BAB III DESKRIPSI WILAYAH. A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM PENELITIAN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

Lampiran 1. Tabel Peubah Yang Digunakan pada Analisis Hayashi I

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB IV GAMBARAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Tengah. Kabupaten Lampung Tengah meliputi areal seluas 4.789,62 Km 2 terletak

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

BAB II SOSIAL DEMOGRAFIS TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Ukui yang ibukotanya pangkalan Kerinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Tinjaun Umum Kondisi Kota Administrasi Jakarta Timur Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan salah satu wilayah administrasi di bawah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur. Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Timur dibagi ke dalam 10 Kecamatan, yaitu Kecamatan Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung, Pulogadung dan Matraman. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki perbatasan sebelah utara dengan Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, sebelah timur dengan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat), sebelah selatan Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) dan sebelah barat dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan. B. Kondisi Geografis Kota administrasi Jakarta Timur merupakan bagian dari wilayah provinsi DKI Jakarta yang terletak antara 106º49ʾ35ˮ Bujur Timur dan 06 10ʾ37ˮ Lintang Selatan, dengan memiliki luas wilayah 187,75 Km², batas wilayah sebagai berikut : 1. Utara : Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Pusat 2. Timur : Kotyamada Bekasi (Provinsi Jawa Barat) 3. Selatan : Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) 4. Barat : Kotyamada Jakarta Selatan 38

PETA ADMINISTRATIF KOTA JAKARTA TIMUR Sumber : Jakarta Timur dalam angka,2015 Kampung Pulo bertempat di Kecamatan Jatinegara, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Nama Kampung Pulo berasal dari bentuk dataran ini ketika air sungai Ciliwung meningkat ada yang berbentuk pulau kecil. Dataran Kampung Pulo cukup rendah dari jalan raya Jatinegara Barat. Kampung Pulo merupakan kawasan permukiman yang padat dan berdiri di tanah negara. Penduduk yang tinggal didalamnya rata rata berpenghasilan rendah, sehingga kualitas lingkungan semakin menurun. Saat ini semua kawasan hunian dituntut untuk menjadi hunian yang berkelanjutan, dengan luas area ± 8 Ha (sebagian besar berbatasan dengan sungai Ciliwung) dan kondisi fisik Kampung Pulo-Jakarta Timur saat ini maka pemukiman 39

tersebut tidak dapat bersifat berkelanjutan. Cara untuk menjadikan Kampung Pulo pemukiman yang berkelanjutan adalah dengan meremajakan kembali pemukiman saat ini. Jumlah penduduk yang menempati Kampung Pulo pada tahun 2010 diketahui sebanyak 10.022 jiwa dengan luas area ± 8 Ha, maka didapat kepadatan per-ha sekitar 1.317 jiwa/ha. Kampung Pulo menjadi kawasan yang amat padat setiap tahunnya karena ada saja pendatang baru yang tinggal di sana. Jika air sungai Ciliwung meningkat maka sebagian besar warga Kampung Pulo yang ada di dataran rendah akan terkena banjir, namun warga tetap memilih untuk tinggal di Kampung Pulo. Keinginan warga yang ingin terus tinggal di Kampung Pulo tidak ditunjang dengan sikap mereka yang merawat lingkungan, sehingga lingkungan tempat tinggal mereka menjadi kumuh dan jorok. Kampung Pulo menyimpan potensi ekonomi dan sosial di dalamnya sehingga potensial untuk menjadi sebuah kawasan permukiman yang berkelanjutan. Namun karena kondisi saat ini yang padat dan kumuh maka kawasan perlu tindakan Redevelopment, melalui perbaikan lingkungan fisik. 40

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Kelurahan,Jumlah RW dan RT di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur Kecamatan Luas wilayah Jumlah Jumlah RW Jumlah RT (Km²) Kelurahan Matraman 4,18 6 62 800 Pulo Gadung 15,02 7 91 1.021 Cakung 42,52 7 84 935 Jatinegara 11,34 8 90 1.141 Kramat Jati 12,97 7 65 651 Pasar Rebo 12,98 5 52 53 Duren Sawit 16,93 7 95 1.113 Makasar 21,97 5 53 569 Cirasas 16,39 5 49 593 Cipayung 28,46 8 56 494 Jakarta 182,87 65 697 7.830 Timur Sumber : Biro Statistik Wilayah Kota administrasi Jakrta Timur Tahun 2008 Dari tabel diatas menunjukkan sebaran luas wialayah per kecamatan yang ada di Kota Jakarta Timur. Cakung merupakan kecamatan dengan wialayah terluas sedangkan kecamatan Matraman mempunyai luas wilayah yang terkecil dibandingkan dengan 9 kecamatan lainnya. Kondisi iklim suhu Udara minimum 21,4ºC terjadi dibulan februari dan suhu udara maksimum sebesar 34,2ºC terjadi dibulan Oktober dengan suhu udara rat-rata 27,3ºC. Tekanan udara sekitar 1011,5 mb dengan kelembapan udara 78,9 persen dan rata-rata kecepatan angin 9,2 kot. 41

Kategori wilayah Jakarta Timur terdiri dari 95% daratan dan selebihnya rawa atau persawahan dengan ketinggian rata-rata 50 m dari permukaan air laut. Sebagai wilayah dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai, tercatat lima sungai mengalir Kota Administrasi Jakarta Timur. Sungaisungai tersebut antara lain Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Kali Malang, Kali Cipang, dan Cakung Drain dibagian utara wilayah ini. Sungai-sungai tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu menampung air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir. Kota Administrasi Jakarta Timur mempunyai beberapa karekteristik khusus antara lain: Memiliki beberapa kawasan industry, antara lain Pulo Gadung, Memiliki beberapa pasar jenis induk, antara lain pasar sayursayuran Kramat Jati, Pasar Induk Cipinang, Memiliki Bandara Halim Perdana Kusuma, dan Memiliki obyek wisata antara lain TMII dan Lubang Buaya. C. Kondisi Demografis Secara demografis, Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan kota yang paling luas di antara kota-kota lainnya di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Kota Administrasi Jakarta Timur juga memiliki jumlah penduduk yang paling banyak. Berdasarkan sumber data Sudin Kependudukan Jakarta Timur, jumlah penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur sampai dengan Bulan September tahun 2014 adalah 2.738.033 jiwa, yang terdiri dari 1.409.296 laki-laki dan 1.409.290 perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami peningkatan dari 0,75 % pada tahun 2009-2010 42

menjadi 1,94 % pada periode tahun 2010-2012. Berikut adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang dibagi perkecamatan. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Jakarta Timur Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2014 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin (Jiwa) Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah 2014 2014 2014 Pasar Rebo 103339 101339 204678 Ciracas 135014 132297 267311 Cipayung 131648 128930 260578 Makasar 98158 97520 195678 Kramat Jati 143577 142535 286112 Jatinegara 140068 131148 271216 Duren Sawit 196316 198341 394657 Cakung 269764 253395 523159 Pulo Gadung 131436 133014 264450 Matraman 75245 74910 150155 Kota Jakarta Timur 1424565 1393429 2817994 Sumber : BPS Kota Jakarta Timur Tahun 2015 Tabel diatas menujukkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di tiap kecamatan yang ada di Jakarta Timur pada tahun 2014. Jumlah penduduk terbanyak di kecamatan cakung dengan jumlah 523,159 jiwa yang terdiri dari 269,764 penduduk laki-laki dan 253,395 penduduk perempuan. 43

Untuk jumlah penduduk paling sedikit berada di kecamatan makasar yaitu 195,678 jiwa yang terdiri dari 98,158 penduduk laki-laki dan 97,520 penduduk perempuan. D. Kondisi Sosial Jakarta Timur sebagai bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Jakarta yang juga menjadi ibukota negara Indonesia dituntut untuk terus menerus untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan dinamika pembagunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Timur dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, kependudukan, dan sarana kota yang memadai. Adat istiadat merupakan campuran perpaduan etnis dan suku bangsa antara lain cina, arab, portugis, belanda, dan lain-lain maka dari itu terbentuk asimilasi penduduk antara lain yaitu logat melayu betawi, kesenian topeng betawi, gambang kromo, tanjidor, rebana, dan arsitektur perumahan dan lainnya. Mata pencaharian orang betawi dapat dibedakan antara lain yang berdiam ditengah kota dan yang tinggal dipinggiran, didaerah pinggiran sebagian adalah petani buah-buahan, petani sewa, dan pemelihara ikan. Namun makin lama areal pertanian mereka makin menyempit karena makin banyak yang dijual untuk area pembagunan perumahan, industry, dan lainlain. akhirnya para petani inipun mulai berahli bekerja sebagai buruh dan lain-lain. 44

E. Kondisi Agama Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang mempercayai adanya dan keesaan tuhan. Agama yang diakui di Indonesia secara umum terbagi menjadi enam macam agama, terdiri dari Islam, Kristen protestan, Kristen Katholik, Hindu, Budha dan konghucu. Di kota Jakarta Timur sendiri pemeluk agama dari keenam aliran tersebut mayoritas didominasi oleh pemeluk agama islam, seperti yang ditunjukkan pada table berikut ini. Tebel 3.1 Jumlah penduduk berdasarkans Agama yang dianut di DKI Jakarta, 2013 Agama Penduduk tahun 2013 (jiwa) Islam 2.508.425 Kristen Protestan 226,380 Kristen Katolik 76,863 Hindu 5207 Budha 15410 Konghuchu 148 Jumlah 2832433 Sumber :http//www.data.go.id/dkiagamakelurahan2013 diakses 20 Oktober 2016 45

F. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sector yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil survey hasil Sosial Ekonomi Nasional (Sesenas) tahun 2013, secara umum rat-rata pendidikan penduduk Jakarta Timur sudah sampai tingkat SMA, hal ini dapat terlihat dari penduduk usia 10 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dimana yang terbesar adalah lulusan SMA yaitu 41, 3 persen, kemudia lulusan SMP sebesar 19,8 persen, lulusan SD sebanyak 15,4 persen, lulusan universitas sebanyak 14,9 persen, sedangkan yang tidak tamat SD mempunyai presentase yang paling kecil yaitu 8,6 persen. Tabel 4.1 Angka Partisipasi Sekolah di Jakarta Timur (persen), 2012-2013 Kelompok Umur 2012 2013 Sekolah (1) (2) (3) 7-12 99,10 98,44 13-15 95,39 98,49 16-18 63,90 68,54 19-24 16,03 21,13 Sumber: Susenas 2013 Jika dilihat dari angka partisipasi sekolah, angka partisipasi sekolah dari usia 13-15 tahun merupakan yang paling tinggi yaitu mencapai 94,49 persen, angka partisipasi sekolah 7-12 tahun, sebesar 98,44 persen, angka partisipasi sekolah usian 16-18 sebesar 68,54 persen, dan angka partisipasi 46

sekolah usia 19-24 tahun merupakan angka yang paling rendah yaitu sebesar 12,13 persen. Salah satu keberhasilah program pendidikan ditunjukan dengan rendahnya tingkat buta huruf penduduk, peresentase penduduk yang dapat membaca dan menulis mencapai 99,40 persen, sedangkan, yang tidak dapat membaca dan menulis hanya sekitar 0,60 persen. G. Kondisi Perekonomian Perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 345,64 triliun rupiah, sementara menurut harga konstan mencapai 249,27 triliun rupiah. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Jakarta Timur selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 selalu mengalami pertumbuhan positif. Untuk tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di Jakarta Timur sebesar 5,41 persen, atau melambat jika dibandingkan tahun 2014 yang tumbuh sebesar 6,15 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan yakni 15,68 persen, kemudian disusul oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 11,42 persen dan lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 9,86 persen. Struktur perekonomian Jakarta Timur tahun 2015 didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu industri pengolahan sebesar 30,36 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,96 persen, dan konstruksi sebesar 12,09 persen. PDRB per kapita atas 47

dasar harga berlaku menggambarkan besarnya rata-rata nilai tambah bruto yang dihasilkan per penduduk Jakarta Timur secara nominal. Tahun 2015, PDRB per kapita Jakarta Timur atas dasar harga berlaku sebesar 121,54 juta rupiah. Grafik 1. Struktur PDRB Jakarta Timur Menurut Lima Lapangan Usaha Terbesar, 2015 Sumber : Berita Resmi Statistik No.01/10/3172/Th. VIII, 7 Oktober 2016 Pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,68 persen. Peningkatan dan laju pertumbuhan yang tinggi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sub lapangan usaha angkutan udara. Pembukaan bandara Halim Perdana Kusuma sebagai bandara komersial mendorong terjadinya peningkatan nilai tambah yang sangat tinggi pada sektor ini. Pertumbuhan tertinggi kedua dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang tumbuh sebesar 11,42 48

persen. Setelah itu diikuti oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,86 persen. Sementara itu tiga lapangan usaha utama di Jakarta Timur yaitu lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 4,30 persen, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh sebesar 3,16 persen, dan lapangan usaha konstruksi tumbuh sebesar 3,98 persen. H. Kondisi Politik dan Pemerintahan Kota Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan yaitu, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Makasar, Kramatjati, Jatinegara, Duren Sawit, Cakung, Pulogadung dan Matraman, yang ada terbagi atas 10 kelurahan. Berdasarkan klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun wilayahnya tercatat seluruh kelurahan masuk kedalam kategori kelurahan SwaSembada. Artinya seluruh kelurahan yang ada Telah mampu menyelenggarakan pemerintahannya dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, aparatur pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat mempunyai peran yang penting menyelenggarakan berbagai tugas baik itu tugas-tugas umum pemerintahan, tugas pembangunan maupun dalam tugas dalam pelayanan kepada masyarakat (publik). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Jakarta Timur Tercatat 18,052 Pegawai Negeri Sipil yang berada dibawah Pemerintahan Kota Jakarta Timur. Pemerintah Kota Jakarta Timur selalu berusaha meningkatkan kemampuan aparaturnya baik melalui pendidikan 49

formal maupun informal. Berikut akan ditampilkan komposisi PNS yang ada di Kota Jakarta Timur dilihat dari kelompok usia. Tebel 5.1 Jumlah PNS Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Jakarta Timur 2014 Jumlah PNS di Jakarta Timur (Jiwa) Kelompok umur Lakilaki PNS Perempuan Jumlah 2014 2014 2014 <26 58 66 124 26 30 218 252 470 31 35 247 365 612 36 40 307 659 966 41 45 678 1300 1978 46 50 1687 2430 4117 51 55 2652 4177 6829 56 60 1082 1874 2956 Jumlah 6929 11123 18052 Sumber: Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Tahun 2014 Komposisi PNS untuk kelompok umur 56-60 tahun di Kota Jakarta Timur terbilang banyak sesuai dengan jenis kelamin. hal ini dikarenakan secara administratif, Jakarta Timur merupakan daerah yang mempunyai tingkat penduduk yang setiap tahunnya meningkat ditambah dengan adanya urbanisasi yang terjadi maka jumlah PNS dengan kelompok usia tersebut juga makin meningkat. 50

I. Profil Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Dinas Perumahan dan Gedung Pemda (DPGP) Provinsi DKI Jakarta merupakan gabungan dua (2) instansi antara Dinas Perumahan dengan Kantor Tata Bangunan Gedung (KTBG) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 139 Tahun 2009 tanggal 24 Agustus 2009. Secara historis, pada awalnya Kantor Urusan Perumahan menjadi cikal bakal pembentukan Dinas Perumahan. Pada tahun 1982 kedudukan Dinas Perumahan diakui sebagai salah satu unsur pelaksana daerah di bidang perumahan serta urusan lain sesuai dengan Peraturan Daerah No 10 tahun 1982. Berkaitan dengan kondisi wilayah di DKI Jakarta yang masih ditemui banyak area-area yang ditempati oleh warga pendatang di lahan yang bukan miliknya seperti bantaran kali, pinggir rel Kereta Api maupun di bawah Jaringan Listrik Tegangan Tinggi. Hal ini yang menimbulkan daerah-daerah kumuh baru. Sejak lama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memilki instansi yang menangani daerah kumuh yang sudah dimulai sejak tahun 1963. Program ini dikenal dulunya dengan Kampoong Improvement Program (Program Perbaikan Kampung) atau Proyek Muhamad Husni Thamrin (MHT) yang ditangani oleh Badan Pelaksana Pembangunan Proyek Muhamad Husni Thamrin (Bappem MHT). Dikarenakan fungsi dari badan ini memiliki kesamaan dengan Dinas Perumahan maka dileburlah dua instansi ini berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1147 Tahun 1993. 51

Sehingga tugas dan tanggung jawab Dinas Perumahan menjadi semakin luas dalam melaksanakan penanganan pembangunan perumahan dan permukiman di wilayah DKI Jakarta. Saat ini DPGP adalah salah satu unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Perumahan, Permukiman dan Gedung Pemerintah Daerah. DPGP mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Perumahan, Permukiman dan Pembinaan Teknis Gedung Pemda. Adapun Visi dan Misi DPGP adalah Visi Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bagunan Gedung yang legal dan berwawasan lingkungan. Misi 1. Menyelenggarakan perencanaan teknis perumahan, pemukiman, dan Gedung Pemda dan lingkungan perumahan yang akurat dan realistis. 2. Menyelenggarakan pembagunan perumahan dan pemukiman, perawatan rumah susun dan pengadaan lahan yang layak, aman, terjangkau dan berwawasan lingkungan 3. Menyelenggarakan pembinaan teknis dalam perangcangan arsitektur, perancangan konstruksi dan anggaran serta perancangan mekanikal dan elekrikal dalam mewujudkan pembagunan gedung pemda yang aman, handal, dan berwawasan lingkungan 52

4. Menyelenggarakan pembinaan teknis perawatan pembangunan gedung pemerintah daerah efektif dan efisien sesuai ketentuan 5. Menyelenggarakan perizinan dan pembinaan penghunu, penerbitan dan penyelesaian sengketa serta penyeluhan dan peran serta masyarakat 6. Menyelenggarakan Pengelolaan rumah susun yang efektif dan efisien 7. Menyelenggarakan perencanaan penataan lingkungan perumahan dan pemukiman, melaksanakan dan mengawasi, mengendalikan pembagunan perumahan dan pelayann atas penghunian perumahan, melaksanakan, perencanaan, pengawasan, bimbingan teknis pengawasan pembagunan/perawatan bagunan gedung pemerintah daerah di wilayah kota Administrasu dan Kabupaten Administrasi 8. Menyelenggarakan Tugas Adminstrasi yang efektif dan efisien Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di sektor perumahan dan bangunan gedung yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Sebagai sebuah SKPD yang memiliki tugas pokok yang sangat strategis dalam rangka menyelenggarakan perumahan, pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemerintah daerah, maka sudah sepatutnya SKPD ini dikelola dengan sangat baik karena kontribusinya sangat signifikan dalam rangka pencapaian visi Provinsi DKI Jakarta. 53

Berdasarkan tugas pokok yang diamatkan dan operasionalisasi dari visi Dinas Perumahan dan Gedung Pemda maka dirumuskan serangkaian langkah-langkah yang sistematis dan komprehensif dengan mempertimbangkan bidang dan unit pelaksana kegiatan. Oleh karena itu misi pertama hingga kedelapan menggambarkan perwujudan pelaksanaan bidang masing-masing dalam dalam menyelenggarakan perumahan, pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemda sehingga tujuan pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD DKI Jakarta Tahun 2013-2017 dapat tercapai. Namun keberhasilan yang ingin dicapai sebagaimana disebutkan di atas tidaklah mudah diraih tanpa disertai dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan menjalin sinergi dengan dunia usaha dan masyarakat. Apabila kedepalan misi tersebut berjalan dengan baik, maka akan sangat menunjang keberhasilan pencapaian visi : Terwujudnya Perumahan, Pemukiman dan Bangunan Gedung yang Andal, legal dan berwawasan lingkungan untuk menuju Jakarta Baru Kedudukan A. DPGP merupakan peleksana otonomi daerah di bidang perumahan, pemukiman dan gedung Pemerintah Daerah B. DPGP dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 54

C. DPGP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten pembagunan dan Lingkungan Hidup Tupoksi A. DPGP mempunyai tugas menyelenggarakan perumahan, permukiman dan pembinaan teknis gedung Pemerintah Daerah. B. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), DPGP menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran DPGP; 2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran DPGP; 3) Penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis perencanaan. pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan, pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 4) Perencanaan, pembangunan, penataan, pengelolaan, pemeliharaan, perawatan, pemantauan dan evaluasi perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 5) Pelaksanaan penilaian dan bimbingan teknis pengelolaan perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 6) Fasilitasi dan penyelesaian sengketa penghunian perumahan; 7) Penanganan perumahan fakir miskin sesuai dengan lingkup tugasnya; 55

8) Perencanaan, pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan gedung Pemerintah Daerah; 9) Pelaksanaan pembangunan dan perawatan/rehab total bangunan gedung Pemerintah Daerah; 10) Pengawasan perencanaan, pembangunan, perawatan rehab total dan pemeliharaan gedung Pemerintah Daerah, perumahan dan permukiman; 11) Pembinaan, pengendalian dan pengawasan usaha pembangunan dan pengelolaan perumahan dan permukiman; 12) Pengawasan dan Value Engineering (VE) terhadap bangunan gedung Pemerintah Daerah, termasuk fasilitas sosial dan fasilitas umum serta sarana penunjang lainnya; 13) Pembinaan terhadap mitra jasa konstruksi; 14) Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi perumahan; 15) Pemberian dukungan dan bimbingan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah di bidang perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 16) Penegakan peraturan perundang-undangan daerah di bidang perumahan, permukiman dan gedung Pemerintah Daerah; 17) Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana di bidang perumahan dan gedung Pemerintah Daerah; 56

18) Pengawasan dan pengendalian izin di bidang perumahan dan gedung Pemerintah Daerah; 19) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang DPGP; 20) Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan DPGP; 21) Pengelolaan kearsipan, data dan informasi DPGP; 22) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi DPGP. 57

Susunan Organisasi Sumber : Dinas Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta 58

J. Profil Dinas Tata Air DKI Jakarta Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang tata air. Dinas Tata Air dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Tata Air dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengelolaan, pembangunan, pemeliharaan, perawatan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, penelitian, pengembangan dan pengamanan sumber daya air. Sejarah dan Perkembangan Dinas Tata Air Provinsi DKI Jakarta Dinas Tata Air sebelumnya bernama Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953 tentang pelaksanaan penyerahan sebagian dari urusan Pemerintah Pusat mengenai pekerjaan umum kepada provinsi-provinsi dan penegasan mengenai pekerjaan umum dan daerah otonom, kabupaten, kota besar, dan kecil yang diserahkan kepada daerah meliputi : 1. Jalan jalan umum beserta bangunan-bangunan turutannya 2. Lapangan lapangan dan taman taman 3. Pembuluh pembuluh pembilas, got got dann riol roil 4. Penerangan jalan Tempat perkuburan umum 1. Pasar pasar dan los pasar 2. Sumur sumur bor 3. Pesanggrahan pesanggrahan 4. Pencegahan bahaya kebakaran 59

5. Bangunan bangunan umum 6. Gedung gedung negara Sampai dengan tahun 1966, semua jenis kegiatan tersebut diatas masih dilaksanakan oleh unit pekerjaan umum, kemudian sesuai dengan berkembangannya volume kegiatan dan pembangunan maka kegiatan yang bersifat ke-pu-an seperti diuraikan dalam PP No. 18 tahun 1953, satu persatu mulai ditangani oleh unit-unit tersendiri. TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA AIR DKI JAKARTA Melaksanakan Perencanaan, Pengelolaan, Pembangunan, Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian, Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air. Untuk Menyelenggarakan Tugas Sebagaimana dimaksud, Dinas Tata Air Mempunyai fungsi: 1. Penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Tata Air; 2. Pelaksanaan Rencana Strategis dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Tata Air; 3. Penyusunan Kebijakan, Pedoman dan Standar Teknis Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian, Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air 60

Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 4. Perencanaan, Pembangunan, Pengelolaan, Pemeliharaan, Perawatan, Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi, Penelitian, Pengembangan dan Pengamanan Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 5. Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Fungsional di Bidang Tata Air; 6. Pelaksanaan Konservasi Sumber Daya Air; 7. Perencanaan, Pembangunan, Pemeliharaan, Perawatan, Penggunaan, Pemanfaatan, Pengawasan, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi Jaringan Utilitas Air Bersih; 8. Penyediaan, Penatausahaan, Penggunaan, Permeliharaan dan Perawatan Prasarana dan Sarana di Bidang Tata Air; 9. Pengawasan dan Pengendalian Izin di Bidang Tata Air; 10. Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah di Bidang Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 11. Pemberian Dukungan Teknis Kepada Masyarakat dan Perangkat Daerah untuk Bidang Sumber Daya Air Hujan, Air Permukaan/Air Baku, Air Bawah Tanah, Air Laut dan Air Limbah/Air Kotor; 61

12. Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan dan Barang Dinas Tata Air; 13. Pengelolaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan Dinas Tata Air; 14. Pengelolaan Kearsipan, Data dan Informasi Dinas Tata Air; 15. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Tata Air. 62

Sumber : Dinas Tata Air DKI Jakarta 63