PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

SEGITIGA BOLA DAN ARAH KIBLAT

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

STUDI TENTANG UNIT EKSPERIMEN MOMEN INERSIA PADA BIDANG MIRING DAN UNIT EKSPERIMEN AYUNAN BANDUL DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

ari Meluruskan Arah Kiblat Tahun 2010

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM

METODE PRAKTIS MENENTUKAN ARAH KIBLAT DAN KOREKSI ARAH KIBLAT

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.6

a. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)

Cara Pembuatan Alat Peraga a. Alat dan Bahan Alat - Gergaji - Palu - Obeng - Lilin - Kuas - Spidol - Silet - Alat Tulis - Penggaris - Gunting

K O M P A S. Oleh : Drs. Basuki Soen.

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

0 o 0 0 BT. Dari hasil perhitungan diperoleh azimuth Mushola Miftahul Huda terhadap

PRAKTIK YANG MENGASYIKKAN MENGHILANGKAN RASA NGANTUK SAAT PROSES PEMBELAJARAN..

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

r 21 F 2 F 1 m 2 Secara matematis hukum gravitasi umum Newton adalah: F 12 = G

Pembagian kuadran azimuth

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Abstrak. Kata kunci : Multi board, alat peraga, materi fisika PENDAHULUAN. SMP, maupun SMA. ( /).

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB IV ANALISIS AKURASI ARAH KIBLAT MASJID KABUPATEN LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT (NTB) A. Arah Kiblat Masjid Kabupaten Lombok Tengah

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

JARAK FOKUS LENSA TIPIS

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

Referensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT

LAPORAN PRAKTIKUM GERAK PADA BIDANG MIRING. (Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Fisika Dasar I) Dosen Pengampu : Drs.Suyoso, M.Si.

MATERI KULIAH IPA-1 JURUSAN PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FOTO YANG RELEVAN. UNIT 1: Pengukuran

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

MENGHITUNG ARAH KIBLAT DENGAN RUMUS SEGITIGA BOLA

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

1. Fenomena Alam Akibat Perubahan Kedudukan Bumi, Bulan, terhadap Matahari. Gerhana Matahari

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu :

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

A. JUDUL. Oleh. Drs. H. Nabhan Maspoetra, MM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)

Menggunakan Pengukuran Waktu, Sudut, Jarak, dan Kecepatan dalam Pemecahan Masalah

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

Laboratorium Falak: Laboratorium Alternatif yang Murah dan Terpadu

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

PRESENTASI EKSPERIMEN FISIKA DASAR II

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN :

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

Makalah Rotasi dan Revolusi bumi

BAB GELOMBANG MEKANIK. Pada pembelajaran pertama ini kita akan mempelajari. mekanik.

BAB I PENDAHULUAN. Arah kiblat merupakan arah yang dituju oleh umat Islam dalam

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan arah kiblat pada dasarnya mengkaji posisi atau markaz

GERAK MELINGKAR. = S R radian

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

Antiremed Kelas 10 FISIKA

A. LATIHAN SOAL UNTUK KELAS 9A

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 8. GERAKLATIHAN SOAL BAB 8

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

Bab 5 - Garis dan Sudut

BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

Transkripsi:

Jurnal Dinamika, September 2017, halaman 31-36 P-ISSN: 2087-7889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.2 PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO Fitri Jusmi 1 *, Nur Qalbi Hajrah 2 1 Program Studi Fisika, Fakultas Sains, Universitas Cokroaminoto Palopo 2 SMP Negeri 2 Palopo * Email: itting_djunaid@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan melalui eksperimen di mesjid Agung dan mesjid Jami Kota Palopo. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan arah kiblat pada mesjid Agung dan mesjid Jami Kota palopo dan ada tidaknya perbedaan arah kiblat dari kedua mesjid tersebut dengan arah kiblat yang diperoleh dari pergeseran titik bayangan matahari. Dalam penelitian ini digunakan alat sederhana yang terdiri dari papan tripleks berdimensi 30 x 30 cm2 yang ditengahnya ditancapkan sebuah tongkat homogen yang panjangnya 10 cm, kemudian dibuat lingkaran yang berjarak 5 cm radial keluar. Dari penelitian ini diperoleh arah kiblat pada mesjid Agung Kota Palopo sebesar 180 ± 0,50 ke arah utara sedangkan pada mesjid Jami Kota Palopo sebesar 190 ± 0,50 ke arah utara. Perbedaan arah kiblat yang diperoleh pada mesjid Agung dan mesjid Jami Kota Palopo denngan arah kiblat yang diperoleh melalui metode pergeseran titik bayangan matahari sebesar 30 ± 0,50 dan 40 ± 0,50, perbedaan ini sangat kecil sehingga dianggap tidak berarti. Kata kunci: arah kiblat, metode bayangan, palopo. LATAR BELAKANG Kiblat berasal dari bahasa Arab ) adalah arah yang merujuk ke ق ب لة ( suatu tempat dimana bangunan Ka bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Ka bah juga sering disebut dengan Baitullah (Rumah Allah). Menentukan arah tepat kiblat merupakan hal yang sangat penting, mengingat hal itu merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Indonesia sempat gempar dengan adanya fatwa MUI tentang arah kiblat yang semula mengarah ke barat tapi sekarang sudah bergeser 25 0 ke arah Barat laut. Hal ini didasarkan karena adanya pergeseran pada daerah Sumatera akibat gempa yang sering terjadi pada daerah tersebut menyebabkan wilayah Indonesia bergeser ke arah Timur barat daya. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana dengan wilayah Sulawesi terutama pada kota Palopo, apakah daerah ini juga mengalami 31

Fitri Jusmi, Nur Qalbi Hajrah (2017) perubahan arah kiblat seperti pada wilayah Sumatra dan Pulau Jawa. Mesjid Agung dan mesjid Jami merupakan mesjid utama yang ada di kota palopo, dimana mesjid Jami merupakan mesjid tertua yang ada di kota palopo sedangkan mesjid Agung merupakan mesjid terbesar di kota Palopo. Sehingga sangatlah tepat untuk meneliti apakah arah kiblat yang digunakan selama ini pada kedua mesjid tersebut sudah tepat. Menentukan arah kiblat bisa dilakukan dengan perhitungan fisika dan matematika. Tetapi alam telah dipersiapkan Sang Pencipta untuk bisa menentukan arah kiblat. Sejauh manusia masih bisa melihat bayangan benda yang terkena sinar matahari, maka mereka bisa memanfaatkan teknologi sederhana mencari arah kiblat ini. Cukup dengan mengamati bayangan sebuah tongkat tegak lurus pada bidang datar, maka sudah bisa ditentukan arah kiblat dengan tepat. PROSEDUR KERJA Desain Penelitian Penelitian di awali dengan membuat alat berupa papan yang diberi tongkat di tengahnya. Kemudian pada papan di gambar garis melingkar dengan jarak 0,5 cm mengelilingi tongkat mengarah radial keluar. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Papan Tripleks Putih (ukuran 30 cm x 30 cm) 2. Tongkat Homogen (ukuran 10 cm) 3. Mistar 4. Spidol 5. Paku 6. Tali (benang) 7. Busur Derajat 8. Peta Dunia Gambar 1. Desain alat penelitian Teknik Pengambilan Data Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mengambil data adalah: 1. Menancapkan tongkat homogen pada papan. 2. Membuat lingkaran-lingkaran dengan jarak 0,5 cm dari dalam hingga luar seperti gambar 2. 32

Pemanfaatan Metode Pergeseran Ttitik Bayangan Matahari dalam Menentukan Arah Kiblat Mesjid Agung dan Mesjid Jami Kota Palopo 3. Tempatkan papan penelitian di bawah terik matahari sebelum bayang-bayang tongkat tegak lurus dengan tongkat itu sendiri. Amati pada lingkaran dimana ujung bayangan tongkat bertemu dengan garis-garis pada lingkaran dan beri tanda titik. Gambar 2. Desain alat penelitian setelah diberi lingkaran 4. Seperti halnya pada langkah (3), akan tetapi ketika matahari telah tergelincir. 5. Titik-titik yang ada pada langkah 3 dan 4 harus berada pada lingkaran yang sama, dan pengambilan titik dalam hari yang sama. 6. Tarik garis hubung dari perolehan titik langkah (3) dan (4) dengan benang, itulah arah Timur dan Barat. 7. Setelah mendapatkan arah Timur dan Barat, letakkan peta dunia di bawah garis percobaan. Arah Timur- Barat yang telah didapatkan disesuaikan dengan arah Timur- Barat pada peta. 8. Pusatkan titiknya pada posisi tetap benang dan tarik garis ke arah kota Mekkah. Lalu tentukan sudutnya dengan menggunakan busur derajat, itulah arah kiblat. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dimulai pada pukul 10.30 Wita. Pada saat alat diletakkan di bawah terik matahari, muncul bayangan dari tongkat yang berada di tengah papan. Papan harus tetap pada satu tempat, tidak boleh berubah-ubah. Tunggu hingga bayangan tongkat berimpit dengan lingkaran yang berada pada papan, kemudian berilah tanda berupa titik seperti pada gambar 3. Titik ini terjadi sebelum waktu dzuhur. Gambar 3. Bayangan tongkat sebelum matahari tergelincir Setelah matahari tergelincir, pada pukul 12.45 bayangan tongkat akan 33

Fitri Jusmi, Nur Qalbi Hajrah (2017) berada pada arah yang berlawanan. Tunggu hingga bayangan tongkat berimpit pada lingkaran yang sama pada waktu sebelum matahari tergelincir, kemudian berilah tanda berupa titik seperti pada gambar 4, titik ini terjadi sesudah waktu dzuhur. Keterangan : : Bayangan tongkat pada pukul sebelum waktu dzuhur : Bayangan tongkat pada pukul setelah waktu dzuhur :Titik pertemuan antara bayangan tongkat dengan lingkaran. : Arah Timur-Barat Gambar 4. Bayangan tongkat setelah matahari tergelincir Setelah mendapatkan beberapa titik, kemudian hubungkan dua buah titik pada lingkaran yang sama, hubungkanlah kedua titik tersebut dengan sebuah garis seperti pada gambar 5. Garis tersebut merupakan arah Timur-Barat pada daerah dimana dilaksanakan penelitian. Gambar 5. Garis yang menunjukkan arah Timur-Barat Setelah mendapatkan arah Timur-Barat, tariklah seutas tali sesuaikan dengan arah Timur-Barat yang telah didapatkan. Tempatkan sebuah peta dunia tepat di bawah tali dengan menyesuaikan arah Timur- Barat pada peta dengan arah Timur- Barat yang didapatkan. Tarik garis menuju kota Mekkah yang dipusatkan pada Kota Palopo. Garis tersebut merupakan arah kiblat. Dengan menggunakan busur derajat dapat diketahui bahwa arah kiblat pada Mesjid Agung Kota Palopo 18 ± 0,5 o ke arah utara sedangkan untuk Mesjid Jami Kota Palopo sebesar 19 o ± 0,5 o ke arah utara, sedangkan arah kiblat yang dipeoleh dari pergeseran titik bayangan matahari sebesar 15 0 ± 0,5 0 ke arah utara. 34

Pemanfaatan Metode Pergeseran Ttitik Bayangan Matahari dalam Menentukan Arah Kiblat Mesjid Agung dan Mesjid Jami Kota Palopo PEMBAHASAN Dengan menggunakan metode pergeseran titik bayangan matahari, dapat diketahui arah Timur-Barat maupun arah kiblat dengan tepat. Hal ini dikarenakan ketidakpastian posisi bayangan matahari sangat kecil. Masalah kiblat tiada lain adalah masalah arah, yakni arah menuju ka`bah di Makah. Arah kiblat ini dapat ditentukan dari setiap titik atau tempat di permukaan bumi dengan melakukan melihat bayangan matahari maupun melakukan perhitungan dan pengukuran. Ketepatan pengukuran arah kiblat di suatu tempat sangat tergantung pada kebenaran penentuan titik arah mata angin di tempat yang bersangkutan, khususnya titik barat dan timur, sehingga apabila penentukan titik Barat-Timur ini kurang tepat atau bahkan salah maka arah kiblat yang ditunjukkannya tentunya akan kurang tepat bahkan salah. Penentuan arah kiblat dengan bayangan matahari merupakan cara yang lebih akurat di banding menggunakan kompas kiblat. Prinsip yang dipakai adalah gerak semu tahunan Matahari. Benda langit lain bisa saja dipakai, namun Matahari memiliki kelebihan karena gerakannya bisa diprediksi dengan akurasi sangat tinggi (berbeda dengan Bulan, misalnya) dan sinarnya sangat cemerlang sehingga menghasilkan bayangan tajam. Dari hasil pengukuran diperoleh arah kiblat yang digunakan pada mesjid Agung Kota Palopo sebesar 180 ± 0,50 ke arah utara sedangkan arah kiblat yang diperoleh dari pergeseran titik bayangan matahari sebesar 150 ± 0,50 ke arah utara. Hal ini membuktikan adanya perbedaan arah kiblat yang biasa digunakan pada mesjid Agung Kota Palopo dengan arah kiblat yang diperoleh dari pergeseran titik bayangan matahari sebesar 30 ± 0,50. Dari hasil pengukuran diperoleh arah kiblat yang digunakan pada mesjid Jami kota Palopo sebesar 190 ± 0,50 ke arah utara sedangkan arah kiblat yang diperoleh dari pergeseran titik bayangan matahari sebesar 150 ± 0,50 ke arah utara. Hal ini membuktikan adanya perbedaan arah kiblat yang biasa digunakan pada mesjid Jami Kota Palopo dengan arah kiblat yang diperoleh dari pergeseran titik bayangan matahari sebesar 40 ± 0,50. 35

Fitri Jusmi, Nur Qalbi Hajrah (2017) KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Besar arah kiblat pada mesjid Agung kota Palopo sebesar 18 0 ± 0,5 0 ke arah utara sedangkan pada mesjid Jami Kota Palopo sebesar 19 0 ± 0,5 0 ke arah utara. 2. Perbedaan arah kiblat yang diperoleh pada mesjid Agung Kota Palopo dan mesjid Jami Kota Palopo dengan arah kiblat yang diperoleh melalui metode pergeseran titik bayangan matahari sebesar 3 0 ± 0,5 0 dan 4 0 ± 0,5 0. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang tidak berarti karena perbedaannya sangat kecil. SARAN 1. Sebaiknya penelitian ini dilakukan pada bulan Maret dan September, untuk mendapatkan arah timurbarat yang tepat karena pada bulan ini matahari tepat berada pada garis khatulistiwa bumi. 2. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya dilakukan pada daerah yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Bambang. 1981. Bumi dan Antariksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Malasan, Hakim. 1999. Jagat Raya. Jakatra: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Prasodjo, Budi. 2003. Teori Dan saplikasi Fisika. Jakarta: Yudistira. Subidyo, Ma rufin. 2007. Kalibrasi Arah-Kiblat dan Google Map. (http: //www.mailarchive.com/ppindia@yahoogro ups.com. Diakses 24 Januari 2009). Tanudidjaja, Moh. Ma mur. 1994. Bumi dan Antariksa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Vandha. 2008. Saat Tepat Menentukan Arah Kiblat. (http: //vandha.wordpress.com. diakses tanggal 04 Februari 2009) 36