Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI UMUM. Proyek : Museum Dirgantara Indonesia

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

PROSEDUR TETAP DINAS JAGA DI PUSJARAH TNI BAB I PENDAHULUAN

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

Penjelasan SBY tentang Ketegangan Indonesia-Malaysia dalam Perspektif Analisis Wacana

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, museum sudah telah menjadi bagian dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Profil Responden Nama : Jenis kelamin : Alamat/No. Hp : Usia : Pekerjaan : Hobi : Asal Kota : Tempat lain yang pernah dikunjungi :

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

Surat-Surat Buat Dewi

BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API. Dzulfikri Abdul Jabbar

Suasana di Universidade NacionalTimorLorosae

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan

6 Kota Tempat Patung Jenderal Sudirman Berdiri Gagah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

SIDANG TUGAS AKHIR PANORAMA 360O UNTUK VIRTUAL TOURING PADA MUSEUM TUGU PAHLAWAN SURABAYA. Dyah Kartikawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

Amati gambar di bawah dengan teliti!

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara. Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SENI RUPA DI ISTANA. sebuah pengalaman mengelola koleksi negara. Oleh Mikke Susanto

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

2015 OPERASI MANDALA DALAM RANGKA PEMBEBASAN IRIAN BARAT : PASANG SURUT HUBUNGAN INDONESIA - BELANDA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

MUSEUM DAN PUSAT INFORMASI KEDIRGANTARAAN DI YOGYAKARTA

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

Berkunjung Ke Monumen Yogya Kembali Menemukan dan Meneladani Tata Nilai dari para Pahlawan.

BAB I Pendahuluan. 4. Sarana : Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai pembelajaran

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

PEMANFAATAN MUSEUM ISDIMAN AMBARAWA SEBAGAI SUMBER BELAJAR

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

2 Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pejuang Bersenjatakan Kamera Yang Hampir Dilupakan Posted by Senov - 17 Aug :08

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang ini berpengaruh. terhadap proses pembelajaran di sekolah dan berpengaruh juga

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

2012, No helikopter utility MI-17 beserta awaknya pada misi pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa United Nations Organization Stabi

Keterangan Pers Presiden RI pada Rakor Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)

Sambutan Presiden RI pd Hari Veteran Nasional, di Balai Sarbini, Jakarta, tgl.11 Agt 2014 Senin, 11 Agustus 2014

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kagum terhadap sikap orang Indonesia yang begitu baik kepada sesama Muslim kendati beda bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Pencapaian kepuasan pelanggan dapat merupakan proses yang

Sambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Para Teladan Nasional, Jakarta, 14 Agustus 2012 Selasa, 14 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data-data untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumbersumber

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

Transkripsi:

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun 1945. Hanya saja, tidak banyak yang tertarik untuk mempelajari sejarah karena terkesan membosankan. Berbicara tentang mempelajari sejarah, selain lewat buku, salah satu caranya adalah dengan berkunjung ke museum. Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman berkunjung ke salah satu museum di Jakarta, yakni Museum Satria Mandala. Ironisnya, saya yang lahir di Jakarta pun baru dua kali ke museum yang terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto ini. Menyedihkan sekali. Satria Mandala merupakan museum sejarah perjuangan TNI dimana kita dapat mempelajari sedikit banyak tentang sejarah TNI dan perjuangannya dalam mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan kedaulatan negara pasca kemerdekaan. Kenapa saya bilang sedikit banyak? Nanti kalian juga akan tahu, bukan tempe. Kembali ke pengalaman saya berkunjung ke Satria Mandala. Pagi itu saya tiba sekitar pukul 11 siang. Kesan pertama yang terlintas adalah unik karena bentuk dari museum ini seperti rumah, yang dulunya merupakan kediaman Ibu Ratna Sari Dewi, salah satu istri Bung Karno. Keunikan lainnya adalah letak museum yang berada diantara dua gedung tinggi, sehingga menimbulkan kesan betapa kecilnya museum kebanggaan TNI ini. Sungguh disayangkan.

Sebelum masuk ke dalam museum, kita harus membeli karcis terlebih dahulu. Tidak mahal, cukup Rp. 4.000 per orang. Lumayan lah daripada lumanyun. Memasuki ruangan, kita dapat melihat ukiran teks proklamasi, foto foto presiden dan wakilnya, serta bendera bendera instansi yang pernah tergabung dalam ABRI. Memasuki Diorama I, terdapat cerita sejarah perjuangan TNI sejak 1945 dan beberapa diorama yang memperlihatkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Kuy lanjut ke ruangan berikutnya yang saya sebut Ruangan 4 Jenderal Besar. Yups, sepanjang sejarah TNI, hanya ada 4 orang yang mendapatkan gelar Jenderal Besar, yakni Sudirman, Urip Sumoharjo, A.H. Nasution, dan Suharto. Di ruangan ini, kita dapat melihat sejarah perjuangan dan beberapa koleksi dari keempat orang tersebut.

Sudah puas di Diorama I, kita menuju ke Diorama II. Ruangan ini masih berisikan tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan, terutama pada masa Agresi Militer Belanda. Selain itu, di ujung ruangan ini ada sejarah mengenai pasukan perdamaian Indonesia untuk PBB, yakni Kontingen Garuda (KONGA). Di ruangan ini juga dipamerkan tanda pangkat kemiliteran dari awal kemerdekaan hingga saat ini. Di sisi lain, terdapat ruangan terpisah yang berisikan fotofoto Panglima militer Indonesia sejak tahun 1945. Ah, namun disayangkan hingga tulisan ini dibuat, belum ada foto Panglima yang sekarang, Jenderal Gatot Nurmantyo. Pihak pengelola sepertinya belum memperbaharui informasi di museum ini.

Ternyata masih ada ruangan di bawah. Oke, kita lanjut turun ke lantai dasar. Di sini dipajang berbagai macam senjata yang pernah digunakan oleh TNI. Eh tidak boleh dimainin ya. Langka tuh. Puas melihat lihat senjata, hmmm senjata, kita akhirnya ke luar ruangan deh. Di lapangan depan, ada koleksi mobil, helikopter, dan pesawat. Bahkan ada pesawat Seulawah, yakni pesawat sumbangan rakyat Aceh untuk pemerintah Indonesia. Sesuatu sekali.

Setelah puas liat koleksi di luar, kita masuk lagi ke Diorama berikutnya. Di sini dipajang berbagai macam seragam militer dari semua angkatan bersenjata dan di ruangan berikutnya ada patung patung beberapa pejuang, terutama 7 jenderal korban Gerakan 30 September.

Ah kita harus ke luar lagi dari ruangan. Melanjutkan perjalanan, kita dapat melihat beberapa koleksi kendaraan yang digunakan dalam perang dan penumpasan PKI. Tidak terasa sudah kembali lagi ke pintu masuk. Di halaman depan museum, ada beberapa koleksi armada tempur juga, terutama KRI Macan Tutul yang terkenal itu. Lumayan buat koleksi foto. Kapan lagi kan ya. Berkunjung ke Museum Satria Mandala membuka wawasan tentang sejarah perjuangan TNI. Namun, saya merasa belum mendapatkan pengetahuan yang saya butuhkan. Hal ini mungkin dikarenakan Museum Satria Mandala tidak memberikan informasi secara lengkap tentang keseluruhan perjuangan TNI. Bahkan informasi tentang penumpasan Gestapu pun tidak dibahas. Lantas, mengapa museum ini disebut museum perjuangan TNI bila tidak seluruh perjuangannya dibahas? Mencurigakan. Melihat fenomena tersebut membuat saya tersadar bahwa pemerintah ternyata belum serius dalam hal mempromosikan pembelajaran sejarah, khususnya melalui museum. Yang saya inginkan dari museum di Jakarta adalah untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Di Jakarta, terdapat dua museum serupa, yakni Museum Bhakti TNI di Cilangkap dan Museum Keprajuritan Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Alangkah lebih baik bila ketiga museum tersebut digabung menjadi satu agar dapat lebih mudah dikelola dan penikmat sejarah pun tidak perlu pergi ke tiga tempat yang berbeda demi mendapatkan sebuah informasi tentang sejarah TNI.

Selain itu, museum di Jakarta harus lebih ramah bagi para pengunjung, mulai dari akses menuju museum, suasana di dalam museum, hingga fasilitas penunjang seperti pendingin dan toilet. Penggunaan dua bahasa, Indonesia dan Inggris, di setiap diorama, contohnya, dapat menarik minat wisatawan asing yang ingin berkunjung. Hal tersebut nantinya secara tidak langsung menjadi strategi mempromosikan museum agar terus ramai dikunjungi. Jangan sampai museum di Jakarta justru sepi dan tidak terawat. Sungguh ironis bila banyak museum yang di museum kan. Sebagai penutup, mengutip perkataan Bung Karno, Jangan sekali kali meninggalkan sejarah karena Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri. #enjoyjakarta #enjoyjakmuseum #jakartatourism Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi