempuh 10 menit, dan jarak ke Ibu kota Kabupaten Lamongan adalah 57 Km dengan waktu 1 http://www.lamongan.go.id (09 mei 2017) 45

46 tempuh 1,5 jam, dan jarak ke Ibu kota Provinsi Jawa Timur mencapai 78 Km dengan waktu tempuh 2,5 jam. 2. Keadaan Demografis a. Jumlah penduduk Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Brondong pada tahun 2015 dihuni oleh 14.207 orang, yang terdiri dari 7.028 orang laki- laki dan 7.179 orang perempuan dengan jumlah 4.715 kepala keluarga (KK). Tabel. 1.1 Jumlah penduduk Kelurahan Brondong No. Uraian Keterangan 1. 2. Laki-laki Perempuan Jumlah 7.028 orang 7.179 orang 14.207 orang (Sumber: Profil Kelurahan Brondong tahun 2015) Jumlah penduduk di Kelurahan Brondong juga dipengaruhi oleh banyaknya pendatang yang bermukim disana. Adanya sarana mata pencaharian dibidang perdagangan/jasa dan kelautan yang cukup banyak sehingga penduduk luar Kelurahan Brondong banyak yang mencari penghasilan di wilayah Kelurahan Brondong. b. Ekonomi Mata pencaharian masyarakat Kelurahan Brondong terdiri dari beberapa macam mata pencaharian antara lain: pertanian, perdagangan, PNS, nelayan dll. Sebagaimana tabel berikut:

47 Tabel 1.2 Jenis pekerjaan Kelurahan Brondong No. Jenis Pekerjaan Jumlah 1. Petani 325 2. Nelayan 1.298 3. Sektor jasa/perdagangan 370 4. Karyawan perusaan pemerintah/swasta 2.857 5. PNS 590 6. TNI/Polri 32 7. Pensiunan PNS/TNI/Polri 141 8. Guru 215 9. Dokter 4 10. Bidan/perawat/mantri kesehatan 21 (Sumber: profil Kelurahan Brondong) Banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dipengaruhi oleh letak geografis Kelurahan Brondong yang berada di utara Kabupaten Lamongan yang berbatasan langsung dengan laut Jawa, selain itu juga didukung dengan adanya Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. c. Sosial keagamaan Masyarakat di Kelurahan Brondong mayoritas memeluk agama Islam. Sebagaimana data berikut: Tabel 1.3 Agama masyarakat Kelurahan Brondong No. Agama Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Islam 7024 7.170 14.194 2. Kristen 2 4 6 3. Katholik 3 4 7 (Sumber: Profil Kelurahan Brondong) Pemeluk agama Islam di Kelurahan Brondong terdiri dari beberapa golongan Muhammadiyah, Nahdhotul Ulama (NU),

48 Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Mayoritas yang paling banyak adalah golongan Muhammadiyah. Adapun kegiatan keagamaan di Kelurahan Brondong, rutinan membaca yasin yang dilaksanakan oleh masyarakat setiap malam sabtu. Sedangkan dalam menunjang terlaksana kegiatan keagamaan terdapat tempat pembelajaran yang digunakan sebagai media pendidikan agama Islam. Antara lain TPA al-maqfur, tarbiyatul islamiyah, at-taqwa dan baithur rohman. 2 d. Pendidikan Masih banyak masyarakat Kelurahan Brondong yang kurang memperhatikan tingkat pendidikan hingga mencapai perguruan tinggi. Rata-rata pendidikan yang ditempuh hanya sampai SD, SMP dan SMA. Akan tetapi kini masyarakat telah sadar akan pentingnya pendidikan dengan melihat semakin banyaknya masyarakat Kelurahan Brondong dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Tabel 1.4 Pendidikan masyarakat Kelurahan Brondong No. Pendidikan yang ditempuh Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Tidak tamat SD 741 696 1.437 2. Sedang TK/play group 406 526 932 3. Sedang sekolah 1.708 1.963 3.671 4. Tamat SD 1.394 1.367 2.761 5. Tamat SMP/sederajat 1.292 1.034 2.326 6. Tamat SMA/sederajat 822 686 1.508 7. Perguruan tinggi 765 807 1.572 (Sumber: Profil Kelurahan Brondong) 2 Mawati, Wawancara, Lamongan, 16 April 2017.

49 B. Pelaksanaan Jual Beli Ikan Laut Secara Borongan di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Di Kelurahan Brondong penduduknya banyak yang bekerja sebagai nelayan. Hal itu sesuai dengan kondisi geografis yang terletak di sebelah utara Kabupaten Lamongan yang berada di tepi laut Jawa. Dalam menjualbelikan ikan hasil tangkapan mayoritas nelayan lebih memilih jual beli ikan secara borongan. Kegiatan jual beli tersebut dilakukan terhadap keseluruhan ikan yang masih berada di atas kapal, yang dilakukan tanpa ditimbang dan ditakar. Akan tetapi menggunakan taksiran. Kegiatan jual beli ikan hasil tangkapan nelayan di Kelurahan Brondong dan sekitarnya terpusat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong. Adapun tahapan jual beli borongan, sebagai berikut: 1. Pemeriksaan ikan Pemeriksaan dilakukan di atas kapal terhadap ikan yang masih berada di dalam palkah (tempat penyimpanan ikan). Pemeriksaan bertujuan untuk memastikan kondisi ikan dari kualitas jenis dan kesegaran. Selain itu informasi yang disampaikan oleh juragan dan belah (anak buah kapal) juga menjadi tumpuan bagi pemborong. Karena ikan yang diperoleh nelayan tidak dapat dilihat secara keseluruhan yang disebabakan kedalaman palkah (tempat penyimpanan ikan) yang mencapai 2.5 s/d 3.5 Meter.

50 2. Cara menetapkan harga ikan Ikan hasil tangkapan nelayan tidak hanya satu jenis, sehingga dalam menentukan harga terlebih dahulu ikan diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu ikan dengan harga rendah, ikan dengan harga sedang, dan ikan dengan harga tinggi. Begitu pula pemborong harus mengetahui harga yang berlaku dipasaran. Setelah diketahui berat pada masing-masing kategori, kemudian dilakukan kalkulasi harga pada keseluruhan ikan. Lalu antara pemborong dan nelayan terjadi tawar-menawar hingga tercapai kesepakatan harga antar kedua belah pihak. 3. Perjanjian Pada jual beli ikan secara borongan ada dua bentuk transaksi, Pertama adanya perjanjian, yang berisi jika setelah pembongkaran terdapat ketidaksesuaian ikan hasil tangkapan nelayan yang diperoleh, maka pemborong dapat memilih antara melanjutkan dengan meminta ganti rugi atau membatalkan transaksi. Kedua tanpa perjanjian, yaitu tidak menyebutkan adanya ganti rugi pada saat akad. 3 4. Penyerahan ikan Setelah terjadi transaksi dengan kesepakatan harga antara pemborong (pembeli) dan nelayan (penjual), ikan yang menjadi objek transaksi tetap dibiarkan di atas kapal dan dapat diterima oleh pemborong setelah pembongkaran, pembayaran kepada pemilah dan pengangkutan ikan pada keesokan hari. 3 Kastabat, Wawancara, Lamongan 28 Maret 2017.

51 5. Cara pembayaran Terdapat dua cara pembayaran, pertama pembayaran secara kontan dengan memberikan langsung setelah disepakati harga. Kedua pembayaran secara tempo, pembayaran ini yang umumnya digunakan dan berdasarkan pada kepercayaan. Yang diberikan keesokan hari setelah pemborong menjualbelikan ikan hasil tangkapan nelayan kepada pihak ketiga di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) selesai pembongkaran. 4 Untuk pembayaran dapat diberikan di atas kapal ataupun di rumah juragan. C. Praktik Ganti Rugi Pada Proses Borongan Ikan Laut di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan 1. Praktik Ganti Rugi Pada Proses Borongan Ikan Laut di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Praktik ganti rugi terjadi dari adanya jual beli secara borongan terhadap ikan hasil tangkapan nelayan di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan. Kegiatan Jual beli tersebut digunakan oleh mayoritas nelayan di Kelurahan Brondong karena mereka kesulitan jika harus menjualbelikan sendiri ikan hasil tangkapannya. Sehingga mayoritas nelayan lebih memilih jual beli secara borongan karena sesuai dengan kebutuhannya. 5 Selain nelayan yang dimudahkan dengan adanya sistem jual beli tersebut, pemborong juga diuntungkan dengan mendapat profit dari transaksi yang dilakukan. 4 Kastabat, Nelayan, Wawancara, Lamongan, 28 Maret 2017. 5 Imam, Nelayan, Wawancara, Lamongan 27 Maret 2017.

52 Menurut bapak Zurkoni praktik ganti rugi pada jual beli borongan diminta oleh pemborong setelah dilakukan pembongkaran dan penjualan ikan hasil tangkapan nelayan kepada pihak ketiga. untuk besarnya balen (ganti rugi) yang diminta oleh pemborong yaitu berdasarkan sukarela dari nelayan atau sudah mematok besaran tertentu berdasarkan kadar kerugian. Dalam menanggapi permintaan balen para nelayan dalam satu anggota kapal (juragan dan anak buah kapal) terlebih dahulu melakukan musyawarah untuk menentukan besaran balen yang diberikan, yang besarnya maksimal 50% dari total kerugian yang dialami pemborong. 6 Pada praktik ganti rugi tersebut ada yang telah diperjanjikan pada saat transaksi dan ada yang tidak diperjanjikan pada saat transaksi. Sebagaimana pada pelaksanaan jual beli secara borongan, pada jual beli tersebut ada dua bentuk transaksi, pertama dengan kesepakatan perjanjian yang berisi jika setelah pembongkaran terdapat ketidaksesuaian ikan hasil tangkapan nelayan yang diperoleh, maka pemborong dapat memilih antara melanjutkan dengan meminta ganti rugi atau membatalkan transaksi. Kesepakatan perjanjian ini terjadi pada jual beli dengan pembayaran secara kontan dan tempo. Kedua tanpa perjanjian yang tidak menyebutkan adanya ganti rugi pada saat akad, yang terjadi pada jual beli dengan pembayaran secara tempo. Jadi pada pembayaran secara tempo ada yang menggunakan perjanjian dan 6 Zurkoni, Pemborong, Wawancara, Lamongan, 27 Maret 2017.

53 ada yang tanpa menggunakan perjanjian. Berikut praktik ganti rugi yang dijelaskan dalam kasus sebagaimana hasil wawancara: Transaksi antara bapak Witono (pemborong) dengan rombongan kapal nelayan bapak Teguh, transaksi tersebut dilakukan dengan kesepakatan perjanjian. Saat transaksi pemborong melakukan pemeriksaan terhadap ikan yang masih di dalam palkah (tempat penyimpanan ikan) serta meminta informasi kepada nelayan terkait ikan hasil tangkapan dan informasi kedalaman palkah. Kemudian diperoleh taksiran sebesar 10,9 ton. Dari hasil taksiran tersebut kemudian pemborong mengkalkulasi harga yang sesuai dengan keseluruhan ikan, lalu dilakukan penawaran hingga tercapai kesepakatan seharga Rp. 102.000.000,00 dengan pembayaran secara kontan. Pada keesokan hari kemudian dilakukan pembongkaran terhadap ikan hasil tangkapan nelayan. Dari situ lalu pemborong memilih untuk melanjutkan transaksi, dengan menjualbelikan ikan kepada pihak ketiga. Setelah penjualan tersebut pemborong menyampaikan terjadi kerugian sebesar Rp. 5.000.000,00 dan meminta balen (ganti rugi) kepada nelayan. Menanggapi hal itu kemudian nelayan dalam satu anggota kapal melakukan musyawarah dan bersedia memberian balen sebesar Rp. 2.500.000,00. 7 Selain itu juga terjadi pada transaksi antara bapak Makin (pemborong) dengan rombongan kapal nelayan bapak Hendrik, transaksi 7 Teguh, Nelayan, Wawancara, Lamongan, 16 April 2017.

54 tersebut juga menggunakan kesepakatan perjanjian\. Setelah nelayan menyampaikan kedalaman palkah dan menyampaikan informasi ikan laut hasil tangkapan. Kemudian pemborong melakukan pemeriksaan pada sebagian ikan dan diperoleh taksiran 11 ton dengan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak seharga Rp. 110.000.000,00 dengan pembayaran secara tempo. 8 Setelah pembongkaran dan penjualan ikan kepada pihak ketiga barulah pemborong membayarkan harga kepada nelayan. Karena mengalami kerugian, pada saat pembayaran tersebut pemborong juga menyampaikan kerugiannya sebesar Rp. 6.000.000,00 dan meminta balen (ganti rugi) setengah bagian kepada nelayan. Menanggapi hal itu kemudian nelayan melakukan musyawarah dengan menyepakati pemberian balen sebesar Rp.3.000.000,00. 9 Transaksi lainnya terjadi antara bapak Mundakir (pemborong) dengan rombongan nelayan bapak Imron yang dilakukan tanpa kesepakatan perjanjian. Saat transaksi pemborong meminta informasi kepada nelayan terkait ikan hasil tangkapan dan informasi kedalaman palkah. Kemudian pemborong melakukan pemeriksaan ikan dan diperoleh taksiran 10,2 ton, dengan harga Rp. 100.000.000,00 yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan pembayaran secara tempo. Setelah pembongkaran dan penjualan ikan kepada pihak ketiga barulah pemborong membayarkan harga kepada nelayan. Pada saat 8 Hendrik, Nelayan Wawancara, Lamongan, 27 Maret 2017. 9 Makin, Pemborong, Wawancara, Lamongan, 27 Maret 2017.

55 pembayaran tersebut pemborong juga menyampaikan kerugiannya sebesar Rp. 4.500.000,00 dan meminta balen dengan alasan bahwa informasi yang disampaikan oleh nelayan tidak sesuai, padahal pada saat transaksi tidak ada perjanjian penanggungan kerugian. Karena merasa simpati kemudian nelayan memberikan balen sebesar Rp 2.000.000,00. 10 Selain adanya permintaan ganti rugi dari pihak pemborong, adakalanya pemborong juga memberikan harga lebih kepada nelayan ketika mendapat keuntungan lebih dari transaksi yang dilakukan. Penambahan harga tersebut diberikan kepada nelayan setelah proses pembongkaran dan penjualan ikan kepada pihak ketiga, maupun bersamaan waktu pembayaran jika pada jual beli dengan pembayaran secara tempo. 2. Latar Belakang Terjadinya Praktik Ganti Rugi Pada Proses Borongan Ikan Laut di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Permintaan ganti rugi pada jual beli borongan yang terjadi di Kelurahan Brondong ini disebabkan oleh beberapa hal, dari hasil wawancara dengan narasumber diperoleh alasan yang melatarbelakangi praktik ganti rugi pada proses borongan ikan laut. Alasan dari sisi pemborong sebagai berikut: a) Ikan yang diperoleh pemborong kurang sesuai dengan Informasi yang disampaikan oleh nelayan. 10 Imron, Nelayan, Wawancara, Lamongan, 16 April 2017.

56 b) Adanya penurunan kualitas ikan, lamanya nelayan mencari ikan bisa mencapai dua minggu hingga lebih. Jika es yang diberikan pada palkah (tempat penyimpanan) jumlahnya kurang maka akan mempengaruhi kualitas ikan, sehingga ikan yang diperoleh menjadi tidak segar atau basi. 11 c) Kondisi harga ikan dipasaran tidak stabil, yang dapat mengalami kenaikan dan penurunan harga. Sedangkan alasan dari nelayan berkenan memberikan ganti rugi ialah: a) Untuk menjaga hubungan bisnis, karena masih dimungkinkan untuk menjualbelikan ikan hasil tangkapannya kepada pemborong tersebut dilain waktu. b) Simpati kepada pemborong jika menanggung kerugian yang terlalu besar. c) Nelayan masih mendapat untung walaupun memberi balen (ganti rugi) kepada pemborong. 11 Zurkoni, Pemborong, Wawancara, Lamongan, 27 Maret 2017.