BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan di SMK adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja. Ditegaskan pula dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2006 bahwa peran SMK adalah menyiapkan siswa dengan kemampuan dan keterampilan bidang tertentu agar setelah lulus dapat bekerja pada bidang tertentu untuk mengisi lowongan yang ada. Namun demikian data Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 menyebutkan bahwa lulusan SMK masih menjadi penyumbang pengangguran terbesar. Fakta ini menunjukan adanya ketidak sesuaian sehingga perlu adanya strategi pengembangan di SMK yang memperkuat kemandirian lulusan pada program keahlian untuk siap kerja. Usaha untuk mencapai kompetensi dalam kurikulum adalah mengembangkan mutu pembelajaran yang melibatkan interaksi guru dan siswa secara baik. Sebagaimana dinyatakan oleh Ainiyah (2011) bahwa proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Agar pesan dapat disampaikan dengan baik maka sumber bahan ajar yang digunakan harus tepat. Proses belajar mengajar biologi di SMK dinyatakan oleh Badan Standar Pendidikan Nasional (2006) bahwa tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti studi lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. 1
2 Kelemahan pembelajaran di SMK sebagaimana dijelaskan oleh Mulyana (2013) ditemukan hal-hal yang masih harus diperhatikan, hal-hal tersebut menyangkut: 1) masih banyak sekolah yang kekurangan bahan ajar yang bersifat aplikatif dalam arti tidak hanya memaparkan konsep tetapi beberapa materi memerlukan penerapan sehingga menyulitkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, 2) kurikulum di SMK yang terlalu teoritis dalam arti hanya berisi wawasan pengetahuan, kurang praktis, kurang kontekstual, sehingga kurang memberikan makna proses dari hasil pembelajaran yang berarti bagi bekal kecakapan hidup (life skill) siswa di masa depan. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) menyatakan bahwa dalam pemilihan dan penentuan bahan ajar yang baik adalah memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya. Dari hal tersebut buku teks khusus SMK belum ada dalam proses pembelajaran, sehingga siswa SMK belum bisa mencapai tujuan dalam pembelajaran. Buku teks bagi siswa SMK seharusnya disesuaikan dengan kurikulum yang ada di SMK yaitu dengan melaraskan materi pembelajaran dengan tujuan dalam kurikulum untuk menjadikan pembelajaran di SMK lebih maksimal. Dalam kurikulum di SMK khususnya materi bioteknologi bahwa tujuan pembelajaran materi bioteknologi mempunyai Standar Kompetensi sebagai berikut: mengidentifikasi pengembangan bioteknologi dan dampaknya bagi kehidupan, dengan Kompetensi Dasar a) mengidentifikasi ciri dan sifat
3 mikroorganisme dalam proses bioteknologi, b) mengidentifikasi dampak pengembangan bioteknologi, c) mengidentifikasi peranan bioteknologi bagi pertanian sampai kesehatan manusia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2006), sedangkan dalam penyajian materi bioteknologi yang terdapat dibuku teks SMA Standar Kompetensi sebagai berikut: memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi, masyarakat (salingtemas) dengan kompetensi dasar a) menjelaskan arti, prinsip dasar, dan jenis-jenis bioteknologi dan, b) menjelaskan dan menganalisis peran bioteknologi serta implikasi hasil-hasil bioteknologi pada salingtemas (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Berdasarkan dua sumber kurikulum diatas, maka penyampaian pembelajaran di SMK belum sesuai dengan kompetensi pembelajaran materi bioteknologi di SMK program keahlian pertanian. Menurut Hagerdon & Sohan (2003) dalam Purwianingsih et al., (2009) siswa-siswa sekolah saat ini perlu memiliki pemahaman yang baik apabila seorang siswa telah menguasai dengan benar dan mampu memutuskan secara kritis tentang bioteknologi, maka siswa akan dapat bersikap secara benar terhadap bioteknologi. Oleh karenanya, kemampuan memahami konsep bioteknologi haruslah menjadi bagian dari unsur yang harus dibekalkan pada siswa, dan dalam penelitian Dawson & Schibeci (2003) dalam Purwianingsih et al., (2009) menyatakan bahwa dari sejumlah siswa yang diteliti di Australia, sepertiganya mempunyai pemahaman yang rendah atau sama sekali tentang bioteknologi dan sepertiga lagi tidak dapat memberikan satu contoh pun tentang hasil bioteknologi secara benar. Penguasaan yang rendah disebabkan karena kurangnya kemampuan guru dalam membelajarkan bioteknologi di sekolah, sehingga diperlukan
4 penyiapan guru yang lebih matang di bidang ini. Faktor-faktor yang membatasi pengajaran bioteknologi meliputi: kurangnya keahlian guru dalam konten bidang ini, kurangnya pengalaman dalam kecocokan aktivitas mengajar, kurangnya sumber dan materi kurikulum dan kurangnya waktu mengajar. Departemen Pendidikan Nasional (2008) menyatakan bahwa tujuan dari membuat bahan ajar adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa, membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh dan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Dilanjutkan oleh Prastowo, A (2012) mengemukakan bahan ajar yang digunakan untuk melengkapi bahan ajar yang mempunyai kekurangan dalam mencapai tujuan dalam proses pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, jenis materi pelajaran, kondisi lingkungan dan dapat memotivasi serta meningkatkan belajar siswa pada pelajaran biologi yaitu bahan ajar berupa handout. Handout dikembangkan berdasarkan kondisi siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu bisa menerapkan materi secara jelas dalam proses pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Aziz (2010) dalam Amir (2012) penggunaan bahan ajar berupa handout bisa lebih memberdayakan peserta didik dalam menerapkan pembelajaran dengan kurikulum yang ada dalam buku teks. Dalam hal ini handout bisa melengkapi kelemahan buku teks dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran lebih mengedepankan idealitas bagi pendidik sehingga benar-benar
5 akan menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien yang sesuai dengan kurikulum. Pembelajaran yang mempunyai kualitas efektif dan efesien dalam menerapkan dikehidupan nyata yaitu dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, pembelajaran kontekstual akan membangun konsep yang jelas yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga konsep tersebut dapat direkam dalam pikiran siswa dan bisa diterapkan dengan mudah (Daryanto Muljo & Rahardjo (2012) dalam Amir (2012)). Pembelajaran kontekstual merupakan proses belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Elaine, 2007). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui pengamatan langsung dan wawancara pada guru bidang studi biologi dan peserta didik di SMK Negeri 02 Batu bahwa pada kesimpulannya proses belajar biologi guru menggunakan bahan ajar berupa buku teks biologi SMA sebagai acuan belajar dalam proses mengajar, dan didapatkan secara fakta informasi bahwa jumlah buku teks yang digunakan siswa dalam belajar sangat terbatas dan buku teks tersebut diletakkan di perpustakaan sekolah, sehingga sebagaian besar siswa tidak memiliki buku teks biologi selain LKS (Lembar Kegiatan Siswa) sebagai bahan
6 ajar yang siswa miliki. LKS berisi tentang uraian singkat materi dengan tujuan pembelajaran yang sama dengan buku teks, sehingga buku teks SMA yang digunakan siswa belum mendukung kurikulum di SMK, dan siswa dalam menyelesaikan pertanyaan yang ada di LKS dengan cara memindahkan sebagian materi ke dalam pertanyaan tersebut dan ketika siswa tidak bisa menyelesaikan pertanyaan, siswa mengosongkan dan menunggu siswa yang lain bisa mengerjakan, sehingga kegiatan pembelajaran belum bisa mengasah kemampuan berpikir siswa, sehingga diperlukan bahan ajar lain yang bisa melengkapi kelemahan dari kurikulum yang ada di buku teks SMA dan LKS yaitu kurikulum yang disesuaikan dengan pembelajaran di SMK untuk memberikan kesempatan pada siswa membangun pengetahuan yang tidak sekedar sebagai penerima bahan ajaran, tetapi juga bisa mencapai tujuan pembelajaran yaitu bisa menerapkan materi untuk bisa diterapkan. Alternatif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi dan disiasati oleh guru biologi dalam pelengkapi kelemahan dari buku teks SMA dengan disusun dan dikembangkannya handout berbasis kontekstual materi bioteknologi yang berkualitas dan sesuai dengan kriteria penyusunan handout yang baik. Handout merupakan salah satu bentuk media cetak yang mudah dikembangkan dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran untuk memperlancar pelaksanaan belajar mengajar yang disesuaikan kurikulum. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Prastowo, A (2011) dalam Amir (2012) mengemukakan bahwa handout berbasis kontekstual dalam pembelajaran mampu mengasah kemampuan berpikir
7 siswa, sehingga sangat tepat dijadikan pelengkap kelemahan dari buku teks untuk memberikan kesempatan pada siswa membangun pengetahuan yang tidak sekedar sebagai penerima bahan ajaran dari guru, dan juga bisa mencapai tujuan dalam pembelajaran yaitu bisa menerapkan materi dari guru untuk bisa diterapkan dalam kehidupan nyata dan bisa menunjang buku teks biologi yang sangat minim sebagai sumber belajar siswa. Keunggulan dalam penggunaan handout berbasis kontekstual untuk pengembangan bahan ajar dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang juga menggunakan handout berbasis kontesktual oleh Sufatmi Amir (2012) handout mampu melengkapi kelemahan buku teks Kimia dan mempunyai kualitas baik (B), dan penelitian oleh Turnasih (2013) handout digunakan oleh guru sebagai acuan untuk digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik SMA/MA dan mempunyai kualitas yang baik. Dengan disusunnya handout berbasis kontekstual untuk pembelajaran materi bioteknologi diharapkan siswa dapat menerapkan pembelajaran dalam kehidupan nyata dan membangun pengetahuannya sendiri. Berdasarkan penelusuran dari beberapa permasalahan yang ada, maka peneliti mencoba menjawab permasalahan di SMK Negeri 02 Batu dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual pada Pelajaran Biologi Materi Bioteknologi untuk Siswa Kelas XII SMK Negeri 02 Batu 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah hasil pengembangan handout berbasis kontekstual pada pelajaran biologi materi bioteknologi untuk siswa kelas XII SMK Negeri 02 Batu?
8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengembangan handout berbasis kontekstual pada pelajaran biologi materi bioteknologi untuk siswa kelas XII SMK Negeri 02 Batu. 1.4 Spesifikasi Handout yang diharapkan Handout hasil pengembangan yang diharapkan memiliki spesifikasi sebagai berikut. 1.4.1 Handout pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran handout berbasis kontekstual pada pelajaran biologi materi bioteknologi untuk siswa kelas XII SMK Negeri 02 Batu yang mencakup Standar Kompetensi Mengidentifikasi pengembangan bioteknologi dan dampaknya bagi kehidupan dengan Kompetensi Dasar yaitu (1) mengidentifikasi ciri dan sifat mikroorganisme dalam proses bioteknologi, (2) mengidentifikasi dampak pengembangan bioteknologi, (3) mengidentifikasi peranan bioteknologi bagi pertanian sampai kesehatan manusia sesuai dengan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2006) dan indikator pencapaian hasil belajar yang telah dikembangkan oleh peneliti. 1.4.2 Handout terdiri dari tiga bagian, yaitu: a. Pendahuluan Bagian pendahuluan terdiri atas beberapa komponen, yaitu tujuan pembelajaran, judul, pembukaan dari tema yang akan diuraikan, dan petunjuk belajar (panduan teknis dalam handout agar dipahami dan dikuasai)
9 b. Isi Bagian isi terdiri dari (1) materi handout terdiri dari: kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan kegiatan belajar 3, dan (2) kegiatan kontekstual. c. Bagian pelengkap Bagian pelengkap dari handout yaitu berisi rangkuman, gambar, feed back, kunci jawaban, glosarium, uji kompetensi dan daftar pustaka. 1.5 Pentingnya Pengembangan Penelitian pengembangan handout yang diharapkan dari penelitian dalam pelajaran biologi berbasis kontekstual pada materi bioteknologi, sebagai berikut: 1.5.1 Bagi peserta didik yaitu handout diharapkan dapat menjadi salah satu bahan ajar dan dapat memudahkan mereka mempelajari bioteknologi, menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak dalam belajar siswa. 1.5.2 Bagi guru yaitu handout ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan tentang perlunya menggunakan handout untuk melengkapi kelemahan kurikulum yang ada pada buku teks, dapat mengetahui tingkat belajar siswa melalui pembelajaran kontekstual dan dapat dijadikan salah satu bahan ajar dalam mata pelajaran bioteknologi. 1.5.3 Bagi sekolah yaitu mendorong dalam mengembangkan handout yang sesuai dengan karakteristik proses belajar pada siswa, dapat memberikan sumbangan yang baik kepada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran serta peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi, sehingga dapat dihasilkan output sekolah yang memuaskan. 1.5.4 Peneliti yaitu menambahkan pengetahuan tentang handout dan dapat menambah pengalaman berkolaborasi dengan mitra pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
10 1.6 Keterbatasan Pengembangan Penelitian dan pengembangan handout ini mempunyai beberapa keterbatasan diantarnya yaitu : 1.6.1 Handout ini hanya memuat materi bioteknologi. 1.6.2 Handout ini hanya cocok untuk digunakan siswa di SMK. 1.6.3 Handout ini hanya berfungsi sebagai penunjang dari kelemahan kurikulum yang ada di buku teks untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang ada di SMK. 1.7 Definisi Istilah Istilah-istilah operasional yang berkaitan dengan penelitian pengembangan ini adalah: 1.7.1 Pengembangan adalah suatu usaha, proses dan cara untuk membuat suatu produk yang melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi (Sugiyono, 2011). 1.7.2 Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). 1.7.3 Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Trianto, 2011). 1.7.4 Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa (Siregar, 2009).