HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KOMUNIKASI EFEKTIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi, A. dan Urbina, S Tes Psikologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid 1. Alih Bahasa : Imam, R.H. Jakarta : Prenhallindo.

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PUTRI BERSAMA ORANG TUA DENGAN PERILAKU SEKS

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB III METODE PENELITIAN

UNON: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Abstract

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN KECEMASAN SAAT PRESENTASI PADA MAHASISWA UNIVERISTAS ESA UNGGUL

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

HUBUNGAN ANTARA SOSIALISASI TEMAN SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PESERTA DIDIK KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH KELEKATAN ORANGTUA TERHADAP STRESS COPING PADA MAHASISWA YANG MENYUSUN SKRIPSI DI PRODI RUMPUN IKK, UNJ

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menerangkan didalam kelas.selain itu dituntut untuk menuangkan seluruh

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM :

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan sesuatu yang buruk

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu (A) Metode Penelitian, (B) Jenis dan Rancangan Penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI MODERN RETAIL WIMODE (PT BAKRIE TELECOM)

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan yang kompleks.

BAB III METODE PENELITIAN

DEWI KUSUMA WARDHANI F

KEEFEKTIFAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VI SD PANGAMBANGAN 5 BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB III Metode Penelitian

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 KECEMASAN SOSIAL FACEBOOKER A-2 HARGA DIRI

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak akan pernah terlepas dari kegiatan berinteraksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. r 1. r 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiono, 2010, hlm.45) Sumber: Peneliti

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

Educational Psychology Journal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI MEDIA FACEBOOK DENGAN KETERBUKAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Intan Purnama Sari

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

Transkripsi:

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KOMUNIKASI EFEKTIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI Rayi Gianariza, Safitri Fakultas Psikologi, Universitas Esa Unggul Jln Arjuna Utara, Kebon Jeruk Jakarta 11510 gianarizarayi@ymail.com Abstrak Komunikasi efektif memiliki peranan penting pada saat bimbingan skripsi, karena komunikasi yang berjalan efektif menentukan lancar atau tidaknya proses bimbingan skripsi. Akan tetapi pada saat bimbingan skripsi mahasiswa kesulitan dalam mengungkapkan ide, pendapat atau gagasannya kepada dosen pembimbing skripsi karena adanya kecemasan yang berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan komunikasi efektif pada mahasiswa UEU yang sedang menyusun skripsi. Penelitian bersifat kuantitatif non eksperimental. Sampel berjumlah 127 responden. Teknik pengambilan sampel adalah non-probability sampling dengan jenis purposive sampling. Hasil nilai sig 0.000 (p<0.05) dengan korelasi sebesar -0.311, artinya terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kecemasan dengan komunikasi efektif pada Mahasiswa UEU yang sedang menyusun skripsi. Kata kunci: komunikasi efektif, kecemasan, mahasiswa, skripsi Abstract Communication effectively has an important role in the guidance paper, because communication is effective to determine well or not the guidance paper, but at the time the guidance of a thesis student any difficulty in expressing ideas, opinions or ideas to lecturers thesis because of the anxiety is excessive. The purpose of this research is to know the correlation between anxiety in communication effective in student UEU who are putting together a thesis. Research is quantitative consideration for the experimental sample of 127 of the respondents. The sampling is non-probability sampling with this type of purposive sampling. The value of a sig 0.000 (p<0.05) with the correlation of - 0.311, it's a negative association and significant between anxiety in communication effective in Mahasiswa UEU. Keyword : communication, anxiety, college student, the guidance paper. Pendahuluan diharapkan oleh Rektor, yaitu sebesar 75%. Mahasiswa adalah individu yang menuntut Tuntutan untuk mencapai target kelulusan tepat pendidikan di perguruan tinggi, dan individu yang waktu sebesar 75% bisa menjadi beban tersendiri telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Ada Sarjana (Sugiono, 2008). Menurut Mukhtamar mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsinya (2009), untuk memperoleh gelar Sarjana seorang tepat waktu, tetapi ada pula mahasiswa yang mahasiswa harus mampu menyelesaikan skripsi. membutuhkan waktu yang lama untuk Skripsi merupakan karya ilmiah yang mengikuti menyelesaikan skripsinya. suatu prosedur penelitian ilmiah, yang dibuat oleh Ketika mahasiswa menyampaikan ide, mahasiswa strata 1 (S1) sebagai persyaratan gagasan, dan isi skripsi kepada dosen pembimbing, kelulusan sebagai Sarjana.Menurut Mukhtamar disitulah terjadi proses komunikasi. Menurut (2009), untuk memperoleh gelar Sarjana seorang Rakhmat (2008), komunikasi adalah proses sosial mahasiswa harus mampu menyelesaikan skripsi. yang terjadi ketika individu berinteraksi dengan Di Universitas Esa Unggul (UEU), Rektor individu lain melalui percakapan verbal atau non menuntut jumlah kelulusan mahasiswa per fakultas verbal. Selain itu, menurut De Vito dalam Hidayat tiap tahunnya harus melebihi angka 75%. Tetapi (2012), komunikasi yang efektif itu penting dan hal pada kenyataannya, data yang peneliti peroleh dari itu ditandai oleh adanya kemauan untuk membagi DAA (2015), menunjukkan bahwa kelulusan tepat pengalaman dan memberikan tanggapan terhadap waktu pada mahasiswa aktif pada tahun akademik informasi yang diterima, kemampuan untuk saling 2013/2014 hanya mencapai angka 39,3%. Artinya, memahami perasaan, kemampuan untuk saling angka tersebut belum mencapai target yang mendukung atau memberikan motivasi, adanya Jurnal Psikologi Volume 14 Nomor 2, Desember 2016 69

sikap untuk menilai secara positif, dan kemampuan dalam menganggap diri sendiri memiliki derajat yang sama, tidak ada yang lebih rendah ataupun lebih tinggi dengan orang lain. Dalam proses bimbingan skripsi, komunikasi antara mahasiswa dengan dosen pembimbing merupakan hal yang penting. Menurut De Vito dalam Hidayat (2012), komunikasi akan berjalan efektif apabila komunikator (mahasiswa) dapat menyampaikan informasi yang dapat dipahami dan dimaknai oleh komunikan (dosen pembimbing) dengan tepat. Artinya, mahasiswa dapat menyampaikan seluruh informasi kepada dosen pembimbing tanpa ada kesulitan bagi dosen pembimbing untuk memaknai informasi yang diterima. Sehingga komunikasi yang terjalin menjadi lancar dan efektif. Komunikasi efektif akan berubah menjadi tidak efektif apabila dipengaruhi oleh faktor psikologis, yaitu rasa tegang atau cemas pada diri komunikan (Effendy, 2011). Hal ini didukung juga dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muslimin (2013), penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam berkomunikasi yang seharusnya berjalan efektif menjadi tidak efektif. Penelitian tersebut ditujukan pada mahasiswa fakultas dakwah INISNU Jepara dan hasil penelitian tersebut menyatakan subjek yang memiliki rasa cemas rendah akan mampu berkomunikasi secara efektif. Sebaliknya, komunikasi tidak akan berjalan efektif apabila subjek memiliki rasa cemas tinggi. Karena seseorang yang berada dalam keadaan tegang, takut, khawatir, dan cemas akan kesulitan untuk menyampaikan informasi kepada lawan bicara secara efektif. Faktor lain yang menyebabkan komunikasi efektif adalah rasa percaya akan kemampuan diri sendiri atau tidak ada rasa rendah diri yang dapat menimbulkan rasa tegang atau cemas, serta tidak adanya penilaian tertentu terhadap lawan bicara (Rakhmat, 2008). Rasa tegang atau cemas yang dirasakan oleh mahasiswa, menurut Santrock (2002) merupakan gangguan psikologis yang ditandai oleh ketegangan motorik, seperti perasaan gelisah, tubuh gemetar, dan ketidakmampuan diri untuk rileks. Juga dicirikan dengan hiperaktivitas, seperti jantung berdebar dan berkeringat. Dengan demikian, adanya kecemasan yang ditandai dengan reaksi fisik dan psikologis dapat menyebabkan komunikasi menjadi terhambat, tidak lancar, dan tidak efektif. Mahasiswa menjadi kesulitan untuk menyampaikan informasi, gagasan atau ide-ide, dan juga kesulitan untuk memahami dan menganalisis informasi yang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah kecemasan yang dirasakan maka komunikasi yang Jurnal Psikologi Volume 14 Nomor 2, Desember 2016 70 terjalin semakin efektif, begitu pula sebaliknya semakin tinggi kecemasan yang dirasakan maka komunikasi yang terjalin tidak efektif. Metode Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang sedang menyusun skripsi dari seluruh fakultas di Universitas Esa Unggul semester ganjil 2015-2016. Jumlah sampel yang digunakan dari total populasi 1271 mahasiswa dengan sampel sebesar 10%, maka pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 127 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, dengan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Alat Ukur Penelitian Kecemasan adalah suatu keadaan yang diikuti oleh gejala mental (psikologis) dan gejala fisik (somatis). Gejala mental yaitu seperti khawatir, mudah merasa terganggu (irritability), gelisah (restlessness), insomnia atau mimpi buruk. Sedangkan gejala fisik tampak pada pernafasan menjadi cepat, aktifitas berlebih pada sistem saraf otonom atau tegangan otot, jantung berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, terdapat gumpalan pada tenggorokan, yang menyebabkan kesulitan dalam menelan, pusing, sakit perut, dan diare (Barraclough dalam Sukamta & Wirawan, 2012). Definisi operasional kecemasan dalam penelitian ini adalah total skor yang diperoleh berdasarkan indikator dari gejala mental (psikologis) dan gejala fisik (somatis). Semakin tinggi skor menunjukkan kecemasan yang tinggi, sedangkan semakin rendah skor menunjukkan kecemasan yang rendah. Skala ini berisi 54 item yang terdiri dari 27 item favorabel yang menunjukkan pernyataan positif dan 27 item unfavorabel yang menunjukkan pernyataan negatif. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis correlation pearson product moment diperoleh nilai sig. 0,000 (p<0,01). Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan komunikasi efektif. Dengan kata lain dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Sedangkan, nilai koefisien korelasi diperoleh (r) -0,311 menunjukan hubungan yang negatif antara kecemasan dengan komunikasi efektif. Artinya, semakin rendah kecemasan yang dimiliki mahasiswa saat bimbingan skripsi maka komunikasi semakin efektif. Demikian pula sebaliknya semakin tinggi kecemasan yang dimiliki

mahasiswa saat bimbingan skripsi maka komunikasi semakin tidak efektif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muslimin (2013), yaitu berjudul faktor-faktor penghambat komunikasi efektif. Hasil penelitian tersebut menyatakan mahasiswa fakultas dakwah INISNU Jepara yang memiliki rasa cemas rendah akan mampu berkomunikasi secara efektif. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki rasa cemas tinggi komunikasinya menjadi tidak efektif. Di Universitas Esa Unggul, kecemasan tergolong rendah diduga karena dosen pembimbing skripsi mahasiswa juga merupakan dosen pengajar pada mata kuliah lainnya. Karena pernah bertemu sebelumnya, maka mahasiswa merasa nyaman ketika bimbingan skripsi. Terutama pada fakultas psikologi yang jumlah dosennya memang sedikit. Selain itu, kecemasan tergolong rendah bagi mahasiswa perempuan karena mahasiswa perempuan lebih aktif saat bimbingan, berbeda dengan mahasiswa laki-laki. Selanjutnya, kecemasan rendah pada angkatan 2008 sampai dengan angkatan 2011 karena merupakan mahasiswa yang telah lama mengambil skripsi. Dapat dikatakan telah terbiasa dengan coretan dari dosen pembimbing skripsi, dan situasi serta kondisi saat bimbingan skripsi. Menurut Barraclough (Sukamta & Wirawan, 2012), kecemasan adalah suatu keadaan yang diikuti oleh gejala mental (psikologis), antara lain khawatir, mudah merasa terganggu (irritability), gelisah (restlessness), dan juga diikuti oleh gejala fisik (somatis), yaitu pernafasan menjadi cepat, tegang otot, jantung berdebar, berkeringat, sakit kepala, terdapat gumpalan pada tenggorokan, yang menyebabkan kesulitan dalam menelan. Dengan demikian mahasiswa yang memiliki rasa cemas rendah cenderung merasa lebih rileks. Dalam keadaan tersebut mahasiswa dapat dengan nyaman menyampaikan pendapat kepada dosen pembimbing, karena tidak ada perasaan negatif yang muncul didalam dirinya. Hal tersebut menjadikan komunikasi yang terjalin selama bimbingan skripsi menjadi efektif. Mahasiswa dapat menyampaikan pendapat dengan baik, berbicara secara detil, menjelaskan pernyataan dengan lugas, memahami perkataan dosen pembimbing, dan dosen pembimbing mampu memahami pernyataan mahasiswa dengan baik pula. Coleman (2003) menyatakan bahwa dalam keadaan diri yang rileks, tidak ada yang membatasi pikiran seseorang dalam melihat masalah dengan jelas dan mencari pemecahan masalah yang terjadi dengan baik. Tetapi sebaliknya, apabila mahasiswa memiliki rasa cemas tinggi atau memiliki perasaan khawatir, gelisah, dan disertai oleh gejala fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, dan terdapat Jurnal Psikologi Volume 14 Nomor 2, Desember 2016 71 gumpalan pada tenggorokan. Dari perasaan-perasaan tersebut cenderung menyulitkan seseorang untuk berpikir, sehingga mengakibatkan ide-ide atau pendapat sulit diungkapkan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Coleman (2003), bahwa dalam keadaan cemas tinggi sangat membatasi kemampuan seseorang dalam melihat masalah dengan jelas atau merumuskan kemungkinan pemecahan. Akibatnya dosen pembimbing tidak dapat memahami maksud pernyataan mahasiswa tersebut, sehingga komunikasi pada saat bimbingan skripsi menjadi tidak efektif. Selain itu, dari hasil penelitian ini diperoleh nilai koefisien determinasi (r²) sebesar 9%. Artinya, kecemasan hanya memberikan sumbangan pengaruh sebesar 9% terhadap komunikasi efektif saat bimbingan skripsi pada mahasiswa Universitas Esa Unggul, sedangkan 91% komunikasi efektif saat bimbingan skripsi pada mahasiswa Universitas Esa Unggul ditentukan oleh faktor-faktor lainnya, menurut Effendy (2011), antara lain penguasaan bahasa, baik komunikator dalam hal ini mahasiswa maupun komunikan dalam hal ini adalah dosen pembimbing harus menguasai bahasa yang sama pada saat berkomunikasi agar pesan yang disampaikan bisa dimegerti dan mendapatkan respon sesuai yang diharapkan. Seperti hasil wawancara yang peneliti peroleh dari salah satu mahasiswa, bahwa apabila dosen pembimbing menggunakan bahasa sehari-hari yang dapat dimengerti oleh mahasiswa, maka komunikasi akan berjalan efektif karena mahasiswa dapat memahami bahasa yang digunakan oleh dosen pembimbing tersebut. Kemudian, sarana komunikasi yang dimaksud di sini adalah suatu alat penunjang dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Pada saat ini zaman telah berkembang, seperti halnya ketika bimbingan skripsi mahasiswa menggunakan alat perekam suara sebagai sarana untuk memudahkan dalam mengingat perkataan dosen pembimbing. Selanjutnya, kemampuan berpikir, pelaku komunikasi baik komunikator maupun komunikan sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi. Apabila mahasiswa sebagai komunikator menggunakan bahasa ilmiah, maka mahasiswa harus menjelaskan arti dari perkataan yang diungkapkan kepada dosen pembimbing sebagai komunikan. Agar dosen pembimbing dapat menangkap inti dari perkataan mahasiswa, sehingga komunikasi yang terjalin menjadi efektif. Jika salah satu (komunikator atau komunikan) tidak memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka apa yang disampaikan bisa tidak dimengerti sehingga tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Dan yang terakhir adalah lingkungan yang baik, komunikasi yang dilakukan di

suatu lingkungan yang tenang bisa lebih dipahami dengan baik dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan di tempat bising/berisik. Dalam hal ini proses bimbingan skripsi harus dilakukan di suatu ruangan khusus, bukan ruangan yang menjadi tempat lalu-lalang oranglain. Hasil kategorisasi menunjukkan mahasiswa dengan komunikasi efektif tinggi berjumlah 64 mahasiswa (50,4%) dan mahasiswa dengan komunikasi efektif rendah berjumlah 63 mahasiswa (49,6%). Beberapa mahasiswa yang memiliki komunikasi efektif tinggi menyatakan saya berbicara secara detil tentang isi skripsi kepada dosen pembimbing (item no 11), saya dengan mudah menjelaskan pendapat yang menurut saya benar kepada dosen pembimbing (item no 15), dan seterusnya. Dengan kata lain, mahasiswa yang komunikasinya efektif terlihat lugas dalam mengungkapkan pendapat atau dapat dikatakan tidak memiliki keraguan atau ketakutan, sehingga dosen pembimbing dapat memahami perkataan mahasiswa tersebut dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori menurut De Vito (dalam Hidayat, 2012), bahwa komunikasi efektif ditandai oleh adanya sikap openess atau keterbukaan. Selain itu, penelitian ini ingin mengungkapkan perbedaan komunikasi efektif berdasarkan bahasa yang dikuasai oleh mahasiswa (tabel 4.9). Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan komunikasi efektif berdasarkan bahasa yang dikuasai oleh mahasiswa UEU, baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Hal ini ditunjukkan dari uji chi square di dapatkan nilai sig sebesar 0,967 karena nilai asimp.sig 0,967 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan berdasarkan penguasaan jenis bahasa yang dikuasai dengan efektivitas komunikasi pada mahasiswa UEU. Dan penelitian ini juga ingin mengungkapkan perbedaan komunikasi efektif berdasarkan status keluarga (4.10). Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan komunikasi efektif berdasarkan status keluarga, baik mahasiswa yang memiliki status keluarga utuh maupun mahasiswa yang memiliki status keluarga broken home. Hal ini ditunjukkan dari uji chi square di dapatkan nilai sig sebesar 0,620 karena nilai asimp.sig 0,620 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan berdasarkan status keluarga dengan efektivitas komunikasi pada mahasiswa UEU. Kesimpulan Terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara kecemasan dengan komunikasi efektif. Berdasarkan hasil kategorisasi penelitian pada variabel komunikasi efektif, mahasiswa Jurnal Psikologi Volume 14 Nomor 2, Desember 2016 72 Universitas Esa Unggul masuk dalam kategori komunikasi efektif tinggi berjumlah 64 mahasiswa (50,4%) dan mahasiswa dengan komunikasi efektif rendah berjumlah 63 mahasiswa (49,6%). Sedangkan hasil crosstab menyatakan tidak terdapat perbedaan dari hasil crosstab antara komunikasi efektif dengan bahasa yang dikuasai dan hasil crosstab antara komunikasi efektif dengan status keluarga. Daftar Pustaka Agustina, Setyastari. (2009). Hubungan antara Kecemasan dengan Komunikasi pada mahasiswa berprestasi. Skripsi Fakultas Psikologi. Kudus: Universitas Muria Kudus. Ayu, Astried. (2004). Gambaran Komunikasi Interpersonal Konsultan Divisi Marketing Sales (FITNESS CENTER X) Di Jakarta. Skripsi Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Esa Unggul. Azwar, Syaifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Coleman, J.C. (2003). Contemporary Psychology and Effective Behavior, GlennView: Scott, Foresman, and Co. Dimitria M, Ernest. (2009). Gambaran Komunikasi Interpersonal Pegawai Modern Retail WIMODE (PT Bakrie Telecom). Skripsi Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Esa Unggul. Effendy. O.U. (2011). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Holilah, Siti. (2011). Hubungan Self Efficacy Dengan Kecemasan Siswa Kelas XII SMA Negeri X Jakarta-Barat Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Skripsi Fakultas Psikologi. Jakarta : Universitas Esa Unggul. Kinansih, A.K. (2011). Skripsi Kelar Dalam 30 Hari. Klaten: Galmas Publisher. Mukhtamar. (2009). Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah. Jakarta: Gaung Persada Press. Muslimin, Choirul. (2013). faktor-faktor penghambat komunikasi efektif pada

mahasiswa fakultas dakwah INISNU Jepara. Jurnal Komunikasi. Vol.III, No.3. Rakhmat, Jallaludin. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahardjo, S. (2012). Pedoman Skripsi. Kudus: Universitas Muria Kudus. Riani, Winda Septa. (2013). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Kecemasan Saat Presentasi Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul. Skripsi Fakultas Psikologi. Jakarta: Universitas Esa Unggul. Vera, Nawiroh. (2013). Quality of Interpersonal Communication in the Digital Era. International Journal of Social Science and Humanity. Vol. 3, No. 6. Situs internet http://denywicak.student.unej.ac.id/?p=5. 2015. Diunduh 24 Maret 2015. http://edukasi.kompasiana.com/2013/06/01/dosenpembimbing-skripsi-564991.html. Diunduh 10 agustus 2014. Ririn, Asmidir, & Marjohan. (2013). Hubungan Antara Keterampilan Komunikasi Dengan Kecemasan Berbicara DiDepan Umum Terhadap Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2011. Jurnal Ilimiah Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan. Padang : Universitas Negeri Padang. Sakinah, Siti. Y. (2013). Hubungan Antara Kemandirian Belajar (Self Directed Learning)Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul. Skripsi Fakultas Psikologi. Jakarta : Universitas Esa Unggul. Santrock, John W. (2002). Life Span Development perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga. Sarwono, W. Sarlito. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan 17. Bandung: Alfabeta. Sukamta, Syilvanie dan Wirawan, Henny E. (2012). Kecemasan dan Upaya Penganggulangan Kecemasan Perempuan Dewasa Awal yang memiliki ibu penderita Kanker Serviks Stadiun Lanjut. Penelitian Terapan. http://www.slideshare.net/deeckpz/09- kecemasanperempuandewasaawalyangmemi likiibupenderitakankerserviksstadiumlanjuts yilvaniesukamtahennyewirawan. diunduh pada 10 Nopember 2014. Jurnal Psikologi Volume 14 Nomor 2, Desember 2016 73