Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Isrokiyah NIM

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA TENAGA KERJA PEREMPUAN INDUSTRI BATIK DI DESA TRUSMI KULON KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBON

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

PERAN PEREMPUAN DALAM PARIWISATA DI DESA WISATA WUKIRSARI KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis maupun secara sosial. Seseorang dengan melangsungkan

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

AN EXPLORATION STUDY OF SOCIOECONOMIC CONDITIONS OF NGLINGGO TOURISM VILLAGE, PAGERHARJO VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULONPROGO REGENCY

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PANGLI KECAMATAN SESEAN KABUPATEN TORAJA UTARA

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN DI DESA AJIBARANG WETAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN NILAI ANAK DENGAN

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Agus Nurkatamso Umi Listyaningsih

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

Oleh : Ulfatun Nisa Hidayati, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,

THE INFLUENCE OF ENVIROMENT AND THE INCOME OF CHILDBEARING COUPLE (PUS) ON THE LEVEL OF FERTILITY IN KOTO BALINGKA DISTRICT WEST PASAMAN ESSAY.

Tingkat Partisipasi Masyarakat... Risky Marharani

Rata-rata usia kawin pertama seseorang dapat mencerminkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang memilih untuk melakukan perkawinan di usia

BAB 2 LANDASAN TEORI

STUDI DINAMIKA CERAI KAWIN TERHADAP JUMLAH ANAK DI KECAMATAN SAPTOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

IN NORTH WANAREJAN VILLAGE TAMAN DISTRICT PEMALANG REGENCY

ANALISIS SEBARAN TINGKAT KECUKUPAN BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF BAHAN BAKAR DI KECAMATAN AMPEL TAHUN Skripsi. Disusun Oleh : Ary Wijayanti

GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

Edu Geography

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

BAB 2 LANDASAN TEORI

iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk diperlukan adanya program Keluarga Berencana dan

FERTILITAS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA BANJARKEMUNING KABUPATEN SIDOARJO. Singgih Susilo 1.

BAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran

Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha


BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR TAHUN DI DESA PUJI MULYO

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TRANSMIGRAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN KE KALIMANTAN (KECAMATAN KETAPANG) (JURNAL) Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

Aktivitas Sosial Ekonomi Wanita... (Nanda Oktarina A)

DESKRIPSI KEPALA KELUARGA YANG MENIKAHKAN ANAK WANITANYA PADA USIA MUDA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRA SEKOLAH (USIA 4-6 TAHUN)

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI PUS PENGGUNA MOW DAN MOP DI TANJUNG ANOM

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SEKS REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KENITEN KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Kesejahteraan...

RISIKO PERKAWINAN USIA MUDA PADA MASYARAKAT DESA SRIAMUR TAMBUN UTARA BEKASI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI, SIKAP DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA DI DESA AMPLAS KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Transkripsi:

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERKAWINAN USIA DINI REMAJA PUTRI DI DESA TLOGOPUCANG DAN DESA CARUBAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG THE CORRELATION OF PARENTS SOCIAL ECONOMIC CONDITIONS WITH FEMALE TEENAGERS EARLY MARRIAGE IN TLOGOPUCANG VILLAGE AND CARUBAN VILLAGE KANDANGAN DISTRICT TEMANGGUNG REGENCY Oleh: Isrokiyah, Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNY, Email: isrok.iyah20@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kondisi sosial orang tua remaja putri yang melakukan perkawinan usia dini; 2) Kondisi ekonomi orang tua remaja putri yang melakukan perkawinan usia dini ; dan 3) Hubungan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan perkawinan usia dini remaja putri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah keruangan dengan tema analisis komparasi keruangan. Populasi dalam penelitian ini adalah salah satu orang tua dari remaja putri yang melakukan perkawinan usia dini yaitu sejumlah 75 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data meliputi editing, coding, dan tabulasi. Teknik analisis data menggunakan tabel frekuensi dan tabel silang. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Kondisi sosial: a) Umur responden paling banyak merupakan umur produktif, dan tertinggi di Desa Tlogopucang pada kelompok umur 45-49 tahun yaitu sebesar 28,89% sedangkan di Desa Caruban pada kelompok umur 40-44 tahun yaitu sebesar 40,00%. Jenis kelamin responden di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu masing-masing sebesar 60,00% dan 63,33%; b) Pendidikan responden baik bapak serta ibu sebagian besar di Desa Tlogopucang tamat Sekolah Dasar dengan persentase 51,11% dan 75,56%, serta di Desa Caruban yaitu tamat Sekolah Dasar dengan persentase 60,00% dan 63,33%.c) Pengetahuan umum responden tentang perkawinan di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban masih rendah yaitu sebesar 64,44% dan sebesar 63,33%; 2) Kondisi ekonomi: a) Mata pencaharian pokok responden di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban paling banyak sebagai petani yaitu sebesar 51,11% dan sebesar 50,00%; b) Rata-rata total pendapatan responden di Desa Caruban lebih besar dibandingkan dengan Desa Tlogopucang yaitu masing-masing sebesar Rp 2.337.000/bulan dan Rp 2.005.000/bulan; c) Jumlah anggota rumah tangga di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban paling banyakn berjumlah 5 orang dengan persentase masing-masing sebesar 62,22% dan 46,67%; dan 3) Terdapat hubungan yang negatif antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan usia kawin pertama remaja putri pada rentang umur 16-19 tahun yaitu tingkat pendidikan orang tua, jumlah anggota rumah tangga, pengetahuan umum responden serta total pendapatan rumah tangga di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Kata Kunci: Sosial Ekonomi Orang Tua, Perkawinan Usia Dini ABSTRACT This study aims to determine: 1) Social conditions of parents of female teenagers who did early marriage; 2) Economic condition of parents of female teenagers who engaged in early marriage; and 3) Correlation of socio-economic conditions of parents with early marriage of female teenagers. This research is a quantitative descriptive research. The approach used spatial with the theme of spatial comparative analysis. The population in this study is one of the parents who become respondents from female teenagers who did early marriage that were 75 respondents. Methods of data collection used observation, interview, and documentation. Data processing techniques include editing, coding, and tabulation. Data analysis techniques use frequency tables and cross tables. The results of this study indicate: 1) Social conditions: a) Age of respondent was mostly productive age, and the highest is in Tlogopucang Village at age 45-49 years-old with percentage of 28,89% while in Caruban Village at age 40-44 years- old with percentage 40.00%. Gender in Tlogopucang Village and Caruban Village were mostly female with percentage of 60.00% and 853

63.33%; b) The respondent's education was mostly in Tlogopucang village finished elementary school (SD) with percentage 51,11% and 75,56%, and in Caruban Village that was finished primary school (SD) with percentage 60.00% and 63, 33%.c) The general knowledge of respondents about marriage in Tlogopucang and Caruban villages was still low at 64.44% and 63.33%; 2) Economic condition: a) The main livelihood of respondents in Tlogopucang Village and Caruban Village as farmers was 51.11% and 50.00%; b) The average total income of Caruban Village respondents was greater than that of Tlogopucang Village which is Rp. 2.337.000 / bulan and Rp. 2.005.000 / month; c) The number of household members in Tlogopucang and Caruban Villages was predominantly 5 people with percentage of 62.22% and 46.67%, respectively; and 3) There was a significant correlation between the socioeconomic condition of the parents with the age of first marriage of adolescent female teenagers in the age range 16-19 years-old parent education level, number of household member, general knowledge of respondent and total household income in Tlogopucang Village and Village Caruban District Kandangan Temanggung District. Keywords: Parents Social Economic, Teenagers Early Marriage PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia setelah negara China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia sebesar 259.400.000 jiwa (World Population Data Sheet 2016). Jumlah penduduk yang tinggi tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Fertilitas sebagai istilah demografi merupakan hasil reproduksi yang nyata (bayi lahir hidup) dari seorang wanita atau sekelompok wanita, dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir (Eko Siswono, 2015: 49). Angka kelahiran pada tahun 2016 setiap 1000 penduduk di Indonesia sebesar 20 jiwa, yang artinya angka kelahiran di Indonesia tahun 2016 tergolong sedang (World Population Data Sheet tahun 2016). Dalam istilah demografi, mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Eko Siswono, 2015: 92). Tingkat kematian Pada tahun 2016 menunjukkan setiap 1000 penduduk di Indonesia adalah 7 jiwa, yang artinya angka kematian di 854 Indonesia pada tahun 2016 tergolong rendah (World Population Data Sheet tahun 2016). Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ke tempat lain melampui batas politik atau negara ataupun batas administratif atau batas bagian adalah suatu Negara (Eko Siswono, 2015: 115). Angka kelahiran di Indonesia berdasarkan World Population Data Sheet tahun 2016, lebih tinggi dibandingkan angka kematian. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial dan ekonomi diantaranya, perbedaan tempat tinggal (perdesaan dan perkotaan), pendapatan rumah tangga, pendidikan orang tua, umur perkawinan pertama, dan kesehatan. Setiap wilayah memiliki faktor penyebab tingginya angka fertilitas yang berbeda, namun faktor yang paling mendominasi adalah perkawinan. Perkawinan adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak akan berhenti sampai melahirkan anak saja, akan tetapi tetap berlanjut terus setelah si anak lahir sampai memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (Rozy Munir, 1982: 97). Kematangan emosi merupakan aspek yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan perkawinan. Batas usia dalam melangsungkan perkawinan sangatlah penting. Hal ini disebabkan

karena di dalam perkawinan menghendaki kematangan psikologis. Usia perkawinan yang terlalu dini dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri. Menurut Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 tentang syarat-syarat perkawinan yaitu mengenai usia perkawinan yang diizinkan yaitu bila pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Tujuan perkawinan adalah memperoleh keturunan yang baik. Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa (1991: 203) mendifinisikan, remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni antara 12 tahun sampai 21 tahun. Perkawinan di bawah umur yang target persiapannya belum dikatakan maksimal-persiapan fisik, persiapan mental, juga persiapan materi tergolong ke dalam perkawinan usia dini (Mohammad M. Dlori, 2005: 24). Perkawinan usia dini tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan remaja perempuan. Kenyataannya, fenomena tidak sesuai dengan usia yang sudah ditentukan dalam Undang- Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7. Sebagian besar remaja putri yang melakukan perkawinan memiliki usia remaja antara 12 tahun sampai 19 tahun. Hal ini terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Temanggung, khususnya terjadi di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban. Alasan peneliti memilih kedua desa tersebut yaitu dilihat dari jumlah perkawinan di Desa Tlogopucang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Caruban, serta adakah hubungan kondisi sosial ekonomi orang tua dengan perkawinan usia dini remaja putri di kedua desa tersebut. Gambaran umum mengenai kondisi sosial dalam penelitian ini dapat dilihat dari segi pendidikan orang tua remaja putri. Pendidikan merupakan awal untuk menunda suatu perkawinan, oleh karena itu sangat penting. Penduduk Desa Tlogopucang yang berjumlah 6281 jiwa, dapat diketahui kondisi pendidikannya yang masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat karena dari jumlah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang masih rendah jika dibandingkan dengan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang berjumlah 626 jiwa. Tingkat pendidikan yang masih tergolong rendah akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang perkawinan sehingga menyebabkan kecenderungan yang dilakukan orang tua yaitu menikahkan anaknya di usia muda agar mengurangi beban ekonomi di keluarganya. Desa Caruban kondisi pendidikannya sudah tergolong tinggi, karena jumlah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang tinggi yaitu sebesar 714 jiwa dibandingkan dengan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang berjumlah 300 jiwa dengan jumlah penduduknya sebesar 2644 jiwa. Kondisi pendidikan yang masih tergolong rendah juga mempengaruhi jenis pekerjaan yang dimiliki, karena berkaitan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh sesorang sehingga apabila pendapatan semakin tinggi biasanya tingkat pendidikanya juga semakin tinggi. Jenis pekerjaan yang ada di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban menjelaskan sebanyak 25 % penduduk Desa Tlogopucang yaitu sebagai petani, dimana penghasilan yang didapatkan bersifat musiman, yang menyebabkan dalam pemenuhan kebutuhan sehariharinya masih belum terpenuhi. Akibat sulitnya pemenuhan kebutuhan menyebabkan sebagian remaja putri memilih putus sekolah dan memutuskan menikah diusia muda demi mengurangi beban keluarga. Faktor- faktor yang menyebabkan perkawinan usia dini diantarannya adalah faktor pergaulan bebas. Pergaulan bebas merupakan bentuk tingkah laku remaja yang menyimpang dan 855

kurangnya pengawasan dari orang tua, sehingga mereka dengan bebas melakukan hal-hal yang tidak diketahui oleh orang tua mereka. Jumlah remaja putri yang melakukan perkawinan usia dini di Desa Tlogopucang mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2011 yaitu 34 jiwa sedangkan pada tahun 2015 menjadi 40 jiwa pada kelompok umur 16-19 tahun sebesar 85,29% sedangkan pada tahun 2015 menjadi 92,69%. Berbeda dengan Desa Caruban jumlah perkawinan usia dini remaja putri mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011 yaitu 10 jiwa sedangkan pada tahun 2015 menjadi 5 jiwa dan mengalami pergeseran pada kelompok umur kurang dari 16 tahun yaitu sebesar 30,00% menjadi tidak ada. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaan jumlah pelaku remaja putri yang melakukan perkawinan usia dini dengan dihubungkannya dari kondisi sosial ekonomi orang tua. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perkawinan Usia Dini Remaja Putri di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. METODE PENELITIAN Penilitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan dengan tema analisis komparasi keruangan. Konsep geografi yang digunakan adalah konsep lokasi, interaksi/interdepedensi, dan keterkaitan keruangan. Populasi dalam penelitian ini adalah salah satu orang tua dari remaja putri yang melakukan perkawinan usia dini dengan jumlah sebesar 75 responden. Metode dan instrumen pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam pengolahan data dalam penelitian ini, meliputi editing, coding, dan tabulasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data yang sudah berupa tabel frekuensi kemudian dianalisis secara deskriptif dengan memaparkannya dalam bentuk naratif yang representatif dengan data hasil olahan agar lebih mudah dipahami, serta diolah lagi dalam bentuk tabel silang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Sosial 1. Umur Responden Umur terendah responden adalah 39 tahun dan umur tertinggi adalah 64 tahun. Jumlah responden di Desa Tlogopucang yang terbesar pada kelompok umur 41-55 tahun sebesar 28,89%, sedangkan responden di Desa Caruban yang terbesar yaitu pada kelompok umur 46-50 tahun sebesar 40,00%. 2. Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin responden di Desa Tlogopucang yaitu laki-laki sebesar 40,00% jiwa dan perempuan sebesar 60,00%, sedangkan di Desa Caruban responden laki-laki sebesar 36,67% dan perempuan sebesar 63,33%. Jumlah responden perempuan lebih banyak daripada responden laki-laki. 3. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan Bapak Desa Tlogopucang yang terbanyak adalah tamat SD sebesar 51,11%, sedangkan di Desa Caruban diketahui bahwa tingkat pendidikan Bapak paling banyak adalah tamat SD sebesar 60,00%. Tingkat pendidikan Ibu di Desa Tlogopucang yang terbanyak adalah tamat SD sebesar 75,56%, sedangkan di Desa Caruban pendidikan terakhir yang terbanyak yaitu tamat SD sebesar 63,33 %. Tingkat pendidikan remaja putri di Desa Tlogopucang yang terbanyak adalah tamat SLTP 856

sebesar 86,67% dan Desa Caruban diketahui tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SLTP sebesar 66,67%. 4. Jumlah anggota Rumah Tangga Responden Jumlah anggota rumah tangga responden di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban paling besar berjumlah 5 orang yaitu masing-masing sebesar 62,22% dan 46,67%. 5. Pengetahuan Orang Tua tentang Perkawinan Pengetahuan orang tua tentang perkawinan usia dini skor terkecil yaitu 28 dan terbesar 37. Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sama-sama menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang perkawinan usia dini masih tergolong rendah. B. Kondisi Ekonomi 1. Mata Pencaharian Pokok Responden Mata pencaharian pokok responden di Desa Tlogopucang dan Caruban paling banyak sebagai petani. Namun, persentase yang ada di Desa Tlogopucang lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di Desa Caruban yaitu masingmasing sebesar 51,11% dan sebesar 50,00%. 2. Total Pendapatan Responden Pendapatan rumah tangga responden di Desa Tlogopucang lebih rendah dibandingkan dengan Desa Caruban yaitu pendapatan pada kelompok Rp. 1.800.000 Rp. 2.600.001 yaitu sebesar 60,00% dan 46,67%. C. Perkawinan Usia Dini Remaja Putri 1. Usia Remaja Putri Kawin Pertama Usia kawin pertama remaja putri dengan rentang antara 16-19 tahun lebih banyak dialami oleh remaja putri di Desa Tlogopucang dibandingkan dengan Desa Caruban yaitu sebesar 93,33 % dan sebesar 86,67 %. 2. Alasan Responden Mengizinkan Anaknya Menikah Usia Dini Alasan responden yaitu untuk mengurangi beban ekonomi orang tua paling banyak di Desa Tlogopucang dibandingkan dengan Desa Caruban yaitu masing-masing sebesar 82,22 % dan 46,67 %. D. Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan Perkawinan Usia Dini Remaja Putri di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung Berdasarkan perhitungan menggunakan tabel silang terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan usia kawin pertama remaja putri pada rentang umur 16-19 tahun. 1. Tingkat pendidikan baik bapak maupun ibu sebagian besar tamat SD yang berhubungan dengan usia kawin pertama remaja putri di Desa Tlogopucang dengan persentase 44,44% dan 60,00% sedangkan di Desa Caruban yaitu sebesar 62,22% dan 60,00%. 2. Jumlah anggota keluarga mempunyai hubungan dengan usia kawin pertama remaja putri. Semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin cepat usia kawin pertama. Kondisi ini dibuktikan oleh kedua daerah penelitian yaitu Desa Tlogopucang dan Desa Caruban dengan masing-masing persentase sebesar 51,11% dan 40,00%. 3. Pengetahuan umum orang tua tentang perkawinan di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sebagian besar masih tergolong rendah yang berhubungan dengan usia kawin pertama dengan persentase sebesar 77,78% dan sebesar 86,67%. 4. Total pendapatan rumah di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sebagian besar masih tergolong sedang yang mempunyai hubungan dengan usia kawin pertama remaja putri dengan persentase masing-masing sebesar 37,78% dan sebesar 53,33%. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 857

1. Kondisi sosial orang tua Desa Tlogopucang dan Desa Caruban a. Demografi Di Desa Tlogopucang persentase umur responden tertinggi pada kelompk umur 51-55 tahun yaitu 28,89%, sedangkan di Desa Caruban pada kelompok umur 46-50 tahun yaitu sebesar 40,00%. Jenis kelamin responden dikedua desa tersebut yaitu sebagian besar jenis kelamin perempuan dengan persentase masing-masing sebesar 60,00% dan 63,33%. b. Tingkat Pendidikan Pendidikan responden yaitu antara bapak dan ibu paling banyak di Desa Tlogopucang tamat Sekolah Dasar dengan persentase 51,11% dan 75,56%, serta di Desa Caruban yaitu tamat sekolah dasar dengan persentase 60,00% dan 63,33%. c. Jumlah Anggota Rumah Tangga Jumlah anggota rumah tangga di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban paling banyak berjumlah 5 orang dengan persentase masingmasing sebesar 62.22% dan 46,67%. d. Pengetahuan Tentang perkawinan Pengetahuan tentang perkawinan, responden di Desa Tlogopucang dan Caruban masih termasuk kategori rendah, yaitu masing-masing sebesar 64,44% dan sebesar 63,33%. 2. Kondisi ekonomi orang tua Desa Tlogopucang dan Desa Caruban a. Mata Pencaharian Mata pencaharian pokok di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sama-sama fokus di sektor pertanian yaitu masing-masing sebesar 51,11% dan sebesar 50,00%. b. Total pendapatan Total pendapatan di Desa Caruban lebih baik dibandingkan dengan Desa Tlogopucang yaitu dengan rata-rata masing-masing sebesar Rp. 2.337.000/bulan dan sebesar Rp. 2.005.000/bulan. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dengan usia kawin pertama remaja putri pada rentang umur 16-19 tahun. a. Tingkat pendidikan baik bapak maupun ibu yaitu sebagian besar tamat SD yang berhubungan dengan usia kawin pertama remaja putri dengan persentase 44,44% dan 60,00% serta 62,22% dan 60,00%. b. Jumlah anggota keluarga paling banyak di kedua desa tersebut yaitu 5 orang dan mempunyai hubungan dengan usia kawin pertama remaja putri. Semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin cepat usia kawin pertama. Kondisi ini dibuktikan oleh kedua daerah penelitian yaitu Desa Tlogopucang dan Desa Caruban dengan masing-masing persentase sebesar 51,11% dan sebesar 40,00%. c. Pengetahuan umum orang tua tentang perkawinan di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sebagian besar masih tergolong rendah yang berhubungan dengan usia kawin pertama dengan persentase sebesar 77,78% dan 86,67%. d. Total pendapatan rumah di Desa Tlogopucang dan Desa Caruban sebagian besar masih tergolong sedang yang mempunyai hubungan dengan usia kawin pertama remaja putri dengan persentase masing-masing sebesar 37,78% dan 53,33%. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemumakan beberapa saran antara lain: 1. Kepada Pemerintah Memberikan pengetahuan lebih banyak dan jelas kepada kaum muda tentang perkawinan usia dini 2. Kepada Orang Tua Remaja Putri Memberi masukan kepada anknya untuk tidak melakukan perkawinan usia dini. 858

DAFTAR PUSTAKA Aswari Sudjud. 1979. Pengantar Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Piramida Bintarto. 1991. Geografi dan Konsep Pemikiran. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM Eko Siswono. 2015. Demografi. Yogyakarta: Ombak Eva Banowati. 2013. Geografi Sosial. Yogyakarta: Ombak Gilarso, T. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius. Hadi Sabari Yunus. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Mohammad M Dlori. 2005. Jeratan Nikah Dini, Wabah Pergaulan. Yogyakarta: Media Abadi Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa. 1991. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung mulia Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan 859