BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE ini dilakukan di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Cibogo dijadikan sebagai lokasi penelitian pada kajian ini karena di Desa Cibogo masih terdapat Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) yang belum diketahui secara jelas dan pasti faktor yang menjadi penyebabnya. 2. Subjek Penelitian Populasi dan sampel merupakan objek ataupun subjek yang hendak dijadikan sebagai sumber data pada suatu penelitian. Oleh karena itu, suatu penelitian harus memiliki populasi dan sampel. a. Populasi Sugiyono (2013:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut pendapat Sudjana (2005:161) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas. Adapun populasi pada penelitian ini adalah Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah 543 orang. b. Sampel Arikunto (2006:131) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pendapat tersebut semakin menguatkan pendapat Sudjana (2005:161) bahwa sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.
39 Teknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Oleh karena itu, simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 120:2013). Berkenaan dengan besarnya sampel Arikunto (2006:134) memberikan pedoman dalam penarikan sampel, yaitu : Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka peneliti menarik sampel sebesar 10% dari jumlah populasi yang ada sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : 10% x 543 = 55 orang. B. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan yang dilaksanakan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti di dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Perencanaan merupakan tahapan awal yang dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam suatu penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berlangsung secara sistematis. Pada tahap perencanaan peneliti melakukan pemilihan masalah, karena tanpa adanya masalah mustahil penelitian dapat dilakukan. Proses pencarian masalah diawali dengan melakukan studi pendahuluan ke lapangan yang berlokasi di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat untuk membuktikan bahwa masalah yang akan peneliti
40 jadikan sebuah penelitian dapat diteliti. Setelah melakukan studi pendahuluan peneliti menemukan adanya fakta-fakta yang menarik untuk diteliti, dimana faktafakta tersebut peneliti sisipkan pada hasil identifikasi masalah yang ada dalam BAB I. Dari hasil identifikasi masalah yang terdapat di lapangan, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE yang ada di Desa Cibogo. Sesuai dengan masalah di atas, maka langkah selanjutnya peniliti melakukan studi kepustakan melalui buku, jurnal dan media internet sebagai bahan dalam merancang sebuah proposal penelitian yang diajukan kepada dosen pembimbing agar mendapat persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti membuat surat perizinan untuk pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Selain itu, peneliti menyiapkan peralatan yang digunakan pada saat penelitian diantaranya; kuesioner/angket, alat perekam, dan buku catatan. Hal tersebut disiapkan untuk memperlancar ketika melakukan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian data dan informasi secara mendalam dari pihak-pihak yang terkait, diantaranya dengan melakukan observasi secara langsung dan melakukan penyebaran angket kepada subjek penelitian (responden). Angket yang dibuat oleh peneliti berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing. 3. Tahap Pelaporan Tahap pelaporan ini dimulai dengan menganalisis data yang telah terkumpul dan selanjutnya dituangkan menjadi sebuah laporan penelitian yang disebut skripsi. C. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara terarah dan konsisten yang digunakan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan. Menurut Sugiyono (2013:3) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
41 mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan untuk menganalisa dan mengkaji masalah pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam suatu penelitian untuk menggambarkan kejadian atau peristiwa yang sedang berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Nazir (2005:54) yang menyatakan bahwa: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistemati, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Adapun metode deskriptif yang digunakan pada penelitian kuantitatif dikenal dengan sebutan statistik deskriptif. Statistik deskriptif menurut Sugiyono (2013:207-208) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penyajian data yang termasuk ke dalam statistik deskriptif menurut Sugiyono adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. Adapun teknik penyajian data pada penelitian ini adalah melalui perhitungan persentase. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini tidak bermaksud untuk merusak situasi dan kondisi objek penelitian, akan tetapi mencoba mempelajari suatu kondisi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilakukan agar program pemberdayaan yang nantinya akan diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan sasaran, sehingga berdampak positif terhadap kehidupan sasaran. Berdasarkan pertimbangan rumusan masalah penelitian yang ingin diungkap, diharapkan dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
42 kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. D. Definisi Operasional Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan sehingga dapat bekerja lebih terarah, maka terdapat beberapa istilah yang perlu didefinisikan secara operasional, yaitu: 1. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI) rawan berarti keadaan berbahaya, gawat, genting, menderita (kerugian, kekurangan, dsb). Sedangkan kerawanan adalah keadaan; perihal rawan. Pada pembahasan ini, peneliti mengkaji faktor penyebab terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE). Menurut ife (2008:410-411) untuk tujuan penyusunan model pengembangan masyarakat dan model pemikiran tentang peran pekerja masyarakat, jika dilihat secara keseluruhan maka terdapat enam dimensi yang dipertimbangkan sebagai hal yang sangat penting. Keenam dimensi tersebut yaitu: pengembangan sosial, pengembangan ekonomi, pengembangan politik, pengembangan budaya, pengembangan lingkungan dan pengembangan personal/spiritual. Oleh karena itu, pada pembahasan ini faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi pada PRSE di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dilihat berdasarkan keenam dimensi tersebut, kemudian dikaji berdasarkan perbedaan pengalaman pendidikan formal yang di tempuh oleh PRSE. 2. Sudjana (2001:175) memberikan makna kebutuhan sebagai sesuatu yang harus dipenuhi, sesuatu tersebut termasuk keinginan, kehendak, harapan, atau keadaan. Oleh karena itu, harapan merupakan bagian dari kebutuhan individu yang harus dipenuhi. Adapun harapan pada penelitian ini ditinjau berdasarkan faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi pada Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) yang ada di Desa Cibogo. 3. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012 adalah seorang perempuan dewasa menikah, belum menikah atau janda dan tidak mempunyai
43 penghasilan cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Dalam pembahasan ini Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) adalah seseorang dengan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang disebabkan oleh berbagai faktor, sehingga dengan keterbatasan tersebut menjadikannya tidak berdaya. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Instrumen yang digunakan dalam mengidentifikasi faktor penyebab kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE di Desa Cibogo pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Hal tersebut sejalan dengan Sugiyono (2013:305) yang menyatakan bahwa instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Adanya angket diharapkan dapat memudahkan proses pengumpulan dan analisis data. Selain itu, penggunaan angket dalam penelitian ini adalah agar lebih praktis, hemat waktu, tenaga, dan hemat biaya. Pada penelitian ini angket diberikan kepada Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) yang ada di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. F. Proses Pengembangan Instrumen Pada proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu: 1. Penyusunan Kisi-kisi Penelitian Kisi-kisi penelitian dibuat secara sistematis sesuai dengan pertanyaan yang ada pada perumusan masalah. Kisi-kisi dijabarkan ke dalam beberapa aspek berdasarkan indikator dan sub indikator yang ada, agar memudahkan dalam pembuatan alat pengumpul data. Pada kisi-kisi penelitian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat terdiri dari beberapa kolom, yaitu kolom pertanyaan penelitian, kolom aspek yang diteliti, kolom
44 indikator, kolom sub indikator, kolom sumber data, kolom teknik pengumpulan data dan kolom item. 2. Penyusunan Angket Kisi-kisi yang telah dibuat dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun item pertanyaan, kemudian dikembangkan menjadi pertanyaan penelitian dalam bentuk angket. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket dalam penelitian ini adalah: a. Membuat daftar pertanyaan dengan singkat, jelas dan sederhana. b. Membuat alternatif jawaban c. Membuat petunjuk pengisian angket d. Membuat surat pengantar angket Pertanyaan yang dibuat berjumlah 68 item, dimana seluruh item diambil berdasarkan pada indikator yang telah dituangkan ke dalam kisi-kisi instrumen. 3. Perbanyakan Angket Angket yang telah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diperbanyak oleh peneliti sesuai dengan jumlah responden yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Penyebaran Angket Angket yang telah diperbanyak kemudian disebarkan untuk diisi oleh responden agar peneliti mendapatkan jawaban sesuai dengan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Tahap Pengambilan Angket (Pengumpulan Angket) Langkah terakhir adalah mengumpulkan atau mengambil angket yang telah diisi oleh responden. Peneliti menghitung jumlah angket yang telah diisi oleh responden apakah jumlahnya sesuai dengan jumlah angket pada saat disebarkan oleh peneliti kepada responden atau tidak. G. Teknik Pengumpulan Data Salah satu tujuan dilaksanakannya penelitian secara langsung ke lapangan adalah untuk mendapatkan data, karena data yang dikumpulkan dalam penelitian merupakan sumber yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang telah
45 dirumuskan. Selain itu, data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai landasan dalam mengambil kesimpulan. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan haruslah data yang tepat. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Langsung Teknik pengumpulan data melalui observasi digunakan jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi termasuk ke dalam salah satu teknik pengumpulan data yang memiliki ciri-ciri spesifik jika dibandingkan dengan teknik-teknik yang lainnya, yaitu pada teknik observasi langsung subjek penelitiannya tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek lainnya seperti obyek alam ataupun semacamnya. Menurut Nazir (2005:175) pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Sedangkan menurut Hadi (Sugiyono, 2013:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi langsung dilakukan untuk meninjau lebih dekat dan memfokuskan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti jauh lebih mengetahui tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 2. Kuesioner (Angket) Menurut Sugiyono (2013:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
46 Adanya angket diharapkan dapat memudahkan proses pengumpulan dan analisis data. Selain itu, penggunaan angket dalam penelitian ini adalah agar lebih praktis, hemat waktu, tenaga, dan hemat biaya. Pada penelitian ini angket diberikan kepada PRSE yang ada di Desa Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 3. Studi Literatur Studi literatur digunakan untuk mengungkap konsep dan teori para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu, studi literatur digunakan untuk mencari, menegaskan, melengkapi dan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan. Penggunaan teknik ini dilakukan dengan mempelajari beberapa sumber bacaan, seperti buku-buku dan hasil penelitian terdahulu ataupun browsing menggunakan internet yang sesuai dengan permasalahan penelitian sehingga dapat menunjang proses penelitian. 4. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan proses pengumpulan data/informasi berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang. Menurut Arikunto (2006:231) metode dokumentasi tidak kalah penting dari metode-metode lain, yaitu mencari data dan mengenal hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Oleh karena itu, studi dokumentasi merupakan proses pengumpulan dokumen-dokumen baik dari lembaga maupun yang terdapat di lapangan. Hal ini, selain sebagai bahan pertimbangan bagi penulis juga sebagai bukti dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
47 H. Analisis Data Setelah data didapatkan dari lapangan maka tugas peneliti ialah menganalisis data dengan tujuan mengambil hal-hal yang penting dalam menjawab rumusan masalah. Analisis data merupakan proses menyusun data secara sistematis berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi langsung dan penyebaran angket. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dan dibuat simpulan, sehingga mudah dipahami oleh peneliti maupun orang lain. Untuk mempermudah proses pengolahan data, penulis melakukan tahapantahapan sebagai berikut: 1. Seleksi data, yaitu peneliti memilih data yang telah terkumpul dengan maksud untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Klasifikasi data, yaitu data yang telah diseleksi dikelompokan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan pertanyaan penelitian, sehingga pengolahannya dapat dengan mudah dilaksanakan. 3. Tabulasi data, yaitu kegiatan mentabulasikan data dengan maksud mengetahui frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang satu dengan yang lainnya. 4. Analisa penafsiran data, yaitu kegiatan untuk menganalisa dan menafsirkan data hasil penelitian. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif yaitu persentase dengan berbagai tafsiran. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel yang terdiri dari beberapa kolom, yaitu: kolom alternatif jawaban, kolom frekuensi dan kolom persentase. 2. Membuat frekuensi yang diobservasi (f) dengan cara menjumlahkan tally dari setiap alternatif jawaban. 3. Mencari frekuensi keseluruhan (n) dengan cara menjumlahkan frekuensi yang diobservasi dari setiap alternatif jawaban. 4. Mencari nilai persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
48 Keterangan : P = Persentase jawaban f = Jumlah frekuensi jawaban yang diberikan n = Jumlah Responden yang menjawab pertanyaan 100 % = Bilangan konstanta/tetap Setelah data diolah dengan menggunakan rumus di atas, untuk memudahkan dalam menafsirkan data yang telah diperoleh maka peneliti menggunakan kriteria perhitungan persentase jawaban sebagai berikut : 0 % = Tak Seorangpun memberikan jawaban 1 % - 24 % = Hanya sebagian kecil 25 % - 49 % = Kurang dari setengahnya 50 % = Setengahnya 51 % - 74 % = Lebih dari setengahnya 75 % - 99 % = Sebagian besar 100 % = Seluruhnya (Arikunto, 2002:115) Berdasarkan perhitungan di atas, maka setiap jawaban yang diperoleh dari angket yang telah disebarkan kepada responden dapat diketahui persentasenya dan akan lebih mempermudah peneliti di dalam menafsirkan data hasil penelitian. Adapun penafsiran persentasenya dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan pada teori dan konsep yang berkenaan dengan penelitian ini.