PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa


KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PEMANFAATAN APLIKASI BERBASIS ANDROID DALAM PENINGKATAN MUTU HASIL PEMBELAJARAN (Studi Kasus Pada Mata Kuliah Struktur Beton Bertulang)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

KAJIAN MENGENAI STANDAR DEVIASI HASIL UJI TEKAN BETON

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

Daftar Pustaka D.P-1 DAFTAR PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT ALAM TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

STUDI PENGARUH SERAT POLYPROPYLENE (PP) TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

PENGGUNAAN DEBU GRANIT SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

PENGARUH NILAI KUAT TEKAN BETON EPS DENGAN PENGGUNAAN FIBERGLASS DAN PERAWATAN CURING DAN NON CURING

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Panjang Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat Mekanik Beton

PENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI FILLER UNTUK KUAT TEKAN BETON

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

KAJIAN MANFAAT TAILING UNTUK BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

PENGARUH DOSIS DAN ASPEK RASIO SERAT BAJA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON NORMAL DAN BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Kajian Eksperimen Kuat Tekan Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

III. METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

The Influence of Steel Fiber Amount And L/D ratio to Mechanical Properties of Concrete

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

STUDI PERANCANGAN SELF-COMPACTING CONCRETE

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON Agustinus Agus Setiawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pembangunan Jaya, Tangerang Selatan, Banten Alamat Korespondensi : Jl. Cendrawasih Raya Blok B7/P Bintaro Jaya, Sawah Baru, Ciputat Tangerang Selatan 15413 E-mail: agustinus@upj.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat mekanik dari beton yang memiliki bahan tambahan berupa serat limbah spanduk plastik. Sifat mekanik yang akan diuji adalah kuat tekan dari beton dan nilai slump nya. Sebagai bahan uji dibuat sampel silinder beton berdiameter 150 mm dengan tinggi 300 mm. Setiap campuran beton diberikan bahan tambahan serat limbah spanduk plastik sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya persentase serat akan menurunkan nilai slump. Sedangkan penambahan 0,5% serat limbah spanduk plastik akan meningkatkan kuat tekan beton sebesar 4,95% dibandingkan beton tanpa penambahan serat. Kata kunci: beton, kuat tekan, serat limbah plastik, kuat tekan 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan sektor ekonomi di negara Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini dapat dikatakan mengalami peningkatan. Tumbuhnya sektor perekonomian Indonesia ini, secara tidak langsung ikut meningkatkan pertumbuhan dalam sektor periklanan. Media periklanan dalam bentuk spanduk juga mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, apabila sebelumnya spanduk periklanan masih banyak menggunakan bahan dasar kain serta cat, maka pada beberapa tahun belakangan media spanduk bergeser ke penggunaan plastik yang dikenal sebagai flex banner yang menggunakan metode digital printing. Media cetak berupa flex banner berasal dari bahan dasar polyvinyl chlorida (PVC) yang sesungguhnya merupakan turunan dari material plastik. Bahan flex banner ini memiliki beberapa keunggulan dibanding media kain. Bahan flex banner ini cukup kuat untuk digunakan dalam jangka waktu lama, selain itu dengan menggunakan teknologi digital printing desain spanduk dapat dibuat lebih bervariasi. Namun demikian apabila masa ijin pemasangan spanduk telah selesai, maka spanduk-spanduk tadi akan menumpuk menjadi sampah. Dan spanduk flex banner akan berubah menjadi limbah yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan. Hal ini disebabkan karena bahan dasar flex banner adalah plastik yang tidak mudah dihancurkan dalam jangka waktu lama, yang akhirnya akan menjadi limbah bila tidak diolah dengan tepat (Gambar 1). Gambar 1. Spanduk Berbahan Flex Banner Yang Sudah Tidak Terpakai Beton bertulang adalah merupakan material konstruksi yang paling sering digunakan dalam suatu proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, gedung dan sebagainya. Sebagai material konstruksi beton normal pada umumnya merupakan material komposit yang terdiri dari 182 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

semen, agregat halus berupa pasir, agregat kasar berupa kerikil dan air yang digunakan untuk bahan pereaksi semen. Selain memiliki keunggulan berupa kuat tekan yang tinggi, beton juga memiliki beberapa kelemahan di antaranya adalah dalam hal kuat tarik. Kuat tarik beton cukup kecil, sehingga terkadang perlu ditambahkan bahan lain ke dalam campuran beton guna memperbaiki sifat kuat tariknya tersebut. Bahan tambah yang sering digunakan antara lain adalah bahan berupa serat/fiber. Serat-serat yang dapat digunakan dalam bahan pencampur beton antara lain adalah serat bambu, serat baja, plastik dan sebagainya. Penelitian ini hendak mengkaji kemungkinan pemanfaatan limbah bekas spanduk yang berbahan dasar flex banner sebagai serat pada bahan campuran pada pembuatan beton struktural khususnya ditinjau dari pengaruhnya terhadap sifat mekanik beton. Secara khusus penelitian ini secara khusus memiliki tujuan untuk menentukan pengaruh penambahan serat limbah spanduk flex banner terhadap kuat tekan suatu campuran beton. 2. METODE PENELITIAN Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang dipakai adalah Semen Gresik Tipe I 2. Agregat halus/pasir yang berasal dari pasir Galunggung 3. Agregat kasar/kerikil yang berasal dari daerah Sudamanik 4. Air yang digunakan berasal dari air sumber PDAM 5. Serat limbah spanduk flex banner, yang berasal dari lembaran spanduk flex banner bekas yang tidak terpakai dan dipotong-potong dalam ukuran kecil dengan panjang 40 mm dan lebar 0,5 mm, sehingga memiliki rasio l/d = 80. Gambar 2. Serat limbah spanduk flex banner dengan l/d = 80 Tabel 1. Sifat Mekanik Agregat Halus, Agregat Kasar dan Serat Besaran Mekanis Agregat Halus Agregat Kasar Serat Berat Jenis 2,38 2,59 800 kg/m 3 Berat Isi 1,44 1,46 Kadar Lumpur 1,45 0,65 Daya Serap Air 8,92 2,80 Modulus Kehalusan 2,85 7,78 Selain pengujian sifat mekanik material, dilakukan juga uji gradasi agregat halus dan agregat kasar seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Perancangan Campuran Beton Berdasarkan data sifat sifat material yang telah diperoleh dalam Tabel 1, maka dibuatlah perancangan campuran beton dengan menggunakan acuan SNI 03-2834-2000, mengenai Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Target kuat tekan beton yang disyaratkan (f' c) pada umur 28 hari diambil sebesar f' c = 20 MPa. Tabel 2 menunjukkan komposisi campuran beton yang akan digunakan dalam pembuatan benda uji. Ada 5 jenis komposisi campuran yang akan dibuat, yaitu WPF0 untuk campuran beton tanpa serat, WPFA untuk campuran dengan 0,25% serat, WPFB Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 183

untuk campuran dengan 0,5% serat, WPFC campuran dengan 1% serat, dan WPFD campuran dengan 2% serat. Kode Campuran Gambar 3. Hasil Uji Gradasi Agregat Halus dan Agregat Kasar WPF0 0 Tabel 2. Komposi Campuran Beton % fiber Air Semen Ag. Kasar Ag. Halus Serat (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) WPFA 0,25 2 WPFB 0,5 170,92 432,7 814,62 836,75 4 WPFC 1,0 8 WPFD 2,0 16 0 Benda Uji Untuk mendapatkan kuat tekan beton dari masing-masing campuran yang telah direncanakan, maka dibuatlah benda uji berupa silinder beton yang berdiameter 100 mm dengan tinggi 200 mm. Setelah dicetak, maka dilakukan proses perawatan benda uji dengan cara merendamnya dalam bak perendaman hingga satu hari sebelum pengujian kuat tekan dilakukan. Gambar 4. Proses Pencetakan Benda Uji dan Perawatan Benda Uji Metode Pengujian Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan dengan mengacu pada ASTM C39 / C39M - 09a Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens. Beton diuji tekan dengan menggunakan alat uji tekan (compression machine), pada sampel yang telah berumur 7, 14 serta 28 hari. Penekanan dilakukan dengan kecepatan konstan, hingga benda uji hancur. Nilai kuat tekan beton diuji pada saat benda uji berumur 7, 14, dan 28 hari, dengan menggunakan persamaan : f / P c = (1) A 184 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

Dengan : f / c P A adalah kuat tekan beton (MPa) adalah beban hancur benda uji (N) adalah luas penampang benda uji (mm2) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Slump Uji slump dilakukan untuk menjaga tingkat kelecakan adukan beton segar, sehingga beton dapat dicetak dan dipadatkan dengan baik. Semakin tinggi nilai slump mengindikasikan bahwa campuran memiliki tingkat kemudahan pengerjaan (workability) yang baik. Nilai slump rencana dalam campuran beton yang dibuat adalah 10 + 2 cm. Tabel 3 menunjukkan hasil uji nilai slump dari tiap campuran. Tabel 3. Hasil Uji Slump Campuran Beton Sample Code % fiber Slump (mm) 120 100 80 60 40 20 WPF0 0 110 WPFA 0,25 85 WPFB 0,5 70 WPFC 1,0 65 WPFD 2,0 60 0 WPF0 WPFA WPFB WPFC WPFD Slump (mm) 110 85 70 65 60 Gambar 5. Hasil Pengujian Nilai Slump Dari grafik hasil uji slump pada Gambar 5, terlihat bahwa nilai slump cenderung menurun seiring dengan bertambahnya persentase serat limbah spanduk plastik. Nilai slump terendak didapat oleh campuran WPFD yang memiliki persentase serat sebesar 2%, nilai slump yang didapat sebesar 60 mm. Pada campuran WPFA yang memiliki kandungan serat sebesar 0,25%, nilai slump yang dihasilkan adalah 85 mm, yang berarti masih dalam batas nilai slump rencana (10 + 2 cm). Penambahan serat ke dalam campuran beton di atas 2% tidak disarankan, karena akan menurunkan nilai slump campuran. Hasil Uji Kuat Tekan Tabel 4 menunjukkan hasil uji kuat tekan beton yang dilakukan untuk benda uji yang telah berumur 7, 14 serta 28 hari. Sedangkan grafik pertumbuhan kuat tekan beton diperlihatkan dalam Gambar 6. Dari gambar tersebut terlihat bahwa pertumbuhan nilai kuat tekan beton dengan tambahan serat limbah flex banner menyerupai pertumbuhan kekuatan tekan beton normal. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada usia 7 hari kuat tekannya rata-rata telah mencapai 75%, sedangkan pada umur 14 hari kuat tekannya rata-rata telah mencapai 90% serta mencapai kekuatan tekan maksimal 100% pada umur 28 hari. Mengacu pada PBI 71 Peraturan Beton Bertulang Indonesia dijelaskan bahwa kuat tekan beton normal pada umur 7 hari sudah mencapai sebesar 65% dari kuat tekan pada umur 28 hari. Sedangkan pada umur 14 hari kuat tekan beton sudah mencapai 88% dari kuat tekan umur 28 hari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan kuat tekan beton dengan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 185

penambahan serat limbah spanduk plastik tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu jauh dengan campuran beton normal. Tabel 4. Hasil Uji Kuat Tekan Beton Pada Umur 7, 14 dan 28 Hari Kode Kuat Tekan Rerata (MPa) Campuran 7 hari 14 hari 28 hari WPF0 31,03 31,04 33,88 WPFA 24,86 29,46 28,28 WPFB 23,14 29,94 33,56 WPFC 23,68 32,58 35,56 WPFD 23,11 23,94 31,04 Gambar 6. Laju Pertumbuhan Kuat Tekan Beton Pada Umur 7, 14 dan 28 hari Gambar 7 menunjukkan perbandingan nilai kuat tekan beton pada umur 28 hari yang diperoleh dari masing-masing campuran. Terlihat dalam gambar tersebut bahwa kuat tekan beton tertinggi dicapai oleh WPF C, yang memiliki 1% volume serat. Kuat tekan WPF C mencapai 35,56 MPa, meningkat sekitar 4,95% dari campuran normal WPF0. Pada campuran dengan 0,25% serat yaitu WPF A terlihat adanya penurunan kekuatan tekan hampir 16,5%, nilai kuat tekan WPFA ini merupakan kuat tekan terkecil dibandingkan dengan campuran yang lain. 4. KESIMPULAN Gambar 7. Perbandingan Nilai Kuat Tekan Umur 28 Hari Dari Berbagai Campuran Berdasarkan hasil pengujian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 186 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk

1. Nilai slump beton akan berkurang seiring naiknya persentase serat limbah spanduk flex banner dalam campuran, namun penambahan serat sebanyak 0,25% masih memberikan nilai slump yang sesuai dengan nilai slump rencana. 2. Kekuatan tekan beton tertinggi dicapai oleh campuran WPF C yang memiliki kandungan serat limbah spanduk flex banner sebesar 1%, kuat tekan beton pada 28 hari lebih tinggi sebesar 4,95% dari pada campuran normal. Acknowledgement Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Kopertis IV atas dukungan berupa Hibah Penelitian Produk Terapan berdasarkan Surat Kontrak Penelitian Nomor 1598/K4/KM/2017. DAFTAR PUSTAKA Buku : [1] ACI 318M-11. 2011. Building Code Requirements for Structural Concrete. American Concrete Institute [2] ASCE. 2010. Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures, ASCE 7-10. American Society of Civil Engineers. [3] Balaguru, P.N., Shah, S.P. 1992. Fiber Reinforced-Cement Composites. Mc Graw Hill. [4] Cormac, Mc., Brown, R.H. 2008. Design of Reinforced Concrete. 8th ed. Wiley. [5] Hassoun, M.N., Al-Manaseer, A. 2005. Structural Concrete Theory and Design. 3 rd ed. John Wiley&Sons. Prentice Hall [6] Standar Nasional Indonesia. 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. SNI 03-2834-2000. Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. [7] Standar Nasional Indonesia. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. SNI 2847:2013. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta [8] Hassan, H.F. 2015. Experimental Study of Fibrous High Strength Self-Compacting Concrete One Way Slabs. Journal of Engineering and Development. 19(1) : 50-67 [9] Rao, M.V, Murthy, N.R, and Kumar, V.S. 2011. Behaviour of Polypropylene Fibre Reinforced Fly Ash Concrete Deep Beams in Flexure and Shear. Asian Journal of Civil Engineering. 12(2) :143-154 [10] Nili, M., Afroughsabet, V. (2012). The Long-term Compressive Strength and Durability Properties of Silica Fume Fibre-Reinforced Concrete. Materials Science and Engineering Journal A.531 : 107-111. [11] Pawar, A.S., Dabhekar, K.R. (2014). Feasibility Study of Concrete Based Pavement by Using Fibers & Cementing Waste Materials. International Journal of Research in Engineering and Technology. 3(5) : 76 78 [12] Setiawan, A., Hidayat, I. (2013). Experimental Study on Epoxy Polystyrene as a Partial Substitution of Fine Aggregate of Concrete Mixture. Asian Journal of Civil Engineering (BHRC). 14(6) : 849-858. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO 2017 187