PENDAHULUAN. Manfaat ditingkatkan/dibangunnya jalan desa untuk masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi hal ini mengakibatkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat.

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

LAPISAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBEL PAVEMENT) PADA PAKET PENINGKATAN STRUKTUR JALAN SIPIROK - PAL XI (KM KM. 115.

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkerasan jalan adalah suatu bagian dari jalan yang diperkeras dengan lapisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada kota kota besar di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN ` 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pekerasan Jalan

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai

A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

PENGARUH PENAMBAHAN SEMEN TERHADAP KARAKTERISTIK KEPADATAN DAN CBR CAMPURAN RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT )

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KONDISI JALAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF KINERJA FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL (Studi Kasus Jalan Jayawijaya Surakarta)

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Suhu Pemadatan Campuran Untuk Perkerasan Lapis Antara (AC-BC) Budi Raharjo 1) Priyo Pratomo 2) Hadi Ali 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.

EVALUASI MATERIAL WEARING COURSE PADA PELAPISAN ULANG JALAN TOL TANGERANG MERAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan kedap air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Provinsi Banten ini nantinya akan berubah status dari Jalan Kolektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum 1.2. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prasarana jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspal dapat digunakan sebagai wearing course, binder course, base course dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

I. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

Djoko Sulistiono, Amalia FM, Yuyun Tajunnisa Laboratorium Uji Material Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring meningkatnya perkembangan suatu daerah dan untuk meningkatkan taraf hidup serta memajukan perekonomian, diperlukan prasarana perhubungan yang fungsinya sangat penting atau vital, baik itu perhubungan darat maupun perhubungan laut. Dalam hal ini sarana penghubungan terutama pembangunan dan pengembangan jaringan jalan sangat penting untuk menunjang perkembangan disektor sektor lainnya termasuk salah satunya jalan desa. Jalan desa adalah jalan yang dapat dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi lokal di daerah pedesaan. Arti fungsi lokal daerah pedesaan yaitu sebagai berikut ini. 1) Sebagai penghubung antar desa atau ke lokasi pemasaran, 2) Sebagai penghubung hunuan/perumahan, 3) Sebagai penghubung desa ke kecamatan/kabupaten/provinsi. Manfaat ditingkatkan/dibangunnya jalan desa untuk masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut ini. 1) Memperlancar hubungan dan komunikasi dengan tempat lain, 2) Mempermudah pengiriman sarana produksi ke desa, 3) Mempermudah pengirimsn hasil produksi ke pasar, baik yang di desa maupun yang di luar, 4) Meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan, dan Pembangunan jalan didaerah pedesaan selain perlu diperhatikan aspek teknis konstruksi jalan, juga perlu memperhatikan aspek konservasi tanah mengingat kondisi wilayah dengan topografi yang penuh dengan bebatuan batu putih dan berbukit. Dari hasil survei yang dilakukan menunjukan bahwa lapisan tanah dasar merupakan lapisan batu putih dan disertai dengan lapisan yang telah berbentuk coran beton. 1

Pada perencanaan jalan desa ini digunakan lapisan penetrasi macadam (LAPEN). Lapisan macadam atau penetrasi macadam merupakan permukaan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi antara 4 10 cm. Fungsi Lapisan Macadam sebagai berikut ini. 1) Sebagai lapisan permukaan 2) Sebagai lapisan pondasi Sifat- sifat Lapisan Macadam sebagai berikut ini. 1) Kurang kedap air (permeabilitas sedang) 2) Kekuatan utama di dapat dari saling mengunci (interlocking) antar batuan pokok dan pengunci. 3) Mempunyai nilai struktural 4) Cukup kenyang 5) Mempunyai permukaan yang kasar Pada pekerjaan jalan desa ini, menggunakan lapisan penetrasi macadam dengan tebal lapisan 5 cm. STA 0+000 sampai dengan STA 0+604 dan lebar jalan 3 meter, serta LPA (Batu hitam tebal 7 cm) STA 0+225 sampai dengan STA 0+604. Lapisan aspal dengan menggunakan penetrasi macadam disajikan pada gambar di bawah ini. Gambar 1.1 Tebal lapisan agregat dan aspal penetrasi macadam 2

Pada gambar diatas untu lapisan penetrasi macadam ( LAPEN) terdiri dari 3 lapisan yaitu sebagai berikut ini. 1) Lapisan pokok 2) Lapisan pengunci, dan 3) Lapisan penutup B. Perumusan Masalah Pembangunan jalan lentur dengan menggunakan bahan dasar batuan serta aspal membutuhkan perencanaan yang proposional agar campuran antara agregat dengan aspal dapat menyatu sesuai rencana. Agregat dan aspal yang tidak sesuai spesifikasi dan cara pekerjaan yang tidak semestinya dapat menurunkan kualitas dalam arti kekuatan dan kemampuan dalam menanggulangi beban kendaraan. Komposisi agregat serta aspal harus sesuai dengan jenis penggunaannya, dengan menggunakankonstruksi lapisan penetrasi macadam (LAPEN) apakah dapat menghasilkan jalan sesuai dengan yang diharapkan jika dilihat dari segi jenis jalan dan struktur tanahnya. Penetrasi macadam pada umumnya digunakan sebagai lapisan permukaan pada jalan-jalan di Indonesia. Pekerjaannya adalah menyediakan material kecil yang distabilisasikan oleh aspal pada base course baru ataupun base course hasil perbaikan. Lapisan macadam terdiri dari suatu kesatuan lapisan dengan tebal 50 mm, terdiri dari dua atau tiga lapisan aspal panas, dan juga tiga lapis agregat/material. Sistem perencanaan yang dilakukan dapat berpengaruh dengan hasil yang diperoleh, mulai dari alat yang digunakan dan sistem cara pekerjaannya harus sesuai dengan peraturan. Dalam pembangunan jalan desa yang dananya diatur oleh pemerintahan daerah mempunyai kisaran harga. Dapat diperkirakan jalan desa tersebut dapat dilaksanakan secara keseluruhan sesuai yang direncanakan mengingat dana dalam pembuatan jalan tersebut dibatasi. Dengan menggunakan analisa rencana 3

anggaran biaya dapat ditentukan seberapa besar anggaran yang dikeluarkan dan seberapa panjang jalan yang dapat dikerjakan sesuai dana yang ada. C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kualitas jalan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratanmenurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dan spesifikasi jalan menurut Pedoman Teknisnya. Memperkirakan analisis rencana anggaran biaya dalam perencanaan jalan desa sesuai persyaratan buku Pedoman Analisa Harga Satuan, dan dapat disimpulkan panjang jalan yang dapat dikerjakan sesuai anggaran yang telah ditentukan sebelumnya. D. Metodologi Pembahasan Pada penulisan laporan ini di jelaskan uraian umum serta uraian detail, yang dilengkapi dengan keterangan-keterangan teknis yang didapat dari berbagai pihak, sehingga diperoleh gambaran mengenai proyek ini. Dalam penyusunan dan pengkajian laporan ini menggunakan metode deskriftif yang berdasarkan sebagai berikut ini. 1) Studi Lapangan i. Pengamatan langsung dilapangan. ii. Tanya jawab dengan pelaksana proyek. iii. Pedoman dari rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan (RKS) dan dokumen teknis konsultan. 1) Studi pustaka i.menganalisis secara konteks data dan masalah yang diperoleh dilapangan untuk mengkonstuksikannya dalam suatu kesimpulan. ii. Menganalisis masalah yang ditimbulkan. 1. Masukan dari dosen pembimbing. 4

2. Kesimpulan dan saran. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun bab demi bab yang pada tiap-tiap bab dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang akan diuraikan lagi. Hal ini dimaksudkan agar setiap permasalahan yang akan dibahas dapat segera diketahui dengan mudah. Adapun penguraian sebagai berikut ini. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang, tujuan pelaksanaan proyek, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan juga sistematika penulisan. Adapun di bab ini diberikan penjelasan secara umum dari garis besarnya. BAB II TINJAUAN UMUM Pembahasan dalam bab ini adalah mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas. Pengorganisasian merupakan suatu sistem yang harus dimiliki suatu proyek oleh karena itu, di bab ini dijelaskan struktur-struktur organisasi yang diperlukan serta tugas dan kewajiban setiap jabatan. BAB III TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini membahas seluruh bahan dana peralatan yang diperlukan, di jelaskan dalam bab ini. Penjelasan mengenai mobilitas, jenis alat-alat yang digunakan dan fungsi serta bahan yang di butuhkan. BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini hanya membahas tentang metode perencanaan jalan pedesaaan serta cara pekerjaannya dan rencana anggaran biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan jalan tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab penutup berisikan kesimpulan dari materi yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan pada bab ini ditulis saran demi kesempurnaan dan perbaikan bagi semua pihak. 5